First Love

First Love

First Meet You

Hari ini, hari dimana aku bertemu dengannya yang menjadikan pertemuan paling ajaib di dunia. I meet my first love! In an usual way\~

*tetttttt tettttt* Bunyi bel terdengar, yang menjadi tanda bahwa kegiatan persekolahan sudah harus dimulai. “Materi kita apaan Kal” tanyaku kepada teman disebelah, Kalia namanya. “Agama” jawabnya singkat sambil berbenah untuk pindah kelas. “Gabung?” tanyaku lagi dengan posisi menyenderkan kepala di meja namun mengarahkan wajah ke Kalia. “Iya sama 10-C tuh” jawabnya cuek tetap fokus berbenah. “Hmmmm” kataku mengeluh karena harus membereskan semua buku dan yang paling tidak ingin ku lakukan adalah harus beranjak dari posisi nyaman ini.

Semua siswa dan siswi berjalan bergantian. Setiap pelajaran agama di sekolahku, agama yang sama akan bergabung di 1 kelas. Jadi hari ini, pertama kali aku bergabung dan bertemu dengan teman-teman di kelas lain. Dengan perasaan malas aku berjalan terburu-buru sambil membawa bangku dari kelasku. Karena jumlah siswa dan siswi yang lebih banyak saat digabungin, aku harus membawa bangku sendiri. Dan karena aku terburu-buru, tanpa sengaja bangku ku menyentuh tangan salah satu siswi-yang-sangat-jutek. “Aduh! Gimana sih” katanya kesakitan sambil mengelus-elus tangannya tanpa melihat ke arahku. “Eh sorry…” kataku sambil menundukkan kepala tanda aku merasa bersalah. Namun, dia-tidak-merespon. Aku diam dan langsung duduk ditempatku, tepatnya duduk di belakang samping siswi jutek itu.

“Hai Theza” sapa teman semejaku di pelajaran agama ini yang juga adalah teman sekolahku dulu. “Hai Febri” sapaku balik namun pandanganku tetap ke siswi-jutek itu. “Itu siapa?” tanyaku pada Febri dan yang akhirnya membuat aku mengarahkan badan ke Febri. “Siapa?” tanyanya balik sambil mengadahkan wajah mencari siapa yang aku maksud. “Itu yang disebelah Kalia” kataku lagi memberikan kode dengan wajahku yang ku arahkan ke meja Talia. “Oh itu. Falisha. Kenapa?” jawabnya dengan bersemangat. “Gapapa tanya aja” kataku sambil mengeluarkan buku-buku agama. Kenapa aku harus bertanya siapa dia? Apa ini? Perduli apa aku? Kataku dalam hati yang tidak percaya pertanyaan itu keluar dari mulutku. Tiba-tiba ada benda yang jatuh menuju ke arah kakiku. Dengan relfleks aku mengambil benda tersebut dan memberikan kepada pemiliknya, yang ternyata adalah si-siswi-jutek. Tanpa bicara apapun dan ucapan terima kasih dia mangambil penghapus ditanganku. “Sama-sama” ku ucap dalam hatiku. Mungkin dia marah karna tadi aku menyenggol tangannya. Sudahlah. Untuk apa aku mikirin itu. Peduli apa aku.

Setelah beberapa waktu, entah ada angin apa, Febri mengatakan sesuatu yang sedikit menarik perhatianku tentang siswi-jutek itu. “Kamu mau tau gak arti Felisha itu apa?” tanyanya padaku. “Ha?” kataku kaget. “Iya ada artinya tuh” jelasnya bersemangat. “Apa emangnya?” tanyaku yang sebernernya penasaran tapi mencoba terlihat tidak bersemangat. “Artinya anak yang lahir membawa ke-gembiraan” jelasnya dengan tawa sedikit. “Ohya? Kamu tau darimana?” tanyaku lagi yang fokus membuka lembaran buku. Apa ini? Kenapa harus ku tanya lagi?Kenapa pembicaraan tentang siswi-jutek itu berlanjut?Aku yakin rasa aneh ini bukan tentang ingin tau arti namanya. Karna aku termasuk orang yang tidak pernah mau mendengarkan hal-hal konyol seperti ini. Lalu apa yang terjadi pada ku? “Iya jadi karna dia lahir dan orangtuanya gembira menyambut dia, dikasih nama Felisha artinya gembira. Dia yang cerita kemarin waktu perkenalan hihi” jelasnya lagi masih dengan semangat yang sama. Febri dan Felisha emang sekelas. Jadi kemungkinan perkenalan mereka di kelas ini seperti itu. Menyebutkan hal-hal yang menurut mereka bisa menjadi pengingat untuk teman-temannya yang lain. “Oh…” jawabku singkat sambil menoleh ke orang yang sedang kami bicarakan. Apa ini? Kenapa aku peduli dan tetap mendengarkan tentang dia? Sambil menggeleng-gelengkan kepalaku yang terus mencerna apa yang sebenernya terjadi pada diriku, aku melanjutkan untuk fokus ke buku agamaku.

Siswi-jutek itulah yang ternyata akan menjadi cinta pertamaku. Dan pertemuan ini sangat tidak romantis seperti cerita percintaan orang lain. Namun, hari itu, aku bersyukur telah bertemu dengannya. Jika boleh mengulang, aku ingin berjumpa dengannya dalam keadaan yang sama. Tidak romantis namun tetap pembukaan terbaik untuk cerita cinta pertamaku.

Episodes

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download NovelToon APP on App Store and Google Play