5

Alsa berjalan ke arah deretan novel di dalam sebuah toko buku yang saat

ini agak sepi pengunjung, dirinya hendak mengambil sebuah novel bersampul pink dengan genre romantis.

Namun tiba-tiba sebuah tangan terjulur dan menyentuh punggung tangan gadis itu yang lebih dulu mengambil novel tersebut.

"Maaf," ucap Alsa tak enak pada seorang gadis berambut pendek yang tadi juga hendak mengambil novel incarannya.

"Gak apa-apa," jawab gadis itu sambil tersenyum.

"Ambil aja novelnya, lagiankan masih ada tiga novel yang sama di sini," lanjutnya lagi sembari memberikan novel pada Alsa yang disambut dengan senyum di wajahnya.

"Makasih, Kak," ucap Alsa sopan. Kemudian lawan bicaranya hanya tersenyum dan mengambil novel yang berjudul sama dengannya.

"Masih lama ya?" tiba-tiba suara berat seseorang mengagetkan mereka berdua membuat para gadis itu menoleh pada sumber suara.

Tampak seorang lelaki tampan berwajah dingin berjalan ke arah mereka, tak ada senyum ramah dan hanya ada rasa bosan atau malas tercetak pada wajahnya.

"Kak Ken?" tanya Alsa heran, pasalnya lelaki di depannya ini tidak pernah sekalipun masuk ke tempat yang bertumpuk buku seperti perpus. Dan ini pengalaman langka yang ia lihat, Kenzo yang berada di sebuah toko buku tentu membuat Alsa sedikit bingung.

"Ca? Lo disini? Sama siapa?" tanya Ken beruntun. Ia menoleh ke sekitar gadis itu dan tak menemukan siapa pun bersama Alsa.

"Hu'um ... sendiri."

"Lho? Kalian udah saling kenal?" tanya gadis itu heran.

"Hn, dia Adik kelas," jawab Ken malas.

"Hai, kenalin nama gue Tyas. Gue pacarnya Ken," ucap gadis bernama Tyas itu sembari mengulurkan tangan kanannya, senyum mengembang di wajahnya.

"Alsa," mereka pun saling berjabat tangan dan tersenyum satu sama lain.

Namun entah kenapa ada sedikit rasa sesak di hati Alsa ketika mengetahui Kakak kelas yang selalu baik padanya itu ternyata telah memiliki seorang pacar.

Segera ditepis rasa itu karena tak ingin menjadi seorang yang jahat dengan perasaan iri atas kebahagiaan orang lain.

Namun ia sadar bahwa ini bukanlah perasaan iri, tapi dirinya juga tak mengerti apa. Membuat Alsa  bertanya dalam hati kata apa yang pas untuk menggambarkan perasaannya.

***

Pulang dari toko buku Alsa diantar oleh Ken juga Tyas, matahari telah tenggelam sejak setengah jam yang lalu.

Ia senang karena ternyata Tyas akan sekolah di sekolah yang sama dengannya dan akan menjadi kakak kelas Alsa.

Tyas adalah seorang gadis yang ceria, cerewet, banyak ekspresi di wajahnya yang menurut Alsa sangat lucu. Dan dia juga gadis yang baik, bahkan Tyas mentraktirnya makan siang disebuah restoran cepat saji.

Melangkah masuk ke kamarnya, Alsa bergegas untuk mandi dan belajar seperti biasanya. Ia membuka ponselnya dan tumben sekali sang kakak hanya mengirimnya satu pesan, itu pun siang tadi ketika jam makan siang.

Apa kakaknya benar-benar marah padanya, itu lah yang ada di pikiran gadis 15 tahun tersebut.

Mengabaikan perkiraan-perkiraan buruk, ia memutuskan untuk mengambil buku pelajaran esok dan mempelajari semua materi dengan serius.

Di lain tempat, Davin tengah uring-uringan lantaran Sherly yang sedari tadi bergelayut manja padanya.

Jika saja kini Alsa yang melakukannya, tentu pria itu akan sangat senang. Tapi entah kenapa wanita di sebelahnya ini begitu menggelikan untuk Davin.

"LEPAS!!!!" Davin mengibaskan lengan kanannya hingga Sherly tersungkur ditanah, sungguh pria itu muak dengan sikap Sherly yang menurutnya keterlaluan.

Ingin rasanya ia kembali pulang ke apartemen dan bertemu dengan Alsa, namun apa boleh buat ia masih harus di sini sampai dua hari ke depan.

Bahkan lelaki itu menyuruh guru pengganti untuk menggantikan kelasnya mengajar, entahlah kini Davin merasa semuanya makin tak jelas atau semua hal menjadi mengesalkan jika ia tak bersama Alsa.

"Davin, jangan tinggalin gue dong," rengek Sherly di depan umum tanpa malu. Davin pergi dari kantornya meninggalkan Sherly yang kini menjadi bahan tontonan, tak sedikit dari mereka yang mentertawakan tingkah wanita itu.

Davin memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi menuju hotel tempatnya menginap selama beberapa hari, ia sangat merindukan Alsa.

Ingin sekali Davin memeluk Alsa seperti biasanya, namun sepertinya ia harus menahan dan bersabar selama beberapa hari kedepan. Bahkan ia berjanji untuk membawa Alsa kemanapun ia pergi.

Alsa, kakak kangen kamu. Kakak pengen banget ketemu sama kamu, sayang.

******

Davin membuka kelopak matanya saat jarum jam menunjuk angka 7, ia harus bergegas ke kantor. Namun, langkah Davin menuju kamar mandi terhenti karena mendengar ponselnya yang berdering.

Davin segera meraih benda pipih itu, berharap si penelpon adalah Alsa. Akan tetapi harapan itu musnah sudah ketika melihat nama Sherly tertera di sana. Bahkan ia sangat terkejut melihat wallpaper ponselnya yang dari wajah cantih adiknya berubah menjadi wajah Sherly yang memuakkan menurut Davin.

Beruntung setelah Davin menolak panggilan Sherly, wanita itu sadar diri untuk tak menelponnya lagi. Untuk apa ia menelpon kalau kamarnya saja bersebelahan dengan kamar hotel milik Sherly.

Ia dengan cepat mengubah wallpaper ponselnya menjadi gambar anjing pitbull, lebih baik dari melihat gambar Sherly yang membuat bulu kuduknya meremang.

Dengan cepat ia memasuki kamar mandi dan bersiap ke kantor setelahnya.

___________Tbc.

Terpopuler

Comments

Yayuk Setyowati

Yayuk Setyowati

apa davin sama Alsa yach

2020-12-05

0

Nona Cherry Jo

Nona Cherry Jo

suka ceritanya

2020-12-03

0

silvia🙋‍♀️

silvia🙋‍♀️

mulai seru nich

2020-12-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!