NovelToon NovelToon
ASI UNTUK BAYI MAFIA

ASI UNTUK BAYI MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Ibu Pengganti / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: PenaBintang

Jade baru saja kehilangan bayinya. Namun, suaminya malah tega memintanya untuk menjadi ibu susu bagi bayi Bos-nya.

Bos suaminya, merupakan seorang pria yang dingin, menjadi ayah tunggal untuk bayi laki-laki yang baru berusia tiga bulan.

Setiap tetes ASI yang mengalir dari tubuhnya, menciptakan ikatan aneh antara dirinya dengan bayi yang bukan darah dagingnya. Lebih berbahaya lagi, perhatian sang bos perlahan beralih pada dirinya.

Di tengah luka kehilangan, tekanan dari suaminya yang egois, dan tatapan intens dari pria kaya yang merupakan ayah sang bayi, Jade merasa terperangkap pada pusaran rahasia perasaan terlarang.

Mampukah Jade hanya bertahan sebagai ibu susu? Atau hatinya akan jatuh pada bayi dan ayahnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaBintang , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SENANDUNG YANG MENENANGKAN

Larut malam di mansion, Jade terbangun karena Maximo menangis. Suara tangisan itu begitu nyaring, bahkan terdengar sampai keluar.

"Sayang, jangan menangis." Jade berusaha menenangkan Maximo.

Dia segera memeriksa tubuh anak itu, kemudian melihat popoknya yang ternyata sudah penuh.

"Oh, kau menangis karena ini, ya? Pasti kau merasa tidak nyaman dengan popok yang penuh." Jade segera melepaskan popok Maximo, dia lalu menyeka bagian bawah bayi itu dengan kain lembut yang sudah dibasahi. "Tunggu sebentar, Sayang. Ini tidak akan lama. Kau bisa tidur lagi setelah selesai."

Max sudah terdiam. Dia memandang wajah Jade, lalu tersenyum lebar, sambil bersuara khas bayi.

"Apa kau sedang ucapkan terima kasih padaku?" tanya Jade sambil tertawa kecil.

Maximo lalu membalas lagi dengan suara khas bayi yang tentu tak dimengerti sama sekali.

Dari pintu kamar yang terbuka sedikit, Adriano ternyata memperhatikan mereka. Pria itu tersenyum melihat bagaimana Jade berbicara dengan Maximo, padahal dia tidak mengerti apa yang bayi itu bicarakan.

"Lucu sekali pemandangan ini. Sayangnya aku tidak mungkin tiba-tiba mendekat. Dia bukan istriku. Andai wanita itu istriku, aku akan mendekat dan memeluknya bersama bayiku," gumam Adriano.

Adriano masih belum pergi. Dia merasa sangat betah melihat pemandangan di dalam kamar itu. Jade yang menemani Maximo karena bayi itu tidak mau tidur lagi.

"Dia bahkan tidak marah karena tidurnya terganggu. Jika itu Catarina, aku rasa Max sudah dibentak."

Jade susah selesai mengganti popok Maximo. Dia lalu menggedong bayi itu, kemudian menyusuinya. Jade tidak menutupi dadanya dengan kain tipis, sehingga Adriano dapat melihat dengan jelas.

"Kau pipis begitu banyak. Kau pasti lapar sekarang, kan?" katanya kepada Max.

Bayi itu hanya memandangnya sambil meminum ASI. Terlihat jelas memang dia sudah lapar, dan hal itu membuat Jade tertawa kecil.

"Minum yang banyak, Sayang," ucap Jade, sambil mengusap lembut kepala Maximo.

Suara Jade yang lembut tak hanya menenangkan Maximo, tetapi Adriano yang mendengarnya juga merasa sangat tenang, nyaman, dan seperti menemukan kehidupan baru. Namun, pria itu tak ingin masuk ke dalam. Dia tak mau mengganggu mereka.

Tiba-tiba, Jade bersenandung pelang. Suaranya lembut, nyaris seperti bisikan yang menyatu dengan udara malam. Suara itu mengalun, mengisi ruang sunyi yang sangat sulit dijelaskan, seolah setiap getarnya bukan hanya mampu menenangkan bayi dalam pelukannya, tetapi hati siapa saja yang mendengarnya.

Dari balik pintu itu, Adriano terpaku. Dia merasakan sesuatu yang berbeda di dadanya. Keheningan yang lebih dalam dari sebelumnya, tetapi dengan kehangatan yang sama. Setiap nada yang keluar dari bibir Jade, terasa seperti sentuhan lembut pada sesuatu yang telah lama beku di dalam dirinya.

Entah sejak kapan, wajahnya yang biasanya tegas, kini perlahan melembut. Pandangannya tidak sekedar menatap Jade, tetapi juga terperangkap dalam keteduhan yang dibawanya.

Namun, perlahan ketenangan itu berubah menjadi rasa pedih yang halus, nyaris tidak kentara. Dalam hati terkecilnya, Adriano sadar bahwa wanita itu bukan miliknya.

Jade hanyalah ibu susu untuk putranya. Sosok sementara yang seharusnya tak menimbulkan arti apapun dalam hidupnya.

"Kenapa denganku?" gumam Adriano, wajahnya terlihat bingung. "Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak mudah mencintai, tapi kenapa wanita itu?" Dia mendongak, menatap Jade dengan dalam. "Kenapa dia mampu mengaduk hatiku? Kenapa ada rasa hangat dan nyaman saat melihatnya? Dia milik pria lain. Tak mungkin bisa menjadi milikku."

Adriano akhirnya menutup kembali pintu kamar itu, lalu meninggalkan kamar tersebut. Dia kembali ke dalam kamarnya dengan wajah yang semakin bingung akibat perasaan aneh yang timbul.

Sementara itu di dalam kamar. Jade perlahan memindahkan Maximo yang sudah terlelap ke atas ranjang. Dia menyelimuti bayi itu dengan hati-hati, lalu berbaring di sebelahnya.

Saat keheningan menyergapnya, dia menatap jari yang sempat bersentuhan dengan Adriano beberapa jam yang lalu. Jade mengusap pelan jarinya, lalu bergumam pelan. "Ck, apa yang aku pikirkan? Jangan aneh-aneh." Dia lalu menghela nafasnya pelan, sebelum melanjutkan. "Semua yang Eric katakan sudah jelas. Aku bukan wanita yang akan dilirik oleh orang seperti Tuan Adriano. Di sini tugasku hanya mengurus putranya. Aku akan merawat Maximo sampai dia tumbuh besar. Lebih baik aku sembunyi di sini, daripada harus tinggal bersama Eric. Aku ingin pisah darinya."

**

Pukul empat pagi, Jade terbangun. Dia terkejut saat melihat Maximo menempel pada tubuhnya, sambil memainkan rambutnya.

"Sayangku, kau bangun awal sekali." Suara Jade terdengar serak, tapi hangat. "Kau bangun awal karena ingin jalan-jalan di taman, kan?" tangannya dengan lembut. "Tapi sekarang belum ada matahari. Di luar masih gelap. Jika sudah terang, bibi akan membawamu jalan-jalan di taman lagi."

Namun, tiba-tiba Maximo menangis. Dia menggeliat, seperti tak suka jika terus berbaring di atas ranjang. Jade akhirnya segera bangun, dia mencepol rambutnya ke atas, kemudian menggendong Maximo.

"Uhh, jangan nangis. Kita akan jalan-jalan di dalam mansion. Jangan ke taman dulu, udara di luar masih terlalu sejuk untukmu," bisik Jade dengan nada yang riang.

Jade segera melangkah keluar dari kamar itu. Dia berjalan di depan kamar, mondar-mandir, bahkan sambil menjelaskan kepada Maximo semua benda di ruangan itu, meskipun bayi tersebut tidak mengerti. Maximo yang sebelumnya masih menangis kecil, langsung terdiam ketika Jade menjelaskan benda-benda itu padanya.

"Ternyata benar, kau ingin jalan-jalan," kata Jade, diakhiri kekehan pelan.

Pada saat yang sama, Adriano keluar dari kamarnya. Kamar pria itu tak jauh dari kamar bayinya. Dia sedikit terkejut melihat Jade yang sedang menggendong Maximo dan menjelaskan benda-benda di ruangan itu pada bayi tersebut.

"Ada apa, Jade?" tanya Adriano sambil mendekat.

Jade menoleh. "Tidak apa-apa, Tuan. Maximo hanya ingin jalan-jalan saja."

Adriano mengerutkan keningnya. "Jalan-jalan? Pagi-pagi seperti ini? Bagaimana mungkin?"

"Bayi belum mengenal waktu, Tuan," jawab Jade sambil tersenyum. "Jadi, kapan saja dia akan minta jalan-jalan. Bahkan bisa lapar saat tengah malam."

Adriano mengangguk seolah paham. "Ternyata mengurus bayi sangat sulit, ya. Kau pasti sangat repot harus sering terbangun, dan waktu tidurmu jadi berkurang."

"Tidak, Tuan," ucap Jade dengan tulus. "Aku senang melakukannya. Merawat Maximo bisa sedikit mengobati rasa rinduku pada bayiku yang sudah tiada."

Adriano tidak langsung menjawab. Dia memperhatikan wajah Jade yang berubah menjadi sendu. "Aku penasaran, apa yang terjadi pada bayimu?"

"Bayiku sakit. Badannya sangat panas. Aku sudah berusaha mengobatinya, tapi tidak bisa. Dia harus dibawa ke rumah sakit, dan aku terlambat," jawab Jade, berusaha untuk tidak menangis. "Aku terlambat menyelamatkan putriku, Tuan. Dia hanya beberapa hari bersamaku." Air mata akhirnya mengalir, membasahi pipinya. Namun, Jade buru-buru menyekanya sebelum air mata itu refleks

Adriano juga refleks mengangkat tangannya dan membantu Jade menyeka air mata. Keduanya langsung terdiam setelah saling pandang.

"Maaf," ucap Adriano, sambil menarik tangannya dengan cepat.

Jade mengangguk dengan canggung. "Aku juga minta maaf, tidak seharusnya aku menangis."

"Tidak, aku mengerti. Kau pasti sangat rindu pada bayimu," sahut Adriano. Dia mendekatkan tangannya, hendak mengambil Maximo. "Biar aku gendong putraku. Kau duduk tenangkan dirimu dulu."

"Tidak, Tuan. Aku baik-baik saja," ucap Jade.

Adriano hanya mengangguk. Kemudian dia berbicara dengan putranya, menunjukkan semua benda di ruangan itu, seperti yang Jade lakukan sebelumnya.

"Max, yang di sana adalah lukisan kuda. Sangat bagus, bukan?" kata Adriano. Namun, bayi tersebut hanya memandang wajahnya saja.

"Tuan, sepertinya Max ingin mengenali wajah Anda," bisik Jade yang berada di sebelahnya.

"Oh, tentu. Dia memang harus mengenali wajahku, bagaimanapun aku adalah ayahnya," sahut Adriano. Jade menanggapi dengan tawa kecil, sambil mengusap pipi Max.

Sejenak, mereka terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia, yang dibangunkan oleh seorang bayi, dan harus menjaganya bersama-sama. Bahkan, interaksi Jade dan Adriano mulai berkembang.

...******************...

1
Kardi Kardi
good jobbb👍
Kardi Kardi
Thank you sir. I am proud with you.🥳
Khusnul Khotimah
sangat bagus dan menarik
te~amor❤️
smpe terbawa mimpi jade 🤣🤣🤣
te~amor❤️
wah wah wahhh apa ini🙈🙈🙈
te~amor❤️
minta pijit anu nya jade🤣🤣
Kardi Kardi
MERITLAH TUANNNNN
Kardi Kardi: yuppp. jadilah satuuuuu😍
total 1 replies
D.Nafis Union
jd ikut bingung, jade udah gituan sm papanya max apa blm yah 🤔
zillenia Safar: padahal aku sdh berharap banget lhoo 😁🤭 eh cuma mimpi 🫣
total 1 replies
zillenia Safar
Nex kak Thor 🤗🥰
Kardi Kardi
WOW. DUDER VS ZANDER. BEGITUANKAH ?😍
Kardi Kardi: yuppp. GESREX SIKITLAHHH😍
total 1 replies
zillenia Safar
unboxing Thor besok pagi 😅😅😅🤭 klo gagal nanti aku ngambek 🤣🤣🤣
Sepli Naura
OMG jade ..
Kardi Kardi
SOMETHING IMPORTANT RESULTTTT
Kardi Kardi: LAMARLAH DIA TUANNN
total 1 replies
Kardi Kardi
WHOAHHH. WHO IS THAT ?
Kardi Kardi: yuppp. who are youuu
total 1 replies
zillenia Safar
walahh ga boleh begini dong Thor masa Jade mau ke kamar nya Adriano nunggu hari besok lamaaa😅😅😅🤭🤭🤭🤭🤭
D.Nafis Union
ngapain jade disuruh k kamar?? 🤔 masih nunggu besok ya....
zillenia Safar
ah elah si biang kerok datang mau bikin rusuh 😏😏😏😏
D.Nafis Union: kasihan jade dong
total 1 replies
Kardi Kardi
hey. heyyyy. COME ONNN WAKE UPPP😍
Kardi Kardi: yup. come onnn💪
total 1 replies
Kardi Kardi
COME ONNNN. WAKE UPPP SIRRR
Kardi Kardi: YEACHHH. LETS GOOO
total 1 replies
te~amor❤️
waduhhhh gimna ini udah bangun dia🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!