zaenab merasa ada yang salah ketika suaminya mengenal sosok pria tua misterius itu. namun zaenab tidak mau berburuk sangka dan menyangka hanya mungkin perasaannya saja. hari hari ia lewati dengan kecurigaan yang semakin ia yakini bahwa ini ada yang salah dan memperhitungkan bagian bagian yang janggal terhadap sikap suaminya termasuk ia melihat bahwa suaminya pulang membawa benda benda aneh.
mau tahu kelanjutanya? buka bab selanjutnya karena ini berdasarkan kisah nyata. selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uzae Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8 asmat dan janda
sudah tiga bulan arif mengenal asmat berbagai macam benda keramat ia dapatkan dari asmat seperti berbagai minyak wangi dengan bermacam aroma, dua keris berukuran kecil dan satu ukuran sedang, paku yang berwarna emas dan samurai kuno itu. tentunya semua barang barang itu tidaklah gratis. semua barang itu ada maharnya yaa mahar. paling rendah maharnya 1 botol minyak wangi minyak di hargai seratus ribu rupiah. sedangkan semua berjumlah empat botol. katanya itu sudah ada potongan harga, yang awalnya empat botol tujuh ratus lima puluh ribu menjadi hanya empat ratus ribu saja.
hhuuwaaaaaaww author juga pengen dapat potongan harga buat penglaris para readers ini ahihihihiii
hampir setiap malam jum'at arif selalu mengajak zaenab dan anak anaknya silaturahmi ke rumah asmat namun mereka tak lupa pula bersilaturanmi ke kedua orang tua mereka karena rumah mereka memang terletak di desa sebelah.
selepas sholat magrib arif dan rombongan menuju ke rumah orangtua zaenab yaitu di sebelah utara dari desa rumah mereka.
sedangkan rumah orang tua arif terletak di sebelah selatan desa yang ditinggali arif dan keluarga kecilnya.
di hari kamis malam jumat ini arif mengajak zaenab dan anak anaknya seperti biasa menjalankan aktifitas religinya agar berkah hidupnya
mereka menuju ke kediaman ibunya zaenab. ibu zaenab tinggal sendiri hanya saja di kelilingi anak laki lakinya serta cucu cucu nya yang sudah remaja. jadi meskipun tinggal sendiri merasa masih ramai dengan mereka yang bergantian untuk menjaga beliau.
ibunya zaenab sudah berusia 70 tahun beliau sudah tak mampu berjalan karena dulu mengalami kecelakaan di saat menaiki bentor (becak motor). meskipun begitu beliau sangat mandiri. masih bisa ke kamar mandi dan makan di meja makan. orang tua zaenab dari kalangan orang yang cukup berada biarpun tidak kaya raya namun cukup tidak merepotkan anak anaknya di usianya yang sudah cukup renta. malah beliau masih bisa memberi uang jajan kepada semua cucu cucunya dan tak lupa bersedekah kepada fakir miskin. berkat peninggalan harta mendiang ayah zaenab yang dulu seorang petani tambak udang dan ikan bandeng
ibunya zaenab menyayangi cucu cucunya. beliau sangat senang bermain dengan vina dan baby vino. mereka sangat dekat sekali sehingga anak anak zaenab itu betah dan tidak rewel jika berada di rumah nenek dari ibunya.
setelah puas arif dan zaenab pun berpamitan untuk mengunjungi ibu dari arif.
di perjalanan zaenab berkhayal "enak kali ya kalau ada mobil" batinnya
mereka sampai di halaman rumah ibunya arif yang tidak terlalu besar itu
arif di sambut oleh kedua keponakan kecil arif. yaa ibunya arif tinggal serumah dengan adik perempuannya.
mereka bermain karena memang mereka seumuran
sedang arif dan zaenab mengobrol bersama ibunya arif di ruang keluarga
setelah sholat isyak di rumah ibunya arif. mereka berpamitan agar ibu arif bisa segera istirahat karena nanti malam sebelum subuh akan ke pasar karena harus berjualan. yaa ibunya arif berjualan sayur mayur di pasar besar dekat jalan raya pantura maka dari itu harus berangkat ketika dini hari.
inilah hal yang paling membosankan bagi zaenab. arif menuju ke rumah pria tua yang sudah tidak menawan itu lagi.
sesampai di rumah yang minim penerangan itu mereka di sambut oleh bu tuti yang tengah duduk di depan rumahnya dengan para ibu ibu tetangga.
"eehh lee... pak mat lagi ada tamu" katanya
lalu terdengarlah seruan dari dalam rumah asmat
"suruh masuklah ttiiii" kata asmat dengan suara beratnya
"eehh di suruh masuk lee pak mat ada di kamar sama pasien.. biar anak anak main sama kita"seru bu tuti dan mengambil alih baby vino ke gendongannya
"baik buu" jawab arif dan di ikuti oleh zaenab
arif mengucap salam setelah sampai di depan pintu kamar asmat yang hanya di tutup dengan kain gorden itu.
"assalamualaikum" ucap arif
"walaikumsalam, masuk" kata asmat masih dengan suara beratnya
zaenab di persilahkan masuk terlebih dulu oleh arif. namun zaenab menemukan seseorang perempuan muda yang duduk di hadapan asmat ia menggunakan rok hitam selutut dan kaos polos lengan panjang berwarna sage. kalau di lihat dari wajah dan perawakannya, umurnya bekisar tiga puluhan tahun.
ia bergeser untuk memberi ruang kepada zaenab dan arif untuk duduk
"duduklah" titah asmat
zaenab sungguh tak habis pikir, ia yang katanya orang alim berduaan dengan seorang perempuan di dalam kamar yang tidak ada penerangan. sementara istrinya ada di luar bersama ibu ibu tadi
fix si asmat itu bukan orang alim beragama. ia hanya dukun berkedok mengatas namakan agama.
sungguh zaenab ingin sekali mengajak pergi suaminya itu namun dia tahu akan sia sia. jadi terpaksa di mengikuti alurnya
"bagaimana kelanjutannya 'nabi'? " kata perempuan itu
" dia akan kembali padamu setelahnya, bersabarlah" ujar asmat
"nduk sampean mintalah air segelas ke pada Tuti" asmat menunjuk zaenab
zaenab mengangguk lalu beranjak dari duduknya
selang beberapa menit zaenab kembali dengan membawa segelas air putih di tangannya. lalu menaruh di hadapan asmat yang duduk bersila
mulut asmat komat kamit dan kepalanya geleng geleng entah apa yang dia lakukan. setelah itu ia meniup air yang ada di gelas itu dan meminumnya seteguk lalu memberikan sisanya kepada arif
" minumlah, agar mendapat berkah" arif meminumnya seteguk
lalu
"istrimu juga" titahnya
"oooohhhh ttiidaaaakk" zaenab teriak jauh di lubuk hatinya
"gelas itu tadi ada bekas pria jenglot itu" zaenab hanya membatin lalu mengambil gelas itu dengan muka yang meringis
namun karena tidak ingin membuat kegaduhan zaenab pun menurut. ia meminumnya
"kamu juga" tunjuk asmat kepada perempuan muda tadi
perempuan itu pun meminumnya sama yang di lakukan zaenab dan arif namun ekspresi wajannya tak seperti zaenab.
"baiklah, sudah cukup kamu sekarang pulanglah tiga hari lagi kesini."perintahnya kepada perempuan itu
perempuan itu beranjak setelah menyalami tangan asmat
"dia janda dan di nikah siri oleh juragan sayur desa sebelah. suaminya jarang sekali pulang ke rumahnya. sudah satu minggu ini suaminya tak pulang. mangkanya dia uring uringan maklum istri ke tiga hehehe" jelas asmat sambil tertawa pelan dan tersenyum yang sulit di artikan
"lee ibu mertua kamuu..." asmat nampak menerawang dengan kadua ibu jarinya yang ia tekan di antara kedua alis