BAB 4

Emily menatap jalanan dengan sendu. Entah apa yang akan terjadi nanti ketika dirinya bertemu dengan Albert wheeler, seorang mafia yang terkenal kejam dan tidak segan untuk membunuh.

Sebelum benar-benar sampai ditempat tujuan, Justin telah menjelaskan beberapa point penting tentang hubungan Albert dan Emilia. Sungguh diluar dugaan, Emily terkejut saat mendengar hubungan sang kakak dengan sang mafia. Albert dan Emilia telah menjalin hubungan layaknya suami istri, bahkan sudah memiliki seorang putra berumur 7 tahun.

Bagaimana mungkin, hal sebesar ini tidak diberitahukan kepada mereka, pikir Emily.

“Sebentar lagi kita akan sampai. Ingat baik-baik apa yang aku katakan tadi.” Pinta Justin, usai menceritakan tentang hubungan Emilia dan juga Albert. Segala sesuatu yang diketahui olehnya mengenai Albert, telah ia sampaikan kepada sang keponakan. Berharap Emily mengerti dan tidak mengacau seperti kakaknya, Emilia.

“Baik paman.”jawab Emily malas

THE WHEELER. Mereka akhirnya tiba di kediaman trah mafia besar, Wheeler Family. Sejenak gadis itu berdecak kagum melihat bangunan di depan matanya. Megah pun mewah, lima kali lipat lebih besar jika dibandingkan dengan rumahnya.

“Turunlah!”perintah Justin, yang membuat Emily tersadar dari lamunannya. Tanpa berucap apapun, gadis itu turun dari dalam mobil dengan raut wajah masam. Teringat kembali apa yang menjadi tujuannya datang kemari.

“Tersenyumlah! jangan memasang eskpresi wajah yang berpotensi membuat tuan Albert marah.” ucap Justin, sedikit merasa kesal.

Kaki keduanya telah berpijak di lantai mansion tersebut. Pintu besar di depan sana terbuka, menampilkan seorang pria dengan setelan jas hitam licinnya. Mimik wajahnya datar, menatap kepada sang tamu yang baru saja tiba.

“Selamat malam tuan Clifton” sapa Justin sambil menundukkan kepala memberi hormat kepada sang tangan kanan tuan Mafia. Ialah Clifton, pria dengan mimik wajah datar.

“Selamat malam tuan Justin. Apakah kau membawa apa yang tuan Albert minta?” tanya Clifton yang tidak mau berbasa basi.

“Tentu saja tuan Clifton. Putri saya adalah seorang yang bertanggung jawab.”balas Justin dengan senyum palsu diwajahnya.

Clifton mengangguk samar. Sekilas ia lirik wanita yang berdiri di belakang Justin “Baiklah bawa dia masuk. Tuan Albert telah menunggu”perintahnya

“Baik tuan. Emilia ayo kita masum” ajak justin.

Kepala Emily senantiasa tertunduk takut. Matanya sempat milirik ke arah Clifton dan tatapannya secara tidak sengaja bertemu. Sontak bayang-bayang akan kematian bangkit dan serasa sudah didepan mata.

“Apakah ini akhir dari hidupku?” gumamnya dalam hati

“Tegakkan kepalamu dan hafalkan setiap foto yang paman berikan. Didepan mu ini adalah taun Clifton, tangan kanan dari tuan Albert” bisik Justin kepada Emily. Sebisa mungkin agar mereka tidak terlihat mencurigakan.

“Baiklah nona Emilia, mari ikut saya karena tuan Albert sudah menunggu.” Pinta Clifton. Sesungguhnya ia yang merasa ada yang aneh dengan sikap nona nya. Dimana kepala yang sealu berdiri tegak dengan segala kesombongan dan keangkuhan itu. Yang ia lihat saat ini hanyalah tatap takut dan tangan gemetar.

“Apakah dia benar nona Emilia? kenapa tatapannya seperti orang yang tertekan dan juga sikapnya kenapa berubah menjadi lebih pendiam serta lebih penurut?”gumam Clifton dalam hati.

Emily benar-benar telah menginjakkan kakinya jauh ke dalam mansion milik Albert. Dadanya terasa sesak mencekik pun tubuhnya dingin karena rasa gugup. Mengapa dirinya seperti akan dihadapkan oleh malaikat kematian.

Namun sebisa mungkin ia tetap tenang. Melangkah cepat, mengikuti langkah panjang Clifton. Demi menghilangkan semua pikiran negatifnya, Emily pandangi keseluruhan ruangan. Semakin takjub saja, Emily akui jika tempat ini sangatlah luar biasa. Saking takjubnya, ia hampir menumbruk punggung lebar Clifton. Sungguh terkejut karena pria ini tiba-tiba saja menghentikan langkahnya.

“Silakan nona, tuan sudah menunggu di dalam” ucap Clifton mempersilakan nona nya untuk masuk. Sedangkan pria itu, tetap berdiri pada posisinya.

Emily mengerjap cepat, ia ratapi pintu dihadapannya. “Aku pasrahkan takdirku pada-MU”

Senyum manis terbit dibibir Emily, ditujukan kepada Clifton “Baiklah, terima kasih Clifton”

Terkejut bukan main, Clifton merasa ada yang salah dengan pendengarannya. Bagaimana mungkin kalimat itu keluar dari mulut nonanya. Dan lagi, senyum itu, darimana datangnya.

Dalam hati Clifton terus bertanya-tanya, sembari menatap punggung nona nya yang sudah masuk ke dalam ruangan Albert.

“Entahlah, mungkin ini siasat nona” pikir Clifton

Emily benar-benar masuk ke dalam seorang diri. Stok oksigen di dalam paru-paru terasa menipis pun jantungnya berdetak tidak karuan. Dengan keberanian penuh, ia dekati sosok pria yang duduk pada kursi di depan sana. Tubuh tinggi tegap, punggung lebar dengan otot-otot kekar, telah menunggunya.

“Selamat malam Tuan, saya sudah-,” ucapan Emily terputus kala terdengar suara gelak tawa dari pria, yang ia yakini adalah Albert Wheeler.

“Nyalimu cukup besar. Setelah semua kekacauan yang kau buat, rupanya masih berani untuk menampakkan diri” suara itu terdengar mengerikan, terlampau rendah menyesakkan.

“Sa-, saya minta maaf tuan” gagap, gemetar bibir Emily pun lidahnya kebas. Terlonjak kaget dengan tubuh gemetar hebat ketika tangan kekar pria itu menggembrak meja, kuat-kuat.

Kursi itu dibawa berputar, menampilkan wajah datar seorang pria dengan api kemarahan di matanya. Lantas bangkit, bak raksasa berdiri dihadapan Emily yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengannya.

“Di-dia Albert Wheeler..” batin Emily.

Tercekat nafas gadis itu, ketika Albert berada tepat dihadapannya. Dapat Emily rasakan kemarahan pria ini yang berkobar dan siap membuatnya meleleh ditempat.

“Apa ini kenapa dia seperti raksasa yang siap melahap mangsanya.” Emily hanya bisa membatin. Jangankan untuk berucap, bernafas saja rasanya sudah susah.

“Kenapa baru sekarang? Kau meminta maaf setelah melarikan diri dan kembali begitu aku mengancam si brengsek Justin.”ucap Albert penuh dengan emosi.

“Kau tahu, adikku hampir kehilangan nyawanya dan itu karena ulahmu, Emilia.” Albert kembali berucap, sembari membawa tubuhnya semakin dekat dengan Emily.

Merasa jarak mereka semakin terkikis, Emily berinisiatif untuk melangkah mundur. Mengambil ancang-ancang, seolah bersiap menerima serangan dalam bentuk apapun itu. Jika mendengar dari nada bicara pria ini, dapat Emily pastikan bahwa segala sesuatu bisa terjadi.

“Kenapa baru sekarang, hah?”

“Kenapa baru sekarang kau datang dan memohon ampun, Emilia!” teriak Albert penuh amarah. Tangannya yang sebesar wajah Emily, telah bertengger pada dagu gadis malang itu. Dicengkram kuat, hingga empunya meringis kesakitan.

“A-,ampun, aku sa-salah. A-,a-aku minta maaf” tergagap, gemetar pun telah pucat pasi wajah Emily dibuatnya. Pupil matanya membesar dan berair. Menangis, memohon ampun dengan menyatukan kedua tangannya.

“Emilia menangis? Dimana mulutnya yang selalu berkata kasar itu? Dan apa ini, tubuhnya gemetar? Dimana keberaniannya yang selalu melawan itu?” Albert kebingungan, bertanya kepada dirinya sendiri.

“Apa dia berusaha menipuku dengan bersikap lemah seperti ini”gumamnya lagi

Bersambung

Terpopuler

Comments

Saccan

Saccan

nicee

2024-08-28

0

Jumria Jumi

Jumria Jumi

kayaknya seru nih ceritanya,aku baru mampir thor di karyamu

2024-07-29

0

Yuyun Anggriani AnasYuyun

Yuyun Anggriani AnasYuyun

seruu nccc 🤗

2024-07-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64
65 BAB 65
66 BAB 66
67 BAB 67
68 BAB 68
69 BAB 69
70 BAB 70
71 BAB 71
72 BAB 72
73 BAB 73
74 BAB 74
75 BAB 75
76 BAB 76
77 BAB 77
78 BAB 78
79 BAB 79
80 BAB 80
81 BAB 81
82 BAB 82
83 BAB 83
84 BAB 84
85 BAB 85
86 BAB 86
87 BAB 87
88 BAB 88
89 BAB 89
90 BAB 90
91 BAB 91
92 BAB 92
93 BAB 93
94 BAB 94
95 BAB 95
96 BAB 96
97 BAB 97
98 BAB 98
99 BAB 99
100 BAB 100
101 BAB 101
102 BAB 102
103 BAB 103
104 BAB 104
105 BAB 105
106 BAB 106
107 BAB 107
108 BAB 108
109 THE END
110 Pengumuman
111 Extra part 1
112 INFO PENTING!!
113 INFO PENTING
Episodes

Updated 113 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64
65
BAB 65
66
BAB 66
67
BAB 67
68
BAB 68
69
BAB 69
70
BAB 70
71
BAB 71
72
BAB 72
73
BAB 73
74
BAB 74
75
BAB 75
76
BAB 76
77
BAB 77
78
BAB 78
79
BAB 79
80
BAB 80
81
BAB 81
82
BAB 82
83
BAB 83
84
BAB 84
85
BAB 85
86
BAB 86
87
BAB 87
88
BAB 88
89
BAB 89
90
BAB 90
91
BAB 91
92
BAB 92
93
BAB 93
94
BAB 94
95
BAB 95
96
BAB 96
97
BAB 97
98
BAB 98
99
BAB 99
100
BAB 100
101
BAB 101
102
BAB 102
103
BAB 103
104
BAB 104
105
BAB 105
106
BAB 106
107
BAB 107
108
BAB 108
109
THE END
110
Pengumuman
111
Extra part 1
112
INFO PENTING!!
113
INFO PENTING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!