NovelToon NovelToon
Dendam Membawa Bencana

Dendam Membawa Bencana

Status: tamat
Genre:Misteri / Desas-desus Villa / TKP / Tamat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Gemini 75

Di desa kandri yang tenang, kedamaian terusik oleh dendam yang membara di hati Riani. karena dikhianati dan ditinggalkan oleh Anton, yang semula adalah sekutunya dalam membalas dendam pada keluarga Rahman, Riani kini merencanakan pembalasan yang lebih kejam dan licik.

Anton, yang terobsesi untuk menguasai keluarga Rahman melalui pernikahan dengan Dinda, putri mereka, diam-diam bekerja sama dengan Ki Sentanu, seorang dukun yang terkenal dengan ilmu hitamnya. Namun, Anton tidak menyadari bahwa Riani telah mengetahui pengkhianatannya dan kini bertekad untuk menghancurkan semua yang telah ia bangun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak Yang Tertinggal

Bima berdiri di depan gerbang taman kota, jantungnya berdebar tak karuan. Keringat dingin membasahi telapak tangannya, meskipun udara sore itu cukup sejuk. Ia mengenakan kemeja batik kesayangannya, berharap penampilannya cukup rapi dan meyakinkan. Di tangannya, tergenggam sebuah boneka beruang berwarna cokelat muda, hadiah kecil yang ia pilih dengan susah payah.

Ia melirik jam tangannya. Sudah pukul 16.00, sesuai dengan waktu yang dijanjikan Gita. Ia melihat sekeliling, mencari sosok yang familiar. Taman itu ramai oleh anak-anak yang bermain, pasangan yang berjalan bergandengan tangan, dan orang tua yang mengawasi anak-anak mereka.

Beberapa menit kemudian, ia melihat Gita berjalan ke arahnya. Di sampingnya, seorang gadis kecil dengan rambut hitam panjang yang dikepang dua berjalan dengan langkah ragu. Gadis itu memiliki mata cokelat yang indah, mirip dengan mata Gita, tetapi ada sesuatu dalam dirinya yang mengingatkan Bima pada dirinya sendiri.

"Bima," sapa Gita dengan nada dingin. "Ini Tiara."

Bima tersenyum dan berlutut di hadapan Tiara. "Hai, Tiara. Apa kabar?"

Tiara menatap Bima dengan tatapan menyelidik. Ia tidak menjawab sapaan Bima, tetapi terus menatapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Tiara, ini ayahmu," ucap Gita. "Namanya Bima."

Tiara masih diam. Ia tampak bingung dan sedikit takut.

"Halo, Tiara," sapa Bima lagi dengan lembut. "Aku senang sekali bisa bertemu denganmu." Ia mengulurkan boneka beruang yang dibawanya. "Ini untukmu."

Tiara menatap boneka beruang itu dengan ragu. Ia melirik Gita, seolah meminta izin.

Gita mengangguk kecil. "Ambil saja, Tiara. Itu hadiah dari ayahmu."

Tiara menerima boneka beruang itu dengan ragu. Ia memeluknya erat-erat, seolah mencari perlindungan.

"Terima kasih," ucap Tiara dengan suara pelan.

"Sama-sama, Sayang," jawab Bima. Ia merasa lega karena Tiara akhirnya berbicara padanya. "Kamu suka boneka beruangnya?"

Tiara mengangguk. "Iya, suka."

"Namanya siapa?" tanya Bima.

Tiara berpikir sejenak. "Brownie," jawabnya.

"Nama yang bagus," puji Bima. "Kamu suka bermain di taman?"

Tiara mengangguk lagi. "Suka. Di sini banyak teman."

"Kamu suka main apa?" tanya Bima.

"Main ayunan, main perosotan, main petak umpet," jawab Tiara.

"Wah, sama seperti Ayah dulu," sahut Bima. "Ayah juga suka main itu waktu kecil."

Tiara menatap Bima dengan tatapan ingin tahu. "Benarkah?"

"Iya, benar," jawab Bima. "Ayah juga suka panjat pohon dan main layangan."

"Ibu tidak pernah cerita," ucap Tiara.

"Mungkin Ibu lupa," sahut Bima. Ia melirik Gita, yang tampak tidak senang dengan percakapan mereka.

"Tiara, kenapa kamu tidak mengajak ayahmu bermain?" sela Gita. "Tunjukkan padanya tempat-tempat yang kamu suka di taman ini."

Tiara menatap Bima dengan ragu. "Ayah mau?"

"Tentu saja mau," jawab Bima dengan semangat. "Ayah mau melakukan apa saja untukmu."

Tiara tersenyum kecil. Ia menggandeng tangan Bima dan mengajaknya berjalan menuju ayunan.

"Di sini tempat Tiara suka," ucap Tiara sambil menunjuk ayunan yang kosong.

Bima membantu Tiara naik ke ayunan dan mendorongnya perlahan. Tiara tertawa senang saat ayunan itu bergerak semakin tinggi.

"Enak?" tanya Bima.

"Enak!" jawab Tiara.

Bima terus mendorong ayunan Tiara sambil memperhatikan ekspresi wajahnya. Ia merasa bahagia melihat Tiara tertawa dan tersenyum. Ia merasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

Setelah beberapa saat, Tiara meminta Bima untuk menemaninya bermain perosotan. Bima dengan senang hati menuruti permintaannya. Mereka berdua naik ke atas perosotan dan meluncur turun bersama-sama.

"Seru!" seru Tiara.

"Seru sekali!" jawab Bima.

Mereka bermain perosotan beberapa kali sampai Tiara merasa lelah. Mereka kemudian duduk di bangku taman dan beristirahat.

"Ayah capek?" tanya Tiara.

"Sedikit," jawab Bima sambil tersenyum. "Tapi, Ayah senang bisa bermain denganmu."

Tiara memeluk boneka beruangnya erat-erat. "Tiara juga senang."

"Tiara tahu, kenapa Ibu tidak pernah cerita tentang Ayah?" tanya Tiara tiba-tiba.

Bima terdiam sejenak. Ia tidak tahu, kata-kata apa yang tepat untuk diucapkan. Kebenaran terlalu pahit untuk ditelan mentah-mentah, namun kebohongan akan merusak segalanya.

"Itu..." Bima menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. "Dulu, Ayah dan Ibu punya masalah. Kami berpisah sebelum Tiara lahir."

Tiara menatapnya dengan mata polos. "Masalah apa?"

Bima menelan ludah. "Masalah orang dewasa. Sulit dijelaskan."

"Apa Ayah tidak sayang sama Ibu?" tanya Tiara, polos.

Pertanyaan itu menghantam Bima seperti palu godam. Ia menoleh ke arah Gita, yang berdiri tak jauh dari mereka dengan ekspresi tegang.

"Ayah sayang sama Ibu," jawab Bima lirih. "Tapi, kadang-kadang, sayang saja tidak cukup."

Tiara tampak bingung. Ia memeluk Brownie semakin erat. "Kenapa tidak cukup?"

Bima menghela napas. "Karena ada banyak hal lain yang penting dalam hidup. Kebahagiaan, kepercayaan, pengertian..."

"Seperti boneka Brownie?" sela Tiara.

Bima tersenyum tipis. "Iya, seperti boneka Brownie. Brownie membuat Tiara bahagia, kan?"

Tiara mengangguk. "Iya."

"Ayah dan Ibu dulu tidak bisa membuat satu sama lain bahagia," kata Bima. "Jadi, kami memutuskan untuk berpisah."

Tiara terdiam. Ia tampak berpikir keras.

"Apa Ayah akan pergi lagi?" tanyanya tiba-tiba.

Pertanyaan itu membuat hati Bima mencelos. Ia meraih tangan Tiara dan menggenggamnya erat.

"Tidak, Sayang," jawab Bima sungguh-sungguh. "Ayah tidak akan pergi lagi. Ayah akan selalu ada untuk Tiara."

Tiara menatap Bima dengan tatapan ragu. "Janji?"

"Janji," kata Bima, mantap.

Tiara tersenyum kecil. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Bima. "Tiara senang Ayah ada di sini."

Bima memeluk Tiara erat-erat. Ia merasa terharu dan bahagia. Ia berjanji pada dirinya sendiri, apa pun yang terjadi, ia akan selalu menjaga Tiara dan melindunginya.

Gita mendekati mereka. "Tiara, sudah sore. Kita harus pulang."

Tiara mendongak menatap Bima. "Ayah ikut?"

Bima menatap Gita, meminta izin.

Gita menghela napas. "Tidak, Tiara. Ayahmu harus pulang ke rumahnya sendiri."

Tiara tampak kecewa. Ia melepaskan pelukannya dari Bima.

"Kapan Ayah datang lagi?" tanyanya.

"Ayah akan datang secepatnya," jawab Bima. "Mungkin minggu depan. Kita bisa bermain lagi di taman ini."

"Benarkah?" tanya Tiara, bersemangat.

"Benar," kata Bima. "Ayah janji."

Tiara tersenyum lebar. Ia mencium pipi Bima sekilas. "Sampai jumpa, Ayah."

"Sampai jumpa, Sayang," jawab Bima. Ia mencium kening Tiara dan melambai padanya saat ia pergi bersama Gita.

Bima berdiri terpaku di tempatnya, menatap punggung Tiara yang semakin menjauh. Ia merasa campur aduk antara bahagia dan sedih. Bahagia karena akhirnya bisa bertemu dengan putrinya, namun sedih karena ia harus menyembunyikan kebenaran yang sebenarnya.

Ia menghela napas panjang dan menatap langit sore yang mulai gelap. Rahasia ini akan terus menghantuinya, seperti jejak yang tertinggal di taman kota.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

1
SitiGemini75
aku selalu update kok kak bahkan tidak cuma satu bab bahkan 4 bab
SitiGemini75
ya oke kak tunggu
Mari🧝‍♀️16
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
SitiGemini75: secepatnya kakak
total 1 replies
Donny Chandra
Bikin penasaran!
SitiGemini75: makasih ya kak
total 1 replies
StarJustStar
Thor, aku tunggu cerita selanjutnya, kasih kabar dong.
SitiGemini75: oke siap 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!