Pagi hari Reyhan lagi sarapan bersama kedua orang tuanya, Reyhan menatap layar ponselnya terlihat menunggu telpon atau pesan seseorang. Karna tidak ada panggilan masuk dan juga pesan masuk, Reyhan langsung berinisiatif menelpon lebih dulu.
Reyhan menunggu telponnya diangkat tapi tidak juga ada jawaban.
Janeta dan Pramana hanya saling menatap.
Reyhan langsung pamit berangkat ke kampus,
Saat sampai di kampus Reyhan mencari Denada ke kelasnya, teman-teman Denada tidak ada yang tahu.
Reyhan mencoba menelpon kembali.
Di tempat lain ternyata Denada baru bangun tidur di samping teman laki-lakinya, Denada mengangkat ponselnya.
"Iya sayang, kenapa?" tanya Denada masih sedikit mengantuk.
"Kenapa dari tadi kamu ditelpon gak angkat-angkat?" tanya Reyhan
Teman laki-laki Denada terbangun juga dan hanya mendengarkan pembicaraan mereka, seperti sudah terbiasa.
"Aku baru bangun tidur, maaf ya sayang" ucap Denada dengan nada manja
"Ya baiklah, sekarang cepat berangkat ke kampus, aku tunggu di kampus sekarang juga" ucap Reyhan
"Ok" kata Denada
Reyhan menutup panggilan dan langsung berjalan menuju kelasnya.
Dua temannya baru datang dan langsung merangkulnya.
Mereka bertiga langsung masuk.
Denada buru-buru berangkat ke kampus dan langsung berlari menuju kelas Reyhan, Dosen sudah ada jadi Denada langsung pergi menuju kelasnya.
Reyhan melihat kepergian Denada.
Setelah selesai mata kuliah, Reyhan langsung mencari Denada, Denada sedang duduk di kantin sendirian, Reyhan menghampirinya.
Saat melihat Reyhan, Denada langsung merangkul lengan Reyhan.
"Ada apa?" tanya Denada.
"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan sama kamu" ucap Reyhan serius.
"Apa?" tanya Denada sambil menatap wajah serius Reyhan.
"Mama dan Papa ingin aku segera menikah, dia ingin aku menikah dengan putri pemilik pesantren tempat dulu aku pernah belajar" ucap Reyhan.
"Ini bukan zaman Siti Nurbaya lo, masih juga jodoh-jodohin" ucap Denada sambil tertawa.
"Aku serius lo" ucap Reyhan saat menatap Denada.
"Terus kau jawab apa saat mereka bilang itu?" tanya Denada mulai serius.
"Aku bilang aku sudah punya orang yang aku cintai yaitu kamu, lalu mereka ingin bertemu kamu, apa kamu siap?" tanya Reyhan penuh harap.
"baiklah, aku akan menemui mereka, tapi kapan?" ucap Denada.
"Malam ini, bagaimana?" tanya Reyhan.
Denada mengangguk.
Malam hari Reyhan menjemput Denada di kontrakannya.
Mereka langsung pergi menuju rumah Reyhan, Denada terlihat tidak tenang saat di mobil.
Reyhan melihat kekhawatirannya, lalu menggenggam erat tangan Denada untuk menenangkannya.
"Tenang saja, Mama dan Papa orangnya baik kok" ucap Reyhan sambil sedikit tersenyum.
"Ya, aku hanya sedikit gugup, kita pacaran sudah beberapa bulan tapi ini pertama kalinya ketemu orang tua kamu" ucap Denada masih tidak tenang.
Mereka sampai di depan rumah Reyhan,
Reyhan dan Denada turun dari mobil lalu perlahan melangkah masuk.
Denada berbalik lagi, Reyhan menariknya.
"Rasanya aku belum siap" ucap Denada dengan wajah enggan.
"Selangkah lagi lo, ayo masuk" tarik Reyhan
Reyhan membuka pintu dan berjalan masuk, tangannya masih memegang tangan Denada.
Kedua orang tuanya melihat ke arah mereka.
Janeta menatap Denada dari atas hingga bawah.
"Ma...pa...kenalkan ini Denada." ucap Reyhan saat memperkenalkan Denada.
Denada menunduk tanpa memberi salam.
Ada apa dengan Reyhan, putus dari Riana kenapa dapatnya yang seperti ini, bajunya minim lagi batin Janeta
( Kalau suka jangan lupa vote ya)
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Updated 104 Episodes
Comments