NovelToon NovelToon
Permaisuri Raja Langit

Permaisuri Raja Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nafsienaff

Malam itu sepasang suami istri yang baru saja melahirkan putri pertamanya di buat shock oleh kedatangan sesosok pria tampan berpenampilan serba putih. Bahkan rambut panjang nya pun begitu putih bersih. Tatapannya begitu tajam seolah mengunci tatapan pasangan suami istri itu agar tidak berpaling darinya.

“Si siapa kau?” Dengan tubuh bergetar pasangan suami istri itu terus berpelukan dan mencoba melindungi putri kecil mereka.

“Kalian tidak perlu tau siapa aku. Yang harus kalian lakukan adalah menjaga baik baik milikku. Dia mungkin anak kalian. Tapi dia tetap milikku sepenuhnya.” Jawab pria tampan berjubah putih itu penuh penekanan juga nada memerintah.

Setelah menjawab wujud tampan pria itu tiba tiba menghilang begitu saja menyisakan ketakutan pada sepasang suami istri tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10

“Kalau menurut ibunda akan lebih baik kalau kita lakukan perubahan itu sesegera mungkin.”

Artha tidak terlalu menyimak apa yang Selir Agung katakan. Pria itu terlihat gelisah di tempatnya. Dan hal itu menarik perhatian Fabian.

“Kak, kakak kenapa?” Tanya Fabian menatap Artha heran. Padahal biasanya Artha akan sangat serius jika membahas tentang kerajaan. Apa lagi jika sudah menyangkut perubahan peraturan untuk menuju yang lebih baik.

Artha menatap Fabian kemudian menghela napas.

“Apa sudah selesai bunda?” Tanya Artha yang malah mengabaikan pertanyaan adiknya.

Fabian mengernyit tidak suka. Artha terlalu arogan dan sok paling berkuasa menurut nya.

Selir Agung tersenyum lembut. Dia meraih segelas air dan meminumnya sedikit.

“Sudah..” Jawabnya sambil menaruh kembali gelas tersebut ke meja yang ada di depannya.

“Kalau begitu aku pergi dulu.”

Tanpa berkata apapun lagi Artha langsung menghilang dari hadapan Fabian dan Selir Agung.

“Ck. Apa apaan ini?” Decak Fabian kesal.

“Dia benar benar tidak pantas menjadi pemimpin bunda.. Kita nggak bisa diam saja.” Geram Fabian mengepalkan kedua tangannya. Sejak kecil Fabian memang selalu iri pada Artha. Fabian merasa dirinya selalu di nomor duakan oleh ayahnya, Raja Agung. Bahkan setelah pergi pun Raja Agung lebih mempercayakan tahtanya pada Artha, bukan pada dirinya ataupun ibunya.

“Jangan terbawa perasaan begitu mudah. Melakukan segala sesuatu harus dengan tenang nak. Bunda harap kamu bisa lebih bersabar.” Senyum Selir Agung. Wanita itu selalu berkata dengan tenang seolah bisa melakukan segalanya dengan mudah.

Fabian menghela napas kasar. Setiap kali melihat Artha entah kenapa rasanya Fabian ingin sekali menyingkirkan nya. Fabian bahkan menganggap Artha sebagai musuh yang perlu dia binasakan.

“Memimpin sebuah kerajaan itu memerlukan taktik. Kamu harus memahami itu. Dan juga menyingkirkan Artha tidak semudah kita menyingkirkan Raja Agung dan permaisuri Agung. Kita perlu memikirkan semuanya dengan matang.”

Fabian menatap ibunya yang selalu saja bisa bersikap tenang. Bahkan saat menghadapi Artha yang terkesan tidak menghargai kehadirannya.

WUSH...

Fabian terkejut saat tiba tiba ada kepulan asap hitam muncul di hadapan ibunya. Pria itu hendak bertanya namun tiba tiba asap itu berubah menjadi sosok yang sama dengan ibunya.

Selir Agung tersenyum lebar. Dia memejamkan matanya saat sosok yang menyerupai dirinya masuk ke dalam tubuhnya.

Fabian menggeleng tidak percaya. Ibunya bisa menggandakan diri.

“Bunda...”

“Kamu adalah satu satunya harapan bunda. Apapun akan bunda lakukan untuk menjadikan kamu sebagai pemimpin yang paling di segani seluruh penduduk langit bahkan para Dewa. Bunda harap kamu tidak mengecewakan bunda..”

Fabian tersenyum kemudian menganggukkan kepalanya.

“Itu pasti bunda. Fabian akan berusaha yang terbaik.” Senyum Fabian dengan penuh keyakinan dan rasa percaya diri.

Selir Agung menganggukkan kepalanya. Dia percaya pada putranya. Selir Agung juga yakin putranya jauh lebih baik dari Artha.

*****

“Ya ampun.. Ganteng banget...”

“Iya.. Dia kesini..”

“Dia pasti mau nyamperin aku... Dia pasti mau kesini buat ajak aku kenalan.”

Dewi yang sedang fokus dengan buku tebalnya mengernyit. Dia ikut menoleh menatap kearah yang sama dengan teman teman kampusnya yang lain.

Saat itu Dewi sadar siapa yang sudah membuat kehebohan di kampusnya. Pelakunya adalah pria dengan penampilan serba putihnya, siapa lagi kalau bukan Artha. Pria yang semalam tidak menemuinya dalam mimpi.

Pria itu saat ini mengenakan kaos lengan panjang warna putih yang memperlihatkan pahatan sempurna bentuk tubuhnya dan di padukan dengan jins warna putih senada.

“Hhhh.. Kenapa harus kesini sih..” Gumam Dewi yang kemudian langsung menutup buku tebalnya.

Saat Artha melewati mereka semua seperti hendak pingsan karena pesona pria tampan itu. Padahal Artha sama sekali tidak menatap mereka. Artha hanya fokus menatap Dewi yang hendak di tujunya.

Ketika sampai di depan kursi panjang yang di duduki Dewi, Artha berhenti. Dia menatap Dewi dalam diam.

Dewi yang di tatap seperti itu oleh Artha langsung berdiri dari duduknya. Gadis itu kemudian melangkah yang tentu di ikuti oleh Artha.

Dewi tidak mau membuat teman temannya salah paham. Karena itu dia hanya diam saja dan pergi saat Artha menghampiri nya.

“Loh loh.. Kok dia ngikutin Dewi?”

“Iya, kenapa ya? Apa dia saudaranya Dewi yang mau kuliah disini?”

Samar samar Dewi mendengar teman teman kampusnya saling melontarkan pertanyaan. Artha benar benar membuat semua teman teman kampusnya heboh karena ketampanannya.

“Ada apa?” Tanya Dewi setelah mereka sampai di koridor kampus yang hanya ada mereka berdua.

“Aku mau nunjukin sesuatu sama kamu.” Ujar Artha.

“Nunjukin sesuatu?” Tanya Dewi penasaran.

Artha menganggukkan kepalanya. Tangannya langsung meraih pergelangan tangan Dewi dan saat itu juga mereka berdua menghilang.

“Artha.. Kita mau kemana?” Dewi bertanya dan sedikit berteriak pada Artha yang sedang mengajaknya terbang.

“Ke tempat yang pasti kamu suka.” Jawab Naga Artha.

Dewi kemudian diam. Dia mengencangkan pegangan nya pada tanduk Naga Artha. Mereka kembali terbang bersama menuju tempat yang selalu membuat Dewi nyaman.

Tidak lama mereka pun sampai. Kali ini mereka mendarat dengan Dewi yang berada di gendongan Artha.

“Ini kan...” Dewi menatap ke sekitarnya. Pemandangan indah danau itu semakin terlihat saat siang hari. Pemohon hijau juga Kilauan air danau membuat suasana terasa begitu tenang. Di tambah semilir angin sejuk yang menerpa tubuh Dewi.

Dewi ingat pernah datang ke tempat itu dalam mimpi kemarin.

“Dewi..” Panggil Artha membuat Dewi langsung menoleh padanya.

Dewi menatap Artha dalam diam. Ada perasaan yang tidak bisa di ungkapkan dalam hatinya. Perasaan yang kadang membuatnya galau secara tiba tiba.

Artha mengeluarkan sesuatu dari saku celana putih yang di kenakan nya. Pria itu menunjukkan nya pada Dewi. Sebuah kalung berliontin bentuk hati dengan mutiara warna putih di bagian tengahnya.

Tanpa mengatakan apapun Artha mendekat pada Dewi lalu memakaikan kalung tersebut.

Dewi tertegun dan terpaku di tempat. Setelah menyadari perasaan berlebihnya pada Artha Dewi memang sering bingung harus bagaimana bersikap jika sedang bersama pria itu.

“Apa kamu suka?” Bisik Artha tepat di depan telinga Dewi.

Dewi menunduk menyentuh liontin hati itu. Siapapun yang melihat kalung tersebut pasti akan langsung jatuh hati. Bukan hanya karena bentuknya, tapi juga karena siapa yang memberikan dan memakaikannya.

“Kamu cukup genggam kalung itu dan sebut namaku. Saat itu juga aku akan datang.” Kata Artha.

Dewi langsung mendongak menatap wajah tampan Artha yang begitu dekat dengannya. Ucapan Artha seolah sedang memberitahu Dewi bahwa Artha tidak bisa lagi selalu ada di sampingnya.

“Bagaimana kalau aku tidak melakukannya?” Tanya Dewi tanpa sadar.

Kali ini Artha yang diam. Selalu berada di samping Dewi adalah keinginan terbesarnya. Namun mengingat adanya suatu hal yang tidak bisa Artha katakan pada Dewi, Artha pun dengan sangat terpaksa harus sedikit berjarak dengan pujaan hatinya itu.

“Apa kamu tidak akan datang kalau tidak aku sebut nama kamu?” Tanya Dewi yang semakin membuat Artha diam seribu bahasa.

Pelan pelan Artha memalingkan wajahnya. Dia kemudian sedikit menjauh dari Dewi.

“Ada beberapa hal yang harus aku urus akhir akhir ini.” Katanya berusaha mencari alasan.

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!