NovelToon NovelToon
When Love Comes Back

When Love Comes Back

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers / Pelakor jahat
Popularitas:13.5k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Irish kembali, membawa dua anak kembar dan luka lama yang telah berubah menjadi kekuatan. Ethan, pria yang dulu mengabaikannya tanpa rasa, kini tak bisa mengalihkan pandangan. Ada yang berbeda dari Irish, keteguhan hatinya, tatapannya, dan terutama... anak-anak itu. Nalurinya berkata mereka adalah anaknya. Tapi setelah semua yang ia lakukan, pantaskah Ethan berharap diberi kesempatan kedua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 9

Hanna menarik Irish ke dalam ruang ganti.

“Hanna, lain kali jangan terlalu keras bicara ke orang lain,” ucap Irish pelan. “Orang yang mengenalmu tahu kalau hatimu sebenarnya lembut. Tapi orang lain bisa saja salah paham.”

“Siapa yang peduli?” Hanna mengangkat bahu. “Aku hanya bicara kenyataan. Kalau dia tidak kuat dengar kebenarannya, itu urusannya.”

“Tapi.....”

“Sudah ya. Sekarang pilih gaunmu!” Hanna langsung memotong ucapan Irish dan menariknya ke sofa tempat dua kotak besar berisi pakaian mewah.

“Aku siapkan dua set pakaian. Kamu pilih yang paling cocok.”

Ia membuka satu kotak pertama. Di dalamnya, sebuah gaun merah menyala dengan potongan asimetris yang memperlihatkan belahan dadanya. Gaunnya longgar tapi tetap membentuk siluet ramping, bagian pinggangnya rapi dan elegan, di tambah dengan belahan tinggi di, jika memakainya, kaki hingga paha Irish akan terlihat. membuat siapapun yang memakainya tak luput dari pandangan.

Di kotak perhiasannya, ada anting-anting mutiara besar dan kalung mutiara panjang. Warnanya lembut, tapi kilaunya mencolok di bawah cahaya lampu.

Irish terpana, tapi kemudian matanya tertuju pada kotak kedua.

Isinya adalah gaun hitam panjang menyentuh lantai, dengan potongan yang memperingatkan kedua sisi pinggulnya, lalu juga memperlihatkan bagian belakangnya. Gaun ini tampak anggun namun seksi, dilengkapi detail benang emas di bagian pinggang dan lapisan transparan yang membuatnya tampak megah.

Perhiasan pendampingnya lebih mencolok, anting berlian untuk satu telinga dan kalung dengan potongan permata berbinar. Di bawah cahaya lampu, kilau permata itu terlihat sangat mewah.

Kedua gaun itu benar-benar, gaun yang begitu seksi..

“Hanna, kamu benar-benar berlebihan...” gumam Irish, tapi senyum tak bisa disembunyikan dari wajahnya.

Hanna mengedipkan mata. “Kamu harus tampil mengalahkan semua wanita malam ini. Termasuk Kirana.”

Irish memandangi dua gaun di hadapannya dengan ragu. Gaun merah tampak lebih terbuka, bagian dadanya akan menonjol, potongannya cukup tinggi hingga menampakkan sebagian paha, warnanya juga terlalu mencolok untuk sebuah acara formal.

Hari ini adalah perayaan ulang tahun pernikahan Ethan dan Carisa. Meski Irish datang karena keadaan terpaksa, ia tidak ingin menjadi pusat perhatian, apalagi terlihat seperti mencoba menarik sorotan di acara yang seharusnya milik orang lain.

Dia tidak menyukai Ethan maupun Carisa, tapi Irish tidak ingin menambah masalah. Pikirannya pun akhirnya jatuh pada gaun hitam.

Namun saat matanya kembali menyapu detail gaun itu, Irish menghela napas panjang. Bagian belakang gaun ternyata memiliki potongan rendah hingga memperlihatkan sebagian besar punggungnya, sementara bagian samping menyisakan celah yang menonjolkan lekuk pinggul dengan sangat jelas.

Ia memejamkan mata sejenak. Gaun itu memang indah, tetapi terlalu berani. Terlalu menonjol. Terlalu "bukan dirinya".

"Hanna, kenapa kamu cuma menyiapkan dua gaun ini?" tanya Irish, memandang Hanna penuh bingung. "Kamu tidak ada gaun yang lain lagi?"

Hanna melipat tangan, wajahnya cemberut. "Ini dua gaun paling pas yang bisa kupilih dalam waktu mepet. Irish, gaya berpakaianmu itu… terlalu sederhana. Kamu punya mata yang indah, wajah yang lembut. Sayang sekali kamu selalu pakai baju seperti ibu-ibu pengantar anak sekolah."

Irish tertawa kecil. “Aku memang desainer, tapi aku percaya pada prinsip kenyamanan. Menurutku desain yang baik itu bukan soal siapa yang paling glamor, tapi siapa yang paling nyaman saat memakainya.”

“Sudah, sudah! Simpan teorimu buat presentasi desainmu!” Hanna mendorong dua kotak itu ke arah Irish. “Pilih satu. Setelah itu aku panggil penata rias buat dandanin kamu.”

Setelah terdiam sejenak, Irish menunjuk kotak hitam. “Yang ini saja, yang hitam.”

Ia tahu memilih merah bisa menimbulkan gosip. Gaun hitam setidaknya memberi kesan netral, dan setidaknya, bagian dadanya tidak akan terlihat, dan ia bisa sembunyi di antara kerumunan lalu pergi diam-diam setelah acara dimulai.

“Oke. Ganti bajunya dulu. Aku panggil perias,” ujar Hanna sambil meletakkan kotak itu ke pelukan Irish dan mendorongnya masuk ke ruang ganti.

Irish hanya bisa menghela napas. “Kenapa juga aku mau datang ke sini…”

Setelah perlahan mengganti baju dan mengenakan perhiasan permata yang dipadankan dengan gaunnya, Irish membuka pintu dan melangkah keluar.

“Ya Tuhan… kamu luar biasa!” Hanna melongo, lalu memutari Irish dengan takjub. “Mataku tidak pernah salah! Gaun ini cocok sekali denganmu! Lihat dirimu! Auramu naik lima level!”

Irish hanya bisa menggeleng. “Kapan penyakit narsismu sembuhmu akan sembuh?”

“Eh, aku menyiapkan semuanya untukmu! Masa tidak boleh sombong sedikit?” Hanna terkekeh, lalu menoleh ke luar ruangan. “Susi! Masuk, rias temanku sekarang!”

Tak lama kemudian, seorang pria flamboyan masuk dengan langkah ringan. Rambutnya ditata aneh, bajunya penuh corak bunga, dan sedikit kumis tipis membuatnya terlihat eksentrik.

“Halo, Nona manis, silakan duduk.” Susi tersenyum, menarik Irish ke depan cermin. “Mari aku tunjukkan keajaiban tanganku.”

Susi memandangi wajah Irish sejenak. “Kamu cantik, hanya saja kulitmu agak kusam. Lain kali rajin bersihin wajah, ya.”

Irish nyengir malu. Memang akhir-akhir ini ia sangat sibuk. Antara mengurus anak kembarnya dan pekerjaan desain, bahkan ia sering ketiduran tanpa sempat cuci muka.

“Akan aku usahakan.” Irish mengangguk kecil.

“Bagus. Sekarang, tenang saja dan nikmati prosesnya.”

Susi mulai merias. Tangan-tangannya lincah dan profesional. Irish, yang awalnya tegang, perlahan mulai rileks hingga hampir tertidur. Ketika ia mulai terlelap, suara Susi membangunkannya pelan.

“Nona Irish, dandananmu sudah selesai. Bukalah matamu.”

Saat Irish membuka mata, ia nyaris tidak mengenali dirinya sendiri. Riasan itu bukan hanya menutupi kekurangan wajahnya, tapi juga menonjolkan kelebihannya. Kulitnya tampak halus dan bercahaya, hidungnya tampak lebih tegas, dan matanya terlihat besar dengan bulu mata lentik. Bibirnya dibubuhi warna oranye lembut yang membuatnya tampak segar.

Rambut hitam ditata rapi dengan kuncir tinggi dengan di tambah sambungan, agar rambut sebahunya terlihat panjang, memberi kesan segar namun tetap anggun. Ujung rambutnya dibuat bergelombang lembut, jatuh menjuntai di punggungnya dengan keanggunan yang tidak dibuat-buat. Penampilannya kini memancarkan kelembutan sekaligus ketegasan. Gaun hitam terbuka yang awalnya terasa terlalu berani, kini justru menyatu sempurna dengan riasan wajahnya, elegan, berkelas, dan jauh dari kesan mencolok.

Irish berdiri dan tersenyum pada Susi. “Terima kasih. Kamu hebat.”

“Sama-sama. Temannya Hanna juga temanku!” Susi terkekeh.

“Hanna, masuklah. Temanmu sudah siap!” seru Susi dari luar ruangan.

“Coming!” Hanna beranjak dari tempatnya sambil memeriksa waktu di ponsel. “Masih sempat. Acara belum dimulai.”

Begitu masuk, Hanna langsung berhenti di ambang pintu dan membelalak.

“Irish?! Ya ampun! Kamu kelihatan… terlalu cantik! Bagaimana aku bisa jalan denganmu kalau kamu tampil begini?!”

“Susi!” Hanna menoleh, setengah panik, “Aku harus masuk ke aula sama dia. Kamu dandani dia terlalu bagus, tahu tidak?!”

Susi hanya mengangkat bahu santai. “Yah, dia memang lebih cantik dari kamu.”

“Waaaah! Susi!” Hanna memekik, setengah bercanda. “Kamu tega sekali! Bukannya bela aku!”

“Aku udah berusaha maksimal mengubah kamu jadi cantik,” Susi berkata jujur. “Tapi level kecantikan kamu ya segitu, Nonaku.”

1
Nanda
The best thorku😊
Nanda
The best thorku😉
Delisa
Bagus thor.. bintang lima pokoknya
Mikeen SI
Ceritanya bagus karna gk terlalu berat...
Mikeen SI
Ceritanya bagus karna gk terlalu berat...
Ddek Aish
siap2 kau bakal tersingkir jalang
Desi Trikorina
semangat lanjut ceritanya thor
Waryu Rahman
Thor update tambah lagi donx
Ddek Aish
itu belum seberapa dari penderitaan yang dialami oleh Irish.
Adinda
Lanjut thor
Adinda
kapan si carissa ketahuan thor, lanjut Thor
Desi Trikorina
asik bacanya tidak terlalu menekan pembaca
Ddek Aish
Ethan pasti galau dengan perasaanny sekarang
Adinda
Lanjut thor
Nurul Boed
lepasin jessy dari jeremy kak,, abis tu semoga kelakuan bejat Carisa dan zyan juga segera ke bongkar

gemessaa lihatnya
Desi Trikorina
thor hajar wanita dan laki2 jalang yang ngak tau terimakasih itu..biar mereka sadar
Waryu Rahman
judulnya di ganti ya thor
Lela Alela: Iya kak, judulnya saya ganti
total 1 replies
Ety Murtiningsih
hadehhtt ada lagi manusia macem jeremy
Desi Trikorina
hajar jeremy dan ibunya dong dokter
Nurul Boed
jgn sampek uang Irish buat pacarnya jeremy kak,, bener² ngak relaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!