Luka hati yang begitu dalam dan bahkan hampir saja membunuh dirinya, membuat seorang wanita hampir saja menyerah, namun sebuah kenyataan di dapati, dimana dirinya akan membalaskan dendamnya dengan Cinta lama yang datang kembali.
Bagaimana seorang wanita bernama Victoria akan menjalani kehidupan selanjutnya, sanggupkah dia memberikan hatinya kembali setelah menerima pengkhianatan dari suaminya sendiri.
Victoria dengan semua luka dan putus asa, merubah takdirnya bersama dengan identitas baru sebagian Rosanda.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VicRos 9
Grey dengan cekatan melajukan mobil, membelah jalanan dengan kecepatan lebih dari biasanya, lalu kemudian sampai di perkantoran megah milik abdi negara yang sedang bertugas.
Langkah mereka berdua begitu cepat, memasuki sebuah ruangan yang sudah dikenal oleh Victoria sebelumnya.
"Silahkan masuk nyonya" ucap salah satu petugas kepolisian yang ada disana.
"Baik pak" Victoria segera masuk bersama dengan Grey yang di kenalkan sebagai pengacara sebelumnya, wajah Familiar seorang Grey membuat para polisi itu mengangguk dengan hormat.
Penjelasan diberikan, awalnya Victoria merasa aneh saja, kenapa seorang anak yang katanya di temukan tidak segera di perlihatkan.
Dan sesaat kemudian, Victoria sangat terkejut akan sesuatu yang membuatnya sangat terpukul.
"Saya ingin melihatnya, sekarang pak!"
"Vic tenanglah" ucap Grey, yang kini memegang lengan Victoria.
"Aku tidak bisa tenang sebelum melihat nya Grey, aku ingin melihatnya sekarang juga"
"Baik, mari kita antarkan, dan saya mohon Nyonya Victoria menyiapkan diri untuk kemungkinan terburuknya" sahut salah satu petugas yang ada disana.
"Saya siap pak" suara Victoria bergetar saat menjawabnya.
Langkah petugas itu terhenti saat Victoria merasakan semakin meninggalkan kantor itu.
"Maaf, kita mau kemana?" tanya Victoria.
Dua orang polisi itupun menghentikan langkahnya, lalu berbalik dan menatap Victoria, sementara Grey yang mulai merasakan sesuatu yang tidak enak dihatinya masih terdiam menunggu jawaban.
"Kita ke Rumah Sakit Nyonya"
"Apa?!, apa yang terjadi dengan putriku?!" Victoria seketika panik, dan Grey segera menggenggam tangan Victoria saat tubuh wanita di dekatnya itu mulai gemetar.
"Baik pak, kita segera ke Rumah Sakit" sahut Grey.
Langkah pun dilanjutkan dengan cepat, Victoria tak hentinya berdoa dalam hati, sesekali memejamkan mata untuk menguatkan hatinya sendiri, perjalanan yang menegangkan, bahkan Victoria tak mengucapkan sepatah katapun.
Hingga tiba akhirnya tiba di Rumah Sakit, langkah kaki Victoria terasa begitu berat, otot kakinya merasa tegang hingga terasa lebih lemah untuk di gerakkan.
"Victoria, kau baik-baik saja?" tanya Grey saat merasakan langkah kaki Victoria berbeda.
"Aku merasa sesak Grey"
"Kita stop dulu?" tanya Grey menghentikan langkahnya.
"No, aku ingin tau apa yang terjadi dengan putriku"
Grey mengangguk pelan, dan terus memegang lengan Victoria untuk sampai di ruangan perawatan yang di tunjukkan.
Sebuah ruangan khusus, tepatnya di sebuah ICU, Victoria langsung ambruk terduduk lemas, melihat banyaknya selang yang menancap di tubuh putri kecilnya Sella.
"Ya Tuhan, Sella" lirih sekali Victoria berkata, rasanya tak kuat melihat kenyataan yang ada didepan mata, dan Grey segera mengambil kursi, membawa Victoria keluar lebih dulu.
"Vic, minumlah" Grey menyodorkan minuman dingin, dan memastikan Victoria meneguknya walau cuma sedikit.
Setelah agak tenang, kedua polisi itu dan satu orang dokter mendekat untuk menjelaskan.
"Kami menemukannya di dasar jurang, seorang penduduk setempat yang kebetulan lewat melihatnya dan segera melapor" kata petugas kepolisian.
"Gadis kecil ini datang dengan kondisi yang bisa dibilang lumayan parah, beberapa tulangnya patah, dan kami tim dokter tak berani melakukan operasi karena keadaanya yang masih koma"
"Lalu?" tanya Victoria berusaha untuk menguatkan hatinya.
"Prosedur operasi akan kita jalankan dengan menunggu keadaan memungkinkan, karena perawatan di rumah sakit tipe kami juga terbatas nyonya"
"Apa ada solusi lain?" tanya Grey.
"Kecuali pasien segera di pindahkan ke Rumah sakit internasional dengan peralatan Canggih dan tenaga yang lebih profesional" ucap Dokter.
"Katakan itu ada di mana dokter?" tanya Victoria.
"Kebetulan ada di pusat kota, kita bisa segera mengirimnya kalau anda bersedia, dengan sebuah helikopter untuk mempercepat semuanya, dan untuk itu biaya yang akan dikeluarkan tidak sedikit Nyonya, akan sangat_"
"Lakukan secepatnya dokter, saya akan membayar berapapun" sahut Victoria, segera berdiri.
Proses segera di lakukan, tanpa menunggu lagi, dan Victoria tak akan membiarkan kehilangan kesempatan walau harus banyak kehilangan uang.
Sementara Grey mendengarkan penjelasan dari pihak kepolisian, dari semua percakapan yang dilakukan, intinya masih belum di ketahui dengan pasti bagaimana bisa Sella sampai berada di dasar jurang.
Ada kemungkinan Sella bermain dan terjatuh karena letak jurang itu tak jauh dari sekolahnya, atau ada seseorang yang sengaja menjatuhkannya.
Pihak kepolisian masih belum bisa melanjutkan karena di TKP tidak ada bukti apapun, sementara keadaan Sella juga tidak mungkin untuk di tanya.
Tak lama, proses kepindahan Sella telah dilakukan, Victoria dan Grey ikut serta di dalam helikopter yang menjemput Sella, tidak butuh waktu lama, kini sella sudah di tempatkan di sebuah kamar khusus untuk keadaan darurat.
"Tindakan pembedahan akan kita lakukan, ada lima Tim Ahli yang akan mendampingi, dimohon orang tua menandatangani surat persetujuan lebih dahulu" kata seorang tenaga mesin yang menjelaskan prosedur Rumah Sakit yang harus dilakukan lebih dulu.
Victoria segera melakukan apa yang telah di jelaskan, Total biaya operasi yang tidak sedikit, dengan kartu yang di punyai, semua pembayaran dilakukan, dan operasi segera dilakukan.
Menunggu kurang lebih lima jam, Victoria bahkan terlihat tak tenang, sesekali berjalan kesana kemari, duduk dan mengulangi pergerakannya lagi.
"Duduklah Vic, atau setidaknya makanlah dulu" ucap Grey.
"Aku tidak bisa Grey, aku takut"
"Tapi tidak harus mondar mandir dan membiarkan tubuhmu sakit" jawab Grey.
Victoria terdiam, sadar bahwa saat ini hanya dia yang di punyai oleh putri satu-satunya, lalu dengan pelan Victoria duduk, melihat beberapa makanan yang telah di beli oleh Grey untuknya.
"Terimakasih" Ucap Victoria sambil tersenyum sebelum akhirnya mengisi perut kosongnya.
Hampir lima jam menunggu, dan bahkan Grey beberapa kali sibuk menghubungi seseorang untuk menghandle pekerjaannya lebih dulu.
Tiba saatnya, pintu kamar operasi di buka, dan Victoria segera berlari mendekat untuk mengetahui hasil tindakan bedah yang di lakukan pada anaknya.
"Bagaimana Dokter?" tanya Victoria.
"Kami melakukan semaksimal mungkin, keadaanya masih stabil, dalam artian tidak lebih parah dari sebelumnya, namun kesadarannya belum bisa kami prediksikan, masih butuh proses panjang untuk perawatan lanjutan"
"Iya Dokter tidak Masalah, asalkan putri saya bisa diselamatkan"
"Kita berdoa semoga saja, karena kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk hal itu nyonya"
"Terimakasih" ucap Victoria sebelum akhirnya duduk kembali setelah kepergian dokter yang telah memberikan penjelasan.
Grey memberikan senyuman, menguatkan Victoria sekali lagi, lalu berpamitan untuk pergi karena ada tugas yang menanti di persidangan Kliennya saat ini.
"Aku akan sering menghubungi mu nanti" ucap Grey.
"Tidak perlu Grey, aku bisa mengurus ini sendiri, beberapa pelayan di rumah akan kemari membawa baju ganti dan menemaniku, jangan khawatir"
"Baiklah, aku pergi dan jaga dirimu baik-baik disini, hubungi aku jika ada apapun, mengerti?"
"Okey, terimakasih Grey"
Saat Grey keluar dari rumah Sakit, nampak raut wajahnya berubah, ada kecemasan saat menerima panggilan.
"Kau gila?!" ucapnya saat panggilan diangkat.
Jangan lupa like, vote, komen dan tonton iklannya.
Bersambung.