Main Villain System

Aku memasuki halaman pribadiku, sebuah kediaman mewah yang terpisah di dalam kompleks Klan Luo.

Ada taman kecil, kolam ikan koi, dan bangunan dua lantai yang seluruhnya milikku. Luo Chen yang asli menggunakan tempat ini untuk meratapi nasibnya. Aku? Aku akan menggunakannya sebagai markas operasiku.

Aku langsung menuju pemandian air panas pribadi yang dialiri mata air spiritual. Sambil melepaskan jubah yang kotor dan lengket, aku merendam diri di dalam air hangat yang langsung membuat otot-ototku yang tegang mengendur.

Kotoran hitam berminyak terus merembes keluar dari pori-poriku, mengubah air jernih itu menjadi keruh menjijikkan. Ini adalah proses Marrow Cleansing (Pembersihan Sumsum) yang sering disebut-sebut di novel xianxia. Tubuhku terasa aneh. Ringan, tapi padat. Seolah setiap sel-ku bernyanyi.

Setelah memastikan tidak ada lagi kotoran yang keluar, aku bersandar dan memanggil Sistem di benakku.

'Oi, Sistem. Aku punya pertanyaan, dan ini penting.'

[Sistem mendengarkan, Host.]

'Misi pertamaku menjanjikan hadiah satu juta Villain Points. Tadi aku sudah dapat 60 ribu dari bonus-bonus kecil. Di mana sisa 940 ribu-nya? Jangan bilang ada syarat dan ketentuan tersembunyi. Aku benci cetakan kecil.'

Ada jeda sesaat sebelum suara notifikasi yang renyah terdengar.

[Ding! Menghitung ulang pencapaian Misi Utama Pertama: "Balikkan Meja Penghinaan"...]

[Analisis Misi: Tujuan utama adalah untuk 'Menggagalkan pembatalan pertunangan oleh Xiao Linyu'. Host tidak hanya menggagalkannya, tetapi merebut inisiatif dan membalikkan plot 180 derajat dengan mencampakkannya lebih dulu. Ini adalah tindakan dominasi total yang melampaui ekspektasi misi.]

[Keputusan Sistem: Misi dinilai "Sukses Sempurna". Hadiah Utama sedang diproses...]

[Selamat, Host! Anda menerima Hadiah Misi Utama Pertama!]

[+1.000.000 Villain Points!]

[Total VP Saat Ini: 1.060.035]

Aku terkekeh pelan. Satu juta enam puluh ribu poin. Gila. Aku kaya raya.

'Nah, begitu dong. Aku sudah khawatir kau mau menipuku,' pikirku puas. 'Sekarang, dengan kekuatan dan uang, aku perlu tahu peta kekuatannya. Sistem, tampilkan tingkatan kekuatan di dunia sampah ini. Aku perlu tahu seberapa jauh levelku dari puncak rantai makanan.'

[Menampilkan Tingkatan Kultivasi di Azure Sky Continent:]

[1. Qi Refinement Realm (Alam Pemurnian Qi):]

Tingkat paling dasar, fondasi dari segalanya. Dibagi menjadi 9 Level. Para kultivator di tahap ini pada dasarnya adalah prajurit super, tapi masih dianggap sebagai semut di mata para ahli sejati. (Statusku saat ini: Level 6. Masih seekor semut yang sedikit lebih besar.)

[2. Foundation Establishment Realm (Alam Pembangunan Fondasi):]

Energi spiritual mulai dipadatkan untuk membentuk fondasi yang kokoh di dalam Dantian. Kekuatan meningkat drastis. Seorang ahli di ranah ini bisa menjadi Tuan di kota kecil seperti Floating Cloud City.

[3. Core Formation Realm (Alam Pembentukan Inti):]

Fondasi spiritual dipadatkan menjadi sebuah Golden Core (Inti Emas). Di tahap ini, seseorang bisa terbang menggunakan pedang dan dianggap sebagai ahli sejati. Patriarch dari klan besar atau Tetua di sekte besar biasanya berada di level ini. (Ayahku dan si tua bangka Xiao Zhan ada di ranah ini.)

[4. Nascent Soul Realm (Alam Jiwa Baru Lahir):]

Golden Core pecah dan melahirkan Nascent Soul... Bahkan jika tubuh fisik hancur, jiwa ini bisa melarikan diri... Dianggap sebagai monster tua yang jarang terlihat.

[5. Soul Palace Realm (Alam Istana Jiwa):]

Para monster tua yang membangun "istana" di lautan kesadaran mereka... Para pemimpin dari Three Saint Sects ada di level ini.

[6. Divine Ascension Realm (Alam Kenaikan Ilahi):]

Puncak dari eksistensi di benua ini. Setengah dewa... Ini adalah level yang dibutuhkan untuk mencoba naik ke Higher Realms (Dunia Atas).

Aku mencerna informasi itu. Jalanku masih sangat, sangat panjang. Saat ini aku berada di dasar, level Qi Refinement. Tapi tidak masalah. Dengan satu juta VP, aku bisa membeli jalan pintas menuju puncak. Lin Feng si MC asli butuh ratusan bab penuh penderitaan dan keberuntungan untuk mencapai puncak. Aku? Aku hanya perlu berbelanja.

Setelah selesai mandi, aku membuka lemari pakaian Luo Chen yang besar. Isinya penuh dengan jubah sutra berwarna cerah dan mencolok. Putih, biru muda, hijau giok. Pakaian seorang Tuan Muda naif.

Aku mengabaikan semuanya dan menarik keluar satu-satunya jubah berwarna gelap di sana. Sebuah jubah hitam pekat dengan sulaman benang perak samar di bagian kerah dan ujung lengan. Pakaian yang dibelikan ibunya sebelum meninggal, yang jarang sekali dipakai Luo Chen asli karena dianggap terlalu suram.

Sempurna. Warna seorang penjahat.

Setelah mengenakannya, aku bercermin. Pemuda di cermin itu tampak sangat berbeda. Wajah tampan yang sama, tetapi dengan jubah hitam dan aura dingin dari 'Villain's Aura', aku terlihat misterius, berbahaya, dan tak terduga.

Aku sudah siap.

"Saatnya menghadapi bos mini pertama di game ini," gumamku sambil melangkah keluar dari kamarku. "Mari kita lihat apakah Patriarch Klan Luo bisa menangani putranya yang 'baru'."

Ruang belajar Patriarch Luo Tian adalah tempat yang paling dijaga ketat di seluruh kediaman Klan Luo, selain perbendaharaan tentunya.

Letaknya di bagian terdalam kompleks, udaranya terasa berat dan dipenuhi aroma teh ginseng tua serta kitab-kitab kuno. Dua penjaga elit, keduanya di puncak Qi Refinement Realm, berdiri kaku di depan pintu besar berwarna hitam.

Melihat kedatanganku, mereka tidak mengatakan apa-apa. Mereka hanya menunduk dalam-dalam dan membuka pintu untukku. Jelas, mereka sudah mendapat perintah.

Aku melangkah masuk. Ruangan itu luas, didominasi oleh rak-rak buku yang menjulang tinggi hingga ke langit-langit. Di tengah ruangan, ayahku, Luo Tian, berdiri membelakangiku, menatap sebuah lukisan kaligrafi besar yang tergantung di dinding. Lukisan itu hanya berisi satu kata: "Sabar". Ironis sekali.

Dia tidak berbalik, tapi aku bisa merasakan aura kuat dan menekan yang memancar darinya. Seorang ahli Core Formation Realm yang sedang marah bukanlah lelucon. Orang biasa akan langsung berlutut karena tekanan ini. Luo Chen yang asli pasti sudah pingsan ketakutan.

Tapi aku? Aku hanya merasakan seperti ada yang menekan pundakku. Tidak nyaman, tapi hanya itu. Berkat Qi Foundation Pill yang membersihkan tubuhku dan Villain's Aura yang memperkuat mentalku, aku bisa berdiri tegak menahan tekanan ini.

Aku berjalan santai ke arah meja teh di tengah ruangan, menuangkan secangkir teh untuk diriku sendiri seolah-olah aku pemilik tempat ini, lalu duduk dengan nyaman.

"Tehnya enak. Ginseng Roh Berusia Seratus Tahun, kan?" kataku dengan nada santai, memecah keheningan yang berat. "Sayang sekali jika diminum sambil marah-marah. Bisa merusak aliran Qi."

Luo Tian akhirnya berbalik. Wajahnya dipenuhi oleh badai emosi yang kompleks. Marah, bingung, kecewa, dan... sedikit rasa takut? Dia menatapku dari atas ke bawah, matanya menyipit saat melihat jubah hitam yang kukenakan dan aura dingin yang samar-samar terpancar dariku.

"Siapa kau?" tanyanya dengan suara rendah dan serak. Ini bukan pertanyaan "apa yang kau lakukan?". Ini adalah pertanyaan tentang identitasku.

Aku tersenyum tipis, menyesap tehku.

"Ayah, apa maksudmu? Tentu saja aku putramu, Luo Chen."

"PUTRAKU TIDAK SEPERTI KAU!" bentaknya, auranya kembali bergejolak. "Putraku adalah anak yang penurut dan lemah! Dia tidak akan pernah berani menghina Patriarch Xiao! Dia tidak akan pernah berani membatalkan pertunangannya sendiri! Dan dia tidak akan pernah... tidak akan pernah menatap ayahnya sendiri dengan tatapan seperti itu!"

Dia menunjuk ke arahku, jarinya gemetar. 'Tatapan seperti apa?' batinku geli. Tentu saja, tatapan seekor serigala yang menatap domba tua yang menghalangi jalannya.

Aku meletakkan cangkir tehku dengan pelan.

Ting!

Suara porselen beradu dengan kayu itu terdengar nyaring di ruangan yang sunyi.

"Lalu Ayah ingin aku menjadi seperti apa?" balasku, suaraku kini sedingin es. "Apakah Ayah ingin aku tetap menjadi 'putramu' yang lemah itu? Putra yang membiarkan tunangannya datang ke rumahnya sendiri untuk menginjak-nginjak harga dirinya di depan semua orang? Putra yang hanya bisa menangis di kamar saat kehormatan klannya dihina?"

Aku berdiri, menatap matanya tanpa gentar sedikit pun.

"Apakah Ayah lebih suka Klan Luo menjadi bahan tertawaan seluruh Floating Cloud City besok? 'Lihat, Klan Luo yang hebat, diinjak-injak oleh Klan Xiao, dan pewaris mereka hanya bisa bersembunyi seperti kura-kura!'. Apakah itu yang Ayah inginkan?!"

Setiap pertanyaanku seperti sebuah tamparan keras di wajahnya. Amarah di matanya perlahan meredup, digantikan oleh keterkejutan. Dia tidak pernah menyangka aku akan mengatakan hal seperti itu.

"Aku melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pewaris Klan Luo," lanjutku dengan nada yang lebih tenang, tapi tetap tajam. "Aku melindungi kehormatan Klan kita. Ya, kita mungkin mendapatkan musuh hari ini. Tapi lebih baik memiliki musuh yang terhormat daripada 'teman' yang menusukmu dari depan."

Luo Tian terdiam. Dia menatapku lama, seolah baru pertama kali melihatku. Argumenku tidak bisa disangkal. Meskipun tindakanku ekstrem, niat di baliknya untuk melindungi kehormatan klan adalah sesuatu yang bahkan para tetua pun tidak bisa bantah.

"Perubahanmu... begitu tiba-tiba," gumamnya, auranya yang menekan sudah benar-benar hilang. "Apa yang terjadi padamu, Chen'er?"

'Chen'er'. Nama panggilan yang intim. Sepertinya dia mulai melunak.

Aku menghela napas, memasang ekspresi yang sedikit melankolis. Ini waktunya untuk berakting.

"Penghinaan dari Xiao Linyu membuka mataku, Ayah," kataku, suaraku kini terdengar sedikit serak. "Saat aku mendengar dia datang untuk membatalkan pertunangan, sesuatu di dalam diriku hancur... tapi sesuatu yang baru juga lahir dari puing-puing itu."

Aku menatap tanganku sendiri.

"Aku sadar bahwa kelemahan dan kebaikan hati tidak ada gunanya di dunia ini. Jika aku tidak berdiri untuk diriku sendiri, jika aku tidak melindungi klanku sendiri, maka tidak ada orang lain yang akan melakukannya. Luo Chen yang lama... sudah mati di kamarnya sore ini. Yang berdiri di hadapan Ayah sekarang adalah Luo Chen yang baru."

Itu adalah campuran antara kebenaran (jiwa yang lama memang sudah mati) dan omong kosong yang dramatis. Tapi sepertinya, itu berhasil.

Wajah Luo Tian melembut. Rasa marah di matanya telah sepenuhnya digantikan oleh rasa bersalah dan sedikit kebanggaan. Dia mungkin berpikir bahwa tekanan dari Klan Xiao justru telah memicu potensi tersembunyi putranya.

"Begitu," katanya pelan. "Jadi kau sudah dewasa."

Dia berjalan mendekat dan meletakkan tangannya yang besar di bahuku.

"Tindakanmu hari ini sangat sembrono dan berbahaya. Tapi... kau benar. Kau telah melindungi kehormatan kita."

Dia menghela napas panjang.

"Mulai sekarang, Klan Xiao adalah musuh kita. Jalan di depan akan sulit. Apa kau siap untuk itu?"

Aku menatapnya lurus.

"Aku dilahirkan untuk ini."