Perkenalan Mia dan Asril berawal dari sosmed dan tidak butuh waktu lama, mereka pun menikah tapi sayang pernikahan mereka hanya seumur jagung itu disebabkan oleh hadirnya Ida mantan istri dari Asril. yang sedang hamil dari laki laki lain namun laki laki itu tidak mau bertanggung jawab sehingga Ida menjebak Asril agar bisa menikah dengannya. apakah nantinya kebusukan Ida terbongkar? dan apakah Asril dan Mia bersatu kembali? yuk kita baca bersama sama kelanjutan cerita ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur leli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencoba mendekati
"wih, ada yang baru pulang bulan madu nih" celetuk Anto.
"masih pagi, jangan aneh aneh, pada kerja sana" ucap Asril
"ada bawa oleh oleh tidak?" tanya salah satu montir Asril.
"emmm, pasti bawalah, tapi sabar ya kita tunggu kabarnya saja" goda Anto.
Asril yang paham maksud percakapan teman temannya langsung tersenyum saja.
"tuh kan, pak bos Asril uda senyum senyum aja, apa aku bilang ....," sahut salah satu rekan montir.
"saya hanya minta doanya saja, karena sejujurnya saya kepengen banget punya anak lagi" ucap Asril tampak berharap.
"iya,iya, kami doakan anaknya nanti cewek" balas Anto.
"aamiin" ucap serentak montir montir lain.
Asril bersyukur memiliki anak buah yang bisa dia andalkan. meskipun Asril pemilik bengkel tapi Asril tidak membedakan dirinya dengan bawahannya. Asril menganggap mereka sebagai teman bukan bawahannya.
"bos, sehari setelah bos pergi ke puncak. mantan istri bos datang ke bengkel" tutur Anto
"mau apa dia?" tanya Asril datar.
"katanya mau ketemu sama Tara, bos" balas Anto.
"Tara tidak butuh dia, Tara sudah ada ibu yang menyayanginya" ucap Asril datar.
"sudahlah jangan ganggu aku, kerjakan saja kerjaan mu" tutur Asril tegas.
Melihat wajah Asril yang sudah cuek dan datar, Anto lebih memilih untuk pergi dari hadapan Asril. belum juga Anto melangkahkan kakinya menjauh sudah kelihatan ada Ida yang berjalan masuk ke dalam bengkel.
"Asril didalam, kan?" tanya ida tanpa melihat wajah Anto.
"iya tapi, pak bos lagi banyak kerjaan sebaiknya jangan masuk" Anto mencoba melarang Ida untuk masuk.
"siapa kamu? berani berani larang aku?" ucap Ida ketus.
Ida tidak memperdulikan Anto dan segera Ida masuk kedalam menemui Asril. Terlihat Asril yang sedang bekerja.
"mas, apa kabarmu? sudah lama kita tidak berjumpa" Ida mengulurkan tangannya kearah Asril.
"kabarku baik" Asril hanya melirik sekilas dan tidak menyambut tangan ida.
Ida kembali menarik tangannya yang menggantung begitu saja,
"aku dengar kamu sudah menikah lagi? selamat ya atas pernikahan kedua mu."
"emmm" Asril hanya berdehem saja.
"tujuan aku kesini ingin bertemu Tara, bolehkan aku ketemu dan main dengan Tara, anakku" tampak Ida memelas.
lagi lagi Asril melirik sekilas ke arah Ida, dan tidak menjawab pertanyaan Ida.
"mas, aku mohon, aku memang salah tapi setidaknya aku ingin memperbaiki hubungan aku dengan Tara." Ida mendekati Asril dan memegang lengan Asril tak lupa dia mewarnai wajahnya dengan air mata buayanya agar Asril percaya padanya.
Melihat Ida sedekat ini membuat Asril sedikit canggung. Ida memang cinta pertamanya, sulit bagi Asril melupakan Ida. meskipun Asril telah menikahi Mia namun jauh di dalam hatinya masih ada Ida dihatinya.
"kapan pun kamu mau ketemu Tara silahkan, pintu rumah ku terbuka untukmu" Asril langsung melepaskan tangan Ida dari lengannya dan berlalu dari hadapan Ida. Ida tersenyum licik mendengar perkataan Asril. "yes, aku bilang apa? Aku pasti bisa mendapatkannya lagi" ida bergumam dalam hatinya.
Di ruang makan, Mia duduk termenung. "apa aku, buka toko kue online saja ya?" sejenak ide itu muncul dipikirannya. "tapi ... apa mas Asril akan setuju?" Mia merasa bimbang dengan idenya. "tapi kalau tidak ada kegiatan setiap harinya, hanya begini aku bisa bosen." Mia merasa dilema.
Suara motor Asril membuat lamunan Mia buyar. "eh, mas Asril sudah pulang" gumamnya. gegas Mia menghampiri Asril di teras rumah. "loh, mana anak anak?" tanya Asril.
"anak anak ada dikamar mereka, mas" Mia mencium punggung tangan Asril dan masuk beriringan ke dalam rumah.
"mas mau mandi? aku siapkan handuk sama baju gantinya ya"
Mia lalu pergi ke kemar mereka tanpa mendengarkan jawaban dari Asril. Melihat gelagat istrinya yang aneh tidak seperti biasanya membuat Asril penasaran.
"sayang, kamu baik baik saja kan?" tanya Asril setiba dia berada di kamar.
"aku, aku baik baik saja, mas" balas Mia tanpa menatap wajah Asril.
Asril tidak bertanya lagi, dia langsung mandi dan berencana akan menanyakan lagi ketika sudah selesai mandi.
Selesai mandi Asril mencari keberadaan Mia, ternyata Mia ada di teras. Asril melihat Mia sedang melamun.
"sayang" panggil Asril.
Tidak ada jawaban dari Mia. Asril mencoba menepuk pundak Mia. Mia dengan terkejutnya menoleh ke arah Asril.
"kamu kenapa? dari mas pulang kerja tadi, mas perhatikan kamu aneh banget, coba cerita ada apa?" tanya Asril beruntun.
"janji, mas ngak marah?" balas Mia dengan ragu.
"janji" Asril mengangkat dua jari tangannya untuk bersumpah.
"aku ingin membuka toko kue secara online, mas. balas Mia dengan hati hati.
"kenapa? uang yang aku berikan kurang ya?" tanya Asril penasaran.
"tidak mas, uang yang kamu berikan sudah cukup. cuma aku bosan saja kalau sehabis beberes rumah aku tidak ada kegiatan lagi" tutur Mia penuh dengan hati hati.
"oh, jadi karena itu? tampak Asril melirik Mia dan berpikir sejenak. "okelah, mas turuti mau mu" ucap Asril yang tersenyum ke Mia.
"beneran mas?" Mia tak percaya.
"iya" balas Asril singkat.
"makasih mas" Mia langsung memeluk Asril dan mendaratkan beberapa kecupan singkat di pipi kanan dan kiri Asril.
"sudah, sudah, ayo kita masuk"
dengan rasa gembira Mia masuk ke dalam rumah sambil bergelayut manja di lengan Asril.
*
*
"du ... du ... du," terdengar suara Ida bersenandung gembira saat memasuki rumahnya.
"anak ibu, uda pulang? gimana, kamu uda ketemu Asril? Asril bilang apa? bu Emi bertanya dengan begitu semangatnya.
"ibu, kalau nanya itu satu satu dong," Ida melirik sekilas ke bu Emi.
"abis ibu penasaran" ucap bu Emi yang tampak duduk mendekati Ida.
"Asril berikan aku izin untuk ke temu dengan Tara, dan Asril bilang, mau kapan pun aku kerumahnya pintu rumahnya terbuka untukku." tutur Ida yang sangat bersemangat.
"wah, itu bagus nak. dengan begitu pelan pelan kamu bisa masuk kedalam rumah itu sebagai istrinya Asril lagi" bu Emi tertawa licik.
"iya dong, Bu. aku bisa melihat dari tatapan Asril ke aku tadi. Masih ada cinta di hatinya untukku" tutur Ida.
"lihat saja nanti Mia, wanita miskin. Kau akan diceraikan oleh Asril" ha ha haa Ida tertawa begitu kencangnya.
Tiba tiba Ida merasa mual
"huek huek huek" sabar sayang, sebentar lagi kamu akan punya ayah, Ida mengelus elus perutnya yang masih rata.