NovelToon NovelToon
Love Your Enemy

Love Your Enemy

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Konflik etika / Enemy to Lovers / Balas Dendam
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: nowitsrain

Nuansa dan Angger adalah musuh bebuyutan sejak SMA. Permusuhan mereka tersohor sampai pelosok sekolah, tiada yang luput untuk tahu bahwa mereka adalah dua kutub serupa yang saling menolak kehadiran satu sama lain.

Beranjak dewasa, keduanya berpisah. Menjalani kehidupan masing-masing tanpa tahu kabar satu sama lain. Tanpa tahu apakah musuh bebuyutan yang hadir di setiap detak napas, masih hidup atau sudah jadi abu.

Suatu ketika, semesta ingin bercanda. Ia rencakanan pertemuan kembali dua rival sama kuat dalam sebuah garis takdir semrawut penuh lika-liku. Di malam saat mereka mati-matian berlaku layaknya dua orang asing, Nuansa dan Angger malah berakhir dalam satu skenario yang setan pun rasanya tak sudi menyusun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nowitsrain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Clarify

“Gue…” Angger memajukan wajahnya, sengaja bermain-main.

“What the fuck are you doing?” sentak Nuansa, memundurkan tubuhnya jauh-jauh.

Sudut bibir Angger terangkat. Geli menggelitik sampai ke ulu hatinya, rasanya ingin tertawa terbahak-bahak melihat kepanikan menyelimuti wajah Nuansa. Berterima kasih saja pada sorot mata perempuan itu yang akhirnya membuat Angger luluh, membuatnya tidak lanjut bermain-main.

“Pakai,” katanya, seraya memundurkan kembali tubuhnya. “Gue nggak seceroboh itu, Kertapati. Kalau sampai hamilin anak orang yang belum gue nikahin, bukan cuma hidup perempuan itu yang bakal hancur, tapi hidup gue juga.”

Jawaban itu tapi tidak lantas membuat Nuansa tampak lega, masih ada kecurigaan tertinggal memenuhi tatapannya.

“I sewar to God I’m not that stupid, Kertapati,” kata Angger lagi, sampai mengangkat dua jarinya ke atas membentuk huruf v.

Baru setelah Angger menunjukkan gestur itu, Nuansa mengembuskan napas panjang dan bisa merilekskan otot-oto bahunya yang tegang. Perempuan itu diam selama beberapa saat, pandangannya tertuju pada Angger, tapi Angger sendiri tidak yakin apakah Nuansa sedang memperhatikan dirinya atau justru sedang memikirkan hal lain.

Saat mengamati Nuansa itulah Angger kemudian mengingat sesuatu. Buru-buru tangannya merogoh saku celana, mencari plastik klip bening yang hampir selalu dibawanya ke mana saja. Di dalam plastik itu Angger menyimpan gelang Nuansa yang tempo hari dia temukan. Siapa sangka benda itu akhirnya bisa kembali kepada pemiliknya hari ini.

“You dropped this in my room,” katanya, mengulurkan gelang Nuansa beserta plastik klip bening pembungkusnya.

Nuansa mengamati gelang itu sebentar, lalu menerimanya sambil mendesah pelan. “I don’t even remember I having this bracelet,” komentar perempuan itu.

Angger mengedik. Bukan urusannya juga mau Nuansa ingat atau tidak pada gelangnya sendiri. Kalaupun ingat dan sedang mencari, toh Angger yakin dirinya tidak akan dihubungi untuk ditanya perihal gelang itu. Taruhan untuk seluruh aset yang dia miliki, Nuansa tidak akan mungkin menghubunginya apalagi sampai setuju diajak bertemu kalau bukan karena kekhawatiran soal hasil dari perbuatan mereka malam itu.

“But thanks. At least lo nggak nyimpen apa yang bukan hak lo.”

Nuansa menggenggam gelangnya kemudian berdiri. Urusannya sudah selesai. Dia sudah mendapatkan jawaban dari Angger, dan yang perlu dia lakukan sekarang adalah memeriksakan diri ke dokter. Supaya lebih jelas dan masuk akal kenapa tubuhnya jadi melemah tidak berenergi.

"Lo mau gue temenin ke dokter?”

Pergerakan Nuansa terhenti, dia memandang Angger dengan tatapan tak habis pikir. “Nggak perlu repot-repot,” cetusnya. “Kalau bisa malah kita nggak usah ketemu lagi, apalagi buat urusan pribadi.”

Penolakan itu sama sekali tidak membuat Angger sakit hati, karena yang melakukannya adalah Nuansa. Dia hanya tersenyum dan menganggukkan kepala ringan, mempersilakan Nuansa angkat kaki dari hadapannya sebelum perempuan itu semakin muak padanya.

Angger terlihat acuh dan tidak terusik, meski tetap saja kepalanya ikut bergerak mengantarkan kepergian Nuansa. Sebelum perempuan itu sepenuhnya menghilang dari pandangannya, Angger menatap lekat punggung sempitnya dan tersenyum miring.

“Apa seharusnya gue bikin lo hamil aja ya, Kertapati?”

Siapa tahu saja, kehidupan Angger akan jadi lebih menarik kalau bisa membuat tunggal Kertapati yang keras kepala itu menyandang nama belakang keluarganya.

...✨✨✨✨✨...

Jumlah angka yang berbanding lurus dengan kedewasaan sepertinya memang hanya berlaku untuk Han Jean. Karena bagaimana bisa setelah bertahun-tahun lamanya, Angger masih memiliki sifat kekanakan yang melekat pada dirinya di masa SMA?

Nuansa kira Angger setidaknya sudah bisa memilah bagaimana harus bersikap, sejak ia jugalah yang ditunjuk untuk meneruskan garis kejayaan keluarga Danaseta. Tapi pria itu malah memilih tetap memelihara ketengilan yang di masa lalu kerap membuat Nuansa sakit kepala.

“I swear to God we’ll never see each other again.” Nuansa bicara seperti mengutuk. Lubuk hatinya memohon dengan sangat kepada Tuhan agar dicegah bertemu kembali dengan Angger, apa pun alasannya.

Kalau harus kehilangan beberapa digit angka dari rekeningnya pun, Nuansa rela. Tidak usah, tidak perlu membangun kerja sama dengan Angger daripada harus mempertaruhkan kewarasannya.

Sejak pagi Nuansa belum makan apa pun. Asam lambungnya bergejolak, gejalanya makin parah setelah bertemu dengan Angger. Walaupun sekarang bisa sedikit bernapas lega karena kemungkinan hamil sudah tersingkir, Nuansa masih merasakan kepalanya pening.

Tak ingin keadaannya semakin parah, Nuansa memutar setir ke arah lain. Kurang dari 1 kilometer dari titik terakhir sebelum ia berubah pikiran, berdiri bakery kecil yang dikelola oleh seorang teman. Nuansa membawa mobilnya ke sana. Berpikir bisa mendapatkan sesuatu untuk mengisi perutnya, sekaligus mencari waktu untuk menjernihkan pikiran sebelum pulang ke rumah.

Sebelum memarkirkan mobilnya, Nuansa mengirim pesan kepada sang teman, menanyakan keberadaannya di bakery. Begitu dibalas ada, Nuansa langsung mencari posisi dan memarkirkan mobilnya tanpa kesulitan.

Dia berdiri sebentar di depan bakery, mengamati desain eksterior yang tampak diperbaharui. Bagian samping kanan yang tadinya hanya dibiarkan kosong pun kini telah disulap menjadi area outdoor, dilingkupi kanopi dengan tanaman rambat meliuk-liuk dengan pola acak namun tetap terlihat rapi. Di bawah menterengnya terik matahari, area outdoor itu terasa adem dan nyaman untuk dihuni.

“Nuan!”

Nuansa menoleh, senyumnya terukir tipis. Dia membalas lambaian tangan sang teman, lalu berjalan menghampiri.

“Mau di dalam atau coba area outdoor yang baru?” tanya si teman begitu berhasil menggamit lengan Nuansa.

“Hmmm…” Nuansa berpikir sebentar. Di dalam lebih tertutup dan sejuk karena pendingin ruangan. Dia juga bisa sambil membaca buku diiringi musik-musik klasik pilihan sang teman. Tapi area outdoor yang baru itu juga tampak menggoda. Dedaunan dari tanaman rambat di kanopi seakan melambai kepadanya, mengundangnya datang untuk duduk santai di sana.

“Di outdoor aja,” putusnya pada akhirnya.

Galuh, temannya, seorang perempuan anggun berambut hitam lurus sepunggung, mengangguk senang. “Oke, ayo kita pilih cake dulu buat kamu. Free, the bill’s on me.”

“No, I’ll pay. Kamu malah harusnya kasih harga teman, enam kali lipat lebih mahal.”

Galuh tertawa pelan, “I’d never pay for anyone else but you. Kamu tamu spesial aku. I couldn’t make this bakery happen without you.”

Perasaan Nuansa membaik hanya karena kalimat itu. Memang, dirinya ada andil dalam Pembangunan bakery milik Galuh ini. Tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga beberapa konsep yang dituangkan di meja diskusi sebelum bakery ini mulai dibangun. Nuansa melakukannya secara sukarela, atas kesadaran diri dan kasih sayang terhadap Galuh selaku satu-satunya sahabat yang ia percaya.

Dia tidak pernah berharap Galuh akan berterima kasih seumur hidup. Tidak pernah menuntut sahabatnya itu untuk mengingat setiap hal yang dia lakukan, apalagi sampai menganggapnya sebagai sebuah hutang.

Tapi Galuh memang seperti itu. Tidak pernah lupa pada siapa saja yang pernah mengulurkan tangan kepadanya. Galuh adalah tipikal orang yang akan membalas kebaikan berkali-kali lipat dari yang ia terima. Satu dari sekian banyak alasan mengapa Nuansa betah berteman dengannya di saat sudah tidak terhitung berapa orang dia cut off dari circle pertemanannya.

“Aku habis bikin resep baru, do you want to try?” Galuh menunjuk satu loyang cake berbentuk lingkaran dengan diameter 18cm yang terpajang di display.

“Yuzu?” tanya Nuansa.

Galuh mengangguk, “One of your favorite. Sengaja aku kembangin resep ala aku biar manis dan asamnya sesuai selera kamu. And you know what? My customers like it. Yuzu Cheesecake ini jadi salah satu yang paling laris sejak dirilis.”

Mungkin agak lebay, tapi rasanya Nuansa ingin menangis. Di luar kesialannya mengenal Angger, Nuansa harus berterima kasih karena Tuhan membiarkannya dikelilingi orang-orang baik.

“Aku mau. Kasih aku potongan besar, biar aku habiskan sampai nggak bersisa sama sekali.”

Galuh tertawa lagi, kemudian mengisyaratkan kepada karyawannya untuk menyiapkan Yuzu Cheesecake yang Nuansa inginkan. Nuansa menunggu dengan perasaan berdebar. Ini bukan hanya soal rasa manis-asam segar dari cake yang sedang disiapkan, tetapi juga perasaan antusias untuk menerima curahan cinta dari seseorang yang dia sayang.

“Eh, aku hampir lupa. Kemarin, Angger ke sini. Kaget banget, dia makin ganteng ya, kelihatan mature banget.”

PAHIT. Lidah Nuansa seketika terasa pahit.

Bersambung....

1
irish gia
lanjutttt
irish gia
baik banget sih angger..segitunya jagain nuansa
irish gia
siapakah dia
irish gia
hmmm...
irish gia
kalo himil..cerita end..nuasa pasti dipaksa kiwin sama angger
irish gia
ngakak
Zenun
cuti tiga bulan aja.
Hamil dulu tapi😁
Zenun
Masih belum bisa menjudge kalau Han Jean orang jahat
Zenun
Nuansa main asal tuduh aja nich🤭
nowitsrain: Pokoknya Angger yang salahhh
total 1 replies
Zenun
foto apan tuch?
nowitsrain: Foto xxx
total 1 replies
Zenun
mungkin dia pura-pura😁
nowitsrain: Emaknya Angger ituuuuu
total 1 replies
Zenun
Aku tahu, dalangnya adalah Han Jean
nowitsrain: Omo omo
total 1 replies
Zenun
Kira-kira siapa ya yang sedang mengincar Nuansa🤔. Apa mungkin Han Jean🤭
nowitsrain: Adalah aku ☝️
total 1 replies
Zenun
ke aku sini😁
nowitsrain: Hmmm seperti jurus silat ciat ciatt
total 3 replies
Zenun
mengcurigakan
nowitsrain: Hehehe
total 1 replies
Zenun
tapi udah kesentuh dalam-dalam
nowitsrain: T-tapi kan, Nuansa duluan 😭😭
total 1 replies
Zenun
Bekas Han Jean ngapelin nyang onoh kali😁, terus naronya asal-asalan karena Nuansa datang
nowitsrain: Upssss
total 1 replies
Zenun
Ini mah Fix, balon yang dipake Angger itu bolong
nowitsrain: Enggak kok... rill tidak
total 1 replies
Zenun
ada wanita lain kali😁
nowitsrain: Hehehe
total 1 replies
Zenun
aki-akinya ngemong, gak ikutan ngereog😁
Zenun: wkwkwkwk
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!