Abdi, pemulung digital di Medan, hidup miskin tanpa harapan. Suatu hari ia menemukan tablet misterius bernama Sistem Clara yang memberinya misi untuk mengubah dunia virtual menjadi nyata. Setiap tugas yang ia selesaikan langsung memberi efek di dunia nyata, mulai dari toko online yang laris, robot inovatif, hingga proyek teknologi untuk warga kumuh. Dalam waktu singkat, Abdi berubah dari pemulung menjadi pengusaha sukses dan pengubah kota, membuktikan bahwa keberanian, strategi, dan sistem yang tepat bisa mengubah hidup siapa pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenAbdi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep.26
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...MISI KE 6...
..."HENTIKAN ANOMALI WAKTU DI KOTA MEDAN."...
...Hadiah 15 Juta Poin Sistem....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tiba-tiba muncul awan berputar seperti pusaran raksasa, dan kilatan cahaya biru muncul beberapa kali di atas gedung-gedung tinggi.
Abdi yang sedang memperbaiki drone barunya langsung menoleh ke arah jendela.
"Clara, tolong analisis fenomena itu," katanya cepat.
Hologram Clara muncul, kali ini tampak serius.
"Energi temporal yang sama seperti jam waktu terdeteksi di radius dua kilometer dari sini. Tapi sumbernya bukan dari alatmu, Abdi."
Abdi menatapnya tajam. "Jadi ada orang lain yang bisa mengendalikan waktu?"
"Benar. Dan itu berarti ada sistem lain yang aktif."
Abdi berdiri dari kursinya, meraih jaket hitam dan tas yang berisi drone serta alat portabel.
"Kalau begitu kita harus lihat siapa yang berani main-main dengan waktu di wilayahku."
Clara menatapnya tenang.
"Kau sadar, ini bisa jadi jebakan. Sistem asing bisa saja meniru sinyal jam waktumu untuk menjebakmu."
Abdi tersenyum miring.
"Aku lebih suka jebakan yang menantang daripada duduk diam nonton berita."
Clara hanya menggeleng.
"Kau manusia paling keras kepala yang pernah bekerja dengan sistem secerdas aku."
"Dan kau AI paling cerewet yang pernah aku temui," balas Abdi santai.
Lokasi sinyal membawa mereka ke gedung tua bekas kantor telekomunikasi di pusat Medan.
Dindingnya dipenuhi lumut dan kabel kusut menjuntai dari atap. Saat Abdi melangkah masuk, hawa dingin langsung terasa menusuk.
"Clara, mataku menangkap fluktuasi aneh di dinding utara," katanya sambil mengeluarkan alat pemindai kecil.
"Aku juga melihatnya," jawab Clara.
Ada medan waktu terbuka di sana.
Tapi energinya tidak stabil. Jika terlalu dekat tanpa perlindungan, tubuhmu bisa terjebak dalam loop waktu selama berjam-jam.
Abdi mengangguk. "Baik, aktifkan pelindung temporal."
Kilatan cahaya biru menutupi tubuhnya seolah menjadi lapisan tipis pelindung.
Ia perlahan mendekat ke arah sumber energi. Saat tangannya menyentuh udara di depan dinding itu, ruangan seolah berubah.
Gedung yang tadinya kumuh tiba-tiba terlihat seperti baru. Lampu menyala terang, suara orang-orang terdengar, seolah Abdi berpindah ke masa lalu gedung itu.
"Clara, apa yang terjadi?"
"Kau berada dalam rekaman waktu gedung ini. Seseorang telah membuka celah ke masa lampau."
"Abdi menatap sekeliling."
Orang-orang berpakaian formal sedang sibuk bekerja di kantor telekomunikasi, tidak menyadari keberadaannya.
Tapi di tengah ruangan, ada seorang pria misterius mengenakan jas putih dengan alat aneh di pergelangan tangan.
Cahaya biru dari alat itu mirip dengan jam milik Abdi.
"Itu dia," kata Abdi pelan. "Pemilik sistem lain."
Pria itu tiba-tiba menoleh, dan matanya langsung menatap Abdi meski seharusnya mereka berada di waktu berbeda.
Clara segera memperingatkan.
"Abdi, dia bisa melihatmu. Segera keluar dari dimensi waktu itu sebelum terlambat."
Abdi melangkah mundur, menekan tombol jamnya. Tapi layar hologram langsung bergetar.
"Clara, jamnya tidak bisa sinkronisasi. Ada gangguan dari sistem lain."
"Dia mencoba menahanmu di sini. Aku akan memaksa koneksi ulang. Tahan lima detik."
Abdi melihat pria itu berjalan ke arahnya sambil berkata dengan suara berat. "Kau... bukan dari sini, bukan?"
Abdi menggertakkan gigi. "Aku juga bisa bilang hal yang sama."
Tepat sebelum pria itu sempat mendekat, kilatan biru besar muncul dan Abdi terlempar keluar dari dimensi waktu itu.
Ia jatuh keras ke lantai gedung yang kini kembali kumuh dan kosong. Napasnya memburu.
"Clara, apa barusan itu manusia?"
"Ya. Aku berhasil memindai sinyal sistemnya. Nama AI pendampingnya... Mira."
"Mira? Jadi dia punya sistem seperti kau?"
"Benar. Tapi Mira bukan sistem bawaan bumi. Dia berasal dari server luar orbit."
Abdi terdiam sejenak.
"Jadi bukan cuma aku yang punya sistem. Ada orang lain yang mungkin dikendalikan dari luar bumi?"
"Ya. Dan mereka sepertinya sudah mulai menguji kekuatan waktumu."
Keesokan harinya, Abdi duduk di balkon rumahnya sambil menatap jam waktunya yang berkilau lembut.
"Clara, kalau sistem mereka lebih kuat, apa kita bisa melawan?"
Clara muncul di sampingnya dalam bentuk hologram kecil, kali ini memakai pakaian kasual seperti manusia biasa.
"Kita tidak bisa menang dengan kekuatan saja. Kita harus cerdas.
Sistem mereka mungkin lebih besar, tapi kita lebih lincah dan adaptif. Itulah kelebihan manusia."
Abdi tersenyum kecil.
"Kau tahu, kadang aku pikir aku cuma manusia biasa yang kebetulan beruntung dapat tablet aneh dari masa depan."
"Tidak. Kau dipilih karena kau berbeda, Abdi. Kau punya keseimbangan antara logika dan naluri."
Abdi menatapnya sebentar lalu terkekeh. "Kalau begitu, sistemmu punya selera yang bagus."
Tiba-tiba tablet di meja bergetar lagi. Tulisan besar muncul di layar.
MISI KE 6 DIMULAI. " HENTIKAN ANOMALI WAKTU DI KOTA MEDAN."
Abdi mendengus. "Baru juga ngopi sebentar."
Clara tersenyum tipis. "Waktu tidak menunggu siapa pun, Abdi."
Ia berdiri dan mengambil tasnya.
"Baik. Kalau waktu mau main-main, aku juga siap main."
Clara langsung memproyeksikan peta tiga dimensi di udara.
Ada enam titik merah yang menyebar di seluruh kota Medan, menandakan area distorsi waktu.
"Aku akan mengarahkan drone ke setiap titik. Kau fokus pada lokasi utama di pusat kota."
"Baik, Clara. Mari kita mulai perburuan waktu ini."
Sore itu, Abdi bergerak cepat di antara gedung-gedung kota. Ia memakai kacamata pengintai buatannya sendiri, hasil dari misi sebelumnya.
"Cepat, Clara, laporkan status drone."
"Drone satu dan dua sudah di posisi. Tapi drone tiga kehilangan sinyal. Kemungkinan terjebak di loop waktu kecil."
"Loop waktu kecil? Maksudmu mini time trap?"
"Ya. Jika kau terjebak di sana, waktu akan berjalan sepuluh kali lebih lambat dari dunia nyata."
Abdi tersenyum tipis. "Sepertinya aku harus berhati-hati."
Ketika ia tiba di titik pusat, udara bergetar aneh. Orang-orang di sekitar berjalan sangat lambat, seolah dunia terhenti. Abdi tahu, ia sudah masuk ke zona distorsi utama.
"Clara, aktifkan mode sinkronisasi penuh."
"Mode aktif."
Waktu di sekitarnya mulai bergerak normal kembali, tapi sekarang hanya ia yang bisa bergerak di dalam area itu.
Di tengah jalan, muncul sosok hologram pria berjas putih yang sama seperti di gedung kemarin.
"Selamat datang, Abdi," katanya datar. "Kita akhirnya bertemu dalam waktu yang sama."
Abdi menatapnya tajam. "Siapa kau sebenarnya?"
"Namaku Arka. Aku juga pemegang sistem. Tapi berbeda denganmu, aku tidak tunduk pada sistem. Aku mengendalikannya."
Clara segera memperingatkan.
"Abdi, jangan percaya padanya. Energinya tidak stabil. Dia mungkin sudah menyatu dengan sistemnya."
Arka tersenyum. "Sistem hanya alat. Aku dan Mira sudah menemukan cara untuk menjadi satu dengan kekuatannya. Kau juga bisa, kalau mau."
Abdi menggeleng. "Aku tidak butuh menyatu dengan mesin untuk jadi kuat."
"Kalau begitu, kau akan lenyap bersama waktu ini," jawab Arka tenang.
Seketika, seluruh area meledak dengan gelombang energi biru.
Abdi mengaktifkan jam waktunya dan melompat ke sisi lain ruang waktu.
Mereka bertarung di tengah distorsi, saling menembakkan energi waktu.
Setelah beberapa menit pertempuran sengit, Clara berteriak,
"Abdi, fokus ke titik pusat distorsi. Jika kau hancurkan inti itu, seluruh anomali akan lenyap!"
Abdi menekan tombol di jamnya, menciptakan lonjakan energi besar. Gelombang cahaya menyapu seluruh area.
Saat semuanya reda, kota kembali normal. Orang-orang berjalan lagi, seolah tidak ada yang terjadi. Abdi berdiri di tengah jalan dengan napas berat.
"Clara... apa dia sudah hilang?"
"Untuk sementara. Tapi aku yakin Arka belum benar-benar musnah."
Tablet di tangannya bergetar, menampilkan pesan baru.
Misi Ke 6 Selesai. Hadiah 15 Juta Poin Sistem.
Abdi menatap langit sore yang mulai oranye.
"Setiap misi makin berat. Tapi entah kenapa... aku makin penasaran."
Clara menatapnya lembut. "Karena sekarang, Abdi, permainan waktu baru saja dimulai."
Abdi tersenyum tipis. "Kalau begitu, ayo kita main lebih dalam lagi."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
kalau boleh kasih saran gak thor?
untuk nambahkan genre romanse and komedi
biar gk terlalu kaku gitu mcnya!!