apa jadinya apabila seorang gadis bar-bar dan juga cegil tiba-tiba dijodohkan dengan seorang CEO yang terkenal dingin dan juga anti wanita ?
keseruan apakah yang akan terjadi jika keduanya disatukan ?, biar tidak penasaran yuk ikuti saja kisah mereka 🙂.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. entahlah
Nadhira menikmati makanannya sambil menatap kearah Gibran yang sibuk dengan ponselnya.
" apa kau kenyang dengan melihat ponsel ?"tanya Nadhira yang merasa kesal melihat Gibran terus bermain ponselnya.
mendengar itu Gibran pun menyimpan ponselnya lalu mulai menikmati makanannya.
" dasar menyebalkan "gumam Nadhira sambil lanjut makan.
selesai makan Gibran langsung memanggil pelayan untuk membayar pesanan mereka.
" makasih "ucap pelayan sambil mengambilkan kartu kredit Gibran.
" iya "ucap Gibran sambil memasukkan kembali kartunya kedalam dompet.
" ayok "ajak Gibran sambil beranjak pergi.
" tungguin !"ucap Nadhira sambil mengambil tasnya lalu pergi menyusul Gibran yang berjalan dengan cepat.
" mau langsung pulang ?"tanya Nadhira sambil berjalan di samping Gibran.
" iya "ucap Gibran dengan singkat
" masak mau langsung pulang sih ? Kita bahkan belum bermain game "ucap Nadhira.
" kalau kau tidak mau pulang yang sudah "ucap Gibran sambil terus melanjutkan langkahnya.
" dasar beruang kutub "gerutu Nadhira dengan kesal sambil berhenti.
" bayar dulu belanjaannya "ucap Nadhira sambil melanjutkan langkahnya mengikuti Gibran.
" kau saja,aku tunggu di mobil "ucap Gibran sambil memberikan sebuah kartu kredit kepada Nadhira lalu pergi.
" hah !"melihat itu Nadhira hanya bisa menghela nafas panjang sambil pergi menuju kasir.
selesai mengambil belanjaannya Nadhira langsung menyusul Gibran di ke parkiran.
melihat Nadhira sudah masuk Gibran langsung menancap gas mobilnya untuk pergi dari sana.
sepanjang perjalanan keduanya tidak ada yang berbicara, Gibran fokus menyetir sementara Nadhira memilih menyandarkan kepalanya di kursi sambil memejamkan matanya.
( tak lama kemudian )mereka pun sampai di rumah, Gibran mematikan mobilnya lalu menoleh kearah istrinya yang masih tertidur pulas.
" bangun kita udah sampai "ucap Gibran sambil turun dari mobil.
Nadhira melepaskan sabuk pengamannya lalu turun dari mobil sambil mengambil belanjaannya.
" kalian sudah pulang ?"tanya buk Diana yang sedang nonton televisi.
" iya, Oma belum tidur ?"tanya Nadhira sambil menghampiri buk Diana.
" Oma belum ngantuk "Ucap buk Diana
" jangan bergadang, ingat kesehatan Oma "tambah Gibran.
" iya, sebentar lagi Oma akan tidur "ucap buk Diana.
" mau aku temenin enggak Oma ?"tanya Nadhira yang melihat Oma nonton sendirian.
" enggak usah,nih Oma juga mau tidur "ucap buk Diana
" yasudah Nadhira ke kamar dulu Oma "ucap Nadhira
" iya "ucap buk Diana sambil tersenyum, Nadhira langsung pergi menyusul Gibran yang sudah duluan ke kamar.
" klek "Nadhira masuk kedalam kamar dan melihat Gibran baru keluar dari kamar mandi dengan baju yang sudah diganti dengan piyama.
Gibran naik keatas kasur sambil menoleh sekilas kearah istrinya yang berjalan menuju kamar mandi.
( 5 menit kemudian ) Nadhira keluar dari kamar mandi lalu ikut naik keatas kasur.
" ting "ada pesan masuk dari Jihan, Nadhira pun langsung melihatnya.
" bagaimana? suamimu benaran gay ?"pesan dari Jihan.
" entahlah "balas Nadhira dengan singkat
" menurut yang kau lihat suamimu itu normal atau berbelok ?"tanya Jihan
" dari fisiknya sih terlihat normal, tapi tidak tahu kalau itunya "balas Nadhira sambil melirik sekilas kearah Gibran yang sedang sibuk berkutat dengan laptop nya.
"untuk membuktikan itu benar atau tidak kau harus mencobanya,goda dia kalau perlu pakai baju seksi "saran Jihan
" kesannya aku kayak wanita murahan lagi "balas Nadhira
" kau masih ingin bercerai dari Gibran tidak ?"tanya Jihan lagi
" ya masih "balas Nadhira
" satu-satunya cara yaitu itu,kau harus membuktikan Gibran itu gay atau bukan "balas Jihan, melihat itu Nadhira hanya menghela nafas panjang sambil menyimpan ponselnya di atas meja.
" apa matamu tidak sakit terus menatap layar laptop ?"tanya Nadhira sambil menatap kearah Gibran.
" enggak "ucap Gibran dengan singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
" apa yang sedang kau kerjakan ?"tanya Nadhira sambil mengintip kearah laptop Gibran.
" kau tidak akan mengerti "ucap Gibran yang membuat Nadhira berdecak kesal.
" dasar menyebalkan "gumam Nadhira sambil menarik selimut dan tidur sambil membelakangi Gibran.
( paginya )
" kalian mau balik sekarang ?"tanya buk Diana yang melihat Nadhira turun bersama Gibran sambil membawa.
" iya Oma "ucap Nadhira sambil menghampiri buk Diana yang sedang duduk di sofa sambil ngeteh.
" yaa Oma bakal sendiri lagi dong "ucap buk Diana yang tidak rela mereka pergi.
" kalian kenapa tidak tinggal disini aja sih ? Biar Oma ada temannya "ucap buk Diana lagi sambil menatap kearah Gibran dan Nadhira.
" biasanya Oma juga sendirian tidak apa-apa "ucap Gibran yang membuat buk Diana mengerucut kesal.
" Oma kan bisa kesana "tambah Nadhira
" malas banget Oma kalau kesana "ucap buk Diana
" yasudah kami pergi dulu "ucap Gibran sambil menyalami Oma.
" sering-seringlah main kesini "ucap buk Diana sambil menatap kearah Nadhira.
" baik Oma, kalau begitu Nadhira pergi dulu "ucap Nadhira sambil tersenyum.
" hati-hati "ucap Oma, Nadhira hanya mengangguk sambil berjalan keluar.
Mereka masuk kedalam mobil dan pergi dari sana.
" aku mau pulang ke rumah ku dulu "ucap Nadhira
" itu berlawanan arah,aku buru-buru mau ke kantor "ucap Gibran sambil menoleh kearah istrinya.
" yasudah berhenti disini saja,aku mau naik taksi "ucap Nadhira sambil melepaskan sabuk pengamannya, Gibran pun meminggirkan mobilnya ke tepi jalan.
" nanti aku jemput "ucap Gibran sambil menatap kearah istrinya.
" ya "ucap Nadhira sambil turun dari mobil dan berdiri menunggu taksi, sementara Gibran melanjutkan perjalanannya menuju kantor.
...**...
Pulang dari kantor Gibran langsung ke rumah mertuanya untuk menjemput istrinya.
" assalamualaikum "Ucap Gibran sambil masuk kedalam rumah.
" waalaikumsalam "jawab buk Herlin yang sedang duduk di sofa sambil bermain ponselnya.
" bagaimana kabar mama ?"tanya Gibran sambil menyalami ibu mertuanya.
" mama baik, bagaimana denganmu ?"tanya buk Herlin
" Gibran juga baik ma "ucap Gibran sambil tersenyum,tak lama Nadhira pun turun menghampiri mereka.
" ayok "ucap Nadhira yang sudah siap untuk pergi.
" mau langsung pulang sekarang ? Tidak tunggu makan malam dulu ?"tanya buk Herlin
" lain kali saja ma "ucap Gibran
" yasudah kalau begitu "ucap buk Herlin sambil menghela nafas panjang.
" Nadhira pergi dulu ma "pamit Nadhira sambil menyalami mamanya.
" kalian hati-hati ya "ucap buk Herlin
" iya ma "ucap Gibran sambil pergi.
karena sedang jam pulang kerja alhasil jalanan macet total,membuat Nadhira berdecak kesal menunggu mobilnya tidak jalan-jalan.
setelah menghabiskan waktu satu jam lamanya akhirnya mereka pun sampai di rumah.
" kalian sudah pulang ?"ucap buk Laras sambil menghampiri Gibran dan Nadhira yang baru saja masuk.
" iya "ucap Nadhira dengan singkat
" yasudah kalian bersih-bersih dulu, habis itu turun untuk makan malam "ucap buk Laras sambil tersenyum manis.
Nadhira hanya mengangguk sambil bersama Gibran ke kamar.
" mereka sudah pulang ?"tanya Sandra yang baru saja keluar dari kamarnya.
" iya "ucap buk Laras sambil menatap kearah Sandra.
" bagus kalo begitu "ucap Sandra sambil tersenyum senang.
" Tante mau ke dapur dulu "ucap buk Laras sambil pergi.
" iya "ucap Sandra sambil duduk di sofa.