NovelToon NovelToon
Pengantin Brutal

Pengantin Brutal

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kim elly

Kayla terkenal sebagai ratu gelud di sekolah-cewek tempramen, berani, dan udah langganan ruang BK. Axel? Ketua geng motor paling tengil sejagat raya, sok cool, tapi bolak-balik bikin ortunya dipanggil guru.
Masalahnya, Kayla dan Axel nggak pernah akur. Tiap ketemu, selalu ribut.
Sampai suatu hari... orang tua mereka-yang ternyata sahabatan-bikin keputusan gila: mereka harus menikah.
Kayla: "APA??! Gue mending tawuran sama satu sekolahan daripada nikah sama dia!!"
Axel: "Sama. Gue lebih milih mogok motor di tengah jalan daripada hidup seatap sama lo."
Tapi, pernikahan tetap berjalan.
Dan dari situlah, dimulainya perang baru-perang rumah tangga antara pengantin paling brutal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim elly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 11

Keesokan harinya, Kayla masuk sekolah dengan wajah datar. Seperti yang sudah ia perkirakan, Salsa masih menolak bicara dengannya. Bahkan, bangku yang biasanya ditempati Salsa kini sudah berpindah; ia memilih duduk bersama Laras.

Saat jam istirahat, Laras dan Salsa terlihat duduk di meja lain, meninggalkan Kayla yang kini hanya ditemani Anya.

“Si Salsa batu,” ucap Anya sambil asyik memakan French fries, menatap malas ke arah Salsa yang bersikap dingin.

Kayla hanya menghela napas, meneguk jusnya perlahan. “Dia emang gitu dari dulu. Nanti juga dateng lagi. Udah biasa,” balasnya seolah sudah hafal betul sifat sahabatnya itu.

Namun, suasana kantin yang tenang mendadak buyar. Gerombolan Axel datang dengan gaya sok jagoannya.

Tanpa ragu, mereka mengusir Salsa dan Laras dengan kasar dari meja. Kayla hanya melirik sekilas, tak peduli. Hatinya terlalu lelah untuk kembali berkelahi.

Putra tiba-tiba duduk di samping Kayla, menatapnya dengan tatapan lembut. “Udah makan?” tanyanya tenang.

“Udah,” jawab Kayla singkat.

“Aku bayarin ya,” Putra tersenyum manis, mencoba mencairkan suasana.

Kayla ikut tersenyum kecil. “Ngga usah. Udah kok.”

“Malam Minggu nonton yuk,” tawar Putra, senyumnya semakin lebar.

“Boleh,” ucap Kayla tanpa pikir panjang.

Putra lalu menoleh sekilas ke arah Salsa dan Laras yang kini menjauh.

“Kenapa Salsa sama Laras pisah duduknya? Gara-gara kemarin?” tanyanya penasaran.

Kayla hanya mengangkat bahu, enggan menjawab, lalu menghabiskan jusnya sampai tetes terakhir.

Tiba-tiba suara lantang memecah udara kantin.

“Kay! Sini!” teriak Axel sambil meninggikan tangan, ekspresinya penuh tantangan.

Anya menoleh, wajahnya tegang. “Mau ngapain dia?” tanyanya waspada.

“Ngga tau. Males gue,” balas Kayla cuek, sama sekali tak menggubris panggilan itu.

“Mau apa Axel?” tanya Putra dari tempatnya duduk.

Kayla hanya mengerucutkan bibirnya. “Ngga tau. Akh, lagi ngga mood debat,” ucapnya dengan wajah cemberut.

Putra akhirnya bangkit, menatap Axel dari kejauhan. “Mau apa lo?” tanyanya keras.

Tapi Axel tidak mengindahkan Putra, matanya hanya tertuju pada Kayla. Ia tetap menuntut Kayla menghampirinya.

“Kita ke sana,” bisik Putra sambil meraih tangan Kayla agar ikut berdiri.

“Mau apa lo?” tanya Kayla ketika akhirnya berdiri di hadapan Axel.

“Bayar utang gue,” jawab Axel datar, lalu menaruh selembar uang lima puluh ribu di atas meja dengan gaya meremehkan.

“Ok,” ucap Kayla santai, hendak mengambil uang itu.

Namun, Axel menariknya kembali. Senyumnya dingin, suaranya pelan tapi menusuk. “Jangan pernah datang ke rumah gue lagi. Kalo lo ke rumah gue lagi, gue bakar rumah lo.”

Kayla menatapnya tajam. Bukannya gentar, ia malah duduk di kursi dengan sikap menantang. “Ok. Gue akan bilang sama bokap gue kalo lo udah ngancem kayak gini. Trus gue akan bilang, kalo lo ketangkep jangan dilolosin lagi. Gitu kan cara mainnya?” ucapnya sambil menarik uang itu dengan sengaja.

Mata Axel membelalak, emosi meledak. “Brengsek lo! Bawa orang tua mulu!” teriaknya marah sambil berdiri.

Kayla malah semakin menantang, bibirnya tersenyum nakal. “Trus mau apa? Mau hajar gue? Nih, gue deket lo. Hajar aja!”

“Anjing lo!” Axel mengumpat dengan wajah merah padam menahan emosi.

Putra cepat-cepat menarik tangan Kayla, mengajaknya menjauh dari kantin sebelum situasi makin ricuh.

David, yang melihat adegan itu, hanya menggeleng. “Udah lo ganggu si Kayla mulu,” ucapnya heran.

“Iya, dia udah sama si Putra. Susah ngerjainnya,” sahut Niko sambil terkekeh, seolah menikmati drama itu.

Axel menghentakkan kakinya keras-keras. “Kesel gue sama cewek itu! Dari dulu rese. Si Putra malah jadian sama dia, makin keliatan kelakuan gue di depan dia. Gue takut dia bilang ke orang tua gue!” Axel mendengus kasar, wajahnya dipenuhi rasa benci.

                    ~°°°°°°~

Keesokan harinya, Kayla masuk sekolah seperti biasa. Ia mencoba menata wajahnya tetap datar, meski hatinya masih penuh dengan rasa kesal yang belum reda.

Di kantin, ia duduk bersama Laras. Namun, satu sosok yang biasanya selalu ada di antara mereka, tak terlihat.

“Salsa mana?” tanya Kayla sambil menatap meja kosong.

“Di kelas. Ngga mau istirahat dia,” jawab Laras dengan nada malas.

“Ouh, gitu…” ucap Kayla singkat. Ia mencoba bersikap acuh, tapi matanya diam-diam mencari Putra. Namun, sosok itu juga tak muncul di jam istirahat.

Hari berikutnya pun sama. Salsa tak terlihat, Putra pun entah kemana. Hingga pada hari ketiga, Kayla memutuskan untuk lebih dulu masuk kelas saat jam istirahat.

Dan di sanalah ia terpaku. Tepat di depan pintu kelas, matanya menangkap pemandangan yang membuat jantungnya membeku—Salsa dan Putra sedang berciuman.

Kayla menarik napas dalam, lalu masuk begitu saja tanpa memperdulikan mereka. “Mau gituan di tempat lain. Jangan di kelas. Diliat guru, masuk BK loh,” ucapnya sambil merapikan tas dengan wajah dingin.

Putra tersentak panik. “Kay! Kay, dengerin aku dulu,” ucapnya tergesa, berlari menghampiri Kayla.

“Apa. Ya udah, sama Salsa aja. Kita putus,” ucap Kayla datar, lalu bergegas pergi untuk berganti pakaian olahraga.

“Aksh, shit!” Putra mengumpat kesal, menendang kursi.

Sementara itu, Salsa hanya tersenyum penuh kemenangan, seolah puas melihat Kayla tersakiti.

Saat jam olahraga tiba, Kayla melampiaskan emosinya di lapangan basket.

Ia bermain sendirian, mendribble bola berkali-kali, dan setiap lemparannya masuk dengan tepat. Namun, perasaan lega itu tak benar-benar datang.

“Main,” tantang sebuah suara berat di belakangnya. Axel berdiri dengan tangan terlipat, menatapnya penuh seloroh.

“Males gue. Jangan ganggu gue lagi. Bete,” ucap Kayla ketus sambil mendribble bola dengan kasar.

Axel tiba-tiba meraih bola itu, lalu memasukkannya ke ring dengan sekali lempar. Tepat.

“Gue bilang jangan ganggu gue, anjing!” teriak Kayla, suaranya menggema di lapangan.

“Ya keluar aja. Gue mau main,” ucap Axel santai, senyumnya menyebalkan.

Kayla terdiam ia menatap axel dengan kesal karna sedang emosi ia pun menerima tantangan axel.

“Ok! Kita main!” tantang Kayla yang kali ini benar-benar kesal.

Tak butuh waktu lama, suasana jadi ramai. Anak-anak berkerumun di luar lapangan, bersorak melihat duel keduanya.

“Si Kayla kenapa?” tanya David heran.

“Ngga tau. Kok mereka tiba-tiba duel?” jawab Niko penasaran.

“Duh, si Kayla ngapain sih…” ucap Anya khawatir, menggigit bibir.

“Dia pasti menang,” Laras justru tersenyum percaya diri.

Kayla bermain lincah axel selalu ingin mengambil bola ia berdiri di belakang Kayla beberapa kali tangan mereka bersentuhan.

Semakin lama, semakin banyak yang menonton. Skor kini imbang, 2-2.

“Jago juga lo,” ucap Axel menyeringai, keringatnya mulai membasahi dahi.

“Gue lagi kesel. Diem lo! Muka jelek lo jangan ditunjukin!” balas Kayla sambil meraih bola, lalu memasukkannya lagi dengan penuh semangat.

“Yesss!” soraknya, meluapkan sedikit kepuasan.

“Kesel sama si Putra ya? Dia bajingan, hah!” Axel tertawa keras, memancing emosi Kayla.

“Sama kayak lo,” balas Kayla singkat, menarik napas dalam-dalam. Skor kini 3-2.

“Sekali lagi. Kalo gue menang, jangan ganggu gue lagi,” ucap Kayla sambil memainkan bola dengan penuh percaya diri.

“Sure. Kalo lo kalah, gue buli lo setiap hari,” jawab Axel, lalu melempar bola jarak jauh. Tiga poin masuk sempurna.

“Akh, shibal!” Kayla memaki kesal, merasa lengah.

Axel berteriak penuh kemenangan, tangannya mengepal ke udara. “Ok! Kita mulai dari hari ini,” ucapnya dengan senyum menyeringai.

Kayla terduduk lelah di tengah lapangan. Axel menghampirinya, jongkok di hadapannya sambil menenggak minum.

Tanpa ragu, air sisa botol itu ia tumpahkan ke kepala Kayla.

“Akh! Anjir lo gila ya!” teriak Kayla marah, berdiri sambil menyeka rambutnya yang basah.

“Gue yang menang. Jadi bebas,” Axel terkekeh puas.

“Ngga gitu, anjing!” Kayla tak bisa menahan emosi, ia langsung meninju hidung Axel dengan keras.

“Arghhh!” Axel meringis kesakitan, lalu balas menjambak rambut Kayla dengan kasar. Ia mendekat, membisikkan kata-kata dingin.

“Denger ya, gue benci sama lo. Jadi jangan bertingkah di depan gue. Lo bukan pacar Putra lagi, jadi gue bebas ngerjain lo lagi.”

Kayla melawan. Sikutannya menghantam perut Axel dengan keras, membuat genggamannya terlepas.

“Lo pikir gue suka sama lo? Sama gue juga benci liat lo! Tai lo!” ucap Kayla, lalu pergi dengan wajah penuh amarah.

                      ~°°°°°°~

Di loker, Anya menatap Kayla cemas. “Kay, lo kenapa?”

Kayla hanya mendengus, nada suaranya penuh sindiran. “Biasa. Ada yang suka barang gue dari kecil gitu. Rampas barang gue mulu.”

“Maksudnya?” Anya menatap bingung.

                    ~°°°°°°~

Sementara itu di kelas Axel, David membuka suara. “Xel, pacar lo jalan sama cowok sekelasnya.”

“Mana?” tanya Axel cepat, matanya penuh penasaran.

David memperlihat kan foto yang di kirim oleh teman nya.

“Anjing ya…” Axel mengepalkan tangan, wajahnya merah.

“Kita datangi sekolahnya, Xel,” usul Niko penuh semangat.

“Bilangin anak-anak. Pulang sekolah kita serang sekolah pacar gue!” ucap Axel penuh emosi.

Sore itu, Axel benar-benar membawa anak buahnya untuk tawuran dengan sekolah tetangga.

                  ~~°°°°°°~~

Sementara itu, di kelas Kayla masih terjadi panas. Ia dan Salsa saling sindir, sampai akhirnya emosi benar-benar meledak.

“Lo nyindir gue mulu, anjing!” teriak Salsa tak tahan.

Kayla tersenyum sinis. “Ouh, lo kesindir? Bagus deh. Makan tuh si Putra.”

“Gue benci sama lo, Kay! Dari dulu lo tuh caper! Selalu dapat apa yang lo mau! Gue kebagian ampasnya doang!” balas Salsa penuh dendam.

“Gue ngga mau sama si Putra. Cuma kepaksa. Jadi ambil aja buat lo,” ucap Kayla, senyumnya menusuk.

“Gue pastiin hidup lo akan menderita!” ancam Salsa, nadanya gemetar karena emosi.

“Kita liat aja nanti,” tantang Kayla dengan tenang.

Tak tahan lagi, Salsa meluapkan amarahnya. Ia langsung menghajar Kayla dengan kasar.

“Akh! Lo kenapa, anjing?!” teriak Kayla saat tubuhnya ditarik Anya dan Laras.

“Gue benci sama lo!” teriak Salsa penuh amarah.

Kayla yang tak mau kalah menghampirinya lagi, lalu menghantam hidung Salsa dengan tinju keras. “Dari kemarin gue sabar ngadepin lo. Dibiarkan malah kayak babi lo!” bentaknya, lalu pergi begitu saja dengan wajah penuh luka.

“Aww, sakit…” Kayla mengeluh pelan sambil berjalan, darah segar mengalir dari hidungnya dan menetes hingga ke sudut bibir.

Sesampainya di rumah, Bu Wida langsung terperanjat melihat putrinya. “Astaghfirullah, Kayla! Apa ini?!” teriaknya dengan kesal.

“Si Salsa, mah. Dia tiba-tiba nyerang Kayla,” bela Kayla sambil menahan darahnya.

“Ngga mungkin. Salsa baik anaknya,” sanggah Bu Wida cepat.

“Lah, mamah kok belain Salsa sih?!” Kayla melotot tak percaya.

“Ya emang dia anak baik. Dan ngga neko-neko kayak kamu!” tegas Bu Wida tanpa ragu.

“Ikh, mamah aneh…” Kayla mendengus, lalu membersihkan wajahnya yang penuh darah.

Tiba-tiba, suara ibunya menusuk hatinya. “Udah, akh. Lulus, kamu nikah sama Axel. Mamah ngga sanggup lagi urus kamu!”

Kayla membeku. “Apaaa?! Axel? Kenapa tiba-tiba Axel?!”

“Kamu udah dijodohin dari kecil sama si Axel. Makanya ayah kamu baik sama dia,” jelas Bu Wida datar.

“Ngga mau akh! Ogah! Najis!” Kayla bergidik jijik.

“Ngga usah banyak omong kamu!” bentak Bu Wida.

“Nggak mungkin, mah! Nggak mungkin aku dijodohin sama si Axel brengsek itu!” Kayla membentak balik, wajahnya merah padam.

“Kamu itu ribut terus, Kayla! Tiap hari mamah bolak-balik ke ruang BK.

Mamah capek, tahu nggak?!” teriak Wida makin keras.

“Tapi mah, si Axel itu—”

“Udah! Capek bahas dia, mah!

Pokoknya kamu nikah sama Axel setelah lulus sekolah! Mamah malu sama orang tuanya, mamah udah janji!” potong Wida tanpa memberi ruang bicara.

“Maaaaah! Ini gila!” Kayla menjerit frustasi, berlari masuk ke kamarnya lalu membanting pintu sekuat tenaga.

1
Shin Himawari
Asli seru! Cocok dibaca santai dan bikin nagih karena gaya bahasanya ringan tapi relate abis ama kisah anak SMA. semangat terus ya buat author 💪💪🤍
mama Al
lah jadi salsa suka sama putra bukan Revan
kim elly: jadian dulu pas camping
total 3 replies
mama Al
putra ini kayak anak mami ya. merengek kalau kemauan gak sesuai ekspektasi. ga cocok gabung sama Axel keras dan kasar.
mama Al
Karena tidak terbiasa dengan putra.
Drezzlle
Ya udahlah cari cowok lain Sa
Drezzlle
mundur dari sekarang daripada sakit belakangan
sunflow
wah.. banyak yang melindungi nih.. 👍👍
Mutia Kim🍑
Makanya jgn asal nembak cewek😅
Mutia Kim🍑
Iya Kayla memang nggak suka, tpi nggak tahu isi hati Revan
sunflow
waduh... apa bakal perang dunia lagi ini? 😄😄
Shin Himawari
good sikaaaat Kayy 🤣🤣 dikira kita cewe jadi takut apaa
Shin Himawari
maksud mama baik Kay, eh tapi di usia Kayla juga aku pikirnya gini. Lu jual gue beli🤣 🤣
Shin Himawari: iyaa bener kak relate pasti di usia segitu🤣
total 2 replies
Rahma Rain
karya nya bagus.. gaya bahasa nya juga bagus. rekomendasi banget ini!!👍👍😲😲
kim elly: 😩😩bahasa anak-anak bandung parah kan ya
total 1 replies
Rahma Rain
kok jadi kompor nih??
Rahma Rain
untung aja kan Kayla nggak suka.
Rahma Rain
ini seriusan kelakuan anak SMA??
Rahma Rain
Kay.. lu mau jadi Mak comblang ini cerita nya 😂
rokhatii
aminnn
rokhatii
lapor nya langsung ke pusat ya🤭🤭
mama Al
dengar nya kayak cewek ngambek 🤭😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!