NovelToon NovelToon
Aku Seorang Ibu Antagonis

Aku Seorang Ibu Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Keluarga / Romansa / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Barat
Popularitas:24.6k
Nilai: 5
Nama Author: Rere Lumiere

Vivienne terbangun, dan melihat tempat itu berbeda dari rumahnya. Dia mengingat bahwa merayakan festival tahun baru untuk pertama kalinya. Di tengah keramaian yang penuh sesak itu, dia mengalami serangan panik dan penyakit nya asma yang mungkin membuat nya meninggal.

Vivienne melihat sekeliling, "Dimana aku?"

"Tentu saja di kamar anda, ya mulia," ucap seseorang membuyarkan lamunannya.

"Ya mulia? siapa aku?"

"Anda Ya mulia permaisuri Vivienne Greyhaven."

Vivienne seketika teringat sebuah novel yang berjudul I'm a villain mom. Dimana tokoh sang ibu mati dengan mengenaskan di tangan ketiga pangeran, anak-anak nya. Lalu bagimana nasib Vivienne sekarang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere Lumiere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[22] Hukum Dia

"Ayo lah sayang, kamu kenapa hari ini sih, apakah kamu malu di lihat banyak orang, mari kita bertemu di balkon sisi barat istana," ujar Lucius terlihat mengoda Vivienne dengan senyum indahnya seakan Vivienne akan tergoda.

"Tidak perlu menampakkan wajah seperti itu, meskipun kau memohon aku tidak akan mau," dengus Vivienne murka.

"Cih… bukan kamu tidak mau bersama pria dingin itu, aku akan membebaskan mu dari sini agar kamu dapat terbang bebas," decak Lucius mulai emosi dengan prilaku Vivienne yang menurut nya naif.

"Hahaha… terbang bebas, apa maksud kau? lebih baik aku duduk di pesawat jet dari pada duduk di empang," tawa Vivienne seolah meremehkan Lucius yang hidup di pedesaan.

"Apa maksud mu?" tanya Lucius mengerutkan hidungnya dan rahangnya mengeras serta tangannya mengepal kencang.

"Yah… bukan apa-apa, tapi yang pasti aku tidak ingin bersama kau," tegas Vivienne menujuk dengan anggun kearah Lucius.

Sedangkan di balik perdebatan sengit antara Lucius dan Vivienne, Magnus melihat dari kejauhan interaksi antara kedua orang yang dulu sepasang kekasih itu.

"Hah… dia pasti sedang bermain peran lagi dengan pria itu," gumam Orion menatap ibunya serta Baron Lucius dengan sinis serat akan kebencian.

"Mama, sudah berubah, Mama tidak akan seperti itu," ujar Asher menolak pandangan Orion pada ibu mereka.

"Kau tidak tau aslinya bagaimana, kau pasti sudah di cuci otak oleh wanita itu," ketus Orion menoleh pada adiknya yang nampak ketakutan dan tak ingin menatap Orion.

Magnus tidak memperdulikan perdebatan anak-anaknya, dan menuruni tempat duduk nya. Lalu, berjalan menuju kearah permaisurinya berada, meskipun beberapa orang terlihat ingin menyapa Magnus, namun dia tetap fokus pada pemandangan di depannya. Hingga dia sampai di belakang permaisuri.

"Vivienne," panggil Magnus tanpa basa-basi mengunakan gelar kehormatan menadahkan mereka tak bisa pisahin dengan mudah.

Vivienne menoleh ke arah belakang nya, "Ya Mulia, kenapa anda disini?" tanya Vivienne.

Namun, Magnus tidak menjawabnya malah merangkul baju Vivienne, "Siapa dia?"

"Aku tidak tau siapa dia, dia menganggu ku," ujar Vivienne menuju Lucius dengan kasar.

"Kau telah menganggu permaisuri kaisar ini, kau harus di hukum dengan berat," ancam Magnus dengan senyum yang menyeringai, karena akhirnya dia bisa menyingkirkan penganggu dalam rumah tangga nya.

"Owh… astaga Anda tidak bisa melakukan ini, Sayang…" mohon Lucius pada Vivienne, namun wanita itu memalingkan wajahnya seolah tidak akan pernah berhubungan dengan Lucius.

"Sayang… sayang, mata kau sayang!"

Vivienne melirik sedikit pada Lucius dengan mata sinis seperti merendahkan pria di hadapan nya yang terlihat membungkuk seakan urat lehernya telah putus.

"Jadi, apa yang harus ku lakukan pada pria ini, permaisuri ku?" tanya Magnus menarik pinggang Vivienne agar lebih dekat padanya.

Vivienne tersentak dan menoleh pada Magnus yang berekspresi datar, "Aku ingin dia di penjara dengan berat, bila perlu penjara bawah tanah karena dia tidak mengerti aturan istana, tidak hormat pada Kaisar dan Permaisuri," ujar Vivienne menujuk pada Lucius.

"Permaisuri ku, kamu sangat kejam," jawab Magnus tersenyum sismark, dan mata mereka saling bertemu dalam keheningan serta bingungan dari Vivienne.

Lucius nampak menjatuhkan tubuhnya di lantai marmer itu, dengan wajah pucat pasi, tubuhnya seolah tak bertenaga sekarang dia telah melihat kenyataan bahwa permaisuri tak lagi membelanya.

Padahal beberapa minggu lalu Permaisuri masih tergila-gila padanya bahkan memberikan apa saja yang Lucius inginkan.

"Pengawal, bawa dia pergi!" titah Magnus pada pengawal yang sudah bersiap siaga di dekat mereka, karena awal nya Vivienne sudah memanggil mereka.

Namun, mereka menahan diri karena mengingat permaisuri mereka saat menyukai pria itu sehingga takut jika mereka menyakiti nya, permaisuri mereka akan marah.

Selepas mendengar titah dari Kaisar mereka, pengawal itu langsung melaksanakan tugas dan mengangkat tubuh Baron Lucius yang tergeletak lemas di lantai.

"Sayang, tolong selamatkan aku…" teriak memohon Baron Lucius ketika pengawal itu menarik paksa nya.

"Hem… tak sudi," ujar Vivienne melotot.

"Ya Mulia tolong aku, tolong maafkan aku Ya Mulia," mohon Lucius dengan nada yang lebih sopan sesuai dengan aturan istana, berharap dia akan selamat.

Namun, nihil tidak Vivienne tak bergeming seolah Lucius tidak pernah ada di hidup nya selama ini, Vivienne mengorek kupingnya sendiri karena telinganya berdengung sebab teriakan Lucius yang tidak berhenti hingga sampai di balik pintu keluar aula pesta.

"Hah… sepertinya aku butuh dokter THT," gumam Vivienne yang terdengar oleh Magnus.

"Apa kamu sakit? aku akan minta pelayan panggil dokter," tanya Magnus dengan wajah nya yang datar, meskipun sebenarnya di dalam hati terasa khawatir.

"Ah… tidak aku hanya bercanda," ujar Vivienne memutar bola matanya jengah, karena Magnus tidak akan mengerti maksudnya.

"Baiklah, karena semua sudah beres, aku akan kembali menyapa semua orang," kata Vivienne menepuk tangan seolah membersihkan tubuhnya dari hal buruk yang baru saja terjadi.

Sedangkan para bangsawan yang sedikit jauh dari mereka tengah bergosip ria tentang hubungan Kaisar, Permaisuri, dan Kepala keluarga Baron Reginald.

"Aku tidak menyangka permaisuri bisa melakukan hal itu, bukan kah dia sangat menyukai Baron Reginald itu kan," ucap seorang bangsawan wanita menutupi wajahnya dengan kipas perak di tangan nya.

"Iya benar juga, bahkan Permaisuri rela bunuh diri, demi pria seperti itu," jawab bangsawan yang ada di sebelahnya, memakai gaun hijau tua dengan tatapan menyelidik.

"Bagus, permaisuri sudah sadar, karena perilaku nya dapat mencoreng nama baik negera kita," ujar bangsawan yang menggunakan sanggul tinggi.

Meskipun jauh Vivienne masih dapat mendengar suara-suara sumbang itu kerena lebih banyak lagi orang bergosip di antara mereka, mambuat Vivienne risih saja.

Namun, Magnus seperti tidak ingin Vivienne ter-distraksi dengan suara riuh itu kemudian membalikkan tubuh Vivienne kearah nya hingga kini mereka saling berhadapan.

Mata mereka saling bertemu dengan intens, "Kamu tidak perlu dengar perkataan orang lain,"

Vivienne menepis tangan Magnus yang bertengger di bahunya, "Tidak perlu perduli hal itu, Ya Mulia,"

Vivienne tau tidak mudah menjadi orang yang berkuasa, selalu ada kekurangan dari cara pandang orang di bawah nya ketika melihat dirinya. Begitu pula, dia sudah terbiasa dengan gosip yang selalu menyindirnya sedari dulu ketika dia berada di dunia modern.

Magnus terlihat memalingkan wajahnya, "Apa aku sudah terlalu berlebihan hari ini," gumam nya dalam hati.

Padahal dia selalu ingin di pandang dingin oleh orang lain dan otoriter serta tidak ingin menujukan perasaan nya pada orang sekitar nya termasuk keluarga nya.

"Anda kenapa?" tanya Vivienne pada Magnus yang nampak tak bergeming.

"Owh… aku akan kembali ke tempat ku," jawab Magnus mengelus lehernya.

Magnus terlihat buru-buru menghampiri tempat nya duduk tadi, dan menatap kedua putra yang mungkin melihat petunjukkan barusan. Kini Magnus menjadi sedikit kaku karena memperlihatkan kepribadian pada semua orang.

1
Anonymous
Thorr mana lanjutannya
Aisyah Suyuti
menarik
restu s a
lanjut thor...
restu s a
lanjut....❤
restu s a
good
restu s a
semangat thor.
ingat qmampir thor.
jangan setengah2 ya thor.
restu s a: Mantap.
Terimakasih
total 3 replies
@haerani-d
tambah lagi kak, masih kurang /Proud/
restu s a
mantap.vivi..
restu s a
kasihan asher.
Ririn Susanti
ayo up lagi semangat💪
RIZKY APSARI PUTRI: semoga nanti akan ada putri kembar lahir di Kerajaan ya author😍😍😍
total 1 replies
Alexandra
semangat Thor 💪🤭
Anonymous
Thorrrr
Rere Lumiere: iya kenapa?
total 1 replies
Alexandra
♥️
Alpukatiramishu
Up lagi dong kak
Rere Lumiere: sabar ya
total 1 replies
Retno Isma
ini kalo di dunia modern sang raja pemegang motto "kuras hartaku sayang,, saldoku hanya untukmu..." 😂😂
Rere Lumiere: Di tuh pura-pura dingin aja 🤣
total 1 replies
Ita Xiaomi
Sptnya Buffetnya akan ramai kembali dgn bantuan Vivienne.
Rere Lumiere: semoga saja begitu
total 1 replies
Ita Xiaomi
Senangnya Asher dan Orion ikut Mama ke acara jamuan.
Ita Xiaomi
Mama temani Asher belajar utk sementara.
Ita Xiaomi
Sptnya nak numpang tdr😁
Lauren Florin Lesusien
maaf thur ini novel kerajaaan tapi permaisuri ga ada gunanya masa yg urus pekerjaan permaisuri dikasih sama kepala pelayan aneh bin ajaib
Rere Lumiere: Karena permaisuri di manipulasi sama kepala pelayan itu, dan kaisar bodoh amet sebab permaisuri punya masalah mental
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!