Eva Calista, seorang siswa jenius berusia 17 tahun, terjebak dalam sebuah cerita novel yang membuatnya tertarik. Saat membaca tentang penindasan yang dilakukan protagonis terhadap antagonis, Eva merasa tidak tahan dan tertidur karena kelelahan.
Namun, saat terbangun, Eva menemukan dirinya berada di tubuh antagonis saat masih bayi. Ia tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi ada sebuah sistem yang muncul dan menjelaskan bahwa Eva telah bereinkarnasi ke dalam cerita novel.
Sistem tersebut memberitahu Eva bahwa ia harus mengarungi peran sebagai antagonis dan mengubah jalannya cerita. Eva harus menggunakan kecerdasan dan kemampuan analitisnya untuk memahami sistem dan mengubah nasibnya sebagai antagonis.
Dengan sistem yang menemani dan membantu, Eva mulai menjelajahi dunia cerita novel dan menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Apakah Eva bisa mengubah jalannya cerita dan menjadi antagonis sejati? Cerita ini akan membawa Anda ke dalam petualangan yang menarik dan penuh kejutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
Reva yang saat ini sibuk bermain tanpa mempedulikan keluarganya yang sibuk memikirkan acara ulang tahunnya sendiri.
"Sayang, kau ingin kue apa untuk ulang tahun kali ini?" tanya Astrid hati-hati dan memberikan gambar kue yang akan digunakan untuk acara.
Semua harap-harap cemas. Mereka melihat ke arah Reva dengan sangat intens dan berharap pilihan kue merekalah yang dipilih Reva.
"Reva ingin ini!" tunjuk Reva ke arah kue stroberi berukuran sedang dengan 3 tingkat. Mengingat bahwa undangan yang dia berikan cukup banyak, tentu ukuran kue juga harus bertambah sesuai jumlah undangan.
"Yes!" teriak Ronan yang melihat pilihan kuenya lah yang dipilih Reva. Semua orang mendengus kesal saat melihat Ronan merasa senang.
"Kau memang putri papa!" ujar Ronan dengan senang dan menciumi Reva karena gemas.
"Reva memang putri papa, kalau bukan Reva putrinya siapa dong," ujar lugu Reva
Semua tertawa mendengar perkataan Reva. Kemudian mereka melanjutkan memilih printilan acara sesuai yang diinginkan Reva.
"Adek, undangannya sudah kakak berikan!" teriak Kassius yang baru saja datang
Reva senang melihat kedatangan kedua kakaknya. Reva turun dari pangkuan dan berlari ke arah Kassius dan Tristan.
"Kakak, gimana?"
"Tenang, mereka pasti hadir. Adek tenang aja, hm!" ujar Tristan
"Yap! Kalau sampai nggak datang, biar kakak yang jemput!" ujar Kassius dengan bercanda namun itu akan ia lakukan jika mereka benar-benar dengan berani tidak datang ke acara adiknya.
"Sayang, mari kembali kemari. Kita masih bahas acaramu, sayang!" ujar Ronan yang cemburu karena putrinya lebih memilih dekat bersama putranya.
Kassius yang melihat papanya sedang cemburu, dengan senang langsung menggendong Reva dan membawanya lari. Ronan yang melihat itu segera mengejar Kassius.
Tristan yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Kassius memang selalu jahil kepada papanya.
Melihat papanya sudah jauh, Tristan lebih memilih duduk di dekat mamanya. Kemudian ia menidurkan kepalanya di bahu sang mama.
...****************...
Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu. Hari ini adalah hari ulang tahun Reva. Semua orang di rumah merayakannya pagi ini. Astrid yang sedang menata nasi tumpeng yang telah dibuat para pekerja sejak pagi tadi. Tak lupa dengan makanan favorit Reva, ayam bumbu kecap tersedia di meja.
"Mana Reva? Belum bangun?" tanya Ronan yang tak melihat kehadiran putrinya
"Belum, dia masih tidur nyenyak. Apalagi dia tidur dengan si kembar, mana bisa bangun pagi dia!" ujar Astrid yang mengenal betul kebiasaan anak-anaknya. Apalagi hari ini adalah hari minggu, membuat merek akan bangun siang.
"Ini hari spesial dia loh. Dan makanan udah siap. Ya masa yang ultah nggak di sini," ujar Willow yang tak habis pikir.
"Bentar ma, biar Astrid cek." ujar Astrid yang langsung menuju ke arah putrinya
"Ada-ada aja anak-anak itu!" ujar Liana yang tak habis pikir dengan cucunya.
Astrid yang baru saja sampai di kamar putrinya. Melihat pintu berwarna putih itu masih tertutup rapat, menandakan sang pemilik masihlah tidur.
Dan benar saja, sesuai dugaan Astrid. Ketiga anaknya masih berada di balik selimut. Astrid segera membuka gorden dan membangunkan putranya terlebih dahulu.
"Kassius, ayo bangun!"
"Tristan, bangun yuk nak!"
Astrid mencoba membangunkan si kembar secara bergantian.
Saat si kembar sudah terbangun. Astrid meminta mereka untuk segera bersiap dan mengingatkan acara penting hari ini. Si kembar yang mengingat mengenai ulang tahun adiknya mereka melihat ke arah adik mereka yang masih tertidur di tengah mereka.
"Oke ma, kita siap-siap dulu!"
Mereka turun secara perlahan dari tempat tidur, kemudian berlari menuju kamar mereka sendiri.
Astrid tak habis pikir dengan tingkah anak kembarnya. Dia hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
Kemudian melihat ke arah putrinya yang masih tertidur.
"Anak mama, putri mama. Ayo bangun, yuk sayang!" ujar Astrid yang membangunkan Reva dengan hati-hati.
EUNGHHHH
Terdengar lenguhan seseorang karena merasa terusik tidurnya.
Astrid yang mendengar itu tersenyum. Melihat gelagat putrinya yang terlihat lucu itu, membuatnya gemas.
"Ayo sayang bangun, semua sudah menunggu loh!" ujar Astrid.
Reva mulai membuka matanya secara perlahan. Mata coklat yang indah mulai menunjukkan warnanya. Kemudian dirinya mencoba duduk sambil mengucek matanya.
Astrid yang melihat bayinya mulai bangun merasa senang. Kemudian menghentikan tangan putrinya agar tak membuat matanya memerah.
"Jangan dikucek sayang matanya!" peringatnya sambil menahan tangan putrinya.
"Selamat pagi, mama!" sapa Reva pagi ini. Seperti yang selalu ia lakukan.
"Pagi, sayang! Ayo bersiap! Ada kejutan untuk Reva loh!" ajak Astrid dengan menggendong Reva dan membawanya ke kamar mandi.
Tak lama, Reva pun siap. Reva terlihat lebih segar dan tak lupa jepit pita berukuran sedang terpasang dengan indahnya. Pakaian yang ia pakai terlihat sederhana, namun tidak dengan harganya.
"Ayo, sayang. Kita turun!" ajak Astrid dengan menggendong Reva keluar dari kamarnya.
"SELAMAT ULANG TAHUN, NONA/REVA!" ujar semua orang baik pekerja di rumah ataupun anggota keluarganya.
Ronan yang menyambut kedatangan Reva dan merebut Reva dari gendongan istrinya.
"Selamat ulang tahun putrinya papa!" ujar Ronan sambil mencium Reva secara berulang. Satu per satu mulai mengucapkan selamat. Bahkan ada pekerja yang membuat video dengan isinya hanya foto pertumbuhan dirinya.
Ronan membawa Reva ke arah meja makan. Reva yang melihat menu makanan yang disediakan kebanyakan adalah makanan yang menjadi favoritnya. Semua orang menikmati acara yang disediakan.
Selesai makan, semua anggota keluarga berkumpul di ruang tv. Mereka berbincang menikmati hari
"Oh iya, Reva harus menemui seseorang!" ujar Ronan yang terlihat serius kali ini.
Ronan mengajak Reva untuk bertemu seseorang. Semua anggota keluarga yang penasaran pun mengikuti mereka berdua dari belakang.
Sesampainya di ruang tamu, yang dilihat Reva hanyalah 2 orang yang sedang menunduk menandatangani sebuah dokumen. 2 orang laki-laki berpakaian rapi dengan setelan jas lengkap.
"Papa, mereka siapa?" tanya Reva. Reva tidak mengenali siapapun yang ada disana.
"Reva, mereka berdua adalah....