Di sebuah ruangan kamar yang menjadi saksi dua gadis sedang melakukan perdebatan sengit. Saat Chelsea mengutarakan rencananya.
“Apa! Aku! Kau gila ya!” umpat Nara si gadis kaca mata, saat Chelsea mengungkapkan keinginannya. Bak tersambar petir ia mendengar keinginan tak masuk akal sahabatnya.
“Iya, Ra. Kamu! Jadilah pengganti Zeline. Menikahlah dengan kakakku,” pinta Chelsea memegang tangan Nara penuh harap.
“Menikah dengan kakakmu!” Suara Nara meninggi seakan tak percaya.
“Please, Ra. Nama baik keluargaku di pertaruhkan. Jika pernikahan ini batalkan, semua media akan meliput berita memalukan ini, kakakku juga akan masuk dalam lambe ghiba,” jelas Chelsea akan dampak jika pernikahan ini tidak jadi di gelar dalam keluarganya.
Nara memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa berat. Tubuhnya oleng jatuh terduduk di sofa.
Menikah ... kata itu belum pernah terlintas di pikiran Nara, prioritas hidupnya hanya bekerja, bekerja dan bekerja, untuk kebahagiaan adik dan ibunya. Bagaimana kehidupan adik dan ibunya jika dia menikah?
“Ra, tolong keluargaku. Nama baik keluargaku ada di tanganmu,” pinta Chelsea lagi membuat lamunan Nara buyar.
Nara menarik napas berat. Menatap Chelsea yang berdiri di hadapannya memasang raut iba.
“Menikah Sea! Aku belum siap menikah!” tekan Nara.
“Please Ra. Media meliput pernikahan ini.” Mohon Chelsea.
“Sea, kau tahu aku ini tulang punggung keluarga. Hidupku banyak tanggungan. Aku harus menghidupi ibu dan adikku, aku bahkan belum membahagiakan mereka. Jika aku menikah bagaimana dengan mereka? Aku harus bekerja keras untuk mereka!” terang Nara.
"Kau tetap bisa bekerja setelah menikah. Yang penting hari tolong selamatkan keluargaku dari malu.”
Nara mengusap wajah yang di hiasi kaca mata, sungguh frustrasi. Chelsea tidak menyerah untuk memintanya menikah.
“Bagaimana aku bisa menolongmu dengan menikahi kakakmu. Kau tahu kan cicilan motorku baru kebayar lima kali, hutang gadai sertifikat rumah kami di bank masih ada 3 tahun lagi dan tahun ini juga Alana akan masuk kuliah, belum lagi kreditan panci dan tupperware ibuku,” oceh Nara panjang lebar menjabarkan beban hidupnya.
“Dan satu lagi. Aku belum membahagiakan ibuku! Ibuku belum naik haji!” teriak Nara semakin putus asa akan keinginan Chelsea.
Chelsea mendesah kasar, merotasi manik matanya mendengar tanggungan hidup sahabatnya. Oh sungguh sangat berat.
“Itu semua terbayar jika kamu menikah dengan kakakku,” sambar Chelsea.
Nara seketika bangkit dari duduk, menatap tajam sahabatnya.
“Sea! Kau ingin membeliku,” kata Nara terdengar kecewa dengan ucapan sahabatnya. “Apa kau juga akan memandang rendah diriku! Aku pikir kau berbeda, Ternyata kau sama saja seperti orang kaya lain!” tuding Nara.
“Bu ... bukan begitu,” jawab Chelsea gelagapan, Nara telah tersinggung dengan ucapannya. Namun inilah yang Chelsea kagumi dari Nara gadis yang berjuang untuk keluarganya sendiri. Tak pernah bergantung pada orang lain. Nara tidak berpikir jika dia menikah dengan Milan Kalingga maka semua beban hidupnya akan sirna dalam sekejap mata.
Chelsea menggenggam tangan Nara, matanya mulai berkaca-kaca melihat raut wajah Nara.
“Maafkan aku! Aku tidak bermaksud seperti itu. Kau adalah orang yang tulus! Kau berteman denganku tanpa memandang siapa diriku. Aku yakin padamu. Maafkan aku,” kata Chelsea dengan nada terendah.
Nara terdiam sejenak lalu mengangguk memaklumi. Jika Chelsea sedang kalut lagi pula baru kali ini sahabatnya bicara seperti itu padanya.
“Demi persahabatan kita, Ra. Menikahlah dengan kak Milan.” Chelsea terus memohon kali ini dengan linangan air mata membuat Nara menjadi iba.
“Sea.”
Air mata yang membasahi wajah cantik Chelsea membuat hati terenyuh, baru kali ini dia melihat sahabatnya ini menangis.
Tatapan Nara kosong memikirkan sesuatu
Milan Kalingga ... pemuda tampan, penuh kharisma, cuek, angkuh dan selalu menatapnya sinis, bahkan hanya memanggilnya si culun, itulah bayangan Nara pada sosok Milan kakak Chelsea. Sejak dulu Milan tidak pernah suka jika Chelsea bergaul dengan Nara. Bagi Milan Nara hanya gadis aneh, norak. Dan sekarang bagaimana jika Milan Kalingga menikah dengan gadis yang dia anggap aneh dan berpenampilan culun, sungguh Milan akan gila jika menikah dengannya.
“Nara!”
Nara tersentak dari lamunan saat Chelsea memanggil namanya. Sahabatnya masih menatapnya dengan sorot mata memohon.
“Kau tahu bagaimana kakakmu! Dia selalu sinis padaku. Dia bisa gila jika menikah denganku. Ya aku yakin itu," ucap Nara dengan penuh keyakinan.
“Itu akan kita pikirkan nanti! Acara sudah akan di mulai. Tolong Ra. Hanya status, setelah pernikahan ini. Terserah apa-pun yang ingin kau lakukan nanti,” jelas Chelsea.
Hanya status? Gumam Nara berpikir keras. Berarti hanya menikah lalu semua selesai. Hanya hari ini.
Keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing hanya isakan terdengar. Nara masih menimbang desakan Chelsea. Apa dia memang harus menolong sahabatnya? Menikah dengan pemuda dingin itu. Dan bagaimana dengan keluarganya?
Melihat Chelsea yang putus asa. Ah sial sungguh dia tak tega, bertahun-tahun mereka bersahabat Chelsea adalah gadis tangguh, memiliki kepercayaan tinggi tidak pernah terlihat semenyedihkan ini.
“Ra, please. Hanya untuk hari ini.” Chelsea menunggu keputusan Nara.
Setelah berpikir keras, Nara menarik napas panjang akan mengambil sebuah keputusan berat.
“Baiklah. Demi persahabatan kita aku akan menikah dengan kakakmu,” ucap Nara dengan tidak bersemangat akan keputusannya.
Ah, dia sudah mengambil keputusan gila yang mempertaruhkan masa depannya.
Senyum terbit dari wajah Chelsea saat Nara mengiyakan menikah dengan kakaknya.
“Ingat hanya hari ini. dan hanya status, tidak ada yang berubah. Dan aku tidak mau kau memberiku apa-pun. Aku tulus membantumu karena kau adalah sahabatku,” terang gadis si kaca mata ini.
“Hanya status Ra, setidaknya kakakku ngak masuk lambe ghiba.” Chelsea beralih memeluk tubuh sahabatnya erat.
Nara melepaskan pelukan Chelesea.
“Satu lagi jangan sampai ketahuan ibu dan adikku. Aku bisa di coret dari daftar keluarga! Menikah tidak memberitahu mereka.” Nara melayangkan tatapan tajam.
"Aku jamin tidak akan Ra,” jawab Chelsea antusias.
“Makasih Ra, kamu memang sahabat terbaik aku."
Nara hanya membalas dengan senyum pelik. Ia tidak tahu apakah yang jalan yang dia ambil membantu sahabatnya adalah keputusan yang benar. Menikah dengan Milan Kalingga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Febby Fadila
kenapa tidak beritahu milan dulu sea dia mau apa tidak.. jangan sampai dia menyiksa nara secara halir maupun batin..
2024-07-05
0
vanilla althea smith
tuperwerre dongg
2024-04-09
1
Wilujeng Werdi
lucuuu....
2024-01-27
0