Jameson, anak Mafia yang hidup di Kanada. Dia terpaksa menculik Luna, seorang barista di Indonesia demi melindunginya dari bahaya.
Ternyata, Luna adalah Istri Jameson yang hilang ingatan selama 5 tahun dan perjalanan dimulai untuk mengembalikan ingatan Luna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himawari Daon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 : Pil Broken Memory
Welcome…
...Happy Reading...
.... ...
.... ...
.... ...
Luna menggerutu saat merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Pasalnya, dia baru saja berhasil mengusir Jameson yang ingin tidur bersamanya.
“Pria itu memang gila!” celetuknya sembari menutupi tubuhnya dengan selimut.
Jameson yang mendengar omelan Luna dari luar hanya dapat tersenyum lebar. Dia puas sekali menggoda istrinya itu.
“Seven, besok kau temani dia berkeliling rumah!” ucap Jameson seketika wajahnya berubah dingin.
“Baik, Tuan.”
“Jangan sampai dia kabur dari rumah ini! Dan ingat, jangan terlalu dekat dengannya! Atau aku akan mengembalikanmu kepada Pria tua itu,” ancam Jameson menyindir Ayahnya.
“Baik, saya mengerti.”
Jameson berjalan menjauhi kamar Luna, langkahnya menuju sebuah ruangan yang tidak jauh dari sana.
Pasalnya kamar Luna berada pada lantai 3, di sana ada 3 pintu. Ada kamar Luna, kamar Jameson, dan juga ruang kerja Jameson.
Tiga ruangan itu menjadi satu lantai karena Jameson tidak ingin terlalu jauh dengan Luna. Jika terjadi sesuatu padanya, dia bisa langsung menuju ke kamar Luna.
Jameson kini masuk ke ruang kerjanya, dia langsung duduk di atas sofa. Kepalanya ia sandarkan sambil memejamkan mata. Dia tidak mengantuk, akan tetapi dia sedang menunggu Ten.
Tidak membutuhkan waktu lama, Ten akhirnya masuk ke dalam ruang kerja tersebut.
“Tuan!”
Jameson mendengar kedatangan Ten, “Kau sudah mengambilnya?” tanya Jameson memastikan.
“Sudah, Tuan. Tapi, apakah Nyonya Luna mau minum Pil ini?” Ten terlihat ragu.
“Dia pasti akan meminumnya, kalau dia tetap tidak mau. Aku akan memaksanya!”
“Bagaimana caranya?” Ten tampak berpikir.
Jameson tak membalas pertanyaan Ten, ia tersenyum lebar. Dalam pikirannya dia tahu harus bagaimana kalau wanita itu menolak untuk minum pil tersebut.
Jameson Navarro, memang pengusaha sukses. Dia mempunyai Hotel, Villa, Kafe, dan masih banyak lagi. Usaha-usaha tersebut memang legal, diakui oleh masyarakat dan negara. Akan tetapi, tidak banyak yang tahu kalau Jameson memiliki satu usaha ilegal.
Perusahaan yang memproduksi Pil Broken Memory dan Pil Memory Reborn. Hanya orang-orang tertentu yang mengetahui perusahaan itu. Mereka melakukan transaksi juga kepada customer yang sangat butuh, seperti ingin melupakan trauma, melupakan mantan pacar, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, Luna tidak mengingat Jameson karena dia memberikan Pil Broken Memory kepada Luna.
“Mengapa kau menginginkan Pil ini?” tanya Jameson penuh selidik, dia memang selalu mempertanyakan terlebih dahulu alasan mengapa seseorang membeli Pil tersebut. Dia tidak mau, jika Pil tersebut diperjualbelikan kembali kepada orang lain.
Seorang perempuan yang menguncir rambutnya tinggi itu menyeruput minuman yang dipesannya, “U-untuk Ibuku,” jawabnya takut.
“Mengapa kau ingin memberikan Ibumu Pil Broken Memory?” desak Jameson, sebenarnya setelah mendengar jawaban customer nya itu dia sedikit tidak suka.
“Aku ingin Ibu melupakanku sebagai anaknya.”
Jameson tak menyangka akan mendengar jawaban itu darinya. Telinganya seketika terasa panas hingga naik ke ubun-ubun, namun dia mencoba mengepalkan tangan untuk menahan emosinya.
Jameson memaksakan dirinya untuk tertawa, kemudian dia menatap tajam ke arah pembelinya.
“Apakah Ibumu setuju dengan keputusanmu itu??” Jameson kini mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan perempuan di depannya. Dia berharap, perempuan itu merasa takut dan membatalkan transaksi tersebut.
“Aku tidak tahu,” jawab perempuan itu dengan lesu.
“Kamu boleh saja membeli Pil ini, akan tetapi kamu yakin? Setelah Ibumu minum Pil ini, dia tidak akan mengingatmu sama sekali. Semua kenangan kalian akan tersegel, bahkan bisa saja dia akan lebih memanjakan orang lain daripada kamu, anaknya sendiri.” Jameson menjelaskannya dengan tenang meskipun ucapannya itu memang menakut-nakuti saja.
Jameson sengaja tidak menceritakan tentang Pil Memory Reborn. Tujuannya hanya satu, perempuan itu berpikir ribuan kali agar membatalkannya. Karena objek yang akan menerima Pil tersebut adalah seorang Ibu, dan Jameson sensitif akan hal itu.
Perempuan itu terlihat merasa bersalah, namun dia mencoba memastikannya lagi.
“Setelah Ibuku akan meminum pil ini, dia benar-benar tidak akan mengingatku sedikit pun?”
“Hmm,” Jameson mengangguk tegas.
Kali ini perempuan itu tampak ragu, ia terdiam sesaat.
“So?”
“Maafkan aku, Tuan. Aku membatalkan pembelian Pil ini,” Perempuan itu pergi dengan air mata yang sudah menetes.
Jameson tersenyum tipis, ia merasa lega bisa membuat perempuan itu pergi tanpa membawa Pilnya.
“Anda yakin Tuan?” tanya Ten ragu.
Jameson mengerutkan keningnya, “Maksudmu??”
“Dia menawarkan uang sebesar 10 trilliun.”
“Aku tidak peduli,” cueknya kemudian dia menyeruput ice americano di tempat itu.
Sekarang Jameson berasa di sebuah Kafe De Luna. Kafe itu memang memiliki banyak cabang, tidak hanya di Indonesia akan tetapi juga ada di Kanada. Dan Jameson lah pemilik Kafe tersebut.
Setelah menghabiskan ice americano nya, Jameson terpikirkan oleh istrinya di rumah.
“Ten, apa yang dilakukan Luna dirumah?” tanyanya penasaran.
Ten menghembuskan napas panjang, “Tuan, mengapa Anda tidak langsung bertanya kepada Luna ataupun Seven?”
Jameson teringat, dia belum membelikan wanita itu handphone.
“Ten, belikan handphone keluaran terbaru dan yang paling mahal!” Alih-alih menjawab, Jameson malah membalasnya dengan perintah.
“Oh, iya, tanyakan kepada Seven apakah dia sudah menemani Luna berkeliling hari ini!” imbuhnya.
“Seven meminta izin hari ini, jadi dia tidak bisa mengajak Nyonya berkeliling,” terangnya yakin.
Jameson langsung bergegas pulang, dalam pikirannya dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan istrinya.
Sesampai di rumah, Jameson langsung menuju kamar Luna. Dia membuka pintu kamar tanpa mengetuknya terlebih dahulu.
Saat itu kamar Luna sudah dalam keadaan gelap. Jameson berjalan menuju tempat tidur, mencari sosok wanitanya.
Jameson duduk di tepi tempat tidur, matanya berhasil mendapatkan Luna yang tidur membelakanginya.
“Luna, kamu sudah tidur?” tanya Jameson memastikan.
Luna sebenarnya tidak tidur, dia merasa kesal karena rencananya hari ini untuk berkeliling rumah ini gagal.
Jameson memegang lengan Luna, “Kamu sudah tidur?” tanyanya sekali lagi.
Luna menepis tangan pria itu dengan kasar. Jameson menghembuskan napas berat.
“Maafkan aku, harusnya aku menyuruh yang lain buat nemenin kamu berkeliling hari ini,” tukasnya.
Luna masih tidak berkutik, dia benar-benar kesal.
“Kalau begitu, besok biarkan aku yang menemanimu berkeliling, aku juga akan menunjukkanmu tempat rahasia di rumah ini.”
Luna terusik setelah mendengar ucapan terakhir yang menarik. Dia lalu bangun dari tidurnya dan menatap sorot mata Jameson dalam kegelapan.
“Tempat rahasia?” tanya Luna.
“Iya, di rumah ini ada tempat rahasia, hanya aku dan istriku yang tahu tempat itu.”
Dalam gelap bibir Luna mengembang, dalam pikirannya dia sudah memiliki rencana. Dia menyetujui Jameson untuk menemaninya besok, hal itu memudahkan Luna untuk mencari celah untuknya kabur.
To be continued
Ayo, ikutin terus cerita mereka ya...
Jangan sampai ketinggalan!