Pernikahan antara Ayyana Betari dan Prasetya Wiguna berjalan begitu harmonis bahkan keduanya mendapat julukan sebagai couple goals
Namun, pernikahan kedua Prasetya bersama seorang wanita atas permintaan sang ayah menjadi awal dari kehancuran biduk rumah tangga yang sudah berjalan empat tahun itu
Akankah Betari menerima pernikahan kedua suaminya dan menerima Sabrina sebagai madu? ataukah pernikahan atas dasar balas budi itu akhirnya menjadi noda dalam pernikahan antara keduanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Zayyan Dhirgantara
"Siapapun pasti akan melakukan hal yang sama"
"Iya, tapi adanya kamu, makanya saya harus balas budinya sama kamu kan" ujar Tari "Lagian saya seneng kalau ada anak yang mau ngerayain ulang tahun mamanya"
"Kenapa kamu terlihat sedih?" Tanya pria tersebut karena melihat perubahan pada raut wajah wanita cantik itu
"Ohh nggak pa-pa, maaf" Betari menyeka cairan bening yang hampir keluar dari sudut matanya, dirinya merindukan keluarganya yang sudah tiada
Setelah menunggu beberapa menit, Adonan dikeluarkan dari oven, setelah dingin Betari menyiapkan segala bahan untuk menghias cheesecake pesanan khusus itu
Sementara Betari menghias, yang akan dilakukan oleh pria disampingnya adalah menatap wajah cantiknya saja
"Kenapa dia semakin cantik jika bekerja?" Batin Pria tampan itu yang sejak tadi tersenyum
"Mau tulis ucapan selamat ulang tahun sendiri?" Tanya Tari saat ia selesai menghias cheesecake tersebut
"Hah? Boleh?" Tanya si pria ragu
"Iya, biasanya akan lebih spesial jika ditulis oleh orang tersayang" Betari tersenyum, dan hal itu semakin membuat wajahnya berkali lipat lebih cantik
"Oh tuhan, senyuman nya manis sekali" kata-kata itu hanya bisa ia ucapkan dalam hati saja
"Mas, kok ngelamun?"
"Eh, enggak kok. Aku cuma lagi keinget mama aja" elaknya
Betari mengangguk "Jadi gimana? Mau ditulis sendiri?"
"Boleh deh" Si pria mengambil alat dari tangan Tari lalu menulis kata selamat ulang tahun diatas cheesecake tersebut sesuai arahan dari wanita itu
Setelah selesai, Betari membantu mengemas cake tersebut dan ia serahkan pada si pria
"Terima kasih ya"
"Sama-sama, semoga mamanya suka" Tari mengatakan itu sambil tersenyum manis
"Iya tentu. Jadi berapa semuanya?" Tanya pria itu
"Gratis. Sebagai ucapan terima kasih dari saya, dan titip ucapan selamat ulang tahun untuk mamanya" ujar Betari tulus
"Sungguh? Mama pasti seneng, untuk pertama kalinya ada orang luar yang mengucapkan selamat ulang tahun" Entah apa maksud dari ucapan pria itu namun Tari tak bertanya lagi
Pria itu berbalik dan hendak melangkah pergi namun entah mengapa ia malah kembali menghampiri Tari lagi
"Aku Zayyan" Ucapnya seraya menyodorkan tangannya dan disambut oleh si cantik dihadapannya
"Saya Tari" sambil tersenyum, Tari menyambut uluran tangan dari pria dihadapannya
Setelah perkenalan selesai, pria bernama Zayyan itu benar-benar pergi, setelah itu Tari kembali sibuk dengan pekerjaannya. Setidaknya hutang budinya sudah ia tebus
Zayyan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, pria tampan nan gagah itu berhenti disebuah bangunan yang tertulis Rumah Sakit Jiwa. Ya dirinya memang hendak merayakan pergantian usia sang mama disini
Setelah mengenakan masker serta topi, dirinya berjalan sambil membawa kotak berisi cheesecake yang tadi sudah ia buat. Ah bukan, buatan calon istrinya. Zayyan tersenyum sendiri mengingat dirinya yang bahkan sudah menyematkan panggilan calon istri pada wanita cantik yang baru ia temui sebanyak dua kali bahkan namanya saja baru ia ketahui
Dirinya tiba disebuah taman, tadi ia sudah memerintahkan seorang perawat untuk membawa sang mama ketaman ini
"Hay mah, mama apa kabar? Semoga mama baik " Zayyan memposisikan dirinya dihadapan sang mama. Wanita paruh baya dihadapannya diam saja, menatap kosong pada taman nan luas dihadapannya
"Oh ya, aku kesini bawa cake favorit mama. Lihat!" Dengan mata mengembun Zayyan mengeluarkan cheesecake yang sudah dihias indah itu lalu meletakkan beberapa lilin diatasnya
"Mama tau? Ini buatan calon istri aku, dia cantik sekali, senyuman nya juga manis. Nanti suatu saat aku akan bawa di kesini" Zayyan terkekeh, lalu meletakkan cake tersebut diatas pangkuan sang mama dengan lilin yang sudah ia nyalakan "Selamat ulang tahun Mah, aku janji tahun depan kita akan rayain ulang tahun mama dirumah, bukan ditempat ini lagi!"
Wanita itu diam saja, lalu Zayyan mengibaskan tangannya diatas lili tersebut hingga lilin itu padam. Ini bukan pertama kalinya, sejak sang mama dirawat ditempat ini, setiap tahun dirinya akan melakukan hal ini dan selalu seperti ini. Namun Zayyan tidak akan menyerah setelah ini dirinya akan membawa wanita pujaannya kehadapan sang mama suatu hari nanti
Zayyan Dhirgantara namanya, Zayyan pernah jatuh cinta, dirinya juga pernah membawa wanita itu kehadapan sang mama, namun melihat keadaan wanita paruh baya itu membuat sang kekasih menjauh dan tidak lagi ingin menjalin kasih dengannya
Mengingat hal itu membuat hati pria tampan itu kembali terluka, dengan cepat ia menyeka cairan bening dari matanya lalu mengambil cheesecake dari pangkuan sang mama dan menyerahkan nya pada perawat wanita yang sejak tadi berdiri dibelakang kursi roda wanita itu
"Aku pergi dulu, mama baik-baik disini. Nanti aku datang lagi dan ajak dia kesini. Aku yakin mama pasti suka liat dia" setelah mengecup kening wanita paruh baya itu, Zayyan melangkah keluar meninggalkan rumah sakit tersebut dengan perasaan sedih "Sekali lagi Happy birthday mama!"
"Zayyan nggak akan memaafkan mereka yang sudah menyakiti mama. Zayyan janji akan membalaskan semuanya" Zayyan menggenggam kuat setir mobil yang ada dihadapannya seolah meluapkan segala amarah yang tersimpan selama ini
Sementara itu, Prasetya kembali ke kediaman istri keduanya saat hari sudah gelap, dan bahkan acara tahlilan ayah mertuanya sudah selesai
"Dari mana saja kamu?" Tanya Alvian yang menyambut kedatangan sang putra
"Dari hotel" Ya memang seharian ini dirinya hanya berada dihotel, sesekali akan melakukan panggilan video pada sang istri yang terpisah jarak
"Kamu lupa kalau kamu juga punya tanggung jawab disini Pras!" Alvian agaknya kehabisan kesabaran menghadapi putra semata wayangnya itu
Tak menjawab, pria tampan itu hanya berjalan melewati sang ayah begitu saja "Pras capek"
"A.. AA mau Sabrina siapkan makanan?" Tawar gadis cantik yang baru saja menghampirinya
"Aku nggak laper. Dimana kamarnya? Aku mau istirahat" Ujar Prasetya dengan suara yang dingin
"Disana A.." Sabrina menunjuk satu ruangan, itu adalah kamarnya karena kamar sang ayah ditempati oleh ayah mertuanya
Tak bicara lagi, Prasetya melangkah dan masuk kedalam kamar yang tadi ditunjuk oleh Sabrina
Aroma harum bunga menyeruak mengisi indera penciuman membuat Prasetya membuka mata yang semula ia pejam
Prasetya terkejut, saat membuka mata hal pertama yang ia lihat adalah sosok cantik dengan rambut panjang yang tergerai dengan indahnya
"S-Sabrina?" Pria itu bahkan tergagap, Sabrina benar-benar cantik dengan rambut hitamnya. Rupanya dibalik hijab yang selama ini ia kenakan tersembunyi kesempurnaan yang begitu diidamkan oleh Prasetya
Gadis cantik itu mendekat, duduk di tepian ranjang tepat dihadapan sang suami, Prasetya meneguk salivanya berat mencoba mengembalikan kesadaran agar tetap waras dan tidak terbuai akan kecantikan wanita yang merupakan istri keduanya itu