Arum pulang ke rumah. Dia masih terfikirkan yang dibicarakan dengan Ummu Sholih tadi pagi. Betapa ia iba dengan Salman dan adiknya karena ibunya tidak bisa merawatnya. Jika Arum menerima khitbahan Abu Salman, bagaimana Rayhan? Apa dia mau menerima? Tapi dia juga butuh figur seorang ayah. Bagaimana pula meminta izin ayah ibu untuk menikah lagi? Bagaimana pula tanggapan mamanya Abu Rayhan?
*****flashback 3 bulan lalu*****
Sore itu sangat mendung ketika Arum berangkat menjemput Rayhan ke sekolah. Karena full day school, Rayhan pulang sore hari. Arum segera melajukan motornya menjemput Rayhan ke sekolah sebelum hujan turun.
Tepat saat memasuki halaman sekolah hujan turun sangat deras. Arum segera memarkir motornya di bawah pohon mangga dan berlari ke teras Masjid yang berada di halaman sekolah juga. Di sana Rayhan sudah menunggu bersama teman-temannya. Juga sebagian ibu-ibu wali murid berteduh di teras masjid itu.
Rayhan duduk bersama teman sekelasnya.
"Ini namanya siapa Mas?" Tanya Arum kepada teman yang duduk di sebelah Rayhan.
"Salman." Jawab anak itu.
"Mas Salman, belum dijemput?" Tanya Arum.
"Belum." Jawab Salman singkat.
"Umminya atau Abinya yang jemput?" Tanya Arum lagi.
"Abi. Ummi di luar kota, sakit." Jawab Salman.
"Sakit apa? Kok di luar kota?" Tanya Arum.
"Ya sakit, di rumah nenek." Jawab Salman sedih.
"Oh, jangan sedih ya, kita doakan semoga Umminya cepet sehat." Kata Arum menghibur.
"Trus Salman di rumah sama siapa aja?" Arum bertanya lagi.
"Sama adik, Abi, Eyang." Jawab Salman.
"Salman punya adik? Kelas berapa?"
"Iya, Hanna masih TK B, tadi jam 13.00 sudah dijemput Abi." Jawab Salman menjelaskan.
Arum berfikir pantas saja Umminya Salman tidak ada di grup wa ibu-ibu wali murid kelasnya. Ternyata memang Abinya yang mengurus semua tentang sekolahnya.
Dalam hati Arum,
Ya Allah, bocah sekecil ini sudah tinggal terpisah dengan ibunya. Semoga Allah memberikan kesembuhan kepada ibumu Salman, dan semoga Allah memberikan kemudahan dalam setiap urusan orangtuamu.
*****
Tak terasa sudah pukul 16.00, sebentar lagi Arum harus menjemput Rayhan di sekolah. Arum berganti pakaian dengan setelan gamis dan French Khimar warna violet, dia tidak menggunakan cadar lagi karena French Khimar ini sudah tersambung dengan cadarnya. Setelah mengunci pintu dan menutup pagar, ia menaiki motornya menuju sekolah Rayhan.
Tepat di depan pagar sekolah dari arah berlawanan ada abu Salman, motornya membelok memasuki gerbang sekolah bersamaan dengan Arum.
Arum parkir di dekat teman-temannya wali murid juga di dekat lapangan sekolah. Abu Salman berhenti di depan masjid.
Dari kejauhan Rayhan dan Salman berlari keluar kelas. Rayhan berlari memeluk Arum dan Salman menghampiri Abinya. Tidak sengaja Arum melihat mereka, Salman dan Abinya, Arum tertegun melihat ketampanan Abu Salman, hidungnya mancung, pipinya sedikit tirus, dan badannya agak kurus, mungkin karena tinggal terpisah dengan istrinya dan harus merawat kedua anaknya sendiri.
Tidak sengaja pula Abu Salman melihat Arum. Keduanya bertemu pandang dan masing-masing segera menunduk sambil beristighfar.
Astaghfirullah... ga boleh memandang yang bukan haknya.
Arum tertunduk malu karena ketahuan mencuri pandang. Untung saja ia memakai cadar, kalau tidak pasti kelihatan pipinya merah seperti udang rebus.
"Ummi, tadi aku duduk sama Salman Mi." Cerita Rayhan.
"Iya, sekarang pulang yuk." Kata Arum sambil tersenyum kepada anaknya itu.
"Ok." Jawab Rayhan sambil naik jok belakang motor Umminya.
Arum segera bergegas meninggalkan halaman sekolah tanpa berani melihat ke arah Salman dan Abinya.
Sesampainya di rumah, Rayhan segera mandi dan berganti pakaian. Dan Arum menuju dapur menyiapkan camilan untuk anak semata wayangnya. Setelah mandi Rayhan segera duduk di ruang tengah sekedar menonton TV. Arum menyusul membawakan sepiring pisang goreng coklat dan segelas susu. Bocah kecil itupun segera melahap jajanan yang dibuat Umminya.
"Rayhan, Ummi mau tanya, Rayhan jawab jujur ya." Arum memulai percakapan.
Rayhan mengangguk sambil mengunyah pisang goreng.
"Rayhan kan abinya sudah diambil Allah duluan, Rayhan mau punya Abi lagi Ndak?" Tanya Arum pelan.
"Ehmm. Mau, tapi nanti Abi yang baru sayang Rayhan gak?" Tanya Rayhan polos.
"In syaa Allah sayang, Rayhan juga bisa punya saudara lagi." Jelas Umminya.
Setelah Maghrib Arum mendampingi Rayhan mengulang kembali pelajaran dan hafalan yang tadi diajarkan di sekolah, sambil menunggu Isya tiba.
Setelah pulang sholat Isya di Musholla, Rayhan segera berangkat tidur. Dan setelah mengantar Rayhan tidur, Arum segera ke dapur menyiapkan dagangan untuk besok. Arum sengaja membuat banyak kulit dan isian lunpia, dia lipat satu persatu dan dia simpan di freezer, dia sisihkan sebagian di kulkas untuk digoreng besok.
Jam dinding menunjukkan pukul 20.30, Arum gosok gigi dan membersihkan muka. Dan menuju kamar utama, malam ini Arum tidur sendirian karena Rayhan meminta tidur di kamarnya sendiri.
Arum duduk bersandar di atas tempat tidur, sambil melihat gawainya. Lalu ia chat dengan Ummu Sholih.
Arum : Bismillah, Umm, maaf mengganggu malam-malam. Ada yang mau saya tanyakan.
Ummu Sholih : Iya Umm, ada apa?
Arum : Yang tadi itu serius ya? Itu Abu Salman memang memilih saya langsung atau minta ditaarufkan dengan sembarang orang, dalam artian Ummu Sholih sendiri yang ingin menjodohkan saya dengan Abu Salman?
Ummu Sholih : Beliau sendiri yang minta Umm, katanya Rayhan anaknya baik, pintar selalu mendapat peringkat 3 besar. Beliau ingin anak-anaknya diasuh dan dididik seperti Rayhan.
Arum : Oh maa syaa Allah.
Arum tertegun dengan jawaban Ummu Sholih, ternyata itu alasannya. Selama ini dia bertanya-tanya kenapa harus dia, padahal Abu Salman belum tahu wajah Arum karena tertutup cadar. Abu Salman hanya tahu Abu Rayhan sudah meninggal.
Malam sebelum tidur Arum Sholat dan berdoa meminta petunjuk kepada Allah. Dan Arum pun terlelap dalam tidurnya.
*****
Dini hari Arum terbangun, dia terbangun karena mimpi, dia mimpi bermain di taman bersama Rayhan dan Salman, juga anak perempuan kecil, tertawa bahagia. Dia masih teringat bagaimana mimpinya, dan gadis kecil itu mungkin Hanna adik Salman.
Arum berkata dalam hatinya..
Ya Allah, apakah ini pertanda bahwa aku harus menerimanya. Dan pasti banyak yang mencibirku karena jadi istri kedua... kalau memang ini jawabannya, mudahkanlah Ya Allah...
Arum melihat jam di HP nya, masih menunjukkan pukul 02.55, baru sekitar 5 menit lagi alarmnya berbunyi. Dia segera bangun dan keluar kamar menuju kamar mandi. Dia mengambil wudhu dan sholat Sunnah, lalu melanjutkan rutinitas paginya.
Selepas Subuh ada pesan masuk di HP Arum.
*Ummu Sholih : Bismillah, bagaimana Umm keputusannya? Kalau memang masih belum diputuskan, misal bertemu Abu Salman dahulu bagaimana?
Arum : Baik Umm, bisa bertemu dahulu, ada yang ingin saya tanyakan dan bicarakan, nanti Ummu Sholih dan Abu Sholih dampingi ya.
Ummu Sholih : Kira-kira kapan kami bisa datang ke rumah Ummu Rayhan?
Arum : Sabtu pulang sekolah, atau Ahad pagi boleh Umm.
Ummu Sholih : Ok in syaa Allah Sabtu ya pulang sekolah*.
Arum membatin,
Bismillahirrahmanirrahim, semoga dimudahkan Allah
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Coretan Penaku
MasyaAllah menarik bacanya..
jangan lupa mampir ya ukh di karyaku juga ya, dan beri dukungan. sekalian boleh minta folback nya agar bisa berteman/Smile/
2023-10-10
1
neli nurullailah
semangat
2022-04-22
0
🌷𝙈𝙗𝙖 𝙔𝙪𝙡 ☪
nyimaaak kk
2021-07-15
1