Apa yang akan kalian lakukan jika tiba-tiba kalian terbagun di tubuh orang lain. Apa lagi tubuh seorang idola terkenal dan kaya raya.
Itulah yang sedang di rasakan Anya. Namun, ia bangun di tubuh Arka, seorang Leader boyband Rhapsody. Ia mendadak harus bersikap seperti seorang idola, tuntutan kerja yang berbeda.
Ia harus berjuang menghadapi sorotan media, penggemar yang fanatik, dan jadwal yang padat, sembari mencari cara untuk kembali ke tubuhnya sendiri sebelum rahasia ini terbongkar dan hidupnya hancur.
Mampukah Anya bertahan dalam peran yang tak pernah ia impikan, dan akankah ia menemukan jalan pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUJIYAKAR 09
"Dasar mesum!" teriak Arka.
Anya heran, mengerutkan keningnya. Bagaimana bisa Arka meneriakinya mesum, padahal ia sedang berusaha menyelamatkan tubuhnya sendiri.
Arka mengambil handuk di sampingnya dan menepis tangan Anya, lalu melilitkan handuk itu di dadanya.
"Kau bilang aku mesum? Ini tubuhku! gimana mungkin aku mesum," sahut Anya kesal.
Arka segera mendekap dadanya sendiri dan mundur menjauh. "Kau lihat, tangan siapa yang kau pakai untuk memegang? Itu tanganku, tahu ... jangan seenaknya memegang-megang pakai tanganku."
Arka kesal karena Anya seenaknya menggunakan tangannya untuk memegang payudaranya.
Ia merasa itu sangat menjijikkan, dan mesum. Ia bahkan belum pernah berciuman apalagi sampai memegang dada wanita.
Anya menepis tangan Arka dengan kesal. "Lalu kenapa kamu tidak pakai baju? Aku kan menyuruhmu untuk cepat pakai baju."
Arka mengangkat ujung bra berenda itu. "Aku tidak tahu cara memakainya. Aku minta kamu pakaikan, bukannya memegang-megang."
'Dih ... kenapa dia begitu? Itu kan tubuhku, tapi dia malah semarah itu,' batin Anya.
"Berbalik," perintah Anya.
Anya membantunya memasang bra. Setelah selesai, Anya membantu Arka mengeringkan rambutnya.
Rambutnya yang ikal dan menjuntai panjang sangat sulit dikeringkan seorang diri, apalagi untuk Arka.
Anya dengan lembut dan hati-hati mengeringkan rambut Arka. Ia juga membantu merias wajah Arka. Anya hanya menggunakan sunscreen dan bedak tipis-tipis, serta lipstik warna nude.
"Ternyata, jadi wanita lebih ribet, ya?" celetuk Arka.
Anya menyunggingkan bibirnya sambil terus merapikan rambut Arka.
Arka mengerutkan dahi. "Apa maksudmu dengan senyum seperti itu?"
"Tidak. Aku hanya berpikir, akhirnya kau tahu juga. Tapi walaupun ribet, aku selalu tepat waktu, kan, untuk bekerja? Padahal bosku itu bawel banget," sindir Anya.
"Kau ...." Arka melotot, hendak menerkam Anya.
Anya segera menjauhkan tangannya dari rambut Arka dan berlalu begitu saja.
"Anya!" teriak Arka.
Arka dibuat menggeleng-geleng kepala dengan sifat Anya yang mulai berani berterus terang padanya. Dulu, ia selalu menunduk dan tidak berani menatapnya.
Tapi kini, ia bisa melihat sisi lain Anya yang kadang membuatnya terkejut.
Setelah selesai bersiap, Arka menyusul Anya keluar. Mereka melanjutkan sarapan, lalu segera pergi ke perusahaan.
Kini Anya yang menyetir mobil. Ia berani jika hanya menyetir mobil biasa milik perusahaan, bukan mobil mewah seperti milik Arka.
Setelah beberapa saat, mereka tiba di depan kantor. Logo Starlight Agency terpampang megah di atas gedung.
Sementara foto anggota Rhapsody menghiasi layar besar di bawahnya.
Anya turun dari mobil dan berlari membukakan pintu untuk Arka. Ia juga membawa beberapa barang untuk keperluan latihan.
Arka berjalan terlebih dahulu. Tiba-tiba, Cleo berlari ke arahnya saat turun dari mobilnya sendiri.
Anya segera memberikan semua barang-barang itu kepada Arka. Ia takut jika orang-orang curiga pada mereka berdua.
"Arka ... gimana kabarmu? Aku kangen banget sama kamu," ujar Cleo sambil menggelayut di lengan Anya.
Anya kaget dan merasa tidak nyaman. Ia segera menepis tangan Cleo.
"Aku baik, kok," ucap Anya sambil tersenyum. Namun, senyumnya tampak dipaksakan.
Anya tahu betul jika Arka sangat tidak suka dengan Cleo. Cleo merupakan teman satu sekolah dengannya, dan sama-sama berada di agensi yang sama.
Cleo adalah penyanyi solo yang cukup terkenal. Namun, ia juga sering terlibat skandal dengan artis lain.
Cleo dari dulu sangat menyukai Arka. Karena Arka tidak pernah merespons, Cleo selalu melampiaskan perasaannya pada orang lain dengan menjadikan mereka pacar hanya untuk bersenang-senang.
Cleo dengan pakaian seksinya mendekat dan menempel pada tubuh Anya, hingga membuat Anya merasa geli.
"Sayang, malam ini kita ke apartemenku, yuk? Aku punya sesuatu untukmu," rayunya, tangannya bagai ular yang merayap di dada Anya.
Arka di dalam tubuh Anya menghela napas kesal, ia sangat tidak suka jika seorang wanita menempel di tubuhnya seperti itu. Ia segera menarik tangan Anya.
"Sudah, ayo! Kita terlambat," sentak Arka.
Anya mengikuti Arka. Hal itu membuat Cleo sangat kesal, hingga menghentakkan kakinya.
"Arka ... kau masih saja menghindariku," ucapnya kesal.
Anya dan Arka pergi menghadap Shofia di ruangannya. Anya tidak ingin Arka pergi sendiri, sebab ia pasti akan dimarahi.
Shofia menatap tajam ke arah Arka dalam tubuh Anya. Namun, Arka terlihat biasa saja dan tetap tenang. Sebaliknya, Anya terlihat sangat gugup.
Arka dengan gaya petentang-petenteng khasnya. Anya segera menarik lengan bajunya agar ia memperbaiki sikapnya, karena dirinya selalu bersikap sopan selama ini.
Shofia berdiri dengan kedua tangan bertumpu di atas meja. "Arka, mau ngapain kau ikut ke sini?"
"Tentu saja mau dampingi dia. Soalnya, dia juga kan tanggung jawabku," ucap Anya, ia berlogat seperti Arka.
Shofia mendengus kesal ke arah Arka. "Lihatlah, walaupun kau sudah membuat kesalahan fatal seperti itu, Arka masih mau mendampingimu. Tapi, sekarang aku tetap harus mengambil keputusan...."
Shofia berhenti sejenak sebelum melanjutkan. "Kau harus meninggalkan Rhapsody. Karena kesalahanmu sangat fatal."
"Tapi, tidak bisakah Anda memberi saya kesempatan?" sela Arka.
"Itu tidak mungkin, Anya! Kau sudah membocorkan jadwal tur Rhapsody. Hal itu adalah masalah besar, tentu kau tau itu, bukan!" sentak Shofia.
Sementara di luar ruangan, anggota Rhapsody yang lain sedang menguping. Mereka penasaran apakah Anya akan dipecat atau tidak.
Mereka sebenarnya tidak ingin Anya dipecat karena selama ini pekerjaan Anya selalu bagus dan bertanggung jawab.
"Dia tidak boleh dipecat!" sela Anya.
Seketika Shofia membelalak. "Apa maksudmu?"