NovelToon NovelToon
Istri Bar-bar Ustad Tampan

Istri Bar-bar Ustad Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Aku ingin kebebasan.

Aku ingin hidup di atas keputusanku sendiri. Tapi semua itu lenyap, hancur… hanya karena satu malam yang tak pernah kusangka.

“Kamu akan menikah, Kia,” kata Kakek, dengan suara berat yang tak bisa dibantah. “Besok pagi. Dengan Ustadz Damar.”

Aku tertawa. Sebodoh itu kah lelucon keluarga ini? Tapi tak ada satu pun wajah yang ikut tertawa. Bahkan Mamiku, wanita modern yang biasanya jadi pembelaku, hanya menunduk pasrah.

“Dia putra Kiyai Hisyam,” lanjut Kakek.
“Lulusan Kairo. Anak muda yang bersih namanya. Cermin yang tepat untuk membasuh aib keluargamu.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 8

Aula Utama Pondok Pesantren Al Firdaus, Pagi Hari

Langit di atas Pondok Pesantren Al Firdaus pagi itu tampak kelabu. Seolah turut memantulkan kegelisahan hati banyak orang yang berkumpul di aula utama. Barisan para ustadz dan dewan guru duduk rapi. Para kyai, santri senior, dan sebagian besar wali santri hadir, memenuhi aula dengan wajah yang penuh tanya.

Di hadapan mereka, duduk seorang pemuda bersorban putih bersih, wajahnya teduh dan tenang yaitu Ustadz Damar Faiz Alfarez, putra dari pemilik pondok pesantren itu sendiri.

Di sisi kanan, duduk ayahandanya, Kyai Hisyam Hafidz, dan sang ibunda, Nyai Kalsum. Di sisi kirinya, sang kakak yang lebih dulu dikenal sebagai pendakwah berpengaruh Ustadz Darwis Hafidz.

Wibawa ketiganya melingkupi ruangan seperti samudera yang menekan ombak-ombak kecil kegaduhan. Suara ketukan ringan di meja utama menghentikan bisik-bisik.

Ketua Dewan Guru berdiri, suaranya mengisi ruang.

"Hari ini, kita semua berkumpul bukan untuk menghakimi, melainkan untuk mendengar. Ustadz Damar Faiz, kami menantikan penjelasan langsung dari engkau, atas video sparing bela diri yang viral dan menjadi perbincangan umat. Perempuan yang menjadi lawan sparingmu disebut sebagai calon istrimu, namun tidak mengenakan hijab. Apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana pandanganmu sebagai seorang ustadz, seorang anak kiyai, terhadap hal ini?"

Suasana hening dan mata menatap ke arah ustadz Damar. Ia menghela napas dalam, menatap ke hadapan jamaah dengan pandangan jernih dan suara yang tenang.

Ustadz Damar Faiz berdiri perlahan, "Bismillahirrahmanirrahim.

Yang saya hormati para guru, para kyai, para santri serta para wali santri yang saya muliakan. Saya, Damar Faiz Alfarez, tidak datang hari ini untuk membela diri. Tapi untuk menjelaskan dengan penuh rasa tanggung jawab dan kejujuran.

Benar perempuan dalam video itu adalah calon istri saya, Kia Eveline Kazehaya. Dan benar dalam video itu, ia belum mengenakan hijab. Itu adalah kekhilafan saya dan saya tidak akan menyangkal bahwa saya memikul tanggung jawab atas kegaduhan yang terjadi."

Suara saya hari ini bukan untuk membenarkan, tapi untuk menjelaskan apa yang tidak semua orang tahu.

Kia adalah seorang muallaf. Seorang wanita Jepang yang sedang dalam proses belajar mengenal Islam dengan segala ketulusan dan pergulatannya.

Malam itu, kami melakukan latihan bela diri di bawah bimbingan pelatih profesional, disaksikan oleh keluarga Kia dan beberapa staf dojo, dalam rangka membantunya mengatasi trauma masa lalunya.

Saya ingin sampaikan, bahwa niat saya bukan untuk mempertontonkan, apalagi merendahkan syariat. Tapi untuk menunjukkan bahwa dakwah itu harus menyentuh, bukan hanya mengatur. Dan saya sadar, pendekatan saya tak lazim sehingga menjadi bumerang.

Saya teringat firman Allah dalam Surah Ali Imran ayat 159: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauh dari sekelilingmu."

Saya memilih pendekatan lembut. Saya turun ke dunianya, mengenal cara berpikirnya, lalu membawa Islam perlahan ke dalam hidupnya. Saya ingin menjadi jembatan, bukan tembok. Tapi saya juga tidak menafikan bahwa setiap jembatan harus kuat. Dan hari ini, saya diuji.

Kepada seluruh wali santri, para guru dan kyai, saya mohon maaf sebesar-besarnya bila tindakan saya menimbulkan ketidaknyamanan. Saya tidak akan bersembunyi di balik status sebagai anak kiyai, atau sebagai ustadz.

Tetapi saya juga ingin menyampaikan: Kia sedang dalam proses menuju Allah. Jangan tutup pintu hidayah baginya hanya karena satu video yang belum utuh menggambarkan niat kami.

Saya siap menerima sanksi atau pembinaan jika diperlukan. Tapi izinkan saya tetap membimbingnya, bukan sebagai seorang lelaki yang ingin menikahinya, tetapi sebagai seorang muslim yang ingin menyelamatkan satu jiwa dari gelap menuju cahaya.

"Saya yakin, Allah lebih tahu isi hati kami daripada kamera yang hanya bisa merekam tampak luar."

Beberapa hadirin menunduk. Mata-mata mulai berkaca-kaca. Ustadz Darwis menatap adiknya dalam-dalam, sementara Kyai Hisyam mengangguk kecil seolah memahami beratnya beban moral sang putra.

Ketua Dewan Guru menunduk perlahan, lalu berkata pelan, "Penjelasanmu telah kami dengar. Akan kami musyawarahkan. Tapi ketulusanmu hari ini adalah dakwah yang tak kalah kuat dari ceramah di mimbar mana pun."

Aula mulai kosong satu per satu para ustadz, wali santri, dan para santri meninggalkan ruangan.

Yang tersisa hanya mereka yang paling dekat dalam hidup Ustadz Damar: Kyai Hisyam Hafidz, Nyai Kalsum, dan Ustadz Darwis kakak kandungnya yang dikenal tegas dalam urusan syariat.

Ustadz Damar masih berdiri di tengah aula. Kedua tangannya terlipat rapi di depan perut. Wajahnya tetap tenang, meski sorot matanya menyiratkan kelelahan batin.

Kyai Hisyam memecah keheningan dengan suara berat dan pelan. "Damar... Nak. Kami mendengarkan penjelasanmu tadi, dan kami bangga pada keberanianmu. Tapi ini bukan soal keberanian semata. Ini soal kelayakan. Kau adalah panutan ratusan santri, ribuan umat di luar sana. Apa menurutmu perempuan bernama Kia Eveline Kazehaya itu layak mendampingimu dalam perjuangan dakwah ini?"

Nyai Kalsum menatap lembut tapi tajam, menahan air mata. "Dia masih sangat muda, Damar. Dua puluh dua tahun. Dunia masih begitu baru baginya. Apa kau yakin dia tidak akan menyeretmu mundur, justru ketika kau seharusnya melangkah lebih jauh ke depan? Meskipun Abi kamu dengan kakeknya menjodohkan kalian.”

Ustadz Darwis menambahkan, lebih tajam dan lugas.

"Kau tahu aku bukan orang yang pandai membungkus kata. Tapi Damar ini soal kepercayaan. Kia bukan hanya calon istrimu. Dia akan menjadi istri seorang ustadz, anak kiyai, adik dari seorang dai nasional. Jangan jadikan rasa kasihan atau rasa ingin menyelamatkan seseorang sebagai alasan untuk menikahi seseorang yang belum tentu siap."

Ustadz Damar terdiam sejenak. Ia menunduk, menarik napas dalam-dalam. Lalu ia angkat wajahnya perlahan. Pandangannya lurus, mantap dan penuh kebijaksanaan.

"Abi, ummi, Kak Darwis... Aku sangat memahami kekhawatiran kalian. Kekhawatiran itu bukan tanda tidak cinta, tapi justru bukti bahwa kalian menjaga diriku, menjaga nama besar keluarga, dan menjaga umat.

Tapi aku ingin kalian tahu satu hal aku tidak memilih Kia karena dia sudah sempurna. Aku memilihnya karena dia mau belajar.

Ada ratusan perempuan di luar sana yang bisa aku nikahi tanpa menimbulkan kegaduhan, tanpa pertanyaan seperti ini. Tapi tidak satu pun dari mereka yang membuatku merasa terpanggil untuk berjuang mendampingi perubahannya.

Kia bukan hanya calon istri, dia adalah ladang dakwahku. Dan aku tidak melihatnya sebagai beban, tapi amanah.

Aku tahu risikonya. Aku tahu akan banyak mata yang terus mengawasi dan menanti kegagalan kami. Tapi justru karena itulah aku ingin membuktikan, bahwa dakwah bukan hanya lewat podium dan mikrofon, tapi juga lewat pernikahan, lewat kesabaran dan cinta yang menuntun ke jalan Allah.

Dan insyaAllah… aku tidak menikahinya untuk memuaskan rasa kasihan atau emosi sesaat. Tapi karena aku melihat potensi hidayah dalam dirinya, dan aku ingin menjadi perantara itu. Bukan menggantikan Allah, tapi menjalankan peran kecilku di jalan-Nya.

Abi, ummi, Kak...

Aku lebih takut hidup dengan perempuan yang sempurna di mata manusia, tapi hampa di sisi Allah… daripada hidup dengan perempuan yang penuh kekurangan, tapi bersungguh-sungguh ingin menuju Allah bersama."

Tiba-tiba terjadi keheningan. Nyai Kalsum terisak pelan, menutup wajah dengan kain kerudung.

Kyai Hisyam mengusap janggut putihnya pelan pandangannya berkabut.

Ustadz Darwis hanya diam, tapi rahangnya mengendur. Dia menatap adiknya lama, lalu akhirnya berkata pelan.

"Kalau memang kau siap memikul tanggung jawabnya maka bimbing dia dengan ilmu, bukan perasaan. Dan jangan hanya membawanya ke mimbar tapi bawa dia ke sujud."

"Damar... Jalanmu berat. Tapi mungkin Allah memang menyiapkan beban itu di pundakmu. Maka kami akan mendukung. Tapi jangan pernah lepas dari bimbingan Al-Qur’an dan istikharah.” ujarnya Kiyai Hisyam.

1
Purnama Pasedu
ustadz bisa ae
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: pintar gombal yah 🤭🤣
total 1 replies
Purnama Pasedu
iya kia
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭
total 1 replies
Purnama Pasedu
tapi kadang tempat kerja ngelarang pakai hijab ya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: iya kakak tergantung dari peraturan perusahaan
total 1 replies
Purnama Pasedu
bisa ae pak ustadz
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: pak ustadz gaul 😂
total 1 replies
Purnama Pasedu
masih galau ya kia
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭
total 1 replies
Purnama Pasedu
aamiin
Purnama Pasedu
pasangan yg kocak
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak masih setia baca 🙏🏻🥰
total 1 replies
Purnama Pasedu
kia terlalu keras ya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: sabar kak ujian sang ustadz tapi nanti dapat hidayah kok 🤣🤭
total 1 replies
Purnama Pasedu
si kakek
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: ulah kakeknya akhirnya gol 🤭🤣
total 1 replies
Purnama Pasedu
kia jadi diri sendiri aj,perlahan aj
Eva Karmita
semangat otor 🔥💪🥰
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: Alhamdulillah makasih banyak kakak
total 1 replies
Eva Karmita
semangat ustadz... yakinlah Allah selalu ada untuk umatnya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: betul kak
total 1 replies
Purnama Pasedu
nyimak
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: semoga suka
total 1 replies
Purnama Pasedu
koq sedih ya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: jangan sedih kak 🤭🙏🏻
total 1 replies
Eva Karmita
Thor bisa ngk bahasa kia kalau ngomong sama yg lebih tua sopan sedikit jgn pakai bahasa Lo gue , maaf sebelumnya bukan mengkritik otor cuma gak ngk enak aja di baca bahasanya bisa diganti aku atau apalah ... sebelum mohon maaf ya ,, ceritanya bagus tetapi semangat Otor 🙏😊
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: belum saatnya kak kan gadis bar-bar tomboy liar dan pembangkang 🤭🙏🏻
total 1 replies
Eva Karmita
keren pak ustadz 😍😍😍
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: ustadz idaman yah kakak 🤭
total 1 replies
Eva Karmita
langsung kena mental si Kia 😩👻🙈
kia ni ustadz bukan kaleng" kia jdi ngk udah banyak drama 🤣🤣🤣🤣
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭🤣
total 1 replies
Eva Karmita
❤️
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: insha Allah besok kakak... karena aku di tetangga juga nulis di sana ☺️🥰
total 1 replies
Eva Karmita
mampir otor 🙏😊
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kakak 🙏🏻🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!