Racun mematikan yang dipersiapkan oleh keluarga Lancaster. Wanita yang akan menjadi "Ratu Boneka" kerajaan Windland selanjutnya. Anak haram keluarga Lancaster yang disembunyikan.
The Poison of Winter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lylindaceae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 Magic Shop
Winter mengeluarkan catatan kecil yang terlihat sudah rusak. Di dalamnya berisi nota bahan-bahan yang telah dibeli, beserta toko yang menjual bahan-bahan tersebut.
Beruntung Winter sempat menemukan kertas itu terjatuh dan menyembunyikannya saat terakhir penyihir datang untuk mengecek mana sihir Winter.
Ketika dia bertemu dengan May di depan ruang kerja ayahnya. Dia sudah merasakan hal yang ganjil saat melihat sosok May sama persis dengan keadaan May di dalam mimpinya.
Kemudian dia mengingat sensasi aneh ketika terbangun setelah mendapatkan mimpi itu. Sensasi perasaan nyaman dan hangat yang menyelimutinya dan kemudian menghilang.
Dia memiliki asumsi bahwa itu adalah mana sihir. Namun dia dalam kondisi yang sakit saat itu, jadi dia khawatir sensasi itu hanyalah khayalannya belaka. Dia harus memastikan sendiri apakah dia telah membangkitkan mana sihirnya atau memang dia sedang sakit.
"Tapi.. Ini tidak mudah.."
Setelah berjalan-jalan selama 10 menit, dia masih belum menemukan toko yang dia tuju. Orang-orang yang dia temui tidak mengetahui toko yang dia sebutkan. Ketika dia sedang linglung di ujung sebuah gang, tiba-tiba sesosok pria menghampirinya.
“Saya tau dimana tempat yang sedang anda cari, Nona. Silahkan ikuti saya”
Pria muda itu tersenyum ramah, namun Winter merasakan keanehan dari tatapannya. Ketika pemuda itu mulai bergerak, Winter masih berdiam diri.
“Cukup tunjukkan arahnya. Saya akan pergi sendiri.”
Senyum pemuda itu menghilang, dia lalu mendekati Winter. Di balik lengan panjangnya, pemuda itu mengeluarkan sebuah belati dan mengarahkannya ke perut Winter.
“Jika kamu tidak ingin terluka, serahkan dompet yang kamu punya sekarang.”
Winter terkesiap saat ujung belati mulai terasa di ujung kulitnya. Terkejut, dia mengeluarkan katung emas yang sedang dibawanya.
Ketika pemuda itu tersenyum saat menarik kantong tersebut, tiba-tiba tubuh pemuda itu terlihat melayang di depan mata Winter. Dia melihat pemuda itu terpental dan terjatuh dengan keras di hadapannya.
"Sungguh memalukan, masih ada orang yang berani mencuri di tengah ibukota seperti ini."
Seorang pria dengan penampilan yang elegan muncul dengan anggun. Pakaian yang terbuat dari bahan terbaik dan karisma yang muncul dari wajahnya menunjukkan bahwa dia bukan bangsawan biasa.
"Dion, bawa lalat ini ke petugas keamanan dan pastikan dia tidak keluar dari penjara dalam waktu yang lama."
"Baik, Lord!"
Pria bernama Dion bergegas membawa pencuri yang telah pingsan.
Bangsawan muda yang membantu Winter, mengambil kantong yang terjatuh tidak jauh dari pencuri. Dia membersihkannya sebentar dan memberikan kantung itu kepada Winter.
"Terima kasih banyak, Sir! Jika bukan karena Anda, saya akan kehilangan benda ini."
"Anda sungguh ceroboh, Nona. Membawa emas sebanyak itu tanpa mendapat pengawalan dari seorangpun. Apa anda tidak tau betapa berbahayanya berjalan-jalan sendiri di tengah ibu kota?" Pria itu memperhatikan Winter dengan seksama.
Walaupun mengenakan jubah, di dalamnya terdapat pakaian berkualitas yang hanya bisa dimiliki nona bangsawan. Hal ini juga yang membuat para pencuri mengincarnya di tengah ibu kota.
Tapi sungguh hal yang aneh melihat nona bangsawan berjalan sendirian tanpa pengawalan seorang ksatria bangsawan.
"Itu... Ada tempat yang ingin saya tuju. Tapi ayah saya akan marah jika tau saya mendatanginya. Jadi saya diam-diam pergi ke sana."
Winter tidak berbohong, ayahnya akan memarahinya jika dia pergi ke toko sihir. Jadi dia hanya mengatakan yang sebenarnya dengan menyembunyikan beberapa fakta.
"Hmm, sepertinya ayah Nona adalah orang yang keras. Tapi seperti yang saya katakan, ibukota tempat yang berbahaya."
"Saya akan lebih berhati-hati kedepannya. Terima kasih telah membantu saya." Winter menundukkan kepalanya.
Dia bangkit dan menunjukan langkah untuk pergi dari tempat itu. Dia sudah tidak punya banyak waktu, dia harus kembali sebelum Sia mengetahui kepergiannya.
"..Kemana Anda akan pergi? Jika tidak keberatan, saya akan mengantar Anda ke sana. Ah, Anda tidak usah khawatir. Saya bukan orang jahat, saya hanya khawatir ada pencuri lain yang akan mengincar Anda, Nona."
Winter terkekeh mendengar perkataan pria itu. Dia sama sekali tidak menganggapnya jahat. Bahkan dia menganggapnya sebagai pahlawan yang sudah membantunya hari ini.
"Saya sudah berhutang pada Tuan. Tidak mungkin saya merepotkan Tuan lebih lanjut."
"Jika Anda merasa berhutang, Anda bisa membayarnya lain kali. Tapi, izinkan saya menemani Anda saat ini."
"Baiklah jika Tuan berkenan. Saya sedang mencari toko sihir Salabim. Tapi sejujurnya saya tidak tau dimana toko itu berada karena tidak banyak yang tau tentang toko itu."
"Toko sihir? Hmm, Anda pasti sulit menemukannya. Terutama karena alat sihir benar-benar langka jadi toko sihir tidak terbuka untuk umum. Sihir masih dianggap mitos oleh sebagian besar kalangan."
"Ah, jadi seperti itu. Pasti akan sulit menemukan toko ini."
Winter menundukkan kepala dan menghela napas panjang, dia ingin mencoba bertaruh tapi seperti biasa kehidupan yang dialaminya tidaklah mudah.
"Kebetulan Anda menemukan orang yang tepat. Saya tau tempat itu jadi saya akan mengantarkan Anda ke sana." Pria itu tersenyum ke arah Winter.
"Benarkah?"
Mata Winter tiba-tiba berbinar. Dia kembali menganggap pria di depannya sebagai pahlawan.
"Sebelum itu, bolehkah saya mengetahui nama Nona?"
"....Kamu bisa memanggilku Sia."
Setelah hening sesaat, Winter segera menyebutkan nama pelayannya. Walaupun orang di depannya telah membantunya, dia tidak bisa memberitahu nama aslinya.
Terutama jika diketahui dia putri Duke Lancaster. Jika ada rumor, pertemuan ini bisa langsung diketahui oleh ayahnya.
"Salam kenal Nona Sia. Nama saya Kayleigh Sigrid. Anda bisa memanggil saya Kayleigh."
“Sigrid?!”
Winter terkejut mendengar nama salah satu keluarga bangsawan dengan pangkat tinggi keluar dari mulut pria dihadapannya.
Dia segera menutup mulut dengan kedua tangan atas ketidaksopanannya. Kayleigh terkekeh saat melihatnya.
“Sepertinya Anda mengenali saya.”
“Tidak mungkin ada orang yang tidak tau tentang bangsawan Sigrid. Kalau begitu saya harus memanggil anda Lord Kayleigh. Mohon maaf atas ketidaktahuan saya sebelumnya.”
Duke merupakan bangsawan tertinggi setelah keluarga kerajaan. Sehingga anak-anak keluarga Duke memiliki panggilan yang berbeda untuk menunjukkan rasa hormat.
Tidak dipanggil Sir atau Nona seperti anak bangsawan lainnya. Anak-anak dari keluarga Duke akan dipanggil dengan sebutan Lord dan Lady.
“Tidak apa-apa, Nona. Anda boleh memanggil saya apa saja.”
Kayleigh mengambil tangan kanan Winter yang mengenakan sarung tangan dan menciumnya perlahan.
Ini merupakan salam perkenalan yang biasa bagi bangsawan. Namun Winter yang tidak pernah mengenalkan diri pada siapapun terkejut dengan sapaan itu.
Kayleigh yang merasakan getaran halus di tangan Winter terkekeh pelan. Dia lalu meletakan tangan Winter di atas lengannya untuk melakukan pengawalan.
“Mari kita pergi.”
Winter menundukkan kepalanya atas pengawalan Kayleigh. Entah karena cuaca yang mulai panas, wajahnya tampak memerah.
...-BERSAMBUNG-...
Good luck Lily!