NovelToon NovelToon
Senja Tanpa Bayangan

Senja Tanpa Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Rumahhantu / Zombie / Kisah cinta masa kecil / Dikelilingi wanita cantik / Diam-Diam Cinta / Idola sekolah
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Joi momo

Joi, siswa SMA kelas 2 yang cuek dan pendiam, memiliki kemampuan indigo sejak kecil. Kemampuannya melihat hantu membuatnya terbiasa dengan dunia gaib, hingga ia bersikap acuh tak acuh terhadap makhluk halus. Namun, pertemuan tak terduga dengan Anya, hantu cantik yang dikejar hantu lain, mengubah kehidupannya. Anya yang ceria dan usil, terus mengikuti Arka meskipun diusir. Pertikaian dan pertengkaran mereka yang sering terjadi, perlahan-lahan mencairkan sikap cuek Joi dan menciptakan ikatan persahabatan yang tak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Joi momo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

popularitas yang membosankan

Bel istirahat berdering, menandai dimulainya hiruk pikuk di SMA Nusa Bangsa. Joi berjalan menuju kantin dengan langkah santai, melewati kerumunan siswa yang berlarian. Ia sudah terbiasa dengan perhatian yang selalu tertuju padanya. Joi memang populer di sekolah, bukan karena prestasi akademiknya yang menonjol, melainkan karena parasnya yang tampan, kemampuan bela dirinya yang luar biasa dalam Taekwondo, dan bakat menggambarnya yang memukau. Karya-karyanya sering dipajang di mading sekolah, menarik perhatian banyak siswa.

Banyak perempuan yang mengaguminya, seringkali mendekatinya untuk sekadar berbincang atau meminta bantuan. Mereka terpesona oleh aura misterius yang selalu menyelimuti dirinya, dan juga oleh kemampuannya dalam bela diri dan seni. Namun, Joi acuh tak acuh. Ia tidak pernah ambil pusing dengan popularitasnya.

Di kantin, pemandangan yang biasa ia temui kembali terulang. Beberapa meja di dekatnya sudah dipenuhi oleh para perempuan yang sedang berbincang-bincang. Mereka tertawa riang, sesekali melirik ke arah Joi yang duduk sendirian di pojok, menikmati makan siang yang sederhana. Mereka mencoba memulai percakapan, melemparkan senyum dan sapaan, bahkan ada yang menawarkan makanan. Tapi Joi hanya membalas dengan senyuman tipis dan sesekali mengangguk singkat. Ia tidak pernah memulai percakapan, bahkan terkadang terlihat malas meladeni mereka. Ia melanjutkan aktivitasnya sendiri, entah itu menggambar sketsa di buku catatannya atau membaca buku komik. Sikap cueknya itu justru membuat para perempuan semakin penasaran dan tertantang.

Anya, yang selalu mengikutinya, melayang di dekat meja Joi, mengamati interaksi antara Joi dan para perempuan itu dengan ekspresi geli. "Mereka benar-benar mengagumimu, ya," katanya, suaranya berbisik di telinga Joi.

Joi tidak menghiraukannya. Ia melanjutkan makan siangnya, menikmati rasa nasi goreng sederhana yang ia beli. Ia tidak pernah mengerti mengapa banyak perempuan yang tertarik padanya. Ia merasa dirinya biasa saja, bahkan cenderung membosankan. Ia lebih suka menyendiri, jauh dari hiruk pikuk dunia manusia. Popularitasnya baginya hanyalah sebuah fenomena yang membingungkan, sebuah hal yang tak perlu ia pahami atau ia pedulikan. Ia lebih suka menghabiskan waktunya untuk menggambar atau berlatih Taekwondo, aktivitas yang lebih memuaskan daripada berurusan dengan perempuan-perempuan yang cerewet. Ia hanya berharap mereka akan bosan sendiri.

dan ada satu wanita lagi yang sangat membosankan yaitu adalah Dian.

Dian selalu saja mengganggu joi selalu mengajaknya bicara selalu melakukan sesuatu bersama dan seringkali mengirim pesan-pesan kata-kata cinta atau emot-emot lope-lope cewek memang seperti itu ya.

Padahal Dimas terang terangan mengatakan bahwa ia menyukai Dian.

Namun Dian malah mengabaikan dan mengejar joi yang selalu cuek.

Cueknya sikap Joi malah menjadi daya tarik tersendiri bagi wanita wanita itu.

Bahkan mereka sering melihat Joi di gedung taekwondo.

menatapnya dengan kagum bersorak-sorak bertepuk tangan dan memanggil memanggil nama "Joi hebat, Joi hebat" seperti itu.

saking banyak dari wanita yang biasanya tidak mau ikut taekwondo jadi ikut taekwondo karena ada Joi di dalamnya.

Semua itu hanya alasan agar mereka bisa lebih dekat dengan Joi, hal yang justru membuat nya risih.

Joi beberapa kali ingin keluar dari taekwondo namun di larang oleh kepala sekolah.

karena dengan adanya Joi di dalam nya, minat siswa siswa jadi meningkat terlebih lagi gadis gadis.

Apalah daya, Joi harus pasrah dan mengikuti kemauan guru gurunya.

hal yang membuat Joi lebih risih lagi. Joi kerap mendengar perbincangan para gadis di ruang ganti yang bersebelahan dengan ruang ganti pria.

Mereka membicarakan bentuk tubuh Joi dan dan caranya menendang, juga bicara hal hal seperti perutnya yang memiliki corak roti sobek.

bahkan ada beberapa wanita yang mengaku pernah mengintip Joi ganti pakaian hanya untuk melihat roti sobeknya.

hal itu benar benar membuat kan bagi Joi.

Bel pulang berdering, menandai berakhirnya hari yang cukup melelahkan bagi Joi. Bukan karena pelajarannya yang berat, melainkan karena perhatian yang terus menerus ia terima dari para perempuan di sekolah. Ia berjalan keluar dari gerbang sekolah dengan langkah cepat, mencoba menghindari tatapan dan sapaan yang ditujukan padanya. Namun, beberapa perempuan tetap mengikutinya, berbicara tanpa henti tentang berbagai hal yang sama sekali tidak menarik perhatiannya.

Joi merasa jengkel. Ia tidak suka diganggu, apalagi saat ia sedang ingin pulang dan beristirahat. Ia mempercepat langkahnya, berharap perempuan-perempuan itu akan menyerah dan meninggalkannya. Tapi, mereka tetap mengikutinya. Kejengkelan Joi semakin memuncak.

"Hei, tunggu!" teriak salah satu perempuan itu. "Kita mau ngobrol sama kamu!"

Joi berhenti sejenak, lalu berbalik. Ia menatap perempuan-perempuan itu dengan tatapan tajam. "Aku tidak mau ngobrol," katanya, suaranya dingin. "Pergilah!"

Perempuan-perempuan itu terdiam sejenak, lalu kembali melanjutkan langkah mereka, tetap mengikuti Joi. Joi menggeram pelan. Ia tidak suka diganggu. Ia tidak suka dipaksa. Ia tidak suka perhatian yang berlebihan. Ia ingin menyendiri. Ia ingin tenang.

Tiba-tiba, Joi berlari. Ia berlari sekencang-kencangnya, meninggalkan perempuan-perempuan itu di belakangnya. Perempuan-perempuan itu terkejut, lalu mengejarnya. Mereka berteriak memanggil namanya, tapi Joi tidak memperdulikan mereka. Ia hanya fokus berlari.

Saat ia berlari melewati sebuah gang sempit, sesuatu yang aneh terjadi. Joi menghilang. Ia lenyap begitu saja, seolah-olah ditelan oleh bumi. Perempuan-perempuan itu berhenti berlari, memandang ke sekeliling dengan tatapan bingung. Mereka tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Joi telah menghilang.

Anya, yang selalu mengikuti Joi, juga terkejut. Ia tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Ia melihat Joi menghilang begitu saja, tanpa jejak. Ia merasa bingung dan sedikit takut. Ia mencoba untuk mencari Joi, tapi ia tidak menemukannya. Joi telah menghilang tanpa jejak.

Beberapa saat kemudian, Anya melihat Joi muncul di ujung jalan, berjalan menuju rumahnya dengan langkah santai. Ia tampak tersenyum, menunjukkan ekspresi yang konyol dan bodoh. Anya menggelengkan kepalanya, bingung dan sedikit geli. Ia tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Ia hanya tahu bahwa Joi telah menghilang dan muncul kembali dengan cara yang aneh dan tiba-tiba. Kemampuan teleportasi singkat Joi, yang ia pelajari dari sebuah buku tua, telah menyelamatkannya dari para penguntitnya. Anya, yang tidak menyadari kemampuan Joi, hanya bisa menggelengkan kepala dan tertawa geli melihat tingkah konyol sahabatnya itu.

1
JOI momo
semoga kalian suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!