Anjani, seorang aktris multitalenta yang terpaksa menerima pinangan kakak angkatnya atas perjodohan yang diatur orang tua. Sekian tahun menikah, tak ada sentuhan apapun yang terjadi. Pria bernama Mahaka Wiratama itu sibuk dengan wanita yang ia cintai.
Di tahun ke 5 pernikahan, Anjani nekat kabur dan hidup sendiri. Semua itu berkat bantuan Devan, sahabat Mahaka, tetapi masalah baru justru hadir dalam hidupnya.
Hampir setiap malam ia merasakan kehangatan seorang pria dalam tidurnya. Ia bahkan harus kehilangan mahkotanya, tapi Anjani tak pernah tahu siapa yang melakukannya.
Semuanya semakin rumit saat dirinya dinyatakan hamil dan vidio asusilanya dengan seorang pria misterius tersebar di jagad maya. Hidup Anjani hancur dalam sekejap, lalu apa yang akan ia lakukan demi bisa memperoleh harga dirinya kembali.
Follow Instagram El khiyori
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El khiyori, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Kau menyesal sudah kabur dari rumah?" tanya Mahaka saat mereka tinggal berdua saja. Perlahan Anjani pun mengurai pelukannya lalu mengusap kedua matanya yang sembab.
"Tidak, aku tidak akan pernah menyesalinya Mahaka. Sudah cukup kau menyakitiku. Tinggal menunggu waktu yang tepat dan aku akan memberitahu mama sama papa tentang kita."
"Cukup Anjani .... " geram Mahaka dengan suara tertahan.
Kedua tangannya mendorong tubuh Anjani dan mengukung tubuh wanita itu ke dinding. Tatapan matanya tampak berapi-api.
"Kau sudah tak tahan ingin disentuh oleh Devan, sampai-sampai mengabaikan semua yang kukatakan huhh?? dengar baik-baik Anjani, kalau kau nekat, kupastikan hidupmu akan hancur."
Sebagai wanita biasa jelas ada rasa takut yang Anjani rasakan saat mendengar ancaman yang terlontar dari bibir pria di hadapannya, tapi ia tak ingin terlihat lemah meski tanpa Mahaka ketahui hidupnya sudah benar-benar hancur.
"Lakukan apa maumu Mahaka! kupastikan surat gugatan cerai itu akan sampai ke tanganmu," tantang Anjani tanpa menundukkan kepala.
Mendengar itu, satu tangan Mahaka seketika terangkat dan bersiap mendarat di pipi semulus porselen milik Anjani, namun berubah menjadi sentuhan lembut karena Mahaka menyadari seseorang hendak menuju ke sana. Bayangn ibunya yang berjalan mendekat tampak jelas dari kaca jendela.
Ternyata tak hanya sentuhan yang Mahaka lakukan namun juga sentuhan memabukkan di bibir Anjani. Untuk pertama kalinya pria itu memagut bibir wanita yang berstatus sebagai istrinya tersebut.
Awalnya penolakan hampir terjadi, tapi kemudian Anjani menyadari hal yang sama. Suara langkah kaki Bu Martha terdengar nyaring. Karena itu ia pasrah. Tak disangka gerakan bibir yang Mahaka lakukan begitu dalam. Membuat tubuh Anjani merinding seketika. Apalagi sentuhan lembut yang pria itu lakukan di punggungnya.
Lebih gilanya lagi, ciuman itu tiba-tiba menyasar ke bagian leher. Reflek hal itu membuat wanita yang tanpa sengaja melihat adegan mesra mereka berseru.
"Ups, sorry .... "
Bu Martha seketika balik arah. Disaat yang sama Mahaka melepaskan bibirnya dari leher Anjani yang sudah basah. Tanpa mengatakan apa-apa lagi pria itu pun pergi begitu saja, membuat tubuh Anjani membeku.
Ia begitu mudah terpancing oleh kemesraan palsu yang suaminya ciptakan. Adegan barusan mengingatkannya pada kejadian semalam. Samar-samar sentuhan demi sentuhan itu kembali terbayang dalam benaknya, membuat kening Anjani berkeringat.
Merasa sudah mulai tak nyaman, ia segera meneguk segelas air putih dan mencuci muka, namun saat keluar dari area dapur, sudah tak ada lagi Mahaka di sana.
"Anjani, semuanya sudah baik-baik saja?" tanya bu Martha sambil tersenyum sementara tangannya menyerahkan kalung yang tadi Mahaka berikan.
"Iya Ma, Mama jangan khawatir, hanya hal kecil yang lumrah terjadi dalam rumah tangga," ucap Anjani yang tak ingin mertuanya merasa khawatir. Dengan terpaksa ia juga bersedia memakai kalung pemberian sang suami.
Pertemuan Anjani dengan kedua orangtua angkat sekaligus mertuanya siang ini cukup memberikan dampak positif. Ia sudah merasa lebih baik meskipun rasa cemas tetap ada di hatinya.
Sampai malam hari Anjani masih tak bisa menghubungi Ariel. Tak ingin semakin gila akhirnya ia memilih menyibukkan diri dengan membuat makan malam sendiri. Ia juga membuat jus semangka kesukaannya.
Tak lama makan malam sederhana sudah terhidang di atas meja makan. Karena merasa tubuhnya berkeringat, Anjani tak langsung menyantap makanan tersebut. Ia lebih dulu masuk ke kamar mandi lalu berganti pakaian yang lebih nyaman.
Sayangnya disela-sela kegiatannya itulah seseorang kembali menyusup masuk ke dalam apartemennya. Menaburkan sesuatu pada minuman yang ada di atas meja. Tanpa Anjani sadari, semua gerak-geriknya di dalam apartemen memang tengah diawaasi seseorang.
Ada banyak kamera tersembunyi di sana yang siap merekam segala yang ia lakukan. Orang itu kini tersenyum puas setelah misinya kembali berhasil. Hanya tinggal menunggu waktu yang tepat maka ia akan kembali bisa menyentuh keindahan tubuh Anjani sepuasnya.
Entah apa yang orang itu berikan. Yang pasti setelah mengonsumsinya, Anjani seperti kehilangan dirinya. Pandangannya mulai kabur. Ia berjalan sempoyongan menuju ke dalam kamar, namun saat mencoba untuk tidur, sesuatu justru ingin meledak dari dalam tubuhnya.
Ia butuh sentuhan yang bisa memuaskan dahaganya saat ini. Tubuhnya mengharapkan kehadiran seseorang. Kejadian yang sama dengan malam sebelumnya pun terulang.
Lampu di unit miliknya kembali padam. Tirai di kamarnya dibuka lebar dan seseorang mulai menyentuh lembut kakinya. Anjani pun menggila. Sentuhan itu sungguh bagai sengatan listrik yang berhasil membakar gairahnya.
Tanpa diminta ia menyambut kehangatan yang kini menari-nari di atas tubuhnya. Kedua kakinya terbuka lebar dengan menenggelamkan sesuatu yang memberinya kenikmatan luar biasa.
Kedua manusia kini saling beradu memberikan kepuasan. Desahan dan erangan saling bersahutan. Tetes-tetes keringat membanjiri tubuh dua insan yang tengah memadu kasih itu. Entah berapa lama mereka saling mendekap memberikan kehangatan, yang pasti sekarang Anjani sudah tak memiliki tenaga lagi.
Matanya baru kembali terbuka saat sinar mentari pagi mengenai wajahnya. Jemarinya yang lentik menggenggam erat selimut yang masih menutupi tubuhnya.
Kali ini apa yang terjadi semalam masih teringat jelas. Ia tahu seseorang kembali menyentuhnya tanpa izin. Tapi sepertinya ada kenikmatan yang tak bisa ia sembunyikan. Anjani merasa lebih hidup sekarang.
Tak bisa dipungkiri kalau kehangatan yang selama ini ia dambakan akhirnya bisa ia rasakan. Sayangnya Anjani tak benar-benar tahu, apakah yang semalam benar-benar nyata terjadi seperti yang kemarin, atau hanya halusinasinya saja.
"Bagaimana jika aku mulai gila karena terlalu mendambakan Mahaka .... " lirih Anjani. Ia semakin merasa kalau hidupnya begitu menyedihkan.
Sayangnya hari ini ia tak memiliki banyak waktu untuk terus galau memikirkan hal-hal seperti itu. Ia harus menghadapi dunia. Pekerjaan sudah menanti di depan mata, membuat Anjani bergegas.
Segala hal yang menggangu pikiran dan mental segera Anjani singkirkan. Wajah cantik dan senyum sumringahnya kini siap menghadapi lingkungan yang berhasil membesarkan namanya tersebut.
Sutradara yang semula khawatir akhirnya bisa merasa lega, namun Anjani terpaksa membohongi orang-orang yang mempertanyakan keadaan Ariel.
Hari ini semua kebutuhannya terpaksa ia siapkan sendiri. Tapi saat jam makan siang, Anjani yang hendak memesan makanan dikejutkan dengan kedatangan Devan.
Dengan berdalih menemui Vincent, Devan datang membawa banyak makanan dan diam-diam juga membawa satu menu spesial yang diperuntukkan khusus untuknya.
Ada kartu ucapan juga di dalamnya.
[Tetap semangat meski harus menyiapkan semuanya sendiri. Tersenyumlah Anjani, karena senyummu mampu memberikan kebaikan untukmu dan untuk orang-orang di sekitarmu]
Itulah bunyi pesan yang tertulis di dalam kartu ucapan tersebut.
Reflek Anjani langsung tersenyum ke arah Devan yang tengah berbincang serius dengan lawan mainnya, Vincent. Akan tetapi disaat Anjani bersiap menikmati makanan tersebut tiba-tiba seseorang juga datang ke sana.
Mahaka tiba dengan sebuket mawar merah besar yang indah dan juga sekotak makanan sehat. Seketika suasana menjadi riuh, apalagi begitu berada di dekat Anjani, tanpa ragu Mahaka mendaratkan ciumannya di kening wanita itu sembari menyerahkan barang bawaannya.
"Cieee ... udahan nie ngambeknya. Kemaren sampai bawa-bawa bodyguard," celetuk salah seorang yang ada di sana. Anjani sendiri bahkan sampai lupa pada tekatnya untuk membuat Mahaka tak bisa mendekatinya.
Semua itu karena sikap Bu Martha. Nasehat yang wanita itu berikan membuat Anjani tak sampai hati mengatakan jika ia ingin berpisah dari putranya.
Meski tak mengatakannya secara langsung, ibu angkatnya itu pasti akan tahu dari media kalau saja Anjani tetap melancarkan rencananya sampai harus membawa bodyguard.
Belum lagi masalah yang menimpa dirinya setiap malam dan juga kepergian Ariel yang tanpa pamit. Semua itu sungguh membuat Anjani hampir gila.
"Mas suapi ya," ucap Mahaka yang membuat pikiran Anjani akhirnya kembali dari lamunannya.
agak lama Shok terapi Thor biar dia merasakan apa yg di rasakan Anjani 👍👍👍👍