NovelToon NovelToon
Baca Aku!

Baca Aku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Murid Genius / Akademi Sihir / Persahabatan
Popularitas:917
Nilai: 5
Nama Author: Karya Penulis

Penyihir yang menjadi Buku Sihir di kehidupan keduanya.


Di sebuah dunia sihir. Dimana Sihir sudah meraja rela, namun bukan berarti tidak ada Pendekar dan Swordman di Dunia Sihir ini.

Kisah yang menceritakan pemuda yang memiliki saudara, yang bernama Len ji dan Leon ji. Yang akan di ceritakan adalah si Leon ji nya, adek nya. Dan perpisahan mereka di awali ketika Leon di Reinkarnasi menjadi Buku Sihir! Yang dimana buku itu menyimpan sesuatu kekuatan yang besar dan jika sampulnya di buka, maka seketika Kontrak pun terjadi!.

"Baca aku!!" Kata Leon yang sangat marah karena dirinya yang di Reinkarnasi menjadi Buku. Dan ia berjanji, siapa pun yang membaca nya, akan menjadi 'Penyihir Agung'!. Inilah kisah yang menceritakan perjalanan hidup Leon sebagai Buku Sihir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karya Penulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

"Aku tidak tertarik, lagi pula aku harus lebih kuat lagi untuk bisa menang, kan?" Rafael menjawabnya. Ia menjawab dengan bijak. Namun jawabannya membuat Leon sangat terkejut.

Leon terdiam. Ia tidak menyangka, Rafael menyia-nyiakan kesempatan yang bisa membuatnya naik pangkat.

Namun apa yang dikatakan Rafael tidak sepenuhnya tidak disetujui Leon, Leon juga mengakui itu. Lagi pula Rafael belum bisa mengusai serangan dari teknik Sihir Nada.

Bukan hanya Leon yang terkejut saat mendengar nya, Alea juga. Alea benar benar tidak menyangka tawaran yang diincar oleh orang orang, ditolak oleh Rafael. Padahal itu bagi orang lain adalah sebuah keberuntungan.

"O-oke, lupakan" Alea malu. Alea juga tidak menduga bahwa tawarannya, atau bisa dibilang ajakannya di tolak oleh Rafael, itu benar benar membuat Alea sedikit malu mengatakannya.

"Hmm Sebenarnya kau dipanggil oleh kepala sekolah" Kata Alea. Ia mengalihkan topik. Dan apa yang di katakan oleh Alea benar benar sudah diduga oleh Leon.

Memang sebenarnya itulah yang ingin dikatakan Alea sedari awal. Namun karena ia sedikit tertarik dengan Rafael, ia ingin berbicara dengannya sedikit.

'Kak Riley..' Rafael membatin. Ia berniat memberi tahu Leon.

Riley adalah kepala sekolah di Akademi ini. Dan Alea sendiri adalah ketua guru di sana.

"Jadi, aku udah boleh melangkah dari sini?" Rafael bertanya.

"Ya, benar" Kata Alea. Ia mengangguk.

Dan Rafael pun melangkahkan kakinya. Ia sudah berpindah tempat sekarang.

"Ayo, ikuti aku" Ajak Alea. Ia berniat menuntun Rafael ke ruangan kepala sekolah/Akademi. Dan Rafael mengikutinya. Ia juga sudah menyiapkan mental. Berjaga jaga kalau kalau juga ada Rikel disana.

Tak butuh waktu lama, mereka sampai. Rafael sudah tidak gugup seperti pertama kali saat ia masuk ke ruangan ini. Sekarang ia lebih kalem dan santai.

"Salam kepada ketua.." Alea menunduk. Dan Rafael juga ikut menunduk. Tidak demikian dengan Leon.

Tampak seorang gadis duduk di kursi, dengan kaki melintang. Rambutnya tergerai panjang, bergelombang, warna nya cokelat. Alis dan bulu matanya sangat indah. Matanya berwarna abu, dengan paduan hitam.

Sudah dapat dipastikan oleh Leon, yang sedari tadi ia sedang memperhatikan wanita itu. Sangat cantik. Dan Leon memprediksi bahwa umurnya 17 keatas.

Lalu Riley tersenyum. Ia menatap Rafael. Lalu berkata..

"Kau masih ingat aku, kan?.." Ia bertanya. Senyumannya benar benar membuat Rafael berkutik. Baginya, Riley ini lebih cantik dari pertama kali ia melihatnya.

"T-tentu saja... Siapa yang lupa, aku akan selalu mengingat kebaikanmu" Rafael sedikit tergagap saat menjawabnya. Ia juga mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia tidak ingin bertatap tatapan langsung dengan nya.

"huh.. Baguslah bila kau masih mengingatku" Riley tampak menghela nafas. Ia tidak ingin kebaikan dan dirinya dilupakan oleh Rafael.

Lalu Riley bangkit dari duduknya. Menuju Rafael. Tatapannya lekat. Tidak berpindah sama sekali.

Namun Rafael tidak bisa menatap matanya, matanya terlalu membuat Rafael tambah gugup.

Jarak mereka tidak lebih dari 1 lengan sekarang. Dan dalam jarak itu, Leon baru merasakan auranya. Namun ia sama sekali tidak bergeming.

"Kau tahu apa tujuanku memanggilmu kesini?.." Ia bertanya. Suaranya sangat lembut. Namun penuh dengan tekanan.

"Itu.. Karena atas kesalahan yang saya lakukan.." Rafael menjawabnya. Ia menunduk kebawah. Ia yakin, bahwa karena itulah dirinya dipanggil kesini. Ia benar benar yakin.

Riley terkejut. Lalu ia tertawa. Tampaknya Rafael telah salah sangka. Sepertinya tujuan Riley memanggilnya bukan untuk menghukumnya atau semacamnya.

Suara tawa nya benar benar membuat siapa pun yang mendengarnya seolah sedang dipermainkan. Pelan. Tidak lama.

'K-kenapa ia tertawa?..' Rafael bingung, ia bertanya dalam batin. 'Hmm Lihat saja..' Kata Leon. Leon merasakan suatu niat.

"Lebih tepatnya karena kehebatan mu.." Kata Riley. Membuat Rafael terkejut. Suaranya pelan, ia sengaja memelankannya. Lalu mendekatkan mukanya lebih dekat kepada Rafael.

"A-apa maksud anda?" Rafael kaget, ia sedikit mundur. Ia sangat tegang sekarang.

Lalu Riley tersenyum.

Ia berbalik, dan menuju ke bangkunya lagi.

"Saat Alea menyuruhku melihat kamar R-1, aku benar benar terkejut. Katanya anak tingkat Novice yang membuat semua ini. Dan itu sangat tidak biasa. Aku takjub" Riley kembali duduk dibangkunya. Ia meletakkan kedua tangannya di dagu.

Tatapannya semakin lekat, membuat Riley tidak bisa mengalihkan pandangannya lagi.

"Kau memiliki bakat.." Kata Riley. Lagi lagi ada yang menunjukkan rasa ketertarikannya pada Rafael.

"Kau tahu. Semua yang kau lakukan benar benar di luar nalar. Bahkan kau bisa membuka pintu tanpa kunci. Bahkan kau membuat keributan di kamarmu, dan seolah menciptakan badai di sana. Meninggalkan bekas yang bahkan anak tingkat Novice tidak bisa melakukannya"

Kata Riley. Ia sedang memuji. Namun cara ia memuji membuat Rafael tambah gugup, bukan ketakutan, tetapi ia baru merasakan sensasi ini.

"Kau memiliki kekuatan fisik yang tidak biasa dengan anak anak sebayamu.." Kata Riley, ia masih memuji nya.

Semua perkataan itu membuat Leon bangga, muridnya di puji. Dan Leon tidak menyangka bahwa hasilnya akan menjadi seperti ini.

Rafael tampak kaget. Ia heran. Baginya itu hanyalah hal biasa. Saat ia di geng Alvaro, ini sangatlah biasa, bukan sesuatu yang harus dibangga-banggakan.

"Benar... Aku juga berpikir hal yang sama.. " Kata Alea. Ia juga sepakat dan satu pemikiran dengan apa yang dikatakan Riley. Mereka ber-dua kini melihat bakat di dalam diri Rafael. Bukan hanya ber-dua, bahkan Leon juga.

Yang membuat jantung Rafael berdetak dengan sangat kencang. Ia gugup setengah mati. Baginya ia sedang di tengah tengah gerombolan fans.

"Jangan gugup.. Ini bukanlah saatnya untuk kau gugup. Ini adalah sebuah momen yang langkah, dan kau harus bangga"

Kata Leon. Kata kata itu membuat Rafael tersadar. Ia sadar, bahwa ia sedang dipuji sekarang, bukan sedang menghadapi lawan. Ini adalah sebuah momen di mana sedang di puji.

"Terima kasih!" Kata Rafael. Ia membungkukkan badannya. Hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang. Dan itu sangat memalukan.

"Eh, tak perlu sebegitunya..!" Kata Alea, ia kaget, tiba tiba Rafael membungkukkan badannya.

Lalu Riley tersenyum.

"Tapi.. Bukankah aku sudah merusakkan barang barang? Apakah itu tidak masalah?.." Rafael menegak lagi. Sekarang ia lebih tenang. Jantungnya tidak lagi berdetup kencang.

"Hmm Kalau itu, kami juga harus memberikan mu hukuman.." Kata Riley. Ia tersenyum.

"Dan karena kau berhasil membuat aku takjub, maka aku akan meringankan hukuman-mu" Riley melepas kedua tangannya yang sedari tadi ia lekatkan di bawah dagu.

"Dan.. Pastinya kami harus merahasiakan kesalahan kesalahan yang kau perbuat dari Rikel. Kalau ia sampai tahu, ia akan mengusirmu. Ia sangat benci pada orang yang tidak bisa membayar uang Akademi"

Kata Riley lagi, ia sepenuhnya membela Rafael. Dan yang dikatakan Riley benar, apalagi uang Akademi Rafael di bayar oleh pihak Akademi itu sendiri, atau sama dengan gratis.

"Kalau begitu.. Apa hukuman yang pantas ku dapatkan?..." Rafael bertanya. Ia bermaksud untuk dihukum dengan sepantasnya.

Riley tersenyum. " Hmm Bagaimana kalau kau tidak mengikuti pelajaran selama berada di tingkat Novice?.." Riley tersenyum dengan licik.

Rafael benar benar terkejut. Kepercayaan nya seolah dihancurkan saat itu juga. Namun tidak demikian dengan Leon. Ia terlihat santai.

"M-maksudnya?.. Jadi aku harus belajar apa?.." Rafael tergagap, ia berharap Riley hanya bercanda. Jika Riley serius, ia tidak akan pernah naik pangkat untuk selama lamanya, pikir nya.

"Tenang dulu... Aku belum selesai bicara.." Kata Riley. Ia tahu bagaimana perasaan Rafael saat ini.

"Dan.. sebagai gantinya kau belajar dengan ku" Kata Riley. Lagi lagi ia tersenyum. Sangat indah. Dan lagi lagi Rafael terkejut setengah mati.

Baginya, ini sama dengan hadiah daripada hukuman. Itu adalah keuntungan baginya. Ia tidak lagi mengikuti pembelajaran basic, ia bisa melompatinya sekarang! Pikir nya.

"Waw.. Beruntungnya kau~ Udah ku ajarkan, plus di ajarkan oleh Riley lagi.." Kata Leon. Ia sama sekali tidak masalah dengan itu. Hanya saja, nanti waktu pembelajaran Sihir Nada, ia hanya akan belajar sedikit, pikir Leon begitu.

"Kau serius?.. Bukankah itu sama saja dengan melompati kelas?" Rafael berusaha memendam rasa senang nya.

"Kata siapa? Kau juga akan belajar Sihir Sihir basic nanti, bukan berarti kau melewatkannya~" Kata Riley.

Rafael benar benar senang. Ia tidak menyangka nasibnya akan sebagus ini saat ia melawan bocil bocil itu, coba saja dari dulu ia juga menghajar mereka semua.

1
Murnila Wati
Nice Thor! Kau membuat minat baca ku bertambah!/Applaud/
Murnila Wati
Ini dia. Kebenaran yang ditunggu²/Hey/
Murnila Wati
Yok thor lanjutkan. Para readers mu ini ingin melihat Rafael dan Leon berdiri sebagai Penyihir Agung di akhir cerita/Chuckle//Smile//Applaud//Good/
Murnila Wati
Mantra baru unlock/Hey/
Murnila Wati
Hehe, bisa aja Leon/Slight/
Murnila Wati
Pasti Lauren/Shhh/
Anin: Hayyo loh... Baca bab selanjutnya ya, nanti kamu bakal tahu
total 1 replies
Murnila Wati
Wah Thor! Kenapa aku penasaran?!/Cry/ Cerita mu membuatku penasaran Thor!/Good/
Anin: Thanks/Smile/

Leon:Tuh kan, para Readers penasaran /Chuckle/ Makanya Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
Hayyo loh.. Leon nengok apa tuh~ Seketika berubah genre/Frown//Shhh/
Anin: Hehe, auto jadi horor/Tongue/

Rafael:Seram nye!...
total 1 replies
Murnila Wati
Sedikit typo yah Thor/Smile/
Anin: Hehe iya, maaf ya atas kesalahannya/Grievance/

Leon:Tuh kan para Readers marah!! Makanya, nulis yang benar!/Smug/
total 1 replies
Murnila Wati
Pasti MC kita dong yang menang~~ yakan Thor~~
Anin: Aku setuju!

Rafael: Pastilah/Chuckle/

Leon:Nantikan saja readers ku!/Bye-Bye/
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sabar, Nel
Anin: Nel:Udah gak bisa/Panic/ Rasanya tuh mulut pengen gw tabok!
total 1 replies
Murnila Wati
Duh... Kebenaran yang menyakitkan/Sob//Sob/
Anin: Tahan ya... Ini hanya bumbu.. Nanti akan banyak laki kebenarannya/Proud/

Leon:Makanya, terus Baca Aku!
total 1 replies
Murnila Wati
/Facepalm/
Murnila Wati
Sip Thor.. Kutunggu kejutanmu /Hey//Smirk/
Anin: Sip..

Leon:Aku juga akan menunggu kau terkejut /Smirk/

Rafael:...
total 1 replies
Murnila Wati
Haha, makanya jangan bandel/Curse//Curse/
Anin: Rafael:Yah... Disorain Readers/Sob//Sob/

Leon:Tulah... Makanya, jadi MC utama boy!!/Casual/
total 1 replies
LION QUEEN
200 hal?🤨 dikit lah itu.... kalau sangat tebal itu sekitar seribu hal lah🤫
Anin: Kalau 1000 hal, nanti bacanya gak kelar kelar dong...
total 1 replies
LION QUEEN
semakin menarik! Ada tambahan tokoh baru, dan dunia sihir nya semakin nampak/Smile/
Anin: Tokoh baru akan Author tambahin sebanyak-banyaknya
total 1 replies
LION QUEEN
waw keren
Anin: Thank a lot/Casual/
total 1 replies
Murnila Wati
Waw... Semakin menarik. Lanjutkan Thor
Anin: Yoi, lagi semangat neh..🔥🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!