Rahmat seorang ustadz yang mencari keberadaan Sarah mantan kekasihnya di waktu kecil yang tiba-tiba mengirimkan sebuah surat dan buku catatan bahwa ia minta tolong di selamatkan hidupnya sehingga membawanya menjadi guru di sebuah pesantren Raudlatul jamiah tapi ketika ia kesana wanita yang ia cari memiliki keadaan yang sehat sehingga membuatnya bingung apakah itu Sarah teman sekaligus mantan masa kecilnya atau orang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rusnarose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
acara di pondok
"kali ini saya maaf kan jika lain kali ini terjadi lagi saya tak segan melaporkan ini pada ummi Sarah,kalian mengerti"hardik ustazah Murni.
"baik ustadzah "jawab mereka berdua serentak.
"sudah kalian segera tidur, ini sudah larut besok kalian harus sekolah."ucapnya ,dan tak lama langsung meninggalkan dua anak itu di kamar asramanya.
"jadi bagaimana?apa kau melihat dua orang tadi?"tanya Icha yang sangat penasaran apa lagi tadi ia tak sempat melihat karena terpergok dua ustadz yang sedang berjaga.
Dewi yang awalnya diam sejenak sedikit terkejut dengan pertanyaan Icha yang "aku memang melihat dua orang itu tapi aku tak melihat wajah lelakinya "ucapnya, kini hatinya bingung apa yang harus di katakan .apa lagi ustadz Satrio orang yang sangat di hormati disini,apa tidak akan ada masalah jika ia mengatakan jujur apa yang di lihatnya tadi ,sedangkan ia juga sebagai anak beasiswa di sini.?tapi satu hal yang ia bingung kenapa ketika ustadz Satrio di lihat dari belakang nampak seperti punggung lelaki yang pernah ia lihat dengan seorang siswi di kelas kosong tempo hari.tapi ia tak boleh langsung menyimpulkan ia harus mencari tau sendiri batinnya apa lelaki yang berbuat tidak senonoh itu pimpinan pondok atau bukan .batinnya berkecamuk jadi ia memutuskan untuk belum berkata jujur pada Icha walau suatu saat pasti ia akan memberi tahunya.satu juga yang jadi pertanyaannya pada siapa akan melapor sedangkan orang yang di hadapinya bukan lah orang biasa melainkan orang berpengaruh di sekolahnya.
"sayang sekali!!!kau tak berbohong kan?"ucap Icha yang sangat kecewa ternyata yang mereka lakukan sia-sia.
***
pagi itu seperti biasa Dewi datang ke sekolah tapi hari ini sedikit terlambat, di lihatnya teman-temannya di kelas sudah ramai biasanya ia datang lebih cepat tapi hari ini ia datang sedikit siang apa lagi ia sulit tidur semalaman memikirkan apa yang di lihatnya tadi malam.
teng...teng...
suara Lonceng berbunyi menandakan waktu jam pelajaran sudah di mulai mereka semua duduk di bangku masing-masing , meskipun mereka belajar satu kelas juga dengan anak laki-laki ada sekat yang membatasi antara anak perempuan dan laki-laki.masuk lah seorang seorang ustadz yang hari ini mengajar dan ternyata ustadz Jupri yang datang kekelas mereka pagi ini.dewi yang teringat kejadian semalam spontan mengingat kalau ustadz Jupri sepertinya dekat dengan ustadz Azhari ia berfikir bagaimana caranya bisa berbicara dengan ustadz Azhari secara langsung.
Selama jam pelajaran Dewi memperhatikan dengan seksama materi apa saja yang di berikan
"baiklah pelajaran hari ini cukup sampai di sini saja."ucap Jupri mengakhiri sesi mengajar nya pagi ini.
Semua anak di kelas itu keluar untuk beristirahat karena sekarang sudah jam istirahat,Dewi yang melihat ustadz Jupri berjalan keluar dari kelasnya segera berlari menyusul, untuk berbicara padanya supaya ia bisa bertemu ustadz Azhari. Melihat Dewi yang berlari keluar seperti menyusul gurunya itu membuat Icha juga ikut penasaran,jadi ia juga mengikuti Dewi dari belakang.
"ustadz... ustadz Jupri."panggil Dewi yang di dengar oleh Jupri dan langsung berbalik badan ,ternyata muridnya itu menyusul dirinya.
"ada apa ?"tanya Jupri.
"ustadz,aku ingin bertanya"ujar Dewi yang masih ter engah-engah karena berlari.
"tentang apa, apa tentang pelajaran?apa ada yang belum kau mengerti?"tanya Jupri melihat muridnya itu ada sesuatu yang serius.
"apa ustadz, dekat dengan ustadz Azhari?"
"maksud mu ustadz Rahmat.?"
"iya ustadz, ustadz Rahmat.!!"jawab Dewi serius.
"iya , memang nya ada apa?ada keperluan apa dengannya?kau kan murid tadi malam kan?dan bagaimana kau tau nama belakang ustadz Rahmat?"selidik Jupri penasaran pada muridnya satu itu.
"aku ingin berbicara dengannya ustadz."jawab Dewi dengan tangan yang menggenggam seperti memohon.
"apa jangan-jangan kau fans ustadz Rahmat juga."hardik Jupri,karena semenjak Rahmat masuk sekolah ini Benyak guru yang masih lajang dan anak murid yang juga menanyakan tentang temannya itu.
"bukan ustadz,ada yang harus ku bicarakan langsung padanya."ucapnya meyakinkan ustadz Jupri.
"asal kau tau nak, semuanya juga memang berkata begitu.jadi itu alasan basi"ucap Jupri dengan tangan yang menunjukan jarinya ke hidung Dewi, sebenarnya ia juga bingung kenapa temannya itu bisa jomblo selama ini ,karena sejak dari di sekolah dulu juga banyak yang mengejarnya tapi tak ada satupun wanita yang berkabar jadi kekasihnya.
Mendengar itu Dewi langsung saja kebingungan tiba-tiba saja ia di tuduh jadi fans ustadz Rahmat.
"apa ustadz Rahmat sudah punya calon ustadz?"ucap Icha yang tiba-tiba muncul dari belakang.dewi langsung menoleh ternyata Icha berada di belakangnya seperti biasa tersenyum tengilnya .
"ini lagi satu,!! Kalian masih kecil dilarang cinta-cintaan.mengerti!!"Jupri hanya menggeleng kan kepalanya melihat kelakuan dua anak itu.
dalam hati Dewi sebenarnya ia kesal karena kedatangan Icha tapi ia tak bisa berbuat apa-apa karena ustadz Jupri sekarang malah salah paham maksudnya, tapi ia tak bisa berkata jujur tentang apa maksud tujuan ia menemui ustadz Rahmat sedangkan ia bukan siapa-siapanya ustadz Rahmat.
dulu Dewi tak pernah satu kamar dengan Icha tapi setiap 3 bulan sekali mereka di pindah kamar jadi bertukar teman setiap tiga bulan sekali dan akhirnya ia satu kamar dan satu ranjang karena ranjang mereka ranjang susun Dewi di atas dan Icha tidur di bawah.
"sudahlah, ustadz mau pergi dulu,kalian lebih baik belajar yang rajin baru main cinta-cintaan . ustadz tinggal dulu banyak Yang harus bapak kerjakan."ustadz Jupri pergi meninggalkan dua anak itu .
Dewi hanya melihat kepergian ustadz Jupri memberengut kesal padahal banyak yang ingin di katakan nya pada ustadz Rahmat jadi dia harus bisa bertemu secara langsung, sedangkan peraturan di sini sangat sulit bertemu dengan lawan jenis walaupun dia guru tapi kalau bukan jam kerjanya guru lelaki sulit di temui karena mereka bertemu dengan pada murid laki-laki hanya pada hari pelajaran umum dan itu cuma di adakan dua kali dalam seminggu selebihnya guru laki-laki hanya mengajar para murid santri laki-laki saja.
Melihat Dewi yang terlihat murung Icha menjadi merasa bersalah karena ikut campur tadi tapi ia juga penasaran kenapa Dewi sangat kecewa karena tak bisa menemui ustadz Rahmat,apa jangan-jangan Dewi benar-benar menyukai ustadz Rahmat?ahh tidak mungkin!! jangan souzon dulu ,batin Icha melirik temannya itu yang sedari tadi hanya diam saja.
"kau kenapa sesedih itu kerena tak bisa menemui ustadz Rahmat.?"tanya Icha yang berdiri di samping menatapnya.
"tidak apa-apa.!!"ucapnya berdiri melihat kepergian ustadz Jupri yang kini menghilang di balik lorong sekolah.
"apa kau benar-benar ingin bertemu dengan ustadz yang bernama Rahmat itu?"tanyanya yang sekarang menatap lekat Dewi yang masih termenung.
"entahlah, sepertinya cukup sulit.!!"jawabnya dengan datar.
"baiklah, kita akan temui dia ."
"apa bisa?"tanya Dewi dengan mata yang tetap tak melihat anak di sampingnya itu.
"aku akan membantumu!! Besok malam ada acara tausiah pondok jadi semua guru pasti hadir"jawab Icha yang kini tak lagi melihat ke arah Dewi. Mendengar itu Dewi langsung menoleh melihat Icha yang sekarang berdiri di samping dengan tangan yang mengepal seperti memberi semangat di padanya.
"ke..kenapa kau mau membantuku?"hardik Dewi yang sedikit terkejut pada ucapan Icha.
"kau kan teman ku.!!"Icha dengan wajah tersenyum nya ,kini mereka berdua berdua saling menatap mengisyaratkan persahabatan di mulai.
sekali lagi makasih kak yah udah di koreksi insyaallah akan di perbaiki lagi 🙏
tapi sekali lagi makasih yah udah di koreksi insyaallah di perbaiki 🙏
izin tanya..Itu Si Rahmat kuliah di Arab Saudi atau di Mesir?