NovelToon NovelToon
Perjuangan Gadis SMA

Perjuangan Gadis SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hanafi Diningrat

Najwa, siswi baru SMA 1 Tangerang, menghadapi hari pertamanya dengan penuh tekanan. Dari masalah keluarga yang keras hingga bullying di sekolah, dia harus bertahan di tengah hinaan teman-temannya. Meski hidupnya serba kekurangan, Najwa menemukan pelarian dan rasa percaya diri lewat pelajaran favoritnya, matematika. Dengan tekad kuat untuk meraih nilai bagus demi masa depan, dia menapaki hari-hari sulit dengan semangat pantang menyerah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanafi Diningrat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ruang putih penuh penyesalan

Najwa duduk di ranjang rumah sakit sambil ngeliatin perban di lengannya. Ruangan UGD yang putih bersih kontras banget sama kekacauan hidupnya.

Perawat yang lagi bersihin luka di punggungnya sesekali ngeliatin dengan tatapan kasihan. "Kamu harus istirahat dulu. Lukanya cukup dalam."

"Ayah gue gimana, Mbak?" Najwa nanya sambil nahan perih.

"Masih dalam operasi. Sudah tiga jam lebih."

Najwa ngangguk sambil ngeliatin jam dinding. Pukul sembilan pagi. Kejadian tadi rasanya kayak mimpi buruk yang gak berakhir.

Dokter muda masuk sambil bawa clipboard. Dia periksa kondisi Najwa sambil nulis-nulis di kertas.

"Lukanya sudah dibersihkan semua. Tapi kamu butuh rawat inap minimal dua hari." Dokter itu ngeliatin Najwa dengan mata khawatir. "Trauma fisik dan mentalnya cukup berat."

"Dok, gue gak bisa rawat inap. Gue harus..."

"Harus apa? Kamu masih anak-anak, butuh pengobatan yang tepat."

Najwa diem. Dia inget polisi tadi bilang mau interogasi dia begitu kondisinya stabil.

"Ada polisi yang mau ketemu kamu. Tapi aku tunda dulu sampai kondisi kamu membaik."

Najwa berterima kasih dalam hati. Setidaknya dia punya waktu buat mikir tenang.

Perawat keluar sambil ninggalin Najwa sendirian. Ruangan UGD sepi, cuma kedengeran suara mesin-mesin medis dari ruangan sebelah.

Najwa ngeliatin langit-langit putih sambil mikirin apa yang udah dia lakuin tadi pagi.

"Gue nyiksa ayah gue sendiri." Najwa bergumam pelan sambil nutup mata.

Bayang-bayang botol pecah di kepala ayahnya masih jelas di ingatannya. Darah yang mengucur, suara kesakitan ayahnya, mata yang terpejam kayak orang mau mati.

"Kenapa gue bisa lakuin hal kayak gitu?"

Air mata mulai ngalir lagi. Najwa ngerasa kayak monster yang nyakitin orang tuanya sendiri.

"Ibu, maafin aku. Aku udah jadi anak durhaka."

Najwa ambil foto ibunya dari tas yang dibawa perawat. Foto itu agak sobek kena darah, tapi wajah lembut ibunya masih keliatan jelas.

"Ibu pasti kecewa sama aku. Nyakitin ayah, nyolong duit, mau kabur dari rumah."

Suara ketukan pintu bikin Najwa ngusap air mata cepet-cepet. Suster masuk sambil bawa makanan.

"Ini makan siang. Kamu harus makan biar cepet sembuh."

Najwa ngeliatin nasi sama lauk yang ada di piring. Perutnya keroncongan, tapi dia gak selera makan.

"Makasih, Sus."

"Kamu kenapa murung banget? Masih sakit?"

"Gue... gue nyesel banget sama yang udah gue lakuin."

Suster duduk di kursi sebelah ranjang. "Mau cerita? Kadang cerita bisa ngeringanin beban."

Najwa ngeliatin suster yang ramah itu. Mukanya kayak ibu-ibu baik yang sering dia lihat di TV.

"Gue nyiksa ayah gue sendiri, Sus. Sampai dia hampir mati."

"Kenapa bisa begitu?"

"Dia... dia sering mukul gue. Kemarin dia mukul gue pakai ikat pinggang sampai gue hampir mati. Terus gue melawan."

Suster ngangguk sambil dengerin. "Terus sekarang kamu menyesal?"

"Iya. Meski dia jahat sama gue, tapi dia tetep ayah gue. Dia cuma orang yang tersesat."

"Kamu punya hati yang baik. Itu pertanda kamu masih bisa diperbaiki."

Najwa ngeliatin suster itu dengan mata berkaca-kaca. "Tapi gue udah nyakitin dia. Polisi pasti bakal nangkep gue."

"Polisi akan adil. Mereka bakal pertimbangkan kondisi kamu juga."

Suster pergi sambil ninggalin Najwa yang mikirin kata-katanya.

Siang itu, dokter datang lagi sambil bawa hasil tes. "Kondisi kamu stabil. Tapi ada tanda-tanda trauma psikologis yang cukup berat."

"Maksudnya gimana, Dok?"

"Kamu butuh konseling psikolog. Apa yang kamu alami di rumah sudah termasuk kekerasan dalam rumah tangga."

Najwa baru ngerti kalau yang dia alami selama ini punya istilah medis.

"Kekerasan dalam rumah tangga?"

"Iya. Apa yang ayah kamu lakukan itu bukan hal yang wajar. Tidak boleh dibiarkan."

Dokter jelasin tentang dampak kekerasan fisik dan mental yang udah bertahun-tahun dia alami. Najwa dengerin sambil nyadar kalau hidupnya memang gak normal.

"Dok, ayah gue gimana?"

"Masih dalam perawatan intensif. Lukanya cukup serius, tapi kondisinya stabil."

Najwa ngerasa lega campur khawatir. Lega karena ayahnya masih hidup, tapi khawatir sama kondisi yang belum pasti.

Sore itu, polisi datang. Pak Budi, polisi yang kemarin nolongin dia pas diculik.

"Najwa, gimana kabarmu?"

"Baik, Pak. Terima kasih udah nolongin kemarin."

"Itu tugas kita. Sekarang kita harus ngomong tentang kejadian tadi pagi."

Najwa cerita semua dari awal. Tentang rencana kabur, ketahuan ayah, dipukuli sampai hampir mati, terus dia melawan.

Pak Budi nyatet semua sambil sesekali ngangguk. "Kamu melakukan pembelaan diri?"

"Iya, Pak. Gue hampir dicekik mati. Gue cuma pengen selamet."

"Tapi kamu juga melukai ayah kamu cukup parah."

"Gue tau, Pak. Gue menyesal banget."

Pak Budi tutup buku catatannya. "Kasus ini agak rumit. Kamu korban kekerasan, tapi juga pelaku penyerangan."

"Gue bakal dipenjara, Pak?"

"Belum tentu. Kamu masih di bawah umur, dan ada unsur pembelaan diri. Tapi tetap harus ada proses hukum."

Najwa ngangguk sambil ngeliatin tangannya yang diperban. "Gue ngerti, Pak."

"Yang penting sekarang kamu sembuh dulu. Nanti kita lanjut prosesnya."

Malem itu, Najwa gak bisa tidur. Dia mikirin masa depannya yang gak jelas. Mau dipenjara atau gak, hidupnya udah berubah total.

"Gue gak bisa balik ke rumah lagi. Gue gak bisa sekolah lagi di situ."

Najwa ngeliatin jendela rumah sakit yang ngeliatin kota di bawah. Lampu-lampu kota yang berkilauan bikin dia mikirin orang-orang yang hidup normal.

"Mereka punya keluarga yang baik, sekolah yang aman, masa depan yang jelas."

Sedangkan dia? Gak punya apa-apa lagi.

"Tapi setidaknya sekarang gue bebas." Najwa bergumam sambil pegang foto ibunya.

Bebas dari ayah yang suka mukul. Bebas dari rumah yang toxic. Bebas dari lingkungan yang bikin dia tersiksa.

"Ma, aku gak tau harus gimana sekarang. Tapi aku janji bakal jadi orang yang lebih baik."

Najwa tutup mata sambil berdo'a. Dia minta ampun sama Tuhan karena nyakitin ayahnya. Dia juga minta dikasih kekuatan buat hadapi masa depan yang gak pasti.

"Apapun yang terjadi, gue gak boleh nyerah."

Esok paginya, dokter bilang kondisi ayahnya udah stabil. Dia udah keluar dari ruang operasi, tapi masih belum sadar.

"Kamu mau menjenguk?"

Najwa ragu. Dia pengen liat ayahnya, tapi takut ngeliat kondisinya yang parah.

"Iya, Dok."

Najwa didorong pake kursi roda ke ICU. Lewat kaca, dia ngeliat ayahnya yang terbaring dengan berbagai selang di tubuhnya.

Kepala ayahnya diperban, perutnya juga diperban tebal. Wajahnya pucat, napasnya dibantu alat.

"Pak..." Najwa bisik sambil nangis.

Dia ngerasa bersalah banget ngeliat kondisi ayahnya yang kayak gitu. Meski ayahnya jahat, tapi dia tetep gak mau ayahnya mati.

"Maafin aku, Pak. Aku gak sengaja nyakitin Bapak separah ini."

Perawat ICU bilang ayahnya kemungkinan bakal sadar dalam beberapa hari. Lukanya parah tapi gak fatal.

"Syukurlah dia gak mati gara-gara gue." Najwa lega dalam hati.

Siang itu, psikolog rumah sakit datang. Seorang ibu paruh baya yang ramah banget.

"Najwa, aku Bu Indira. Aku psikolog yang akan membantu kamu."

"Bantuin gimana, Bu?"

"Membantu kamu memahami apa yang kamu alami, dan merencanakan masa depan yang lebih baik."

Bu Indira jelasin kalau Najwa butuh terapi buat ngatasi trauma. Dia juga jelasin tentang pilihan-pilihan masa depan yang bisa Najwa ambil.

"Kamu bisa tinggal di panti asuhan, atau sama keluarga angkat, atau kalau kondisinya memungkinkan, kembali sama ayah dengan pengawasan."

"Gue gak mau balik sama ayah, Bu. Gue trauma."

"Itu pilihan yang wajar. Kita akan cari yang terbaik buat kamu."

Bu Indira juga jelasin kalau nilai sekolah Najwa yang bagus bisa jadi modal buat dapet beasiswa.

"Kamu pinter. Jangan sia-siain kepintaran itu karena masalah keluarga."

Najwa mulai ngerasa ada harapan. Meski hidupnya berantakan, tapi dia masih punya kesempatan buat masa depan yang lebih baik.

"Bu, gue pengen lanjut sekolah. Pengen jadi orang sukses."

"Bagus. Itu tujuan yang realistis."

Malam itu, Najwa tidur dengan perasaan yang lebih tenang. Dia masih bersalah sama ayahnya, masih takut sama masa depan, tapi ada secercah harapan.

"Besok gue mulai hidup baru. Gak peduli sesulit apa, gue harus bertahan."

Di ruang ICU sebelah, ayahnya masih terbaring gak sadar. Tapi detak jantungnya stabil, artinya dia bakal sembuh.

"Mudah-mudahan kita berdua bisa dapat kesempatan kedua, Pak."

Najwa tutup mata sambil berharap esok hari membawa kabar yang lebih baik.

1
kalea rizuky
Sinta ne sok tau
kalea rizuky
Sinta ne g tau ya di posisi nazwa
kalea rizuky
nah gt donk bales pake otak jangan teriak teriak
kalea rizuky
pantes like dikit MC terlalu goblok. Thor lain kali. bkin cerita yg valid donk
kalea rizuky
tolol mending gk usah sekolah
kalea rizuky
bisanya nangis mending g usa sekolah pergi dr situ jual rmh trs krja
kalea rizuky
ne cwek oon mending penjarain bapak lu yg durhala
kalea rizuky
bodoh mending pergi lahh atau racun aja bapak loe biar mampus
parti camb
saran aja kata gue diganti dgn kata "saya/aku
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
saran aja nih untuk author, harus nya klo sma polisi, atau sma orng lain yg gk d knal or orng yg lbih tua bilang nya saya, jngn gue. klo gue itu untuk k sesama teman... ttp smangat ya💪💪
Rarara: iya kak,lupa ganti itu
total 1 replies
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
devinisi bpk nyusahin anak... bkn nya anak d nafkahin mlh ank d sruh krja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!