NovelToon NovelToon
Black Division

Black Division

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Sistem / Mafia
Popularitas:265
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

Di tengah kekacauan ini, muncullah Black Division—bukan pahlawan, melainkan badai yang harus disaksikan dunia. Dipimpin oleh Adharma, si Hantu Tengkorak yang memegang prinsip 'hukum mati', tim ini adalah kumpulan anti-hero, anti-villain, dan mutan terbuang yang menolak dogma moral.
​Ada Harlottica, si Dewi Pelacur berkulit kristal yang menggunakan traumanya dan daya tarik mematikan untuk menjerat pemangsa; Gunslingers, cyborg dengan senjata hidup yang menjalankan penebusan dosa berdarah; The Chemist, yang mengubah dendam menjadi racun mematikan; Symphony Reaper, konduktor yang meracik keadilan dari dentuman sonik yang menghancurkan jiwa; dan Torque Queen, ratu montir yang mengubah rongsokan menjadi mesin kematian massal.
​Misi mereka sederhana: menghancurkan sistem.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keuntungan Dari Kematian

Tawa itu pecah seperti kaca, nyaring dan dingin di tengah keheningan yang mahal. Bukan tawa bahagia, melainkan tawa sarkas yang keluar dari tenggorokan Yama Mendrofa—The Chemist.

"Oh, lihatlah wajah-wajah ini!" Yama tertawa lagi, memutar botol reagen kecil di antara jari-jari bersarungnya. "Kalian terlihat seperti baru sadar kalau balance sheet kalian dicuri, padahal aku di sini hanya mencuri rahasia pembantaian."

Aula lobi luks Tuas Biomedical Park, Singapura, yang didesain dengan dinding kaca dan lantai marmer putih, terasa seperti ruang sidang. Di tengahnya, berdiri The Chemist dengan tactical suit hijau dan jubah laboratorium putih yang kotor, kontras mencolok dengan elit farmasi yang terperangkap.

Semua orang ketakutan, termasuk puluhan ilmuwan yang meringkuk di sudut. Di samping Yama, Dr. Raymond Lee, ilmuwan terkemuka R&D, disandera. Wajah Raymond pucat pasi, jubah labnya penuh noda keringat.

"Tolong, Pak Chemist," Raymond memohon, suaranya gemetar. "Apa yang Anda mau? Uang? Saham? Kami bisa berikan semua."

Yama mencondongkan tubuhnya ke depan, matanya yang sinis menatap Raymond. "Uang? Saham? Anda menawari seorang kimiawan yang istrinya Anda bunuh dengan produk Anda sendiri, uang? Dasar bodoh. Aku tidak tertarik pada profit. Aku tertarik pada formula."

Di luar gedung, sirine polisi bergaung tanpa henti. Polisi Singapura, terkenal dengan efisiensi dan ketegasannya, tampak lumpuh. Mereka tidak berani masuk. Mereka hanya mengepung. Mereka tahu reputasi The Chemist. Satu kesalahan, satu gas yang salah dilepas, dan seluruh distrik bisnis ini bisa menjadi zona dekontaminasi.

Seorang wanita paruh baya dengan setelan Chanel yang sempurna—CEO Asia-BioCorp—memberanikan diri maju dua langkah. Wajahnya menunjukkan kemarahan yang dipaksakan. "Anda sudah gila! Ini fasilitas R&D terpenting di Asia. Permintaan Anda tidak masuk akal. Vaksin apa yang Anda maksud? Kami hanya memproduksi obat penyelamat hidup!"

The Chemist bertepuk tangan perlahan, nadanya mengejek. "Fantastis! Akting yang bagus, Nyonya CEO. Tapi aku sudah tahu permainan lama kalian. Jual murah vaksin yang sebetulnya adalah silent poison, lalu jual mahal anti-virus yang sebenarnya adalah obat penawar."

Yama mengayunkan tangannya, menunjuk ke rak-rak berisi botol dan reagen mahal di balik kaca pengaman.

"Aku tahu sampelnya. Aku tahu nomor kodenya: Proyek Aethelred, Vial 17-C. Vaksin yang dirancang bukan untuk menciptakan kekebalan, tetapi untuk menciptakan pasar di mana masyarakat harus terus-menerus membeli penawarnya. Sebuah siklus sempurna antara penyakit dan keuntungan. Itu adalah karya terakhirku sebelum kalian menyuntikkanku dengan omong kosong mutagenik."

Raymond Lee tersentak. "Tidak! Itu fitnah! Itu... itu hanya serum uji coba untuk penyakit langka!"

"Serum uji coba?" Yama mencondongkan tubuh lebih dekat ke Raymond, senyumnya menghilang, menyisakan tatapan dingin. "Serum uji coba yang dirancang untuk memperpendek telomer? Serum uji coba yang membuat orang harus kembali beli dosis baru setiap enam bulan, atau organ mereka akan mulai gagal? Istriku dan putriku adalah kelinci percobaan Anda. Jadi, kita hentikan sandiwara ini."

Yama mengeluarkan perangkat tabung uji yang ramping dari jubahnya, yang berisi cairan asam hijau pekat. Dia mengangkatnya, menunjukkan kepada semua orang.

"Aku tidak butuh uang, aku butuh bukti. Bawa Proyek Aethelred, Vial 17-C kepadaku. Sekarang. Atau..." Yama menyentakkan kepala Raymond, membuat tatapan ilmuwan itu lurus ke arahnya. "Aku akan membuktikan kepada polisi di luar sana bahwa lobi kaca ini adalah ruang yang buruk untuk menghirup hydrogen cyanide."

Ancaman itu berhasil. Tembok ketegasan CEO itu runtuh. Matanya bergerak liar, memindai sekelompok teknisi di belakangnya.

"Siapa... siapa yang tahu di mana Vial 17-C?!" desis CEO itu. "Cepat! Ambilkan!"

Seorang teknisi muda, yang berdiri kaku di sudut, mengangkat tangannya perlahan, gemetar hebat. "S-saya tahu. Tapi itu di Brankas Biologis, Lantai lima..."

"Kalau begitu," sela Yama dengan nada riang. "Lakukan pekerjaanmu, Nak. Tugasmu sekarang adalah menjadi kurir penyelamat hidup. Atau, setidaknya, kurir penyelamat hidupku."

Teknisi muda itu, bernama Kelvin, bergegas menaiki tangga. Semua mata mengikutinya, menghela napas lega. Ketegangan memuncak di lobi.

Lima menit berlalu dalam keheningan yang mencekik. Yama tidak bergerak. Dia hanya menikmati ketakutan yang merayapi wajah para elit.

"Lama sekali, bukan?" Yama berkomentar ringan, melihat arlojinya. "Waktu adalah uang, dan uang adalah nyawa. Bukankah begitu filosofi kalian?"

Tiba-tiba, teriakan Kelvin terdengar dari atas. Bukan teriakan ketakutan, tapi teriakan rasa sakit yang tajam dan teredam.

"Apa yang terjadi?!" CEO itu menjerit, panik total.

Yama hanya menyeringai, senyum sinisnya kembali. "Logistik yang buruk. Sepertinya ada orang di atas yang tidak ingin rahasia ini terungkap."

Beberapa detik kemudian, Kelvin jatuh dari langit-langit, membentur lantai marmer. Di tangannya, dia masih memegang botol kaca kecil dengan cairan keruh—Vial 17-C. Tapi tubuhnya kejang-kejang, darah mengalir dari hidung dan telinganya.

Di atas, di lubang yang dibuat Kelvin di plafon, muncul dua sosok.

Mereka adalah Pengaman Kuat. Tapi berbeda dengan yang dihadapi Harlottica dan Gunslingers. Mereka adalah regu Internal Security korporasi, mengenakan armor kevlar putih bersih dengan aksen Asia-BioCorp dan helm viser penuh.

"The Chemist. Anda telah mengganggu operasi keamanan Kelas A," suara mekanis keluar dari comm mereka. "Kami disahkan untuk menetralkan Anda. Tidak ada negosiasi. Kembalikan aset."

Yama mengambil Vial 17-C dari tangan Kelvin yang sudah tak bernyawa. Matanya menyala dengan kemarahan yang tenang.

"Dia baru saja membunuh kurirku," kata Yama, menatap Raymond dan CEO itu dengan ekspresi dingin. "Lagi-lagi, korban yang tidak bersalah. Sama seperti istriku."

Yama menjentikkan pergelangan tangannya. Senjata andalannya, Penyemprot Aerosol Syntetik Mutagenik yang ramping, keluar dari sarung tangannya.

"Dua melawan satu, ya? Mari kita perbaiki formula ini."

Pengaman Kuat pertama melompat turun, mengeluarkan dua pistol stun bertenaga tinggi. "Menyerah sekarang!"

"Menyerah?" Yama tertawa keras. "Kalian tidak mengerti. Aku tidak datang ke sini untuk negosiasi. Aku datang ke sini untuk pengujian produk. Dan produk pertamaku adalah Racun Kebenaran."

Dengan kecepatan yang tak terduga, Yama menembakkan aerosol biru pekat dari penyemprotnya. Aerosol itu bukan peluru, tetapi gas yang bekerja dengan cepat.

Pengaman Kuat pertama sempat menahan napas, tetapi Yama sudah memperkirakan itu. Aerosol itu bereaksi dengan air conditioning lobi, menyebar cepat.

"Ini bukan gas saraf, teman," Yama menjelaskan dengan nada tenang. "Ini adalah gas yang bereaksi dengan adrenalin dan melepaskan dopamin yang terlalu banyak. Kalian akan merasa gembira. Kalian akan merasa sangat jujur."

Pengaman Kuat pertama mulai tertawa tak terkontrol, meskipun dia mencoba menembak. BLANG! BLANG! Tembakannya meleset ke langit-langit kaca.

"Katanya semua obat punya efek samping," Yama mengangkat bahu. "Efek samping obat ini: pengakuan."

Pengaman Kuat itu menjatuhkan pistolnya, memegang helmnya. "Kami... kami tahu... CEO yang perintahkan... eksperimen anak-anak di Tuas! Dia bohong! Semua bohong!"

CEO dan Raymond panik. "Diam! Dia berbohong!"

Yama tidak memberikan kesempatan. Dia melemparkan dua bola asap tebal ke lantai marmer. Asap hitam legam itu langsung menyelimuti lobi. Di balik asap itu, Yama bergerak dengan cekatan. Dia meraih Vial 17-C di tangannya, memasukkannya ke dalam kompartemen tersembunyi.

Dia perlu melarikan diri, tetapi tidak sebelum meninggalkan hadiah perpisahan.

Yama menyentakkan reagen asam yang ia pegang sebelumnya ke lantai. Cairan asam itu mulai mengeluarkan uap korosif di lantai marmer.

"Ini adalah sisa-sisa dari eksperimen yang membuatku menjadi diriku yang sekarang!" teriak Yama dari balik kabut. "Rasakan sisa-sisa penderitaanku!"

Pengaman Kuat kedua, yang tidak tertawa, menyadari bahaya korosi. Dia menembak secara acak ke dalam kabut asap hitam, mencoba mengenai siluet The Chemist.

BLANG! Peluru itu menghantam dinding dan memantul.

Yama menggunakan kesempatan itu. Dia menembakkan asam korosif cair dari reagen lain ke arah kakinya, menghancurkan marmer di sana. Yama melompat ke lubang yang ia buat, menghilang ke lantai layanan di bawah.

Pengaman Kuat kedua bergegas ke lubang itu, mencoba menghentikannya. Namun, lubang itu mulai mengeluarkan asap putih yang sangat menyengat dan beracun.

CEO yang panik berteriak kepada Raymond, "Ambilkan penawarnya! Cepat!"

Yama, di bawah lantai layanan, mendengar kepanikan itu. Dia menyeringai.

"Aku sudah mendapatkan sampelnya, dan aku meninggalkan mereka dengan clue."

Dia menyentakkan reagen kecil terakhirnya ke lantai layanan, tepat di bawah lobi. Cairan itu mulai bereaksi dengan pipa gas pendingin.

Ledakan kimia yang kecil, tapi efektif.

BOOM!

Lantai marmer lobi bergetar hebat. Pipa pendingin pecah, menyemburkan gas yang lebih tebal dan lebih berbahaya. Alarm kebakaran berbunyi memekakkan telinga.

Yama berhasil melarikan diri melalui saluran pembuangan pendingin darurat, kemeja dan jubahnya kotor, tetapi Vial 17-C aman.

Di lobi, kekacauan total terjadi. Pengaman Kuat pertama tertawa sambil mengakui kejahatan korporasi. Pengaman Kuat kedua berjuang melawan asap yang mengancam jiwanya. CEO dan Raymond berusaha menyelamatkan sisa-sisa profit dan nyawa mereka.

Yama Mendrofa berdiri di luar, di balik semak-semak, memperhatikan mobil polisi yang sekarang sibuk mencoba mengendalikan kekacauan. Dia tersenyum dingin.

Istri dan anakku tidak mati sia-sia.

Dia punya buktinya. Dia punya sampelnya. Dia punya Vial 17-C.

Sekarang, dia hanya perlu pulang ke Sentral Raya dan bertemu timnya.

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!