Menikahi Pria Culun

Waktu menunjukkan sudah pukul 13.00, sementara konser di mulai pukul 15.00. Alicia masih memiliki waktu untuk bersenang - senang sebentar, kebetulan konser yang akan tampil berada di samping sebuah Mall Aurora, salah satu Mall yang berdiri sekitar 7 tahun lalu, Mall yang di bangun dan di ambil dari belakang nama marga Ibunya. Bisa di bilang keluarga Alicia adalah pemilik Mall tersebut.

Setiap kali Alicia melangkah masuk, semua pegawai menunduk hormat padanya. Bahkan manager pun sampai datang bersama beberapa pria berpakaian hitam yang juga memiliki posisi di Mall Aurora.

" Nona Alicia, "Manager wanita berusia 30 tahun memberi hormat."Maaf Non, kami tidak tau jika Non akan datang kesini, biasanya Non akan memberi kabar dahulu agar Mall ini di kosongkan. Apa perlu kami mengosongkan nya sekarang?"

" Tidak perlu, aku denger ada band baru yang cukup populer dan akan tampil di gedung sebelah, aku akan melihat nya, "

" Benar sekali, Non, " Manager bernama Sekar itu menganggukkan kepalanya." Apa perlu kami menyiapkan tempat untuk Non?"

" Tidak usah, aku sudah memiliki tiketnya," Alicia melirik Angga yang sejak tadi hanya diam memperhatikan Alicia. " Huft, " Alicia menghela nafas melirik penampilan Angga yang menurut nya sangat tidak sesuai jika di ajak kencan. What? Kencan.. Alicia menghempaskan pikiran itu, ini bukan kencan tetapi hanya jalan bareng.

" Eh, Lo, " Alicia menyikut lengang Angga, pria itu menoleh."Lo bisa ngubah penampilan Lo dikit gak?"

Angga melihat dirinya yang hanya memakai kemeja di kancing sampai atas dengan tali kodok di dua sisi tubuh nya sebagai diri khas seorang Angga dan celana jeans putih pendek, juga tidak lupa dengan kaca mata bulat dan rambut yang acak - acakan.

" Memang kenapa sama penampilan aku, menurut ku oke kok, "

Alicia menggeleng - gelengkan kepalanya. Oke dari mana coba, kalo di lihat dari jauh mungkin oke tapi kalo dari jarak dekat bukan oke lagi tapi ogah.. Alias ogah banget lihat nya.

" Lo ikut Gue, " Alicia menarik tangan Angga, masih ada waktu. Dia pergi ke salah satu toko pakaian yang menjual merk desainer terkenal.

Manager Mall yang di sapa Mbak Sekar hanya mengikuti dari belakang. Manager toko yang di masuki Alicia memberi hormat.

" Non, ada yang bisa saya bantu?" Tanya nya dengan sedikit gemetar.

" Carikan setelan jas yang sesuai sama dia," Tunjuk Alicia pada Angga." Eh, enggak deh, carikan pakaian yang paling mahal dan yang pasti sesuai ukuran dia, "

" Non mau belikan aku baju," Angga berpura-pura sumringah, seolah dia jarang di belikan pakaian mahal. Padahal di lemarinya juga baju mahal sudah numpuk." Tapi penampilan ini udah keren banget kok."

" No protes, keren dari mana coba, kalo Lo mau jalan sama Gue, penampilan Lo juga harus sesuai dengan Gue.. " Alicia beralih kepada manager toko. "Malah bengong, cepet cariin."

"B-baik Non.. Mari Tuan, saya antar."

Alicia duduk di sofa yang sudah di sediakan bagi pelanggan VVIP yang memiliki kartu member. Tetapi karena Alicia adalah anak pemilik Mall tersebut, jadi dia tidak perlu menggunakan kartu seperti itu. Dia hanya tinggal santai menikmati semua yang ada di depan nya, tunjuk jari dan semua itu akan menjadi milik nya. Hidup yang sempurna! Kecuali...

Alicia mendelik tajam pada beberapa pria yang tak jauh dari mereka."CK, pura - pura jadi pelanggan, kalian pikir Gue gak tau apa."Alicia menatap dongkol pada anak buah Daddy nya yang terus saja mengikutinya entah sejak kapan.

Begitulah Al, sosok Ayah yang sangat overprotective kepada anak - anak nya, melindungi mereka dari jarak jauh tanpa sepengetahuan mereka. Maka nya terkadang Alicia sangat kesal dengan sikap Daddy nya dan sering kali kabur dari pengawasan anak buah Daddy nya. Entah itu nyamar jadi laki - laki atau memakai kulit sintetis untuk mengubah wajah nya.

Saat sedang membaca majalah yang di sediakan, pintu ruang ganti menampilkan sosok Angga yang sudah berubah pakaian. Alicia mengangkat kepalanya memandang Angga dengan mata terpanah. Wowww, itu pakaian nya yang keren atau emang muka Angga yang ganteng sih, kok beda banget kalo pake style kaya gini?

" Bagaimana Non Alicia? Ini setelan model terbaru dari desainer Rabbel dengan bahan Oxford, yang baru hanya ada tiga buah di negara ini. Untuk harga di patok mulai dari 20 juta." Ucapan manager toko sama sekali tidak masuk ke telinga Alicia. Karena saat ini perhatian nya tertuju sempurna kepada sosok Angga.

" Non Alicia, gimana? Cakep gak?" Tiba - tiba saja Angga sudah berdiri di depan nya.

Alicia memalingkan wajah, merasa panas karena malu." Biasa aja, "Kilah nya."Gak usah geer, mungkin karena pakaian nya mahal makanya Lo kelihatan beda, udah ayo, kita ke salon sekarang."

Ciihhh, dasar malu - malu suka. Bilang aja sih kalo ganteng.

Mereka menuju salon kecantikan yang menjadi langganan Alicia jika dia akan mempercantik diri. Kebetulan pemilik salon itu adalah salah satu kerabat jauh nya. Bukan kerabat sih, lebih tepat nya pemilik salon itu pernah bekerja bersama Ibunya di salah satu Cafe milik Ibunya sebagai orang kepercayaan Ibunya.

Tapi sekarang, dia beralih profesi dan membuka salon kecantikan. Tapi meski begitu, dia juga memiliki salah satu Cafe di dekat Mall Aurora.

" Halo Tante Fera, "Sapa Alicia tersenyum ramah.

"Alicia, " Fera yang sedang duduk di ruangan nya berdiri saat Alicia masuk ke dalam." Hei, ya ampun! Kamu tambah cantik aja, udah 3 bulan lebih lho kamu gak kesini, "

" Maaf Tante, Tante kaya gak tau Daddy sama Bunda aja sih. Aku mana bisa bebas kaya dulu. Apa lagi semenjak aku pernah hampir celaka,"

" Iya Tante mengerti kok, kamu kesini sama tiga temen kamu atau sendiri?" Tanya Fera melihat kebelakang.

" Kebetulan aku kesini sama seseorang sih, aku mau minta tolong sama Tante buat sedikit merubah penampilan nya, " Alicia memanggil Angga untuk mendekat." Lo ngapain disana? Cepat kesini."

Angga mendekat."Kita ngapain ke salon Non?"

" Mau karokean? Lo pikir aja sendiri orang ke salon mau ngapain," Mata Alicia beralih pada Fera." Tante tolong ya, Tante ubah apa aja deh, yang penting wajah nih anak berubah dikit. Tante tempelin plastik juga gak papa, yang pasti bikin jelek nya gak kelihatan, " Seloroh Alicia membuat Fera cekikikan.

Angga tidak terima." Maksud Non apa? Apa salah nya dengan wajah ini?"

" Salah nya karena muka Lo ini keluaran tahun lama, " Celetuk Alicia membuat Angga cemberut.

" Emang nya Non kira aku ini barang keluaran pakai tahun nya, "Gerutu Angga.

" Udahlah, tolong ya Tante, pokok nya bikin sebaik mungkin biar sedikit enak di lihat nya, "

" Kamu ini ya Alicia, Tante bingung deh, sebenarnya sifat kamu ini turun dari siapa sih. Perasaan Daddy sama Bunda kamu gak separah kamu deh, " Fera kembali geleng-geleng kepala.

" Salah cetak Tante, makanya jatuh nya begini, bikin orang darah tinggi, " Timpal Angga tiba - tiba membuat tawa Fera lepas dan spontan Alicia menatap tajam Angga.

" Lo bilang apa?" Alicia berkacak pinggang dengan mata melotot.

" Sudah - sudah, ini jadinya mau di bikin seperti apa?" Tanya Fera memandang lekat wajah Angga.

" Apa aja deh Tante, yang penting kepoles dikit. Kalo bisa wajah dia di bikin kaya Robert Pattinson yang cakep itu,"

" Oke - oke, Tante ngerti,"

" Aku lebih ganteng kali, " Tukas Angga.

" Dihhh, kepercayaan diri yang salah Lo. Ganteng kalo di lihat dari ujung sedotan baru bener."

Diam - diam Fera mengulum senyum. Hhmm, mereka berdua sangat cocok. Diam - diam Fera mengambil ponsel dan memotret Alicia dan Angga. Dia kirim foto itu kepada Nayla dan Widia dengan tulisan, Calon pengantin baru otw. Setelah mengirim pesan, Fera kembali meletakkan ponsel di atas mejanya.

Angga duduk di kursi dengan wajah cemberut, perlahan tubuh nya di tutup oleh kain agar pakaian nya tidak kotor. Fera mulai merapikan rambut Angga, tak lupa juga melepas kaca matanya lebih dulu. Alicia hanya memperhatikan nya di atas sofa dengan nyaman.