Rocella gadis berusia 24 tahun, yang dijual oleh ayahnya sendiri pada seorang mafia berpengaruh di dataran Amerika dan Eropa. Kehadiran orang ketiga dalam keharmonisan keluarga menghancurkan semuanya, hidupnya hancur seketika kala ayahnya berselingkuh. Ibunya meninggal dunia karena syok dan kakak laki-laki yang tiba-tiba menghilang dihari kematian ibunya, dan demi membalaskan rasa sakit itu Roce mulai bersekutu dengan mafia yang telah membelinya. Bertekad untuk membalaskan semua dendamnya kepada ayah dan wanita selingkuhannya.
"Aku punya segalanya maka manfaatkan aku yang hanya bisa kamu miliki." ~Killian Leonardo Dextor (Killian Victorious Leonardo De Dextor)
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Latar cerita Eropa dan Amerika kalau emang nggak suka budaya mereka skip aja ya guys ya, love you all♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GraceAnastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Thania
Laut Mediterania
Malam ini terasa berbeda dari malam biasanya bagi Roce, untuk pertama kalinya Roce mengikuti Killian melakukan penyerangan. Pagi tadi ada sebuah tragedi dimana kapal pengiriman obat-obatan terlarang milik Hadeson yang harusnya sudah berlabuh di Libya malah di cegat oleh kelompok sialan. Mereka adalah mafia-mafia kecil di Yunani yang begitu memiliki nyali untuk melawan Hadeson, setelah mengambil curian malam ini mereka tengah asik berpesta di sebuah kapal pesiar yang akan menuju Inggris.
Namun yang mereka hadapi adalah Signore Dextor, yang mana dia tidak akan melepaskan mangsanya. Dengan penuh persiapan dan strategi yang matang helikopter milik Killian terbang di tengah samudra, di ikuti puluhan helikopter anak buahnya, serta kapal-kapal yang menyerang dari berbagai arah. Killian tidak sebodoh itu, ini merupa bagian dari rencananya. Killian sengaja mengirim kapal kecil tanpa pengawalan untuk membawa beberapa barang ke Libya yang mana akan di edarkan di Afrika, tujuannya simple untuk memancing mafia-mafia itu. Mencari momentum untuk menghabisi mereka, terdengar jahat tapi siapa peduli mereka berani menyinggungnya merek harus berani mati.
"Apakah uangmu semua berasal dari bisnis gelap?" Tanya Roce.
Saat ini mereka berada di sebuah helikopter menuju tujuan mereka.
Killian menoleh pada wanita cantik yang berbalut dress merah maroon di sampingnya.
"Tidak, aku memiliki banyak saham di perusahaan besar. Kenapa kau menginginkannya?" Tanya santai, "Hah menginginkan apa?"
"Uangku,"
"Aku tidak matre!" Kesal Roce, "Tidak, aku tidak bicara seperti itu."
"Memangnya berapa kekayaan yang kamu miliki hingga menawariku uangmu?"
Killian menyeringai, Roce memang tidak bisa menolak jika sudah tentang uang. Killian tidak menganggap Roce sebagai wanita matre, lagipula memang siapa yang tidak mau uang kan. Semua membutuhkan uang, sebenernya saja Killian sudah kelebihan uang tapi jika cuma-cuma memberikannya pada orang lain rasanya dia tidak ikhlas tapi jika untuk Roce Killian dengan senang hati menganti namanya dalam asetnya.
"Entahlah aku tidak tahu pasti, mungkin lebih dari 800 miliar dolar?"
Roce membelalakkan matanya, "What! Really?" Syok Roce begitu syok mendengar nominal yang tidak sedikit itu.
Roce tahu Killian seorang Billionaire tapi dia tidak menyangka akan sekaya itu, bahkan jika di sandingkan dengan kekayaannya ayahnya dulu hanya seujung kuku.
"Kalau begitu berbagilah uangmu denganku," Ujar Roce santai, "Of course semua hartaku juga hartamu, pakailah sesukamu." Balas Killian tak kalah santai, sambil menciumi tangan Roce.
Helikopter yang membawa mereka mulai mendekati sebuah kapal pesiar yang berukuran sedang, Killian langsung merubah tatapannya. Kini Killian terlihat seperti mafia sungguhan, bahkan aura membunuh pria itu begitu kental. Begitu pula Roce, ini perdana Roce akan melakukan tes menembak secara langsung seperti yang Killian latihan tadi siang. Meskipun penampilannya anggun dan cantik karena menggunakan dress selutut serta rambut tergerai, Roce tetap menunjukkan wajah tak boleh diremehkan.
Setelah helikopter mendarat pasukan Killian segera menyerbu menodongkan senjata kepada para tamu undangan yang sedang berpesta, membuat mereka yang berada di dalam ruangan ketakutan melihat kedatangan moster itu.
"SEMUANYA ANGKAT TANGAN, KALIAN SUDAH DI KEPUNG!"
Seisi ruangan di buat mati kutu oleh kedatangan 4 tangan kanan Dextor yang begitu dikenal dengan kesetiannya, 4 pria kebangsaan Amerika itu sangatlah patuh pada tuannya.
Dor
Bruk
"Akhh—" Jerit mereka yang melihat bagaimana dengan mudahan seorang pria membunuh dengan sekali tembakan.
Tanpa sungkan Pablo melayangkan tembakan tepat di kepala, kepada seorang pria paruh baya yang ingin kabur.
"Akhh," Teriak seorang wanita, tanganya sudah terlepas begitu saja.
Aaron berdecih, wanita itu hampir menyentuhnya. Walaupun dia suka tidur dengan banyak wanita, namun jika sedang mode serius dirinya begitu ogah menyentuhnya sedikit pun.
Wanita itu menangis tersedu-sedu di lantai yang sudah penuh darah, sedangkan yang lain mulai di giring menuju tempat lain. Semua yang ada di kapal ini adalah keluarga para bajingan petinggi mafia sialan yang sudah mencari masalah dengan Killian.
Tak
Tak
Tak
Suara heels Louboutin terdengar begitu nyaring memasuki ruangan, Roce berdiri dengan anggun di samping Killian yang terlihat begitu menyeramkan untuk malam ini. Sorotnya begitu tajam bagaikan laser, apalagi bawaanya begitu dingin dengan pakaian serba hitamnya dia memperhatikan segala penjuru ruangan.
Dor
Tanpa aba-aba Roce menembak wanita muda yang sedang di seret oleh mafioso Dextor, tembakan langsung di kepalanya membuatnya langsung mati di tempat.
"Good girl." Ujar Killian bangga dengan kewaspadaan Roce, dirinya baru sadar saat Roce melayangkan tembakan.
Bukan tanpa sebab Roce membunuh wanita itu, tapi karena wanita itu menggunakan kacamata yang mana di situ ada sebuah kamera kecil untuk memantau keadaan.
Dengan begitu anggun Roce berjalan lalu menginjak kacamata yang terjatuh, menghancurkannya sebelum akhirnya dirinya mengikuti langkah Killian pergi.
Mereka berdua berjalan di sepanjang lorong, beberapa kali mereka menemui anak buah musuh Killian dengan tenang langsung menebas kepalanya menggunakan katana yang dia bawa. Entah berapa nyawa yang sudah melayang di tangannya, yang pasti katana miliknya sudah berlumuran darah. Roce sudah tidak ketakutan sama sekali, bahkan saat Killian menebas kepala di hadapannya dirinya menginjak mayat itu dengan heelsnya.
Brak
Tanpa sungkan Killian mendobrak pintu yang di duga menjadi tujuan utama mereka.
Roce membelalakkan mata melihat pemandangan di dalamnya, di sana terdapat 7 orang laki-laki paruh baya dengan seorang wanita berkisar 30 tahunan sedang bersetubuh. What the hell?
"Oh shit, kecilnya." Ucap Roce tanpa sadar saat melihat seorang pria gemuk yang menyetubuhi wanita itu langsung bangkit dengan keadaan naked.
Killian yang mendengarnya langsung menggenggam tangan kanan Roce, menyuruhnya untuk menutup matanya. Killian tidak ikhlas jika Roce melihat tubuh pria lain selain dirinya, hanya dirinya yang boleh Roce pandang.
Melihat Killian yang berdiri dengan aura membunuh lebih tepatnya cemburu buta, kedelapan orang yang diketahui sebagai ketua itu langsung beringsut ketakutan. Apalagi wanita itu, dirinya lah yang menghasut ketujuh kawannya untuk mencari masalah dengan Killian.
Killian berjalan cepat kearah mereka masih dengan tangan kanan mengenggam katana dan tangan kiri menggenggam tangan halus Roce.
"Tu—"
Tanpa Kata-kata Killian menebas mereka, bahkan kecepatannya tak bisa di tebak. 8 orang langsung tewas begitu saja di tangan Killian dalam beberapa kali tebasan, setelah membunuh dengan kejamnya Killian menginjak kelamin pria di sana.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Killian membunuh lawannya tanpa basa-basi biasanya dia akan menyiksanya walaupun hanya sebentar, kali ini dia sudah di tutupi kabut cemburu. Tanpa basa-basi Killian membawa Roce pergi dari ruangan itu, mereka akan segera kembali ke Italia.
Sebelum pergi ke laut Mediterania, Killian memang pergi ke Italia. Dari Amerika dirinya terbang menggunakan pesawat pribadinya, lalu dari Italia dia berganti menggunakan helikopter.
"Hanya seperti ini? Aku ingin mainan lebih besar!" Ujar Roce polos saat mereka sudah ada di dalam helikopter.
"Setelah ini kau akan mendapatkan jauh lebih besar dari yang kau lihat tadi." Ujar Killian dingin.
Sebisa mungkin Killian mengendalikan kesadarannya, sisi lain dirinya sudah begitu memberontak untuk keluar. Ya Killian memiliki kepribadian ganda, bisa di bilang sisi kejam+ Killian. Namanya Victor saat Victor menguasai dirinya tidak sadar akan apa yang Victor lakukan, tapi Victor adalah dirinya meskipun berbeda Victor tidak akan melakukan hal yang merugikannya.
"Aku mau main, Dextor aku mau main!" Killian menoleh, dirinya merasa asing dengan Roce dan nada bicaranya yang seperti anak kecil.
"Siapa kau?" Tanyanya datar, Killian menyadari itu bukan Roce.
Roce terkekeh, "Kamu pintar sekali, xixixixi aku? aku Roce."
Tatapan Killian tetap datar namun tersirat amarah, Roce memiliki kepribadian ganda sepertinya itu adalah hal buruk.
"Siapa?" Tanya Killian penuh penekanan.
Roce cemberut, "Aku bilang aku Roce!" Kesalnya.
Tatapan Killian begitu tajam membuat Roce sedikit takut, "Iya iya aku mengaku! Aku bukan Roce, tapi aku Roce aku tinggal bersama Roce aku juga Roc—" Mendengar ucapan berbelit-belit itu membuat Killian muak apalagi nada bicaranya seperti anak kecil, membuatnya semakin sakit kepala karena juga sedang menahan Victor.
"Thania aku Thania!" Ucap Thania cepat, Killian memejamkan mata merasakan Victor menguasainya.
"Thania?" Suara serak terdengar begitu jelas. Thania yang sedang menunduk memainkan kukunya menoleh.
"Victor?"
Guys latar cerita ini budaya barat ya, kalau emang kalian merasa ini melenceng dari budaya kita it's okey emang ini faktanya. Jadi kalau emang nggak suka bisa langsung skip ya say, see you guys.