Bab 5 "KECURANGAN"

...❣️Flora pelakunya?...

...°...

...°...

"Gimana ini bapak ibu guru, dan para pengurus sekolah keputusannya untuk tetap mempertahankan flora sekolah disini atau dikeluarkan saja ?"

"Menurut saya, sebaiknya dia konsultan ke psikologi dulu deh, bukan apa-apa dia sudah termasuk ganas kalo marah," tanggapan guru bk sekolah.

"Tidak, kita tidak perlu mengusir dia kemana-mana biarkan dia disini,"tanggapan Defani ibu kepala sekolah.

"Bukankah kita rapat untuk mengutarakan pendapat dan mengambil keputusan bersama Bu kepala sekolah?"

Sambil melihati cincinya,"kau pikir aku mengambil keputusanku sendiri ! Aku sudah meneliti loh, aku rasa ini akan menjadi tantangan tersendiri untuk kalian semua tuh, bisa pa nggaknya ngehadapin si flora."

Semua guru tiba-tiba diam, sekelebat ada yang bisik-bisik, mendengar tanggapan kepala sekolah yang aneh.

Selesai rapat guru psikologi ( Namanya bu Ana ) bertanya kepada teman gurunya.

"Bagaimana ia bisa menyimpulkan keputusannya sendiri, seharusnya bukankah tidak boleh begitu ?"

"Bu kepala sekolah tuh bukanya dari dulu begitu? Dia tuh suka banget yang namanya uang, ya kalo nggak disuap ya kenapa lagi alasannya, secara nyata kan emang si murid ganas itu flora kan kaya raya, nggak diragukan lagi itu mah.."

"Ini sangat berbahaya, masalah kecil aja bisa sampai begitu si flora marahnya," cemas guru bk.

"Disekolah ini bergantung padamu bu, anda yang hanya bisa mengerti raut paut dari pandangan psikologi."

Bu ana memasang wajah cemas.

💦💦💦

.

.

.

Tiba-tiba di hari itu juga secara dadakan ada berita salah satu murid di sekolah tersebut meninggal, dan masih dalam pemeriksaan apakah ia bunuh diri atau dibunuh, diduga si orang penolong merupakan pelaku kejadian.

"Doni meninggal ?"

Doni adalah laki-laki yang pernah flora selamatkan di hari pertama sekolah dari perlakuan buruk Mark.

Mark yang saat itu juga mendengar berita itu langsung bertanya-tanya kepada temanya.

"Beneran nih doni ?" Tanya mark.

"Iya, katanya dia bunuh diri, tapi di tempat kejadian ada Lala, sekarang Lala sudah ditangkap," kata Nanda.

"Lala ?" Batin Mark, heran kenapa Lala terlibat dalam hal ini.

Flora datang, masuk ke kelas.

Mark reflek liatin flora datang.

"Bukankah Lala memang anak yang aneh, dia membawa tongkat ketika sekolah ? Seperti psikopat mungkin ketika ia lagi marah, dia membunuh orang." Kata Yora.

Mark kembali fokus ke cerita soal doni.

"Emang tongkatnya pernah buat mukul orang ?" Tanya Andi.

"Pernah ! Dulu ada salah seorang murid yang mengejeknya "orang gila" dia langsung marah dan memukul punggungnya."

"Huhhh beneran ?"

"Ya iya kan kalo bukan lala siapa lagi yang bunuh, dia ada TKP, sikapnya dari dulu juga begitu kan, nggak aneh jika ia membunuh seseorang,"ucap Nanda.

"Huh mereka nggak tau aja, saat jam pulang sekolah dulu, tongkat Lala itu menjadi senjata super flora untuk memukul mobilku, sebenernya flora tauk, yang psikopat 😏," batin Mark.

Tiba-tiba Mark berinisiatif untuk bertanya kepada flora akan kejadian hari itu.

"Hey kamu flora ! Kau tau masalah kematian ini? Ini orang yang kau bantu dulu lo saat pertama ketemu😒."

"Terus ?" Jawab flora dengan dinginya.

Batin mark," kalo aku bertanya apa kamu yang membunuhnya, gimana ya sikapnya ? Ngamuk ?🙄 Haduh udah terlanjur pembukaan topik lagi."

Dibelakang Mark.

Kata Nanda secara lirih," o iya flora juga aneh kan ? Kalian ingat perlakuannya kemarin ?" bisik Yora kepada teman-temannya.

"Iya juga, dia juga patut dicurigai nih, tapi dalam rangka urusan apa dia ketemu doni?"

Disisi lain Mark berusaha bertanya kepada flora.

Terlintas pertanyaan dipikiran Mark.

"Ohh iya ! Posisimu kemarin dimana saat sore ?" Tanya mark.

"Aku dirumah sakit saat itu, kenapa ?" Jawab flora.

"Ngapain ke rumah sakit ?"

"Apa aku harus memberitahu semua yang ingin aku lakukan ! Kalau dirumah sakit ya berobatlah, lambung ku bermasalah kemarin,"jawab flora.

"Ooo maaf kalo gitu, kalo boleh tau rumah sakit mana ?"

Flora menengok Mark sebentar,"jalan merpati."

Batin Mark,"itu jauh sama lokasi pembunuhan."

"Yaudah Lo gitu."

"Dihh nggak jelas."

🙄

✨✨✨✨

Saat jam pulang sekolah, Yora iseng-iseng menuduh flora akan kasus kematian doni.

"Hey flora !"

Langkah flora terhenti, lalu menengok kebelakang.

"Kenapa?"

"Ini pasti ulahmu kan ! Disekolah ini yang sering dibilang psikopat, siapa lagi kalo bukan kamu !"

"Bacot anj****."

"Ngomong aja itu kamu kan !"

"Ngajak ribut kamu !"

"Kenapa kamu marah ? Jika ini memang bukan ulahmu, bukankah seharusnya kau tidak marah ?"

"Kamu yang menuduhku duluan Bangs** !"

flora mentepeleng kepala Yora.

"Hya ! Beraninya kamu !" Yora sangat marah, mulai memberontak.

Tapi flora ingin memukul nya duluan untuk yang kedua kalinya.

Dari belakang tangannya ditangkap oleh Mark.

Etttt

"Nggak usah main kasar flora ! !"

"Mark liat dia, kepalaku sakit sekali," ucap Yora dengan manjanya.

"Dia Anj*** yang mulai duluan !"

"Apaan sih main mukul orang aja ! Bisa dibicarakan baik-baik kan !" bela Mark.

"Lagian entah aku atau orang lain yang membunuh laki-laki itu, ia tetap nggak akan bisa hidup kembali kan! Ketika dia memilih mati, aku rasa dia juga sudah tau kelanjutannya."

"Memilih ?"

"Bagaimana bisa kau berpikir dia itu memilih untuk mati ? Berarti dia bunuh diri dong ?"

"Aku tidak tau dan tidak ingin tau !"

Flora pergi meninggalkan mereka.

"Dasar anak dajjal !" kata Mark.

,,,,,,,,

Selesai Mark menghantarkan Yora ke UKS ia ingin pergi.

Tiba-tiba diparkiran ia dihampiri polisi...

"Kamu harus ikut saya ya Mark !" Kata pak polisi itu.

"Loh kenapa pak ? Kok saya ?"

"Katanya kamu sering membuli doni?"

"Pak ! Saya nggak ngebully, dia nya aja yang selalu buat masalah saat didepanku."

"Coba anda jelaskan di kantor saja, sekarang ikut saya !"

"Tapi pak saya !"

🏢POV Mark dikantor polisi.

"Kapan terkahir kamu bertemu dengan doni ?" tanya pak polisi.

"3 hari lalu kayaknya, ehh enggak 1 hari lalu deng aku liat doang tapi dia diparkiran ngambil motor."

"Benarkah begitu ?"

"Andai aja mataku ini cctv pak, akan ku tunjukan seadanya bahwa beneran aku terakhir melihat dia diparkiran doang!"

"Oke sebentar, aku panggilkan Lala."

Lala datang didampingi dua polisi dibelakangnya...

"Kau kenal dia Lala ?"

"Dia kan sekelas sama aku pak."

"OOO."

Batin Lala, "haduhhh makin rumit aja, sampe ketemu Mark lagi."

"Dimana posisi kamu saat itu Mark ?"

"Saat itu.. aku main game dirumah sampe jam satu malam."

"Apa kau bercanda ? Main game apa semedi sampe berjam-jam gitu ?"

Batin Mark," yaelah dibilangin kan pasti orang-orang nggak percaya padahal kan beneran."

"Intinya kalian tidak bersama waktu itu ?"

"Enggak pak.." kata mereka berdua dengan kompak.

"Data doni, terakhir dilihat dirumah sakit, apa kalian ada yang kerumah sakit kemarin itu ?"

"Enggak aku, sebentar," Mark merasa ada yang janggal tentang rumah sakit.

"Saya tidak kerumah sakit pak,"kata Lala.

"Rumah sakit mana pak ?"

"Rumah sakit Rikamedika," jawab pak polisi.

"Nah loo, tukan rumah sakit itu di jalan merpati, berarti posisi flora sama dong dengan doni kemarin," batin Mark.

Tanggapan Lala,"bahkan aku nggak tau itu rumah sakit mana pak."

"Bukanya itu jauh dari tempat terjadinya kejadian pak ?"

"Memang, jadi patut dicurigai."

Batin Mark," aku harus bertemu flora untuk menanyakan ini."

"Oke terimakasih Mark anda tidak terbukti terkait dengan kasus ini, jadi boleh pulang. Lala masih disini ya,"kata pak polisi.

Mark segera beranjak pergi dari kantor polisi itu.

Keesokan harinya Mark terburu-buru menemui flora, ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

Berlari sangat kencang, Mark setelah keluar dari mobilnya.

Menuju kelasnya...

Sesampainya di pintu kelas..

Memanggil dengan keras, "flora !"

Matanya melirik menyisir area kelas.

Krik.. krik..

Itu terlalu pagi untuk flora datang..

"Haduhhh belom datang lagi, sialan."

20 menit kemudian...

Flora datang.

"Flora ! Ikut aku sebentar !"

"Ini udah mau masuk," jawab flora.

"Makanya cepet aku mau ngomong sebentar!"

"Aku belom mengerjakan PR nih."

"Aaaishhh."

Mark langsung merampas tangan flora, membawanya keluar kelas.

"Kamu berbohong flora! Serasa aneh kalo kamu berada ditempat yang sama sebelum dia meninggal !"

Flora menatap Mark dengan dingin....

___________________________________

Tunggu jawaban flora di part berikutnya....

Please vote, komen shaarenya kawan🥺....

Episodes

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play