Arkana mulai turun dari kamarnya dan menuju ruang makan. Netranya memandang ke seluruh sudut ruangan berharap menemukan apa yang ia cari.
Bi Yani yang sedang berada didapur segera mendekati putra majikannya tersebut.
" Maaf, apa Tuan muda ingin sarapan sekarang? Bibi akan siapkan kembali makanan untuk Tuan Muda. " Bi Yani memberi hormat pada putra majikannya.
" Eeumm,, iya Bi. Aku ingin sarapan pagi sekarang, tapi aku mau pelayan baru yang menyiapkannya untukku. " pintanya pada Bi Yani.
Wanita itu kebingungan sebab dirinya merasa tidak ada pelayan baru disana.
" Maaf Tuan, tapi disini tidak ada pelayan baru."
Arkana tersenyum tipis menanggapi pernyataan Bi Yani. Iapun menjelaskan siapa pelayan baru yang ia maksud.
" Bukankah kemarin ada seorang gadis dan keluarganya yang baru saja kemari. Dirinya mengatakan padaku bahwa ia adalah pelayan baru disini. Aku mau dia yang melayaniku, tolong panggilkan dia kemari. " pinta Arkana.
Bi Yani mulai memahami siapa gadis yang dimaksud oleh Arkana. Namun, ia ingat bahwa Bianca mengatakan bahwa Seroja dan keluarganya akan menjadi bagian dari keluarga tersebut.
" Tapi, Tuan Muda. Nyonya bilang? " belum sempat Bi Yani meneruskan ucapannya, Arkana segera memotong pembicaraan.
" Bibi panggil saja dia kesini, katakan aku yang memintanya. Dia sudah tahu sendiri dengan tugasnya. " perintah Arkana tegas, dengan terpaksa Bi Yani mengikuti kemauan putra majikannya tersebut.
Bi Yani mencari keberadaan Seroja, ternyata gadis itu sedang menyapu di teras belakang. Iapun menyampaikan apa yang diperintahkan Arkana padanya.
Seroja mendengus kesal, ia sadar Arkana pasti sengaja ingin mengerjainya. Namun mau bagaimana lagi, ia harus menuruti kemauan pria tersebut karena dirinya berhutang padanya.
Arkana tersenyum sinis pada gadis itu saat melihat kedatangannya. Dirinya memang berniat untuk mengerjai gadis tersebut.
" Aku mau sarapan. " ucapnya singkat.
" Ya sudah, sarapan saja. Untuk apa kau mengatakannya padaku. Bukankah Bi Yani sudah menyiapkan sarapan tadi pagi. Aku sedang menyapu dibelakang, untuk masalah memasak semua sudah jadi tanggungan Bi Yani. " ia berusaha mencari-cari alasan untuk menolak keinginan pria tersebut.
" Aku mau kau yang menyiapkan sarapan untukku. Bukankah kau bilang kalau kau bekerja disini? Aku tidak rela Mamaku mengeluarkan uang yang besar hanya untuk seseorang yang tidak berguna." sindir Arkana.
Seroja benar-benar kesal kali ini, kalau bukan karena Arkana adalah putra majikannya tentu sudah ditelan mentah- mentah pria menyebalkan tersebut.
Dengan terpaksa ia mengikuti perintah Arkana untuk menyiapkan sarapan untuknya. Pria itu besar kepala kali ini, akhirnya ia bisa mengerjai Seroja.
Setelah makanan tersaji, Arkanapun kembali berulah padanya. Ia ragu bahwa Seroja tidak menaruh sesuatu dimakanannya. Ia meminta gadis itu untuk mencicipi makanannya terlebih dahulu.
Seroja semakin kesal, sebab pria itu begitu rewel menurutnya. Untung saja ia tidak jadi menaburkan garam sebanyak mungkin ke makanan tersebut. Iapun memakan semua makanan yang tersaji semuanya dengan begitu lahap dan cepat karena kesal.
" Hei, kenapa kau menghabiskan seluruh makanannya? Bukankah aku memintamu untuk mencicipi saja. " ungkap Arkana kesal.
" Mubazir Tuan Muda, kupikir kau mana mau memakan makanan sisaku. Jadi kuhabiskan saja semuanya. " Seroja menyengir sambil menyuapkan satu sendok besar makanan terakhit ke mulutnya.
Arkana mendengus kesal. " Kau ini, dasar perempuan rakus. Mana ada wanita yang makan begitu banyak sepertimu. "
" Cepat buatkan kembali makanan untukku. " lanjutnya berujar.
Seroja mendelik seketika, pria ini memang terlahir menyebalkan sepertinya.
" Aku tidak bisa memasak. " tolaknya seketika. Ia enggan menuruti kemauan Arkana.
" Aku tidak mau tahu. Kau harus memasak lagi untukku. Salah sendiri kau habiskan makananku. " paksa Arkana. Ia menyilangkan kembali kedua tangannya dan memalingkan wajah tanda tidak ingin ditolak.
Lagi-lagi Seroja mendengus kesal, iapun terpaksa mengikuti kemauan pria tersebut. Dalam sepuluh menit, gadis itu telah menyajikan sepiring makanan didepan anak majikannya.
" Yuhuu,, makanan sudah siap. Silahkan nikmati sarapan anda Tuan Muda. " ucapnya senang.
Arkana mendelik seketika, ia begitu terkejut dengan apa yang Seroja sajikan untuknya. Sepiring nasi dengan telor mata sapi dan ditambah kecap diatasnya. Pantas saja gadis itu begitu cepat memasak.
" Sarapan apa ini? Manamungkin aku memakan makanan seperti ini? Dasar gadis bodoh. " umpatnya kesal.
" Bukankah Tuan memintaku memasak, kebetulan aku memang tidak bisa memasak. dan didapur bahan makanan memang sedang habis stoknya. Kalau Tuan Muda tidak mau, ya sudah. Aku akan memakannya kembali. " Seroja hendak mengambil sepiring makanan yang ada di depan Arkana, namun pria itu menahannya.
" Hei, mau kau bawa kemana sarapanku. Ya sudah, biar aku memakannya saja. Kau tidak menaruh racun di makananku kan? " tanyanya curiga.
" Kau ini, yasudah kalau kau tak percaya biar aku makan saja lagi. " Seroja hendak kembali merebutnya, namun Arkana kembali menahannya. Iapun dengan terpaksa memakan makanan itu karena dirinya sedang malas keluar dan berkuliah hari ini.
Diam-diam Seroja tertawa penuh kemenangan saat melihat pria itu seolah terpaksa memakan sarapan buatannya.
" Rasakan sendiri, memangnya enak kukerjai. " batinnya senang. Dirinya memang sengaja berpura-pura tidak bisa memasak agar pria itu berhenti mengerjainya.
Ting...Tong...
Tiba-tiba bel rumah berbunyi, dengan segera Seroja membuka pintu dan melihat siapa yang datang.
" Nyonya? Anda telah kembali? Biar saya saja yang membawa belanjaan anda. " sapa Seroja pada Bianca yang baru saja datang bersama Killa dengan membawa banyak barang belanjaan.
" Iya Seroja, terima kasih banyak. Kau baik sekali. " ungkap Bianca tulus. Entah mengapa dirinya begitu menyukai gadis tersebut.
Ketiganya masuk, Bianca terkejut saat melihat putranya masih berada di mansion.
" Kak Arkana,, Killa datang. " gadis kecil itu segera berhambur ke pangkuan sang kakak yang baru saja menghabiskan sarapan paginya. Arkana menciumi gadis kecil itu karena gemas.
" Arkana? Apa kau tidak berkuliah hari ini, Nak?" tanya Bianca heran.
Arkana membuang nafas kasar, dengan malas ia menjawab pertanyaan Mamanya.
" Arkana sedang malas, Ma. Hari ini aku tidak ingin kemana- mana. "
Bianca hanya bisa geleng-geleng kepala, ia tak mampu berbuat apa-apa sebab Arkana daridulu memang tidak bisa dipaksa. Iapun mengajak putri kecilnya ke atas untuk berganti pakaian terlebih dahulu.
Seroja menyayangkan sikap pria itu, padahal ia punya segalanya tapi malas menuntut ilmu. Rasanya nasib Arkana sungguh berbanding terbalik dengannya. Dirinya selalu saja bersemangat untuk kuliah, tapi apa daya biaya dan waktu menjadi penghalang baginya untuk meneruskan pendidikannya.
Tak berselang lama, bel mansion kembali berbunyi. Dengan segera Seroja membukakan pintu dan melihat siapa yang datang.
Terlihat seorang gadis cantik dan berpenampilan seksi berdiri didepan pintu mansion. Ia seperti mengenal gadis itu, ia sepertinya salah satu idola dikampus.
" Apa Arkana ada didalam? Aku ingin bertemu dengannya. " tanya gadis itu dengan sedikit angkuh.
" Iya, Tuan Muda ada didalam. Maaf anda siapa ya? " Seroja bertanya terlebih dahulu sebelum menyampaikan pada majikannya.
" Aku Helena, kekasih Arkana. " jawab gadis itu. Serojapun menyuruh gadis tersebut menunggu diruang tamu, iapun memanggil Arkana yang telah kembali kekamarnya barusan.
Tok..Tok..Tok..
Arkana mendengus kesal, disaat ia sedang asyik chatting dengan Aluna ada saja yang datang mengganggunya. Iapun menutup laptopnya dan membuka pintu kamarnya.
" Kau lagi! Kenapa kau menggangguku terus-terusan. " tanyanya kesal.
" Maaf Tuan Muda, kekasih anda sedang menunggu dibawah. " Seroja menyampaikan kedatangan Helena.
" Kekasih? Memangnya siapa yang datang? " Arkana kini justru bertanya balik padanya.
Seroja heran bagaimana mungkin pria itu tidak mengenali kekasihnya sendiri. Namun, ia tidak mau ikut campur urusan orang lain.
" Dia mengatakan bahwa namanya adalah Helena, dan dia adalah kekasih anda. " jelas Seroja.
" Ceks,, ya sudah sampaikan padanya aku akan turun sebentar lagi. " jawab Arkana malas.
Jedder..
Seroja begitu kaget saat pria itu membanting pintu kamarnya. Ia mengelus dada mengingat kelakuan Arkana.
" Dasar pria gila, aneh. Untung saja jantungku tidak copot karenanya. " batinnya dalam hati.
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini ya. Kasih like koment rate lima dan vote seikhlasnya buat karya keduaku. Dukungan kalian semangat author untuk terus berkarya. Makasih sebelumnya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Teruterubuzu
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 asli ngakak habis dgn kedua tokoh karakter ini... fresh banget
2022-01-22
0
Teruterubuzu
🤣🤣🤣🤣🤣 apes banget arkana
2022-01-22
0
syafridawati
like
2021-09-03
0