Harumnya Madu

Harumnya Madu

Tidak mudah menjadi single parent

Ini hanya novel ya, tidak perlu diperdebatkan isinya, karena mungkin ada beda pemahaman. Just enjoy this novel 🤗

"Kriing kriiiingg!!"

Alarm di hp Arum berbunyi menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Dia lantas mematikan alarm itu, dan melihat Rayhan putra semata wayangnya yang tidur di sebelahnya masih terlelap. Kemudian dia menyibakkan selimutnya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan berwudhu untuk segera sholat Sunnah.

Selesai sholat Sunnah ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 03.30.

"Sudah jam segini", katanya dalam hati.

Ia menuju dapur menggoreng lunpia yang sudah dia siapkan semalam. Lunpia itu nantinya ia titipkan ke kantin sekolah Rayhan.

*****

Semenjak ditinggalkan suaminya menghadap Sang Khalik karena kecelakaan setahun lalu, ia berjuang keras untuk menghidupi dirinya juga Rayhan anaknya.

Arum sendiri sebenarnya pernah bekerja sebagai Asisten Apoteker di Rumah Sakit Pemerintah. Namun memutuskan resign karena dia keberatan ketika harus satu shift berdua dengan teman laki-lakinya.

Sejak 3 tahun lalu ia memutuskan berhijrah, sehingga tahu kalau ikhtilat atau bercampur dengan lawan jenis yang bukan mahram itu dilarang. Sebenarnya ia sudah meminta kepada atasannya agar bisa satu shift dengan teman perempuan, tapi nyatanya diabaikan oleh atasannya.

Akhirnya ia memutuskan untuk resign dan sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga. Banyak dari keluarga besarnya yang menghujat dan mencibir keputusannya itu. Maklumlah keluarganya masih berpandangan bahwa wanita karir itu lebih hebat dan membanggakan. Tapi dia dan suaminya tetap percaya bahwa rezeki datang dari Allah dan sudah ditakar.

"Bagaimanapun caranya, apapun jalannya, rezekiku akan Allah sampaikan padaku hingga rezeki terakhirku, yaitu nafas terakhirku." Katanya dalam hati menguatkan diri.

Dan bukan hijrah namanya kalau tidak ada cobaan dan ujian. Dia ditinggalkan suaminya untuk selamanya secara mendadak. Dan keluarga dari ibunya tetap mencibir.

"Salahmu sendiri pakai resign segala, sekarang ditinggal suami mau makan apa", ujar Budenya.

Ia hanya bisa menangis sesenggukan memeluk anaknya, bukan khawatir akan makan apa, tetapi sedih karena keluarga besarnya tidak mendukungnya, menghiburnya. Tapi Alhamdulillah orangtua dan kakaknya tetap mendukung dan menguatkannya.

*****

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 04.30, kegiatannya menyiapkan lunpia jualannya sudah selesai. Dia mematikan kompor dan berjalan menuju kamar.

"Reyhan, bangun nak, sudah mau Subuh ini", kata Arum dengan lembut.

Ia membangunkan Reyhan yang baru kelas 1 SD untuk bangun sebelum Subuh.

" Iya Mi...", Jawab Reyhan sambil mengucek matanya.

Anak kecil itu segera bangun dipapah Umminya ke kamar mandi.

"Rayhan pipis dan wudhu dulu ya Nak, Ummi siapkan sarung sama pecinya", kata Arum kepada Rayhan. Rayhan mengangguk mengiyakan.

Setelah selesai wudhu, Rayhan memakai sarung, Arum membukakan pintu juga pagar, mengantar Rayhan ke depan pagar menuju Mushola yang berjarak 4 rumah dari rumahnya. Setelah dipastikan Rayhan di Musholla ada temannya Arum kembali masuk ke dalam, bersiap sholat Sunnah dan sholat Subuh.

Ia mengajarkan sejak kecil kepada Rayhan kalau laki-laki wajib sholat fardhu di Masjid atau Musholla. Dan wanita lebih baik sholat di rumah walaupun tidak dilarang untuk ke masjid. Tetapi Arum lebih nyaman sholat di rumah, apalagi statusnya sebagai janda yang masih muda, takut menimbulkan fitnah bila sering keluar rumah.

*****

Setelah sholat Arum menuju dapur dan menyiapkan sarapan untuk Rayhan. Dan Rayhan sedang mandi untuk bersiap ke sekolah.

Waktu menunjukkan pukul 06.30, Arum segera berganti baju dengan gamis dan jilbabnya yang lebar berwarna kopi dengan cadar bandana warna senada. Ia bergegas membonceng Rayhan ke sekolah yang berjarak sekitar 4km dari rumah.

Di dalam perjalanan Rayhan melantunkan hafalannya yang akan ia setorkan kepada Ustadz di sekolah.

Arum dan abinya Rayhan Rahimahullah memang bercita-cita anaknya menjadi hafidz Qur'an dan menyekolahkannya di SDI Plus, jadi sekolah umum sekaligus dinniyah atau agama juga tahfidzul Qur'an.

Arum tersenyum bahagia mendengar Rayhan murojaah (latihan hafalan) di atas motor, bocah 7 tahun itu sudah hafal juz 30 dan sebagian juz 29. Maa syaa Allah.

Sesampainya di sekolah, Rayhan segera turun dari motor dan berpamitan kepada Umminya yang masih di atas motor.

"Rayhan berangkat Mi, Assalamualaikum", pamit Rayhan sambil mencium tangan Umminya.

"Waalaikumusalam warahmatullahi wabarokatuh, iya sayang, yang pinter ya, Baarokallahu fiik", jawab Arum menyemangati Rayhan.

Rayhan segera lari berhambur dengan temannya, lalu bersalaman dengan para Ustadz yang berbaris di depan pagar menyambut anak-anak.

Arum segera memarkirkan Vario hitamnya di bawah pohon mangga, ia akan menuju kantin sekolah, tetapi menunggu Ustadz-Ustadz masuk ke dalam dahulu.

Di sekolah Rayhan memang dipisahkan kelas antara murid laki-laki dan murid perempuan, pun dengan pengajarnya. Kelas Banin atau laki-laki diajar oleh Ustadz. Sedangkan kelas Banat atau perempuan diajar oleh Ustadzah.

Setelah bel berbunyi dan para Ustadz masuk ke kelas Arum segera bergegas menuju kantin untuk menitipkan lumpianya.

"Assalamualaikum Ummu Sholih", sapaku kepada Ummu Sholih penjaga kantin.

"Waalaikumusalam warahmatullahi wabarokatuh, berapa biji Umm lunpianya?", tanya Ummu Sholih.

Di sini mereka lebih sering memakai nama kunnyah atau memakai nama anaknya, seperti Ummu Sholih artinya ibunya Sholih. Pun dengan Arum dipanggil Ummu Rayhan yang artinya ibunya Rayhan.

"40 biji Umm." Jawab Arum singkat. Sambil menyerahkan lunpianya. Dan berdoa dalam hati semoga lunpianya habis hari ini.

"Sudah ya Umm pamit dulu." Kata Arum hendak pergi.

"Mau kemana sih, aku mau ngobrol nih, duduk dulu Umm." Kata Ummu Sholih sambil menuju bangku kantin sekolah.

Arum mengekor mengikuti Ummu Sholih dan duduk di bangku kantin, mereka saling berhadapan. Suasana kantin masih sepi hanya ada Arum dan Ummu Sholih.

"Ngobrolin apa nih Umm?" Tanya Arum sambil tersenyum.

"Ini lho, Ummu Rayhan sudah berapa lama ditinggal suaminya?"Tanya Ummu Sholih.

"Sekitar setahun Umm, kenapa?" Tanya Arum balik.

"Ummu Rayhan ga pengen nikah lagi?, misal ada yang khitbah gimana?" tanya Ummu Sholih pelan.

"Haa.. apa?", Arum kaget terbelalak ketika mendengar pertanyaan Ummu Sholih.

"Harus banyak pertimbangan Umm, lagian siapa yang mau sama saya, janda anak satu." Jawab Arum.

"Ya ada lah, coba Ummu Rayhan pikir-pikir dulu." Bujuk Ummu Sholih.

"Kasihan ini Umm, istrinya sakit parah, sudah hampir tiga tahun beliau mengurus dua anaknya yang masih kecil sendiri." Ummu Sholih menjelaskan.

"Hah, jadi kalau misal saya mau, saya bakal jadi madu?" Tanya Arum masih terkaget.

"Istrinya sendiri yang meminta beliau menikah lagi, karena istrinya sakit kanker serviks sudah lama sehingga tidak bisa melayani suami dan mengurus anak-anaknya." Jawab Ummu Sholih menjelaskan.

"Boleh tau siapa Umm?" Tanya Arum penasaran.

"Abu Salman (Ayahnya Salman)." Jawab Ummu Sholih.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-05-15

0

🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪

🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪

baru nemu novel yg nulis salan lengkap tdk disingkat ...semangaat kk

2021-07-15

0

Nani kusmiati

Nani kusmiati

nyimak dulu author.

2021-07-05

0

lihat semua
Episodes
1 Tidak mudah menjadi single parent
2 Diterima atau tidak
3 Meminta Restu
4 Bertemu Istri Pertama
5 Menentukan Hari
6 Belanja Seserahan
7 Lamaran
8 Sah
9 PDKT setelah menikah
10 Berenang Bersama Anak-anak
11 Kamu Sudah Siap?
12 Uhibbuki Fillah
13 In syaa Allah aku tidak akan menyakiti kalian
14 Aku senang Mbak Fitri sehat
15 Terimakasih Adik Maduku
16 Harumnya madu
17 Kesibukan Baru Arum
18 Musuh dalam selimut
19 Umma aku mau Brownies
20 Cie yang Punya Istri Baru...
21 Ada yang Datang
22 Terus Melamun
23 Melebarkan Usaha
24 Penggoda
25 Begitu Sulitnya Meluluhkan Hati Mertua
26 Sahabat berhijrah
27 Birul walidain
28 Sayangi adikku seperti Mama menyayangi aku
29 Ditinggal berlibur
30 Berdua denganmu
31 Jalan-jalan denganmu
32 Menemanimu
33 Perjalanan ke luar kota
34 Workshop dan Honeymoon
35 Maaf meninggalkanmu sendirian
36 Maaf malam ini Mas gak bisa
37 Kejutan untukmu
38 Akhirnya kita jalan-jalan
39 Berita mengejutkan dini hari
40 Merawat Mama
41 Maafkan Mama
42 Alhamdulillah Mama sudah bisa pulang
43 Melepaskan Ammar
44 Dua istri satu atap?
45 Kejutan dari mama
46 Persiapan Pindahan
47 Mba Fitri Pulang
48 Berita Bahagia
49 Bau Tubuhmu Jadi Canduku
50 Kesibukan di Rumah
51 Madu yang Manja
52 Menengok Baby
53 Tembok Kedap Suara
54 Kemoterapi Terakhir
55 Istirahat dulu sayang
56 Bed rest
57 Ngidam yang Malu-malu
58 Memiliki Bukan Menguasai
59 Qodarullah wa maa syaa a fa'ala
60 Bersyukur dan Sabar
61 Kabar Bahagia
62 Mas Dimas mau Melamar?
63 Melelahkan Diri
64 Niatkan Semua Karena Allah
65 Persiapan Lamaran Dimas
66 Bram dan Nayla
67 Romansa Sebelum Subuh
68 Berbaik Sangka
69 Mba Fitri Kenapa?
70 Bismillah Kuat..Kuat.. Kuaat
71 Bukan Hanya Satu, Tapi Dua
72 Makan Malam di Luar
73 Berbeda Keinginan
74 Mie Ayam dan Ayam Goreng
75 Bertemu Teman Lama
76 Mantan Pacar
77 Ada Tamu
78 Masih Ada Kuota
79 Usaha Menjodohkan
80 Mengubur Keinginan
81 Rindu Orang Tua
82 Aku Ingin Pulang..
83 Bertemu yang Tercinta
84 Mengantar Azam
85 Menjadi Perantara
86 Pernikahan Mas Dimas
87 Kelahiran Bayi-bayi Arum
88 Kelahiran Bayi Fitri
89 Menguatkan Keluarga
90 Move On
91 Rezeki yang tak Terkira
92 Pengumuman
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Tidak mudah menjadi single parent
2
Diterima atau tidak
3
Meminta Restu
4
Bertemu Istri Pertama
5
Menentukan Hari
6
Belanja Seserahan
7
Lamaran
8
Sah
9
PDKT setelah menikah
10
Berenang Bersama Anak-anak
11
Kamu Sudah Siap?
12
Uhibbuki Fillah
13
In syaa Allah aku tidak akan menyakiti kalian
14
Aku senang Mbak Fitri sehat
15
Terimakasih Adik Maduku
16
Harumnya madu
17
Kesibukan Baru Arum
18
Musuh dalam selimut
19
Umma aku mau Brownies
20
Cie yang Punya Istri Baru...
21
Ada yang Datang
22
Terus Melamun
23
Melebarkan Usaha
24
Penggoda
25
Begitu Sulitnya Meluluhkan Hati Mertua
26
Sahabat berhijrah
27
Birul walidain
28
Sayangi adikku seperti Mama menyayangi aku
29
Ditinggal berlibur
30
Berdua denganmu
31
Jalan-jalan denganmu
32
Menemanimu
33
Perjalanan ke luar kota
34
Workshop dan Honeymoon
35
Maaf meninggalkanmu sendirian
36
Maaf malam ini Mas gak bisa
37
Kejutan untukmu
38
Akhirnya kita jalan-jalan
39
Berita mengejutkan dini hari
40
Merawat Mama
41
Maafkan Mama
42
Alhamdulillah Mama sudah bisa pulang
43
Melepaskan Ammar
44
Dua istri satu atap?
45
Kejutan dari mama
46
Persiapan Pindahan
47
Mba Fitri Pulang
48
Berita Bahagia
49
Bau Tubuhmu Jadi Canduku
50
Kesibukan di Rumah
51
Madu yang Manja
52
Menengok Baby
53
Tembok Kedap Suara
54
Kemoterapi Terakhir
55
Istirahat dulu sayang
56
Bed rest
57
Ngidam yang Malu-malu
58
Memiliki Bukan Menguasai
59
Qodarullah wa maa syaa a fa'ala
60
Bersyukur dan Sabar
61
Kabar Bahagia
62
Mas Dimas mau Melamar?
63
Melelahkan Diri
64
Niatkan Semua Karena Allah
65
Persiapan Lamaran Dimas
66
Bram dan Nayla
67
Romansa Sebelum Subuh
68
Berbaik Sangka
69
Mba Fitri Kenapa?
70
Bismillah Kuat..Kuat.. Kuaat
71
Bukan Hanya Satu, Tapi Dua
72
Makan Malam di Luar
73
Berbeda Keinginan
74
Mie Ayam dan Ayam Goreng
75
Bertemu Teman Lama
76
Mantan Pacar
77
Ada Tamu
78
Masih Ada Kuota
79
Usaha Menjodohkan
80
Mengubur Keinginan
81
Rindu Orang Tua
82
Aku Ingin Pulang..
83
Bertemu yang Tercinta
84
Mengantar Azam
85
Menjadi Perantara
86
Pernikahan Mas Dimas
87
Kelahiran Bayi-bayi Arum
88
Kelahiran Bayi Fitri
89
Menguatkan Keluarga
90
Move On
91
Rezeki yang tak Terkira
92
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!