Agen Black yang sedang menikmati hari libur dengan tidur di rooftop sekolah lantai 10 malah menyaksikan siswi korban bullying yang ingin mengakhiri hidupnya. Niat hati ingin menolong namun kematian aneh yang menghampiri.
Saat membuka mata, jiwa agen Black sudah berada di tubuh anak yang coba Dia selamatkan. Tanpa keraguan sedikitpun, agen Black memutuskan untuk membalas para pelaku bullying sambil tetap menyelesaikan misinya sebagai Agen Black.
Seperti lingkaran setan, Agen Black terus mendapati hal-hal baru yang memusingkan. apa yang menanti agen Black di ujung aksi balas dendamnya ?
=> Kalau suka, Silahkan dibaca ♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 08
Untuk bergerak saja Mereka tidak bisa. Air yang kotor dan bau itu tengah melekat pada tubuh Mereka. Pada tubuh yang bahwa tidak pernah melakukan pekerjaan kasar selain ‘pembulian’
“Sora!!!” Teriak Yelina dengan wajah memerah.
“Biasa saja kalau memanggil orang, Yelina. Aku tidak tuli. Teriakan Mu barusan berpotensi merobek gendang telinga Ku.”
“...Aku akan—”
“Diam Yelina! Biar Aku yang merobek bibir j*lang ini!” Potong Yura dengan niat hati ingin melangkah. Namun...
“Yura ? Apa itu suara Mu ? Kenapa Kau berasal dari tempat yang mengeluarkan bau busuk ?”
“Itu.. Itu suara Jansen.!!” Pekik Yura dengan nafas tertahan pada dua sahabat nya.
“Jansen ? Kau juga di panggil ke ruangan ini ? Ku pikir hanya diri Ku.” Tutur Damian membuat bola mata Yelina hampir copot.
Pria yang Dia incar juga ada di sini, saat ini, di situasi yang sangat tidak menguntungkan bagi Nya.
“Bagaimana ? Seperti apa perasaan Kalian saat hari-hari yang seharusnya indah dan tenang, di rusak dengan tindakan seperti ini. Hm?” Ucap Agen Black yang kini tengah duduk santai pada jendela yang sudah terbuka.
“Jansen, ini bukan Yura. Kau salah mengenal orang!!” Teriak Yura sambil berlari melewati Mereka dengan kecepatan tinggi.
Disusul Yelina yang hanya bisa menutup wajah dan bahkan enggan untuk melihat ke arah Damian. Lantai adalah satu-satunya hal yang bisa Mereka pandang. Sedangkan Nyla pergi usai memberikan tatapan tajam pada Sora.
Mereka bertiga sudah tidak ada, namun bau busuk masih tertinggal saat Mereka melewati Jansen maupun Damien.
“Hueekkk.. Bau sekali..” Tutur Agen Black yang berhasil melompat tanpa menginjak sedikitpun cairan di lantai.
“Kau yang melakukan hal itu pada Mereka ?” Sambar Jansen dengan alis yang menukik tajam
“Ku rasa Kau adalah anak yang berprestasi. Tapi apa-apaan sikap Mu ini ? Apa Kau sungguh Sora yang selama ini Ku kenal ?” Sambung Damian sambil memasukkan satu tangan disaku celana.
“Jadi Kau yang bernama Damian ?” Tutur Agen Black mulai memotong jarak di antara ke keduanya.
“Benar. Tiba-tiba pertanyaan apa—”
Bhukh!!
“Sora, apa yang—”
Bhukh!!
Satu bogem mentah mendarat di rahang Jansen dan juga Damian. Sambil bercakak pinggang, Agen Black bersuara.
“Kalian tau persis kan bahwa tindakan tadi adalah Pembulian ? Lalu di mana pembelaan Kalian saat Aku di buli ? Hm ? Kalian hanya melihat dan mengabaikan, karena tidak mau berurusan dengan Yura ataupun Yelina. Di tengah kesusahan itu, Kalian malah mengaku pada dua gadis sinting itu bahwa Kalian menyukai Sora Kyria Aurelion ? HAH! Sama sekali tidak lucu. Jangan campuri apapun yang terjadi mulai saat ini, jika tidak mau masuk dalam target pembalasan Ku!.”
“...” Jansen dan Damian memberikan tatapan benci, tatapan tidak terima mendapat bogem mentah sepagi ini.
Tatapan itu malah membuat tengkuk Agen Black tegang. Dia tidak suka mendapat tatapan seperti ini dari bocah ingusan. “Haah..” Helaan nafas panjang terdengar di ikuti aksi tangannya yang mengusap-ngusap tengkuk dengan lembut. “...Aku tidak pernah bercanda dengan perkataan Ku. Jadi jangan menciptakan cela dimana Aku harus membuat Kalian percaya dengan sebuah tindakan nyata.”
Drrtt.. Drrtt..
Deringan telepon menyelamatkan dua Pria itu dari keputusan Agen Black yang ingin melancarkan satu bogem lagi di rahang satunya agar seimbang.
“Halo... Umm... Kalian bisa naik ke lantai tiga... Aku akan menunggu.”
Usai mengakhiri telepon, tiga orang petugas kebersihan yang di sewa Agen Black menampakkan diri. Dia pun bercakap-cakap sebentar dengan Mereka sebelum beranjak pergi usai memberitahu di mana bagian yang harus di bersihkan.
“Tadi itu Sora ?” Ucap Jansen tidak percaya.
“Aku merasa takut dengan kehadirannya saat ini. Apa tubuh nya di rasuki iblis ?” Sambung Damian.
...***...
Setelah kejadian tadi pagi, kini jarum jam sudah bertengger pada angka yang mewajibkan siswa-siswa untuk mengisi tenaga dengan makanan enak yang selalu tersedia di kantin.
Agen Black dengan tenang menyimpan tempat makan dan juga meneguk air putih. Dia sudah selesai makan dan kini berjalan ke arah kelas, seharusnya begitu sebelum Dia mendapat pesan dari Nyla.
...‘Sora, bisakah kita bertemu di gudang sekolah ? Aku ingin meminta maaf atas semua perlakukan Ku selama ini. Aku akan menunggu kedatangan Mu.’...
“Kalau mau minta maaf setidak nya aturlah di tempat yang bagus agar ketulusan Mu tersampaikan. Jika seperti ini, nampak sangat jelas Kau ingin mencelakai Ku.” Tutur Agen Black yang tetap melangkah ke arah gudang sekolah.
...***...
“Nyla, Kau dimana ?” Panggil Agen Black dan ke dua tangan nya langsung di tarik paksa oleh dua pria.
Agen Black dengan santai nya menyaksikan kedua tangannya yang di ikat ke belakang dan di buat terduduk di lantai berdebu.
“Aku akan membeli seragam baru.” Batinnya usai melihat kotoran yang sudah menempel.
“Hai, J*lang! Kau tidak mungkin lupa dengan Ku kan ?” Tutur Nyla yang muncul dengan kepercayaan diri juga amarah yang terukir jelas di bola mata nya.
Dengan jemari nya yang lentik Nyla memegang ujung dagu Sora dan berucap, “...Terakhir kali Kau sangat histeris saat hampir di perk*sa kan? Aku ingat jelas reaksi tubuh Mu saat itu. Kali ini, Aku akan merekam diri Mu yang di perk*sa oleh empat pria ini, dan video nya akan Ku sebar luaskan. Hahaha, Kau tidak akan bisa mengangkat wajah seumur hidup lagi, Sora!”
Dengan kasar Nyla menepis dagu yang Dia pegang dan berbalik.
“Letakan handphone yang di gunakan untuk merekam di sini. Sudut pengambilan Video terbaik ada di sini. Aku tidak ingin menonton siaran langsung, jadi Aku pergi dulu. Pak Jastin memanggil Ku. Sampai jumpa Sora, Aku menantikan kehancuran diri Mu.”
“...” Agen Black memandang datar kepergian Nyla yang merasa dirinya sudah menang.
“Sora, maaf... Kami juga terpaksa melakukan ini.. ”
“Tenang saja, Kami sudah berpengalaman. Kau akan merasakan kenikmatan duniawi yang tiada dua nya.
“Tapi Kau punya tubuh yang sangat mengg*da, walau ukuran payu*dara Mu tidak sebesar milik Nyla, Aku akan tetap menikmatinya.
“Aku bertaruh Dia masih per*wan, siapa yang ingin membobol nya ?”
“Haahhh....” Agen Black menghembuskan nafas panjang sambil menunduk. Berusaha agar tidak lepas kendali dan membunuh anak di bawah umur yang kelakuannya di luar nalar.
...*...
...*...
...*...
...*...
...*...
...*...
30 menit kemudian.
"Uhukk.. Uhukkk.." beberapa orang kini tengah batuk darah.
“Maaf, Aku juga terpaksa melakukan ini.”
“Ugghh..”
“Tenang saja, ini adalah nikmat duniawi yang tidak akan pernah Kau rasakan dari tangan wanita lain.”
“Ohookk.. I.. Ibu..”
“Astaga, Kau sungguh memiliki tubuh yang bagus. Sayangnya Kau tidak bisa mengendalikan Pe*nis yang bahkan ukurannya mentok pada delapan centimeter.”
“Ughh... Jangan... Injak....Arrhh!!”
“Kau yang bertaruh tentang per*awan kan ? Kenapa sok sekali ingin membobol sesuatu ? Kenapa tidak mengambil jurusan mencuri saja? Kau bisa di latih untuk membobol brangkas-brangkas canggih di luar sana.”
“Haahh.. Haahh.. Maaf.... Ampuni Kami..”
Empat Pria yang di tugas kan Nyla itu kini sudah tergeletak di lantai dengan nafas ngos-ngosan. Agen Black tentu tidak memberikan pelayanan ‘Ranjang’ yang mereka inginkan, lebih tepatnya menghajar mereka tanpa ampun. Wajah mereka penuh warna ungu dan hijau, tanda bahwa Mereka mendapat pukulan maupun tendangan dengan kekuatan penuh.
Hidung dan mulut mereka mengeluarkan darah segar. Bibir mereka bengkak, anggota tubuh yang lain sudah penuh dengan lebam. Namun saat ini rasa sakit yang paling mendominasi adalah bagian pe*nis yang di injak Agen Black berkali-kali, tanpa ampun, seolah ingin membuat benda itu menjadi datar.
Dengan buku-buku jari yang memerah bahkan terluka, Agen Black mengambil rokok dan membakarnya dengan santai.
“Fuuppp.. Haahhhh..” Dia mengesap dengan seksama dan melepaskan kepulan asap rokok sambil menikmati rasa nyeri di kepala yang perlahan-lahan mereda.
“Apa Kalian sungguh kehabisan tenaga ? Keringat Kalian mengeluarkan baru yang tidak mengenakkan. Pergi sebelum Ku cincang pe*nis kalian!”
Mereka berempat yang mendengar langsung berusaha mati-matian agar dapat bangun dan pergi dari gudang ini. Sora yang berdiri saat ini bukanlah gadis yang memohon-mohon agar di lepaskan, situasi nya berbalik. Mereka yang memohon-mohon untuk di lepaskan. Bahkan saat nekat untuk kabur tadi, Sora menarik rambut Mereka dan di banting keras ke lantai.
Perkataan yang keluar dari mulut gadis ini bukan gertakan ataupun ancaman belaka. Jika Dia bilang akan mencincang, maka Dia benar-benar akan melakukan itu jika Mereka tidak juga pergi.
“Bagaimana dunia tidak rusak saat manusia yang tinggal di dalam nya sudah serusak ini ?” Ucap Agen Black lanjut menikmati rokoknya.
...***...
...Jangan lupa like dan komen ya Guys. Neo butuh penyemangat lewat ketikan Kalian🫶 Silahkan pergi ke Chapter selanjutnya usai meninggalkan jejak Guys😌♥️...