istri milan

Nara sedang melakukan pekerjaan merias calon pengantin wanita. Manik mata yang terbingkai kacamata fokus menatap wajah seorang perempuan. Seraya jari jemari tangannya dengan lentur mengaplikasikan make up.

Dret ... dret ....

Suara panggilan telepon membuat perhatiannya teralihkan. Nara pun meraih ponsel di tas pinggangnya.

Gadis ini menarik napas berat saat membaca nama yang tertera.

“Tunggu sebentar, aku jawab panggilan dulu.” Ucap Nara pada perempuan yang memakai jasanya.

“Culun!” teriak di seberang sana.

“Iya kak.” Jawab Nara menjauhkan ponsel dari telinga.

“Kau dimana?”

“Saya sedang merias pengantin kak.”

“Aku mengirimkan alamat. Cepat datang,”

“Tapi, saya sedang bekerja kak.”

“Aku tidak mau tahu dalam 15 menit kau sudah harus berada di tempat itu."

“Ha, 15 menit, tapi saya belum pasang konde kak.”

“Aku tidak peduli! Kau harus datang! Kalau tidak aku akan menyeretmu!"

“Kak Milan, ngak bisa.”

Panggilan terputus sepihak, Nara tertunduk lemah.

Ah Milan selalu saja berbuat seenaknya dan tidak boleh di bantah.

“Menyebalkan sekali dia. Memang aku tidak punya pekerjaan lain, selain menurutinya,” gerutu Nara.

Gadis ini menghela napas lalu memasukkan ponsel di tas yang membalut yang pinggangnya.

Nara kembali fokus merias, mengaplikasikan kuas di pipi sang calon penganti. Kali ini dia tidak akan menuruti perintah Milan untuk segera datang.

“Memangnya dia tahu, aku dimana?” rancaunya.  

Nara berkerja sangat profesional, dia tidak akan mau orang yang mengenakan jasa meriasnya kecewa, karena perkerjaan yang tidak sempurna.

Bagaimana pun kepuasan pelanggan yang utama itu prinsip di pengang Nara. Jika semua telah selesai barulah dia bisa pergi.

“Wah! Ternyata benar kata orang. Kau memang hebat merias,” puji perempuan itu menatap kagum wajahnya di depan cermin rias yang telah di hias oleh Nara.

“Ini belum sempurna. Aku akan membuatmu sangat cantik di hari spesialmu,” balas Nara  dengan senyuman beralih merapikan rambut perempuan itu, kemudian memakaikan siger sambil bertukar cerita. Tak lama Nara meraih tusuk konde di dalam box.

Percakapan terhenti, saat terdengar suara riuh dari luar kamar. Mereka pun bertanya-tanya.

“Di mana nona Nara?” sayup terdengar di telinga Nara.

Nara tersentak kaget saat seorang tak di kenal masuk ke dalam kamar dan menghampiri.

“Nona Nara!” Nara tertegun sejenak untuk apa, orang tidak di kenal ini datang ke mari.

“Nona Nara, saya di perintah tuan Milan untuk membawa Anda padanya,” jelasnya.

Ha ... Nara tercengang, rahangnya seakan ingin jatuh, pemuda itu memang gila. Benar-benar menjeputnya paksa. Dari mana dia tahu dia berada di tempat ini.

“Ikut kami,” pinta lelaki itu.

“Perkerjaan saya belum selesai,” ujar Nara menunjukkan tusuk konde di tangan.

“Tuan Milan memanggil anda.” menarik paksa tangan Nara. Membuat Nara terhuyung mengikuti langkah besar lelaki itu.

“Hei, tusuk kondenya belum terpasang!” teriak Nara geram namun tak bisa berbuat apa-apa tubuh mungilnya terpaksa ikut.

Ah mengapa jadi begini, ini gila! Dia benar-benar di jemput paksa. Milan memang bisa melakukan apa-pun.

“Dia belum pakai tusuk konde!” teriak Nara lagi.

Tubuh mungil Nara di paksa masuk ke dalam mobil.

“Hei! Biarkan aku turun menyelesaikannya." Menepuk kaca mobil.

“Bagaimana Culun? Kau suka dengan caraku,” ucap Milan senyum seringai menghiasi.

“Kak Milan.” Nara tersentak menatap pemuda tampan di sampingnya.

“Kak biarkan saya turun, sebentar saja. Setelah itu saya akan ikut. Kasian klien saya, dia belum pake tusuk kondenya.” rengek Nara memperlihatkan tusuk konde di tangannya.

“Aku tidak peduli, aku sudah bilang turuti semua kata-kataku,” jawabnya ketus.

“Jalan! Kay,” titah Milan tak menghiraukan permintaan si culun.

Nara memasang wajah kesal tak hentinya mengutuk Milan dalam hati.

Setelah beberapa saat mobil menepi di depan sebuah butik ternama.

“Cepat turun! Ganti pakaianmu!” titah Milan.

“Saya turun kak?” tanyanya heran.

“Jangan banyak tanya! Ini sudah terlambat! cepat turun!” suara Milan meninggi.

Memasang wajah memberengut Nara membuka pintu mobil, dia turun di sambut oleh beberapa pelayan wanita dan menggiringnya masuk semakin dalam.

Deretan gaun-gaun mahal terpampang nyata membuat Nara yang tadinya kesal menjadi terpukau.

“Wah gaunnya indah sekali! Ini butik kelas atas, gaunnya pasti sangat mahal,” Nara berdecak kagum terus melangkah pelan.

“Nona Nara silakan  mencobanya, ini cocok untuk Anda,” ujar pelayan memberikan gaun untuk padanya.

Huuu ... Nara menghela napas berat, masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi, mengapa dia di jemput paksa dan di bawah ke butik ini. Dan dia harus menurut tanpa membantah sedikit pun. Meninggalkan calon penganti wanita yang belum memasang tusuk konde.

Setelah beberapa saat gadis berkacamata serta rambut terkepang dua, keluar dari butik menggunakan gaun selutut tanpa lengan berwarna Navy gaun itu sangat pas membalut tubuh mungil Nara.

Nara pun masuk ke dalam mobil duduk di samping Milan.

Milan menatap sinis ke arah si gadis kacamata.

“Kak Milan kita ke mana? kenapa aku berganti pakaian seperti ini,” tanya Nara.

“Kau lihat Kay, Memakai gaun mahal dan bagus pun dia masih terlihat kampungan, aku pasti akan malu di acara nanti, punya istri culun begini,” keluh Milan tak bersemangat.

Hari ini Milan terpaksa membawa Nara ikut bersamanya dan akan memperkenalkan Nara sebagai istri di depan kolega bisnisnya.

“Kenapa bisa aku menikah denganmu,” sesal Milan menatap ke arah luar kaca mobil.

Nara tertunduk diam mendengar keluhan suaminya. Lagi dia merasa bersalah karena Milan Kalingga terjebak dengan gadis biasa sepertinya.

“Kay! Kenapa dia harus ikut sih!” tambahnya.

“Nona Nara harus memperkenalkan diri sebagai istri dari pemilik perusahaan Maxkal,” ucap Kay.

What ... sontak mata Nara membola terkejut mendengar ucapan Kay, ternyata dia jemput untuk di perkenalkan sebagai istri Milan di depan rekan bisnisnya. Mendampingi Milan Kalingga presdir perusahaan ternama. Pantas saja Milan memasang wajah tak bersemangat.

Sepanjang perjalanan hening menguasai, bayangan dia akan diperkenalkan sebagai istri Milan terus berputar dipikirkan gadis berkacamata ini.

Ah pantaskah dia? Dia berharap tak membuat Milan malu. Nara menatap pantulan dirinya di kaca mobil mengenakan kacamata dan rambut terkepang dua. Ya pantas saja Milan malu. Dirinya si Culun akan di perkenalkan sebagai istri. Tak ada satu kebanggan pun dalam dirinya.

Tanpa Nara sadari mobil telah menepi di depan sebuah gedung tinggi nan mewah.

Kay turun membuka pintu untuk sang bos, Milan pun turun berjalan lebih dulu di sambut oleh beberapa pria langsung berjabat tangan, Kay beralih membuka pintu untuk Nara.

"Silahkan nona Nara,” berdiri di belakang pintu.

Nara menurunkan sebelah kakinya menatap Kay. Kepalanya telah menyembul keluar

“Kak Kay apa benar kita sedang menghadiri pertemuan dengan rekan-rekan bisnis kak Milan?” tanya Nara memastikan.

“Iya.”

Kan ... benar dia pasti akan membuat Milan malu hari ini.

“Nona Nara ayo turun.” Pinta Kay sekali lagi.

“Tunggu dulu kak, saya harus bersiap.” Nara kembali masuk ke dalam mobil menutup pintunya.

"Saya ngak boleh bikin kak Milan malu dengan penampilan saya," batin Nara.

Penampilan berkacamata dan rambut terkepangnya pasti akan membuat Milan malu nanti dan dia tidak mau itu terjadi.

Ya dia harus menolong pemuda galak itu dari malu. Dengan kehebatannya bermake up.Nara meraih tas make up  pinggang yang tadi ikut terbawa bersamanya. Untung saja tas itu ada.

Menarik napas panjang, Nara akan memperbaiki penampilannya agar pantas berdiri mendampingi sang presdir.

Nara membuka kacamata yang membingkai wajahnya kemudian mulai mengaplikasikan make up cepat karena Milan akan murka jika menunggu.

“Nona Nara,” panggil Kay mengetuk kaca mobil.

Tak mengidahkan panggilan Kay, Nara beralih membuka kedua kepangan rambutnya. Kemudian menyisir rapi membiarkannya tergerai. Bekas kepangan membuat surainya menjuntai bergelombang indah bak dari perawatan salon.

Akhirnya siap ....

"Ini baru dandan istri presdir," batin Nara melihat pantulan wajanya di kaca dengan senyum menghiasi. "Semoga ngak bikin kak Milan malu."

“Nona Nara!”

Jantung Nara berdegup kencang ini keduanya kalinya ia tampil dengan make up di hadapan semua orang.

Nara membuka pintu mobil, menurunkan kaki keluar.

“Nona Nar ....” suara Kay tertahan menatap penampilan Nara yang telah mengenakan make up.

“Kak Kay.”

“Ha.” Kay tersadar. “Maaf nona Nara silakan.”

Milan sedang berbincang dengan beberapa orang sambil menunggu istrinya. Suara berbisik-bisik terdengar. Dia sudah menebak bahwa istrinyalah yang pasti membuat kehebohan.

Nara mendekat ke arah Milan lalu merangkul tangan suaminya sama seperti yang dia lakukan saat pesta pernikahan mereka.

“Pak Milan istri Anda sangat cantik,” puji mereka.

Milan memaksakan senyumannya.

Cantik ... apa mereka tidak salah.

Milan mengarahkan manik mata ke arah samping, seketika membatu di sampingnya telah berdiri perempuan cantik dan anggun, ia tercengang menatap wajah Nara tak terbingkai kacamata malah terpoles make up serta rambut tergerai indah.

“Sayang,” sapa Nara dengan nada mengalung manja. Menjalankan tugas sebagai istri, berusaha agar Milan tidak malu.

"Sayang," ucap Nara lagi.

“Ha. Iya.” Milan tersadar.

“Penampilan si culun berubah. Apa dia siluman?” gumam Milan tak habis pikir perubahan Nara.

Gaun mahal membalut tubuh Nara terlihat semakin bersinar di kulit putih, bersihnya. Siapa pun pasti terpukau dengan kecantikan dan keanggunan gadis bergelar si culun.

Pertemuan berlangsung lancar ternyata Nara pandai membawa diri berbaur dengan orang lain. melayani pertanyaan-pertanyaan dari para istri-istri kolega Milan dengan perasaan gelisah waktu telah menjelang sore. Dia punya pekerjaan menjadi MUA untuk acara resepsi pernikahan yang diadakan malam hari. Akan tetapi dia masih tertahan di sini menunggu.

Setelah menunggu dengan cemas, Acara pun berakhir, mereka telah keluar gedung Nara merasa lega.

“Kak Milan acara sudah selesaikan, aku harus pergi, aku harus merias lagi,” sosor Nara lalu pamit berlari cepat meninggalkan Milan.

“Hei! tunggu!” panggil Milan namun tak di idahkan si culun telah menjauh.

“Dia sok sibuk sekali! Bodoh! kami kan bisa mengantarmu,” desisnya.

Milan berada di dalam mobil menuju perjalanan pulang. Perubahan wajah si culun mengudara di pikirannya.

“Wajahnya sangat berbeda jika memakai make up. Tidak akan yang mengenali jika dia si culun,” batin Milan.

“Lan, tanpa kacamata ternyata Nara sangat cantik, ini yang di katakan orang kecantikan yang tersembunyi, Kau tidak dengar semua orang memujinya,” ujar Kay panjang lebar yang saat ini sedang duduk di kursi kemudi.

“Baguslah, si culun tidak membuatku malu!” Milan menarik napas lega ternyata bayangan dia akan di ejek ternyata tidak terjadi, orang-orang bahkan memuji kecantikannya.

“Ternyata dia ngak malu-maluin, di ajak ke acara-acara besar. Dia bisa mengimbangimu, wawasannya juga luas,” sahut Kay.

Milan terdiam sejenak, mencerna kata-kata Kay kemudian menghela napas.

“Baiklah, dia akan ikut dalam setiap agenda pertemuan bisnis yang telah disusun, berdiri di sampingku sebagai istri pemilik perusahaan Maxkal, Tapi tanpa kacamata dan kunciran rambutnya!” putus Milan.

“Tugasnya akan semakin bertambah,” batinnya tersenyum miring.

Like, vote, coment ya biar semangat ...

oh iya kalau ada kritik dan saran silahkan coment.

Kasian Nara di buat pusing sama Milan. belum pasang tusuk konde sudah di jemput paksa

Terpopuler

Comments

Nuryana Adelia

Nuryana Adelia

🤣🤣🤣yooo... Nara siluman sg arep membelenggu cintamu

2024-04-20

0

Yenih Tjan

Yenih Tjan

🥰

2024-03-29

0

then_must_nanang

then_must_nanang

kocak banget cerita nya.
TOP buat author

2024-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 preweding
2 kabur
3 pengganti
4 pernikahan
5 pulang
6 culun itu kau
7 tak menerima
8 rencana
9 tanda tangan
10 mewarkan
11 pewaran naik
12 tak bisa lepas
13 tugas istri
14 istri milan
15 dingin
16 pijat
17 tersudut
18 istriku
19 ternyata terluka
20 lihat luka
21 kabur
22 merawat
23 sedih
24 rasa bersalah
25 sahabat
26 pekerjaan baru
27 menjemput
28 rahasia
29 pernikahan 1
30 pernikahan 2
31 pernikahan 3
32 rahasia sea
33 pulang
34 merasa kosong
35 rahasia
36 kantor
37 ruangan Milan
38 ciuman pertama
39 sibuk
40 demam
41 rumah Nara
42 istri
43 makan bersama
44 cemburu
45 menjemput
46 hidup Nara.
47 kencan
48 hadiah
49 Ciuman
50 petuah
51 petuah lagi
52 ingin pindah
53 pindah rumah
54 curiga
55 lepaskan dia
56 terbongkar
57 maaf
58 cinta Vino
59 mama pulang
60 pulang
61 cinta?
62 bukti
63 insiden
64 Benar cinta
65 cemas
66 menunggu
67 tragedi
68 rumah sakit
69 kecewa
70 tanda tangan
71 saran Vino
72 pergi
73 terbongkar
74 penjelasan
75 bicara
76 pulang
77 sesal
78 goresan tangan
79 mencari nara
80 amarah Milan
81 oh Vino
82 cek
83 sadar
84 waktu berlalu
85 hidup baru
86 rumah sakit
87 mengiyakan
88 keputusan
89 pernikahanChelsea
90 putus asa
91 bertemu Vino
92 pesta pernikahan
93 menggila
94 pertemuan
95 perasaan Milan
96 akan berjuang
97 rahasia
98 Nasehat ibu
99 petuah Milan
100 kembali
101 bersama
102 ikut
103 berangkat
104 jerman
105 perasaan Nara
106 sakit
107 Nara pulang
108 anugerah
109 Kelahiran
110 End
111 Extra part
112 extra part dua
113 Diam-Diam Suamiku Ceo
Episodes

Updated 113 Episodes

1
preweding
2
kabur
3
pengganti
4
pernikahan
5
pulang
6
culun itu kau
7
tak menerima
8
rencana
9
tanda tangan
10
mewarkan
11
pewaran naik
12
tak bisa lepas
13
tugas istri
14
istri milan
15
dingin
16
pijat
17
tersudut
18
istriku
19
ternyata terluka
20
lihat luka
21
kabur
22
merawat
23
sedih
24
rasa bersalah
25
sahabat
26
pekerjaan baru
27
menjemput
28
rahasia
29
pernikahan 1
30
pernikahan 2
31
pernikahan 3
32
rahasia sea
33
pulang
34
merasa kosong
35
rahasia
36
kantor
37
ruangan Milan
38
ciuman pertama
39
sibuk
40
demam
41
rumah Nara
42
istri
43
makan bersama
44
cemburu
45
menjemput
46
hidup Nara.
47
kencan
48
hadiah
49
Ciuman
50
petuah
51
petuah lagi
52
ingin pindah
53
pindah rumah
54
curiga
55
lepaskan dia
56
terbongkar
57
maaf
58
cinta Vino
59
mama pulang
60
pulang
61
cinta?
62
bukti
63
insiden
64
Benar cinta
65
cemas
66
menunggu
67
tragedi
68
rumah sakit
69
kecewa
70
tanda tangan
71
saran Vino
72
pergi
73
terbongkar
74
penjelasan
75
bicara
76
pulang
77
sesal
78
goresan tangan
79
mencari nara
80
amarah Milan
81
oh Vino
82
cek
83
sadar
84
waktu berlalu
85
hidup baru
86
rumah sakit
87
mengiyakan
88
keputusan
89
pernikahanChelsea
90
putus asa
91
bertemu Vino
92
pesta pernikahan
93
menggila
94
pertemuan
95
perasaan Milan
96
akan berjuang
97
rahasia
98
Nasehat ibu
99
petuah Milan
100
kembali
101
bersama
102
ikut
103
berangkat
104
jerman
105
perasaan Nara
106
sakit
107
Nara pulang
108
anugerah
109
Kelahiran
110
End
111
Extra part
112
extra part dua
113
Diam-Diam Suamiku Ceo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!