Bianca tiba di mansion setelah menjemput putri kecilnya. Keduanya masuk kedalam mansion, Syakilla berlari menghampiri Aulia saat melihat sang kakak baru saja menuruni tangga.
" Kakak.." gadis kecil itu berhambur ke pelukan sang kakak. Aulia segera menangkap dan memeluk adik manjanya.
" Kak Au mau kue ini? " ia memperlihatkan kantong kresek kecil yang berada ditangannya. Aulia heran, tidak biasanya sang adik memakan kue yang sepertinya tidak berasal dari toko kue.
" Darimana kau dapat kue ini? Apa Mama yang membelinya untukmu? " tanyanya penasaran. Gadis kecil itu hanya mengangguk mengiyakan.
" Kau mau berangkat ke kampus, Sayang? " Sang ibu tiba-tiba muncul menghampiri keduanya.
" Iya Ma,, aku ada mata kuliah siang. Tumben sekali Mama membeli kue seperti ini untuk Killa? " ia menatap kue yang berada di tangan sang adik.
" Tadi Mama membelinya dari gadis yang berjualan dipinggir jalan. Mama memintanya untuk membagikan kue tersebut pada anak-anak jalanan. Ternyata adikmu juga menginginkannya. " Bianca menjelaskan pada anak keduanya.
" Oh ya, dimana kakakmu? Apa dia tidak kuliah hari ini?" lanjutnya mencari-cari keberadaan putra sulungnya.
Aulia hanya mengangkat kedua bahunya, ia lebih baik mencari aman saja. Ia tahu kemarin kakaknya mendapat peringatan dari dosen akibat keributan dua gadis yang memperebutkan sang kakak.
" Mungkin kak Arkana sedang dikamar. " jawabnya singkat.
" Aku berangkat dulu, Ma. " Ia segera menurunkan sang adik lalu berpamitan pada Mamanya dari pada harus dicecar pertanyaan oleh sang Mama.
Bianca memanggil Mbak Sumi dan memintanya untuk membawa Syakilla berganti baju. Ia berniat menemui putra sulungnya di kamar.
...----------------...
Arkana berkutat didepan laptopnya, ia asyik chatting bersama kekasihnya yang kini berada di Amerika. Gadis itulah cinta pertama dan terakhir baginya.
Aluna, nama gadis tersebut. Ia merupakan sahabat sekaligus kekasihnya semenjak Sekolah Menengah Pertama. Namun, sejak lulus dari Sekolah Menengah Atas ia pindah ke Amerika untuk melanjutkan study disana.
Hubungan mereka masih baik hingga saat ini meskipun jarak memisahkan keduanya. Mereka masih sering bertukar kabar ditengah kesibukan masing-masing, walaupun sang kekasih kini telah terjun ke dunia modeling.
Tok...Tok...Tok...
Terdengar ketukan pintu dari luar kamar, ia segera menutup laptopnya dan menyembunyikannya dibalik bantal.
" Masuk.."
Bianca membuka pintu kamar putranya, terlihat pria itu sedang tiduran di atas ranjang. Ia terlihat lemas dan kurang bertenaga.
" Kau tidak kuliah, Sayang? Apa kau baik-baik saja?" Ia mendekati ranjang putranya.
" Hari ini aku izin tidak masuk dulu, Ma. Sepertinya aku sedang tidak enak badan. " ungkapnya memelas.
Bianca sedikit heran, ia memegang dahi Arkana, tapi dirinya tak menemukan tanda-tanda putranya sedang sakit. Meskipun demikian, ia tak ingin berburuk sangka pada anak laki -lakinya.
" Ya sudah. Apa kau perlu sesuatu? "
" Tidak, Ma. Aku hanya perlu beristirahat, Mama tidak perlu cemas. " Arkana menenangkan.
" Baiklah, kalau begitu kau beristirahatlah. Mama keluar dulu. " ia tersenyum sambil mengusap puncak kepala Arkana. Dirinya tidak pernah menganggap putranya itu dewasa sampai sekarang.
Huh...
Arkana membuang nafas kasar, ia lega sang Mama tidak curiga kepadanya. Memang hari ini dirinya malas ke kampus setelah mendapat teguran dari dosen kemarin. Gara-gara dua gadis yang memperebutkannya, iapun jadi terkena imbasnya.
Ia mengambil laptop yang tersembunyi dibalik bantalnya kembali. Disana terpampang foto seorang gadis yang selalu diidamkannya.
" Seandainya kau ada disini, aku tidak perlu bermain dengan gadis-gadis itu. Cepatlah kembali, Sayang. " ia berbicara seorang diri.
Aluna, gadis cantik, pintar dan selalu menjadi idola disekolahnya dulu. Arkana sangat mengagumi gadis itu semenjak SMP. Mereka bersahabat lama hingga akhirnya sewaktu menginjak kelas 2 SMA, pria itu memberanikan diri untuk menyatakan perasaaannya.
Bagai gayung bersambut, ia tak menyangka gadis itupun menerima cintanya. Keduanya pun berpacaran hingga lulus SMA. Arkana begitu kecewa sebab gadis itu memutuskan untuk pindah sekolah ke Amerika.
Setahun lamanya mereka berpisah, Arkana mencoba melupakannya, namun kenangan bersama gadis itu begitu melekat dihatinya. Iapun kembali mencari tahu keberadaan gadis tersebut lewat sosmed dan bantuan dari sahabatnya, Arzel yang kebetulan juga tinggal disana.
Akhirnya iapun kembali berhubungan dengan gadis itu meskipun hanya melalui dunia maya. Untuk mengisi kekosongan hatinya, ia sering berganti- ganti pacar di kampus sebagai selingan menurutnya.
Siapa yang tidak luluh oleh seorang Arkana, pria tampan dan juga kaya raya. Ayahnya seorang pengusaha ternama dan merupakan donatur terbesar dikampusnya. Banyak gadis-gadis yang mengantri untuk bisa menjadi kekasihnya.
Seperti kemarin, dua orang gadis bertengkar hanya karena gadis pertama tak terima Arkana memiliki kekasih baru dan memutuskannya tanpa sebab. Keduanya bertengkar, saling mencakar dan menjambak hingga jadi tontonan seluruh mahasiswa dikampus.
Akibat kejadian tersebut, kedua gadis itu mendapatkan skors hingga dirinyapun terkena imbasnya. Ia ikut mendapatkan peringatan keras dari dosen dan pengurus kampus.
Bonus foto Arkana buat para readers semuanya..
...----------------...
Bianca meninggalkan kamar Arkana, ia tak ingin mengganggu putranya yang sedang beristirahat. Dirinya memutuskan menuju kamar putri kecil yang dititipkannya pada mbak Sumi barusan.
Ceklek...
Pintu kamar Syakilla terbuka, terlihat gadis itu sedang bermain dengan Mbak Sumi.
" Mamaa ! " ia langsung berlari dan berhambur ke pelukan Mamanya.
" Liat Ma,, liat Ma. Bi Cumi cantik cekali. " ucap gadis kecil itu kegirangan.
Mbak Sumi menengok perlahan, sambil meringis wanita itu perlahan membalikkan wajahnya.
" Astagfirulloh hal adzim. " Bianca sontak kaget melihat wajah pengasuh putrinya itu belepotan make up tak karuan.
" He..He..Nyonya seperti melihat hantu saja. " goda Bi Sumi pada majikannya.
Bianca sedikit kesal melihat kelakuan putrinya itu, ia tak menyangka gadis kecilnya sangat jahil.
" Bi Sumi mau maunya di dandani seperti itu oleh putriku." sesalnya.
" Killa, lain kali jangan memakai make up Mama lagi untuk bermain. Kasihan muka Bi Sumi jadi kotor semua. " ia menegur putrinya.
" Kita kan main plinces- plincesan, Mama. Killa mau buat Bibi jadi cantik. " elak Syakilla.
" Iya Nyonya, ndak pa-pa. Saya seneng didandani Non Killa kaya gini. He..he " bela Bi Sumi sambil menyengir kembali.
Bianca hanya mampu geleng kepala, semua orang memang sangat memanjakan putri bungsunya itu. potongberjalan mendekati pegasuh sang anak.
" Ya sudah. Bibi bersihkan muka terlebih dahulu. Ayo Sayang, minta maaf dengan Bi Sumi. " perintah Bianca.
" Maaf Bibi. " ucapnya polos.
" Sama-sama, Nona. " balas Bi Sumi. Wanita itu segera keluar dari kamar majikannya.
Biancapun bermain bersama putrinya, netranya tertuju pada sepotong kue yang masih tersimpan dalam kantong plastik tak jauh dari sana.
" Sayang, Killa memakan kuenya tadi? " tanyanya penasaran.
" Iya, Ma. Kuenya enak cekali, Killa suka. " jawab putrinya polos.
Ia heran, biasanya Killa menginginkan kue namun jarang memakannya. Tapi kali ini, gadia itu menghabiskan empat potong kue tadi. Iapun penasaran dan memakan sepotong kue yang masih tersisa.
" Heeummm. Enak sekali. " gumamnya senang, ia merasa pernah memakan kue seenak ini sebelumnya.
" Kenapa rasanya sangat mirip dengan kue buatan Bi Irah? Aku jadi teringat beliau, sudah lama sekali aku tak mengunjungi makamnya. " gumamnya dalam hati. Ia jadi merindukan pelayan setia yang begitu berjasa padanya dahulu.
Bersambung....
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini. Kasih like koment rate lima dan vote seikhlasnya buat karya terbaru author ya. Dukungan kalian semangat author untuk terus berkarya. Makasih sebelumnya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Mintjie Elath
saya suka dengan cerita ini
2024-05-10
0
Nur Adam
visual ny lmyn
2022-04-02
0
Kinan Rosa
pasti saroja cucu nya bi ija
2022-01-31
0