Pernikahan antara Ayyana Betari dan Prasetya Wiguna berjalan begitu harmonis bahkan keduanya mendapat julukan sebagai couple goals
Namun, pernikahan kedua Prasetya bersama seorang wanita atas permintaan sang ayah menjadi awal dari kehancuran biduk rumah tangga yang sudah berjalan empat tahun itu
Akankah Betari menerima pernikahan kedua suaminya dan menerima Sabrina sebagai madu? ataukah pernikahan atas dasar balas budi itu akhirnya menjadi noda dalam pernikahan antara keduanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang
"Mulai besok akan ada satu asisten rumah tangga yang akan menemani Sabrina" Setelah menjawab, Prasetya segera menyeret koper berukuran besar milik sang istri
Ketiganya melangkah masuk, Prasetya berada didepan sebagai penunjuk jalan, saat keluar dari lift mereka berhenti didepan salah satu unit dilantai sepuluh dan itu adalah milik Prasetya
Setelah menempelkan kartu akses pada pintu, pintu apartemen itu terbuka, interior mewah terlihat membuktikan kelas yang dimiliki oleh Prasetya
Sabrina menganga, tempat ini benar-benar besar dan mewah, baginya yang hanya gadis desa hal ini begitu membuatnya takjub
"Kamar kamu disana!" Prasetya menunjuk salah satu ruangan dan Sabrina mengangguk
"Kamu harus disini malam ini Pras!" Ujar Alvian yang tentu mengejutkan bagi Prasetya yang sejak tadi sudah merindukan istrinya
"Pah, aku udah nggak ketemu Tari seminggu terakhir, dan papa nyuruh Pras disini malam ini?" Prasetya benar-benar tidak percaya akan apa yang ayahnya itu katakan
"Lalu? Kamu lihat! Apartemen kamu ini sudah lama tidak ditinggali, setidaknya kamu temani Sabrina untuk membersihkan tempat yang akan Sabrina tinggali!" Keukeh Alvian yang dengan sangat terpaksa di angguki oleh Prasetya
"Pras anter papa ke rumah dulu! Setelah itu aku kesini lagi untuk menemani Sabrina membersihkan rumah" Pada akhirnya Prasetya mengalah, memendam dulu rasa rindunya
"Tidak perlu, papa sudah telepon Surya untuk jemput papa disini" tolak Alvian, jika dirinya membiarkan sang putra keluar dari gedung apartemen ini mustahil Prasetya tidak menemui Tari dan Sabrina berakhir membersihkan unit apartment ini seorang diri
Setelah kepergian Alvian, Prasetya benar-benar membantu Sabrina membersihkan rumah, setiap sudut dibersihkan walaupun Prasetya sudah mengatakan bahwa besok akan ada seorang asisten rumah tangga yang akan membantu namun, wanita ini memang keras kepala. Ia mengatakan jika dirinya sudah terbiasa dengan pekerjaan rumah seperti ini
Setelah semuanya bersih, keduanya memutuskan untuk sedikit beristirahat. Hanya Prasetya, karena Sabrina sudah membersihkan diri dikamar mandi
Pintu kamar mandi terbuka, Sabrina keluar dengan melilitkan handuk pada tubuhnya. Tubuh ramping dengan kulit putih bersih terpampang jelas di depan Prasetya membuat singa yang tengah kelaparan dalam diri pria itu bangkit
Pakaiannya belum dimasukkan ke dalam lemari, sehingga terpaksa Sabrina harus membuka koper miliknya untuk mengambil pakaiannya
Saat berdiri setelah mendapat pakaian lengkap, tiba-tiba saja tangannya di tarik membuatnya menghadap pada pria tinggi nan tampan
"A.. AA mau apa?" Sabrina memeluk erat pakaian yang tadi hendak ia kenakan, tubuhnya meremang saat hembusan nafas suaminya menyapu wajahnya
"Aku menginginkan kamu Sabrina" dengan suara serak, Prasetya membawa wanita cantik itu keatas tempat tidur berukuran king size dengan sprei berwarna putih
Tak melawan, Sabrina pasrah saat handuk yang melilit ditubuhnya dijatuhkan kelantai oleh sang suami
Matahari belum terbenam sempurna, sepasang suami istri didalam kamar itu juga tak kalah panasnya, bahkan suhu kamar tersebut terasa meningkat sehingga membuat pendingin udara seolah tidak berfungsi
Hari sudah gelap saat Prasetya terbangun dari tidurnya, setelah permainan mereka sore tadi memang keduanya memutuskan untuk tidur karena saking lelahnya
Prasetya beringsut bangun dari tempat tidur, menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Beruntung masih ada pakaiannya yang tersisa di lemari pakaian dikamar ini sehingga dirinya tak perlu menggunakan pakaian yang siang tadi ia pakai
Setelah selesai, pria itu sudah terlihat segar dengan rambut basah. Setelah mengeringkan rambutnya dan berpakaian lengkap, Prasetya mendekat kearah ranjang dimana sang istri masih terlelap
"Sabrina" wanita cantik itu menggeliat, mata indahnya terbuka menatap wajah tampan suaminya yang berdiri di hadapannya
"Ada apa a?"
"Aku mau pulang, aku sudah pesankan makanan untuk kamu, makanlah!" Ujar Prasetya menunjuk kearah nakas, sebelumnya memang dirinya sudah memesan makanan lewat aplikasi online dan makanan itu baru saja tiba tepat saat dirinya selesai berpakaian
"Terima kasih a" tak ada yang bisa wanita itu katakan, tidak mungkin baginya untuk menahan kepergian sang suami mengingat pria yang menikahinya seminggu lalu itu adalah suami orang lain
Prasetya mengusap kepala sang istri dan hal itu membuat Sabrina merasa hangat pada hatinya "Aku pergi, jaga dirimu!"
Setelahnya Prasetya benar-benar pergi, waktu masih menunjukkan pukul tujuh malam, masih ada waktu untuk menjemput Tari di toko bakery miliknya
Dengan wajah berseri, Prasetya melajukan mobilnya menuju bakery milik sang istri dengan membawa rangkaian bunga Camelia favorit Betari sang istri
"Aku pulang duluan ya Tar" Pamit Latifah
"Iya, hati-hati ya Fah"
Setelah kepergian Latifah, tinggallah Tari seorang. Setelah menyelesaikan pekerjaan yang tersisa, wanita cantik itu lalu keluar dari toko miliknya. Setelah membuka pintu, Betari berbalik matanya membulat saat pandangannya tertuju pada seorang pria yang tengah bersandar pada badan mobil sambil tersenyum manis kearahnya
"MAS PRAS!" Betari berteriak, dengan langkah tergesa bahkan sedikit berlari, wanita itu menghampiri sang suami yang selama ini ia rindukan
"Hay sayang" Prasetya merentangkan tangannya menyambut sang istri dalam pelukannya
"Mas Pras lama banget sih pulangnya" Betari melerai pelukannya lalu menatap wajah sang suami dengan bibir mengerucut membuat Prasetya gemas di buatnya
"Bunga buat kamu" Prasetya menyerahkan buket bunga Camelia yang dibawanya
"Waah cantik banget"
"Kita pulang sekarang?" Tari mengangguk lalu masuk kedalam mobil yang pintunya sudah dibuka oleh sang suami
"Kamu udah makan?" Tanya Prasetya saat mobil sudah melaju meninggalkan Ayyana Bakery "Pasti belum"
Betari terkekeh saat suaminya itu berhasil menebak "Kok mas tau"
"Keliatan! Baru seminggu ditinggal, kamu udah kurusan gini" Prasetya mencubit gemas pipi sang istri
"Masa sih?"
Prasetya terkekeh "Mau makan dimana?"
"Aku mau makanan jepang" Jawab Betari
"Apapun untuk yang mulia ratu" Prasetya mencium punggung tangan sang istri lalu keduanya tertawa
Setelah makan malam bersama disalah satu restoran jepang, sepasang suami istri itu kembali ke rumah
"Waah den Pras udah pulang ternyata" Sapa bi Ida yang bertugas membuka pintu
"Iya Bi"
"Sudah makan? Bibi siapkan makan?" Tawar Bi Ida
"Nggak usah bik, tadi kita udah makan diluar" Tolak Betari
Dengan jemari yang saling bertaut, keduanya menaiki anak tangga menuju kamar yang mereka tempati
"Aku mandi sebentar" Tari melangkah menuju kamar mandi guna membersihkan diri
Sementara sang istri mandi, Prasetya merebahkan diri di atas tempat tidur. Aroma sang istri masih tersisa diatas pembaringan yang seminggu tak ia tempati
Rasa rindu dan rasa bersalah saling bersahutan dalam hati Prasetya, membayangkan bagaimana dirinya telah sepenuhnya mengkhianati sang istri
Pintu kamar mandi terbuka, Tari berjalan ke arah cermin lalu duduk pada kursi meja riasnya, Prasetya bangkit melangkah mendekati sang istri yang tengah mengeringkan rambut. Pria itu mendekat lalu mengambil alih hair dryer dari tangan sang istri