Fang Hua Yi merupakan seorang wanita sebatang kara yang hanya bekerja sebagai pemburu terbaik di Biro penangkapan siluman, hantu dan iblis yang bernama BingBai.
Berniat memanfaatkan pesta pendirian Kekaisaran Xian Yu untuk menjebak pria yang dicintainya secara diam-diam. Rupanya jebakan itu malah mengenai dirinya sendiri, hingga membuatnya menghabiskan malam panas bersama dengan pria yang tidak dia kenal sampai menumbuhkan dua kehidupan lain di dalam perutnya.
13 tahun kemudian, Fang Hua Yi memutuskan kembali bergabung dengan Biro dengan membawa kedua putra kembarnya. Namun, siapa sangka rahasia besar satu persatu mulai terkuak.
Tidak hanya tentang siapa ayah dari kedua putra kembarnya. Akan tetapi, juga menguak tentang identitas Hua Yi yang sesungguhnya yang berakhir menjadi rebutan dari lima penguasa alam sekaligus.
Siapakah identitas Hua Yi sebenarnya?
Apakah sebuah rahasia besar akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 03. Salah Target
Tiba-tiba pengawal yang diutus oleh Perdana Menteri Zhu menghampiri Ran Qin Feng dan memintanya untuk ikut bersamanya. Ran Qin Feng sebenarnya enggan meninggalkan Hua Yi dalam keadaan yang sudah mabuk berat itu. Namun, dengan terpaksa Ran Qin Feng harus tetap menerima undangan untuk bertemu itu.
“Baiklah!”
Disaat itu juga, Ran Qin Feng melihat kedatangan perdana menteri yang putrinya baru saja dia tolak. Mau tidak mau dia harus menemui dan menemani perdana menteri tersebut untuk menjelaskan alasan dirinya menolak penyataan cinta tersebut dan mempercayakan Hua Yi kepada yang lainnya.
“Hari ini akan aku buktikan … bahwa aku Fang Hua Yi! Akan mendapatkan Pria yang lebih tampan dari Qin Feng yang telah kau rebut dariku.”
“… Tidak! Aku akan tidur dengan pria yang bisa menjadikan aku menjadi seorang ratu …”
“… Tidak! Dengan obat di dalam arak ini aku pasti bisa memiliki Ran Qin Feng.”
Hua Yi terus mengoceh tidak jelas sembari mengeluarkan sebotol arak yang sudah dia campur dengan obat perangsang yang dia persiapkan sepanjang jalan tadi. Hua Yi yang sudah mabuk berat itu jelas tidak menyadari bahwa sebenarnya Ran Qin Feng menghilang dari sisinya.
“Kau lihat saja nanti, Putri Perdana Menteri! Kedudukan dan statusku akan jauh lebih tinggi darimu setelah aku menemukan pria itu. Aah … Tidak, Ran Qin Feng pasti akan jadi milikku mala mini.”
Hua Yi benar-benar sudah hilang kesadarannya dan pada akhirnya dia sendiri yang meminum arak campuran obat itu sampai habis.
“Coba kita lihat dimana Ran Qin Feng pergi tadi. Hahahahaha ….”
Hua Yi kini mulai memperhatikan sekelilingnya, mencoba mencari keberadaan Ran Qin Feng—pria yang telah dia targetkan sejak awal.
“Aaah … Akhirnya ketemu!”
Mata Hua Yi seketika tertuju pada satu pria yang mengenakan setelan hanfu berwarna hitam yang tengah duduk sendirian diantara riuhnya suasana penginapan yang sangat berisik karena penampilan para wanita penghibur di sana. Hanfu yang hampir sama persis dengan hanfu yang Ran Qin Feng kenakan malam itu.
“Kau akan menjadi milikku malam ini, Ran Qin Feng!”
Dengan tubuhnya yang sudah sempoyongan ditambah sensi panas yang mulai menguasai tubuhnya. Hua Yi mulai beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati pria yang dia anggap sebagai Ran Qin Feng. Lalu tanpa basa-basi langsung jatuh di pangkuannya, bahkan dengan berani mencuri sebuah ciuman di bibir seksinya.
“Apa yang kau …”
Pria itu tampak sangat terkejut dengan kehadiran Hua Yi yang tiba-tiba saja terjatuh di pangkuannya, tatapan mata dinginnya tidak membuat Hua Yi takut sedikitpun untuk menggodanya lebih dari ini. Hua Yi semakin memperat pelukan tangannya pada leher pria itu, menghirup harum tubuhnya seolah kini menjadi candu baginya.
Dengan suara yang terdengar begitu menggoda, Hua Yi membisikkan sesuatu tepat ditelinga pria itu. Dimana Hua Yi berkata, “Maukah kau menghiburku dan bermain denganku malam ini? Kau yang membuat hatiku sakit dan sudah seharusnya kau juga yang menyembuhkannya, bukan?”
Mendengar permintaan wanita itu, sang pun mengeluarkan smirknya dan berkata “Maaf, Nona! Tapi aku tidak tertarik dengan manusia menjijikan sepertimu?”
“Apakah aku begitu menjijikan? Benarkah aku aku tidak pantas untukmu?” Tatapan Hua Yi seketika penuh kesedihan.
Namun, dia tidak menyerah untuk membujuk pria yang dia kira sebagai Ran Qin feng agar tidur dengannya dengan kembali berkata, “Ayolah, Kita bersenang-senang malam ini. Tolong hibur aku, agar hatiku tidak terlalu sakit lagi setelah melihat putri perdana menteri itu menyatakan cintanya padamu tadi.”
“Apakah wanita itu salah mengira bahwa aku pria yang dia sukai?” batin Pria itu menebak-nebak apa yang terjadi.
Air mata Hua Yi tanpa sadar mulai mengalir jatuh, hingga siapa sangka berhasil menggugah hati pria tersebut. Dimana Pria itu langsung setuju dengan berkata, “Baiklah, aku akan menghiburmu sampai pagi. Hingga kau tidak bisa merasakan kesedihanmu lagi … Dan mungkin hingga tidak bisa berjalan dengan benar selama beberapa hari ke depan,” sambungnya dalam hati.
Tanpa buang waktu, Pria itu langsung mengangkat tubuh ringan Hua Yi dalam gendongannya membiarkan wanita itu terus mengecup perpotongan lehernya. Dan setibanya di dalam kamar yang sudah dipesan, pria itu terus saja mencium bibir manis wanita yang berani menggodanya itu.
Awalnya dia hanya ingin coba-coba meniduri seorang wanita yang berasal dari manusia biasa, siapa sangka malah berakhir menjadi candu untuknya. Pria itu ketagihan dengan bibir manis Hua Yi dalam pelukannya itu, bahkan harum tubuhnya membuatnya semakin bergairah.
Pria itu yang mendengar suara desahan merdu dari wanita dalam pelukannya, lalu memberikan perintah, “Panggil aku Yang Mulia, maka aku akan menemanimu bermain hingga malam berakhir!”
“Yang Mulia … terus sentuh aku,” lirih Hua Yi dengan tatapan sayu, tangannya membelai lembut wajah tampan Pria tersebut. Hingga membuat Pria itu merasa tersentak akan perbuatan yang Hua Yi lakukan. Gairahnya semakin membara, ingin segera menyentuh wanita yang berhasil membuatnya tergoda sampai sejauh ini.
“Kita mulai permainannya sekarang,” ujar Pria itu yang berusaha menahan diri agar tidak langsung menyerang wanita tersebut.
Akan tetapi, Hua Yi malah menggunakan kesempatan itu untuk mencium bibir tebal pria tersebut dengan penuh kelembutan kedua tangannya melingkar indah di leher sang pria.
Hua Yi akhirnya kehilangan akal sehatnya lagi, karena sepertinya efek obat itu sudah bekerja sepenuhnya. Pria itu pun kembali dibuat kaget atas ciuman wanita tersebut, tapi tak bergeming dan membiarkan Hua Yi begitu saja.
“Kau benar-benar berhasil menerobos batasanku, Manusia!” ujar Pria itu menggeram menahan keinginannya untuk menyentuh Hua Yi.
“Jangan menahannya … sentuh aku sesukamu, Yang Mulia! Karena aku milikmu malam ini dan seterusnya,” bisik Hua Yi semakin menggoda.
Awalnya Pria itu memang terus berusaha menolak dan menghindari ciuman dari Hua Yi, karena merasa tidak sepantasnya dia menyentuh seorang manusia saat kesadarannya kembali. Tetapi apa daya, wanita berstatus sebagai manusia itu terlalu menggoda untuk dia lewatkan begitu saja.
Perlahan-lahan Pria itu membalas ciuman itu dengan penuh gairah, bahkan ciuman itu kini berubah menjadi lumatan. Tanpa sadar dia terbawa suasana indah yang diciptakan oleh manusia fana yang dia hindari selama ini, bibir mereka saling bertaut satu sama lain dibawah remang-remang lampu di dalam kamar tersebut.
“Baiklah, jika itu yang kau inginkan. Maka aku tidak akan menahannya lagi,” balasnya begitu ciuman mereka terlepas sesaat, sebelum kembali mencium dan menyentuhnya semakin jauh.
Merasakan hembusan nafas Hua Yi yang sudah mulai terengah, Pria itu pun langsung menggendong tubuh Hua Yi menuju kedalam kamar untuk memasuki permainan utama.
Bersambung ….
tapi janji jangan syok ya kalo dah tau kebenarannya