Mantan pembunuh bayaran jadi pengasuh 4 anak mafia?
Selena Dakota, mantan pembunuh bayaran, mencoba mengubur masa lalunya dengan bekerja sebagai babysitter. Tapi pekerjaan barunya justru membawanya ke mansion Charlie Bellucci — mafia bengis yang disegani, sekaligus ayah angkat dari empat anak dengan luka masa lalu yang kelam.
Di balik peran barunya sebagai pengasuh, Selena harus berjuang menyembunyikan identitasnya. Namun semakin lama ia tinggal, semakin kuat tarikan gelap yang menyeretnya: intrik mafia, rahasia berdarah, hingga hubungan berbahaya dengan Charlie sendiri. Selena terjebak dalam dunia di mana cinta bisa sama mematikannya dengan peluru.
Bisakah Selena melindungi anak-anak itu tanpa mengorbankan dirinya… atau ia justru akan tenggelam dalam romansa terlarang dan permainan maut yang bisa menghancurkan mereka semua?
“Lakukan apa saja di sini, tapi jangan libatkan polisi.” Tegas Charlie Bellucci.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MMF — BAB 10
MENJADI PENGASUH YANG SESUNGGUHNYA!
Charlie masih menatap tegas ke wanita di depannya itu. Sementara Jeniffer—wanita itu mulai bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Charlie lalu duduk di atas meja berhadapan langsung dengan nya.
“Aku peringatan kepadamu, Jeniffer. Jangan terlalu dekat dengannya atau kau akan menyesal!” kata Isabelle menyeringai kecil.
Wanita cantik dengan dress hitam tanpa lengan itu, menari syal lembutnya sehingga tulang cantiknya terlihat bersama dengan pundak nya. “Aku masih tidak bisa melupakan kematian ayahku. Itu sangat mengenaskan. Aku yakin bukan kau yang menyewa pembunuh bayaran malam itu.” Kata Jeniffer dengan serius, begitu juga Charlie yang berkerut alis.
Isabelle pun ikut penasaran akan pembicaraan 3 tahun lalu. Memang benar, kematian Danzel Jaitly sangatlah mengenaskan karena kepalanya diputus dan dibakar.
“Lalu, apa yang kau mau. Kita sudah membicarakan ini sebelumnya.”
“Aku ingin menangkap pembunuh itu, tapi jika sendiri, aku tidak akan sanggup. Dan mencarinya sangatlah susah, aku hampir mati karena semua itu Mr. Bellucci!” ujar Jeniffer dengan suara lembutnya yang menggoda.
Tangan kanan Jeniffer mulai bergerak lembut membelai wajah Charlie. “Kau ahli dalam banyak hal, aku yakin... Kau bisa mencari pembunuh itu. Sebagai gantinya, akan aku berikan semuanya untukmu. Semua yang kau mau!” kata Jeniffer yang tak segan menjual dirinya sendiri hanya untuk bisa membalas dendam ke sosok pembunuh ayahnya.
“Aku tidak membutuhkan apapun darimu. Pergilah.” Kata Charlie yang langsung beranjak pergi begitu saja.
Tentu, Jeniffer terdiam seraya menyeringai tak percaya. Sementara Isabelle masih menemaninya di sana.
“Jika pembunuh itu saja bisa menghabisi orang-orang ternama dan sangar. Lebih baik hindari saja jika kau ingin aman. Kecuali mau mencari seorang rekan yang sepadan dengan pembunuh itu.” Kata Isabelle terus terang. “Sekarang jika tidak keberatan, kau boleh pergi. Senang bisa berbisnis dengan keluargamu!”
Jeniffer segera pergi dari dengan sedikit kesal. Namun dia juga tidak bisa memaksa Charlie Bellucci karena tak ingin menanggung resikonya.
...***...
Tak butuh waktu lama untuk sampai di mansionnya meski dalam keadaan lanjut yang gelap. Charlie melangkah penuh amarah yang terpendam dan tertahan.
“Mr. Charlie!”
panggil seorang wanita yang menghentikan langkahnya dan membuatnya berbalik kebelakang.
Selena menatap penuh keberanian meski ada kegugupan sedikit di dalam hatinya saat berhadapan langsung dengan si Charlie Bellucci. “Em... Aku ingin mengatakan sesuatu. Bagaimana bisa Anda memberikan peraturan seperti itu kepada mereka berempat?”
Charlie berkernyit mendengar nya. “Why? (kenapa)? Apa itu masalah besar untukmu?”
“Te-tentu saja. Membawa senjata ke sana-kemari, dan aku melihat Damian baru saja berkelahi dengan seseorang? Dia terluka parah. Dan sebaiknya Anda— ”
“This is my home! (Ini rumah ku)! Dan semua peraturan milikku.” Kata Charlie yang mengejutkan bukan hanya ucapannya saja tapi jaraknya yang semakin dekat saat pria itu berjalan maju ke arah Selena.
Wanita itu tertegun menatap mata Charlie yang sangat dekat. Dia hampir tak bisa berkedip sedikitpun.
“Sudah kubilang, jika kau tidak sanggup, maka keluarlah dari sini dan pergilah.” Tegas Charlie yang semakin dekat sampai jarak mereka berdua hanya seinci saja.
Pria itu menarik dirinya menjauh, usai mengatakannya dia langsung pergi.
Namun bukan Selena Dakota jika tidak melawan balik lawan bicaranya. “Aku tidak akan pergi sampai aku berhasil dengan tugasku sebagai pengasuh. Maaf Tuan Charlie, tapi aku harus mengatakannya. Aku akan merubah mereka dan mungkin juga Anda perlu perubahan dalam diri Anda, mereka membutuhkan kasih sayang.” Jelas Selena dengan suara tegas dan lantang namun lembut.
“Selamat malam.” Ucapnya lagi yang langsung pergi meninggalkan Charlie.
Mendengar ucapan Selena tadi membuatnya terdiam di tempatnya beberapa detik. Lalu dia kembali melangkah sampai ke ruangannya, lebih tepatnya masuk ke kamar dan ke kamar mandi.
Sungguh, ucapan Selena tadi berhasil masuk ke hati dan pikirannya yang membuat Charlie saat ini tengah memikirkan masa lalu keempat anak angkatnya saat pertama kali dia rekrut sebagai keluarga. Namun di balik semua itu, Charlie memiliki maksud lain kepada anak-anak tersebut.
...***...
Pagi yang berbeda, saat Selena mengetuk pintu kamar Clara lebih dulu, sama seperti biasa, gadis itu menolaknya dari dalam kamar dengan tatapan malas. “Pergi saja dari sini.” Pintanya yang masih berbaring di atas kasur dalam posisi tengkurap sambil bermain ponsel.
“Okay!” balas Selena dengan tenang hingga suara kunci yang mencoba membuka paksa pintu, membuat Clara berkernyit kening dan segera menoleh ke belakang untuk memastikannya.
Benar juga, pintu terbuka dengan mudah, saat Selena masuk ke kamarnya dan tersenyum lebar. “Saatnya bersiap untuk sarapan bersama, setelah itu kau harus pergi ke sekolah!” kata Selena yang membagi Clara marah hingga turun dari kasurnya.
“Berani sekali kau menggunakan kunci cadangan?” kesalnya.
“Peraturan di sini mengatakan, lakukan apapun tapi jangan melibatkan polisi! Aku rasa membobol pintu kamar juga tidak masalah, so.... (jadi).... Segeralah bersiap!” kata Selena yang benar-benar memancing emosi Clara.
Tentu, wanita itu menatap tajam ke Selena dan melangkah pergi hendak ke kasurnya lagi. “Itu urusanku, walaupun kau bisa masuk, belum tentu kau bisa memaksa kamu!” ucapnya menyeringai kecil.
Sebelum mencapai kasurnya, Selena menahan tangan Clara yang membuat gadis itu menatap nya marah dan hendak menepis kasar tangan Selena. Namun, dengan mudahnya ia langsung menahan tangan Clara yang lainnya dan bergerak memiting kedua tangan Clara ke belakang.
“Jangan membuatku terpaksa melakukannya, sayang!” ucap Selena dari belakang.
Ia memutar Clara bak menari, sampai gadis itu berputar tanpa sengaja tangannya menarik handuk yang sudah dia siapkan di atas meja. Lalu Selena membawanya sampai ke kamar mandi yang terbuka dengan gerakan tenang serta lembut tanpa ada kekerasan.
Clara membuka lebar matanya, kepalanya sedikit pusing dan terheran.
Bagaimana tidak. Kini di tangannya sudah ada handuk dan dia sudah berdiri di kamar mandi.
“Bye!” kata Selena yang langsung menutup pintu kamar mandi tersebut dan menguncinya dari luar sehingga suara ketukan berulang kali membuat Clara histeris di dalam.
“Aku akan buka pintunya saat kau sudah selesai mandi! Atau... Kau ingin aku memandikan mu?”
“DASAR SIALAN! AKU BISA MELAKUKANNYA SENDIRI, KAU AKAN MENYESAL DAKOTA!!” kata Clara dengan lantang, namun Selena tak peduli dan hanya tersenyum kecil.
Sambil menunggu Clara selesai mandi, Selena menuju ke kamar Miles yang sama seperti sebelumnya. Anak itu membukakan pintu, namun saat kembali menutupnya, Selena menahan pintu tersebut dengan kakinya.
“Maaf sekali, tapi tidak untuk tidur lagi, Miles! Kau harus bersiap!” kata Selena yang menatap anak itu. Sementara Miles mencoba menutup pintu, hingga dia menendang kaki Selena yang akhirnya keluar dan dia berhasil menutup pintunya.
“Sangat mengejutkan!” gumam Miles yang tak habis pikir saat Selena menahan pintu dengan kaki.
Namun kali ini lebih mengejutkan lagi ketika Selena membuka pintu kamarnya dengan tenang, sama seperti di kamar Clara.
“Apa? Ba-bagaimana mungkin? Kau tidak boleh masuk ke kamar seseorang tanpa izin.” Akhirnya Miles menguak suaranya cukup jelas.
“Tidak ada aturan seperti itu di sini. Saat bersiap!” kata Selena benar-benar bak guru yang menyeramkan, senyumannya yang tulus bagis Miles seperti monster.
...°°°...
Hai Guyssss!!!!! Kali ini sudah memasuki hal yang terang-terangan dan menarik seperti kegiatan Selena menjadi pengasuh yang lebih Badas uyyyy.... Semoga sampai sini kalian masih suka ya dengan ceritanya 😁
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!
LIKE ✔️
COMENT ✔️
RATE ⭐ 5 ✔️
FAVORIT ✔️
VOTE ✔️
(~‾▿‾)~Dukungan kalian sangat berharga untukku
Thanks and See Ya ^•^