Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Xiao Chen terlahir tanpa memiliki akar spiritual. Membuatnya hanya bisa menjalani hidup sebagai manusia biasa. Tetapi takdir berkata lain, ia mendapatkan suatu berkah bertemu dengan sisa jiwa sang Ratu Phoenix, dan mewarisi kekuatan Phoenix Api yang sangat kuat. Tetapi, kenyataan pahit harus kembali dirasakannya, di mana keluarga Xiao di hancurkan, bahkan hanya menyisakan Xiao Chen seorang diri sebagai keturunan terakhir keluarga Xiao. Dendam, hampir mati. Menjadikan Xiao Chen tumbuh sebagai pria yang sangat kuat. Dan sejak saat itulah ia telah bertekad untuk membalaskan dendam keluarga Xiao. Namun, di saat ia menemukan kebenaran tentang pembantaian keluarga Xiao, dia harus memilih antara dendam dan cinta. Apakah dia dapat menemukan kekuatan untuk membalaskan dendam dan menyelamatkan orang yang di cintai? Dalam dunia kultivasi yang penuh dengan kekuatan dan kekuasaan, Xiao Chen harus menghadapi berbagai tantangan dan musuh kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10
"Ketua Muda!" sapa seorang anggota keluarga Chu kepada Chu Wang.
Chu Wang mengangguk, segaris senyuman tergambar di bibirnya. Akhirnya, mereka pun, Xiao Chen dan juga Chu Wang, tiba di kediaman Penguasa Kota Api.
Satu kediaman yang megah, halaman luas membentang, di tengah halaman, terdapat satu lapangan luas yang biasa di gunakan oleh murid-murid keluarga Chu dan juga anggota kediaman penguasa kota untuk berlatih. Lantai-lantai terbuat dari batu bata dan juga marmer. Bangunan di depannya tinggi, besar, hampir semuanya terbuat dari lapisan marmer dan juga giok api.
"Xiao Chen, tunggu disini sebentar, aku akan memanggil ayahanda!" kata Chu Wang, ramah.
Xiao Chen pun tersenyum sembari menganggukkan kepalanya, "Baiklah, aku akan menunggu disini." jawab Xiao Chen. Lalu Chu Wang pun pergi untuk menemui sang penguasa kota
Di depan kediaman, Xiao Chen duduk santai di kursi taman, sebuah taman yang begitu indah di depan kediaman Penguasa Kota Api. Namun, di saat Xiao Chen tengah asik duduk bersantai, tiba-tiba teriakan terdengar dengan keras.
"Tolong! Tolong aku ....!"
Tiga orang pria berlarian di jalan batu, hingga mereka pun berlari ke taman, mengarah kepada Xiao Chen.
Xiao Chen pun terkejut, di saat ia melihat ketiga orang itu tengah di kejar oleh binatang monster singa api, namun yang lebih mengejutkannya lagi, di punggung singa api itu terdapat seorang perempuan yang tengah menunggangi singa api, memegang cambuk api di tangan kanannya.
"Hiya, kejar mereka, Xiao Bai!" teriak wanita itu dengan suara lantang.
Ternyata dia adalah Chu Yun, anak perempuan Chu Wang.
Melihat itu, Xiao Chen pun bangkit berdiri, ia pun berinisiatif menolong tiga pria itu, dan di saat Chu Yun yang tengah menunggangi singa api itu hendak melewati Xiao Chen, ia pun mengepalkan tinjunya dengan kuat yang diliputi dengan elemen api pada tinjunya.
Buk!
Satu tinju keras menghantam kepala singa api itu, membuat singa api dan juga Chu Yun terhempas sepuluh meter kebelakang, bahkan Chu Yun pun terjatuh dengan keras.
"Aahhh!" teriak Chu Yun kesakitan.
Singa api itu lari ketakutan, meninggalkan Chu Yun yang masih duduk di tengah jalan.
"Gawat! Ini gawat! Berani sekali bocah itu memukul penyihir kecil Chu!" ucap seorang pria yang tadinya di kejar oleh Chu Yun.
Chu Yun di kenal sebagai penyihir kecil di kediaman Penguasa kota, ia sering kali bertindak sembarangan, bahkan menjadikan anggota keluarga Chu dan anggota kediaman Penguasa kota sebagai mainannya. Ia terkenal sangat begitu nakal.
Xiao Chen acuh, ia hanya mengatupkan bibirnya. Lalu ia pun kembali duduk di kursi taman dengan begitu tenang, dan ketiga pria itu pun segera melarikan diri.
"Bajingan!" kata Chu Yun sangat marah, ia pun bangkit berdiri, "Berani sekali kau, bocah bau ....!" sambung Chu Yun dengan telunjuk yang mengarah tajam kepada Xiao Chen.
Xiao Chen tersenyum sinis, ia segera memalingkan wajahnya, menatap Chu Yun di depannya.
"Kenapa tiga orang itu takut kepada wanita ini, dia tidak kuat, Hm..." gumam Xiao Chen sembari memegangi dagunya, tatapannya tak enak terhadap Chu Yun, menatap dari ujung rambut hingga kaki.
"Aaaa!" Chu Yun menjerit, suaranya pecah menggema di depan kediaman Penguasa kota, "Apa yang kau lihat? Dasar mesum!" kata Chu Yun sembari menutupi kedua belahan puncak kembarnya.
Walaupun Chu Yun terkenal nakal, tetapi dia adalah seorang wanita yang sangat mempesona. Tubuhnya ramping, tetapi lekuk tubuhnya sangat indah, usianya yang telah menginjak tujuh belas tahun, menjadikannya sebagai gadis yang sangat sempurna. Wajahnya cantik, bibirnya tipis merah merona, kedua bola matanya hitam legam seperti air musim gugur, seolah-olah ia adalah seorang peri dari dunia fantasi. Kedua puncak kembarnya menjulang tinggi, tersembunyi di balik zirah merahnya yang ketat, mengenakan sabuk api merah, kedua belahan kakinya terbuka, memperlihatkan kulitnya yang putih, halus seperti giok. Bohong jika seorang laki-laki tidak menyukai wanita seperti itu.
"Ada apa ini, Yun'er?"
Chu Wang baru saja datang bersama Chu Tian Ge, tetapi mereka melihat keadaan yang nampak kacau.
Chu Yun pun berlari, segera memeluk dan mengadu kepada kakeknya.
"Kakek, bocah bau ini merundung ku!" kata Chu Yun dengan sikapnya yang manja terhadap Chu Tian Ge.
quality kontrol. naskahnya gak bonafid beda dg woood pack atau frizo
nanti aku mampir lagi...
pagi2 riweh....🤣🤣🤣