" Daddy aku masih muda dan masih ingin menikmati hidup , kenapa harus menikah ?" ucap Aqila dengan tidak terima ketika Daddy meminta dia menikah .
" Aqila umur kamu udah 25 tahun jadi memang sudah seharusnya menikah , sudah cukup kamu foya-foya dan membuang waktu selama ini dan Daddy ingin kamu memberikan seorang cucu sebagai pewaris " tegas Daddy .
" Pewaris apa lagi Daddy, aku sudah memenuhi keinginan Daddy untuk menjadi presiden direktur di perusahaan keluarga lalu apa lagi masalah nya?" pertanyaan Aqila yang benar-benar tidak ingin menikah dan kalaupun menikah dia belum punya laki-laki yang tepat untuk dijadikan suami ideal baginya .
" Pokoknya Daddy nggak mau tau , kalau memang kamu tidak mau Daddy jodohkan cari calon suami sendiri dalam rentang waktu 1 Minggu ini jika tidak kamu akan Daddy nikahkan dengan Brian " pernyataan Daddy .
" What, Daddy aku nggak menyukai pria itu " tegas Aqila menolak tegas .
" Maka dari itu cari cepat calon suami " ucap Daddy pada Aqila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Umur tidak lama lagi
Vincent yang berbaring miring membawa Aqila kedalam pelukannya dan menarik selimut.
" Sekarang tidur ya biar cepat sembuh " Vincent mengelus-elus kepala Aqila sampai tertidur .
Tengah malam.
Aqila kembali terbangun karena merasakan tenggorokan gatal dan juga kering .
Uhuk
Uhuk
Selain batuk Aqila juga bersin-bersin " Minum dulu " Vincent dengan sigap duduk memberikan Aqila air minum dan juga tisu .
" Sebentar , aku ambilkan air hangat " Vincent bangun dan keluar kamar untuk menjemput air hangat .
...........
" Girls kok nangis " Vincent berlari dengan cepat menghampiri Aqila yang duduk menangis padahal baru Vincent tinggal sebentar.
" Ada apa ? katakan" Vincent duduk ditepi ranjang merangkul kepala Aqila agar menyandar ke dadanya .
" Ommmm, kayaknya umur aku udah nggak lama lagi, hiks " mewek Aqila menangis dalam pelukan Vincent ketika kepalanya dielus-elus.
" Haaaa, kenapa?" melek Vincent menenangkan Aqila .
" Semua badan aku udah sakit , nafas aja susah " tangis Aqila sedangkan Vincent sudah sekuat tenaga menahan tawa mendengar perkataan Aqila .
" Girls, namanya juga flu ya susah nafas " ucap Vincent menjelaskan dengan lembut dan mengelus kepala Aqila agar tidak semakin sedih .
" Makanya jangan nangis biar nggak semakin flu " lembut Vincent memegang pipi Aqila dengan kedua tangannya lalu menghapus air mata.
" Hiks " tangis Aqila ketika Vincent kembali memeluknya.
" lap ingusnya , apa tenggorokan kamu gatal ?" tanya Vincent yang diangguki Aqila setelah mengambil tisu yang Vincent berikan .
" Minum air hangat dan sirup ini ya agar gatal nya hilang " Vincent mengocok sebotol sirup yang tadi dibawanya.
" Aku nggak gatal " rengek Aqila .
" Maksudnya tenggorokan kering " kata Vincent kembali mengulum senyum menahan tawa mendengar Aqila .
Setelah Aqila minum sirup dan air hangat Vincent kembali menarik selimut dan berbaring memeluk Aqila .
" Nanti Om kena ingus aku " kata Aqila yang terus menghapusnya menggunakan tisu .
" Nggak papa , biar aku peluk biar kamu nyaman dan tidak kedinginan" ucap Vincent dengan tulus .
" Tidur lagi ya masih tengah malam " ucap Vincent mengelus-elus kepala Aqila agar kembali tidur .
" Om tidur duluan aja aku nggak ngantuk " kata Aqila kembali menangis .
" Girls berhenti menangis " ucap Vincent yang tiba-tiba jadi tidak tega padahal biasanya tidak pernah peduli dengan tangisan orang lain .
" Aku sedih " kata Aqila menatap Vincent dengan mata berkaca-kaca.
" Ya kenapa sedih kan kamu disini sama aku " ucap Vincent mungkin barangkali Aqila merindukan keluarga nya atau merasa sendirian makanya Vincent berusaha memberikan perhatian penuh agar Aqila tidak merasa sendiri .
" Kenapa , katakan lah " ucap Vincent melonggarkan pelukannya agar bisa menatap Aqila sepenuhnya.
" Nggak ada , Aku kalau sakit memang sedih aja sekalipun ada Mommy " jujur Aqila yang membuat Vincent benar-benar tertawa .
" Hwaaaa, Om ketawain aku " tangis Aqila langsung keras begitu Vincent menertawai nya .
" Nggak mau temenan sama Om lagi " mewek Aqila berbaring memunggungi Vincent.
" Girls jangan marah dong " lembut Vincent memeluk Aqila yang memunggungi nya itu dari belakang lalu berbicara didekat telinga Aqila .
" Kamu lucu banget " gemas Vincent hanya dengan sekali tarikan Aqila sudah berada dalam dekapan nya dalam posisi berhadapan.
" Udah jangan sedih lagi ada aku " ucap Vincent mengecup kening Aqila .
" Manja saat sakit itu hal yang wajar karena tubuh ingin istirahat dan butuh perhatian " Vincent memaklumi Aqila seperti ini karena memang sedari kecil dia adalah anak yang dimanjakan oleh keluarga nya .
" Tapi jangan sedih apa lagi menangis, mengadu padaku dan katakan apa yang kamu rasa . Aku akan berusaha membantu kamu mengatasinya " Vincent mengelus-elus kepala Aqila lalu menempel alat penurun panas instan di kening Aqila agar dia bisa tidur dengan nyaman .
" terimakasih ya Om " kata Aqila .
...........
Keesokan harinya.
Aqila membuka matanya dengan senyum ceria ketika dia sudah merasa jauh lebih enakan dari pada semalam .
Uhuk
Uhuk
Aqila terus berjalan walaupun batuk-batuk sampai Vincent menegurnya.
" Mau kemana?" pertanyaan Vincent yang baru keluar kamar mandi .
" Ma, mau," Aqila berdiri terdiam didekat pintu kamar ketika Vincent menghampiri dan menggenggam tangan nya .
" Cuci muka dulu " ucap Vincent membawa Aqila kedalam kamar mandi .
Aqila berdiri didepan wastafel menatap Vincent yang memberikan odol ke sikat gigi dan menyuruh Aqila menggunakan nya .
" Udah Om " kata Aqila yang jadi salting ditatap Vincent sedetail itu .
" Cuci muka " kata Vincent melepas alat penurun panas yang masih menempel di kening Aqila .
Setelah Aqila selesai cuci muka Vincent kembali menempelkan alat penurun panas yang baru dan membantu menyisir rambut Aqila yang berantakan .
Aqila hanya diam menatap pantulan mereka dari cermin ketika Vincent menyisir rambut nya dengan sangat telaten .
" Suhu tubuhnya udah lumayan turun " Vincent meletakkan tangannya di kening dan leher Aqila .
" Terus aku kenapa masih pake ini Om ?" tanya Aqila menunjuk alat penurun panas yang Vincent tempel lagi di keningnya.
" Biarkan saja sampai suhu tubuh kamu stabil " ucap Vincent.
" Om aku mau ganti baju " kata Aqila yang masih piyama tidur semalam .
" Udah pakai itu saja lagian kita juga nggak akan kemana-mana" kata Vincent mengajak Aqila untuk sarapan .
" Om gendong " pinta Aqila ketika akan turun tanggal karena masih merasa tubuhnya belum terlalu vit untuk naik turun tangga.
" Baik Non " Bodyguard yang berjaga didekat tangga langsung berjongkok ketika mendengar permintaan Aqila .
" Tidak , biar aku yang menggendong istriku " ucap Vincent menggendong Aqila dengan sebelah tangan layaknya menggendong anak kecil .
Aqila melingkarkan kedua tangannya dileher Vincent ketika digendong hanya sebelah tangan oleh Vincent yang begitu santai menuruni tangga.
" Om kuat banget " tak menyangka Aqila bahkan bodyguard yang melihat sampai melek melihat kekuatan Vincent yang sungguh luar biasa .
" Kamu ringan Girls" ucap Vincent mendudukkan Aqila dikursi agar mereka bisa sarapan .
" Astaga aku lupa , apa kalian tidak membuatkan bubur untuk Aqila ?" tanya Vincent yang dibalas gelengan oleh beberapa pelayan yang berada disekitar mereka .
" Aku nggak suka bubur Om" kata Aqila yang malah bersyukur pelayan itu tidak memasak bubur .
" Kamu masih sakit jadi harus makan bubur dulu " kata Vincent.
" Tapi, "
" Baik tuan kami akan membuatnya " ucap pelayan itu dengan sopan .
" Biar aku saja "Vincent menggulung lengan kemejanya lalu memasuki dapur dan mulai membuat bubur untuk Aqila yang sedang demam .
" Girls, tunggu saja dimeja makan jangan kesini kamu kan lagi demam " kata Vincent ketika Aqila menghampiri nya kedapur .
" A, aku mau liat Om masak " kata Aqila duduk dikursi dekat meja dapur agar bisa melihat Vincent lebih dekat .
" Liat aku atau liat aku masak ?" Vincent mengangkat sebelah alisnya menggoda Aqila .
" Liat, liat masak Om, ehhh, Om masak liat , aaaa , masak liat Om , hwaaa, liat Om masak " kata Aqila yang tiba-tiba super typo dan gelagapan melihat sebelah alis Vincent terangkat .
segalak galaknya suami dari leluhurnya Ampe mommy tuh suami mereka ga ada yg lost control Ampe segitunya Vin kamu mah rada rada no good