Seorang pria misterius menggunakan 2 sumber kehidupan untuk membentuk klon Dao yang sempurna. tapi tidak seperti klon pada umumnya, klon yang dia buat dari dua sumber kehidupan berubah menjadi bola cahaya bewarna biru yang isinya sebuah jiwa janin. apa yang akan dia lakukan dengan itu?
jika penasaran langsung saja baca novelnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YUKARO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kemalangan!!! Dan Kemunculan Zingtian
Cahaya dalam Kabut
Setelah pertempuran sengit melawan para pembunuh bertopeng, Chen Yu dan Xining akhirnya tiba di jantung Hutan Kabut Hitam. Di sana, di atas bongkahan es tua di bawah pohon kristal mati, mekar sebuah bunga aneh berwarna biru keunguan. Itu Kristal Es Gelap.
Cahaya dari kristal itu berdenyut perlahan, seperti napas dari roh dunia itu sendiri.
Chen Yu berjalan perlahan, tangannya terulur.
“Ini dia… target kita.”
Xining berjaga di belakang, mata tetap waspada.
Saat Kristal Es Gelap diambil, udara sekitarnya mulai bergetar pelan.
Crack... crack...
Tanah bergetar. Dan dari balik pepohonan beku, sosok berjubah hitam muncul perlahan. Auranya begitu berat tekanannya membuat kaki mereka nyaris tak bisa digerakkan.
Sosok itu melepas tudungnya. Seorang pria tua dengan rambut perak dan wajah penuh keriput. Matanya menyipit saat menatap Chen Yu.
“Kau membuat banyak kekacauan untuk seorang yang seharusnya sudah mati.”
Chen Yu mengangkat alis dan bergumam dalam hatinya."sejak kapan aku membuat kekacauan."
Tapi pada saat ini Chen Yu berkata dengan ekspresi tenang.
“Jadi benar kalian yang mengirim pembunuh ke kamarku.”
“Tuan muda kami, Wen Shao, menginginkan wanita bernama Mu Wan.”
“Namun sayang, ia menikahi sampah bernama Chen Yu. Solusi paling bersih adalah menghapus nama Chen Yu dari dunia.”
Kata-kata itu membuat napas Chen Yu tercekat. Matanya berubah gelap.
“Kau ingin membunuhku… hanya karena wanita?”
Penatua itu tersenyum dingin.
“Wanita adalah alasan tertua terjadinya perang bocah. Tapi lebih dari itu… klan Wen tak menerima penolakan.”
Xining menatap Chen Yu dengan ekspresi terkejut.
“Tidak hanya itu,” lanjut penatua, “Klan Wen telah lama mengincar keluarga Mu untuk pernikahan politik. Tapi Mu Wan memilih sampah tak berguna seperti mu, itu penghinaan.”
Chen Yu mengepalkan tangan.
"Jadi aku harus mati hanya karena pilihan hati seseorang?!"
“Ya. Dan hari ini… aku akan menyelesaikan yang belum selesai malam itu.”
Penatua klan Wen mengangkat tongkat besi panjang berukir rune ungu. Aura miliknya berada di atas ranah Jujing, jelas berada di ranah Lijing tahap puncak!
Chen Yu menggertakkan gigi.
“Xining, kabur sekarang juga. Bawa Kristalnya ke sekte.”
“Aku bukan orang yang akan lari, dasar idiot!” bentak Xining sambil menghunus pedangnya.
Mereka berdua menyerang bersamaan. Serangan kombinasi mereka cukup menekan sang penatua selama beberapa napas, tapi tak cukup kuat.
Chen Yu dipukul mundur, darah mengalir dari mulutnya.
Penatua tertawa dingin.
“Kau tak akan selamat kali ini.”
Namun, tepat saat tongkatnya meluncur, Xining berdiri di depan Chen Yu membentuk dinding energi biru.
BOOOM!!!
Suara ledakan mengguncang tanah. Debu membumbung tinggi. Ketika asap hilang, Chen Yu dan Xining sudah terlempar ke tebing di belakang, jatuh ke jurang berkabut.
Penatua mendekat ke tebing, mengamati kabut di bawah.
“Kalau kau selamat dari jatuh itu aku sendiri yang akan menyelesaikanmu nanti.”
Ia pun pergi.
Di Dasar Jurang
Kabut dingin menyelimuti dasar jurang Hutan Kabut Hitam. Langit di atas tampak gelap meski siang belum berlalu. Chen Yu terbaring dengan tubuh penuh luka, darah mengalir dari dada dan sudut bibirnya.
Saat ini Xining berlutut dengan wajah panik dan mata merah, memeluk tubuh Chen Yu yang hangatnya mulai menghilang.
“Chen Yu… Bertahanlah! Aku sudah mengobati lukamu! Jangan mati...!”
Chen Yu membuka matanya perlahan, matanya sayu dan nafasnya berat. Tangannya yang lemah mengangkat sedikit, menyentuh lengan Xining.
Dengan suara terbata-bata dan nafas tercekat, ia berkata:
“Kakak Senior… Xining… Tolong… kembali… ke sekte…”
Air mata jatuh membasahi pipi Xining.
“Tidak! Aku tidak akan meninggalkanmu! Aku tidak akan membiarkanmu kenapa-kenapa!”
Xining memeluk Chen Yu erat, seolah tubuhnya bisa menghidupkan kembali kehangatan yang mulai pergi.
“Aku akan membawamu kembali ke sekte, bertahanlah!! jangan tutup matamu, Chen Yu!”
Namun...
Tubuh Chen Yu perlahan kehilangan kekuatannya. Nafasnya berhenti. Matanya perlahan tertutup. Dan untuk terakhir kalinya ia tersenyum samar.
“Terima… kasih… Xining…”
Dan hening…
Tubuh Chen Yu menjadi dingin dalam pelukan Xining.
“Chen Yu…?”
“Chen Yu!!”
Tangisan Xining pecah.
“TIDAAAAAKK!!!”
Suara tangisnya menggema di antara dinding-dinding batu dan kabut. Ia mengguncang tubuh Chen Yu, berharap ada sedikit kehidupan yang tersisa. Tapi tubuh itu tak lagi bergerak.
Tiba-tiba…
Tanah bergetar. Udara menjadi panas. Kabut hitam berubah merah seperti terbakar.
CRACK!!
Sebuah retakan besar terbentuk di tanah tepat di depan Xining yang memeluk Chen Yu. Dari dalam retakan, muncul sosok pria perlahan merangkak naik.
Pria itu tinggi, berambut hitam panjang, mengenakan jubah merah menyala dengan motif api naga. Wajahnya mirip Chen Yu, tapi dengan aura yang berbeda, dingin, penuh tekanan, dan kekuatan tak masuk akal. Matanya berwarna merah menyala dan pupilnya seperti retakan magma.
Xining mendongak dengan terkejut, masih memeluk Chen Yu.
“Siapa… siapa kau?!” ucapnya dengan suara bergetar, air matanya masih mengalir deras.
Pria itu tidak menjawab. Ia hanya berjalan perlahan, lalu berhenti menatap Xining.
“Apa kau teman nya?”
Xining merasakan napasnya tercekat.
Aura pria ini tidak seperti manusia biasa. Rasanya seperti sesuatu yang berasal dari dunia lain, dunia yang jauh lebih gelap dan purba.
Namun sebelum ia bisa menjawab, pria berjubah merah itu menjentikkan jarinya.
WUUUSHH!!
Angin merah berputar membungkus tubuh Xining, dan dalam sekejap.
Di Sekte Langit Cerah
Xining jatuh ke atas tanah berbatu.
Ia membuka matanya lebar-lebar dan mendapati dirinya telah berada di halaman dalam Sekte Langit Cerah.
di depan gerbang utama. Suara para murid terdengar dari kejauhan. Langit bersih tanpa kabut.
“Chen Yu?!”
Xining langsung berdiri, menoleh ke sekeliling.
“Chen Yu!!! Di mana kau!?!”
Tapi tak ada siapa-siapa. Chen Yu tak terlihat. Pria berjubah merah pun lenyap, seakan-akan tidak pernah ada.
Xining terduduk, lututnya lemas, tangisnya kembali pecah.
“Chen Yu… kau di mana…? Kau belum mati… kan?”
Tapi hanya angin sepoi yang menjawab.
Di tempat yang tak diketahui...
Pria berjubah merah berdiri di atas lingkaran rune yang bercahaya. Di belakangnya, tubuh Chen Yu berbaring tenang dalam formasi sihir kuno.
“Tubuhmu… terlalu lemah.”
“Namun jiwamu sangat sempurna.”
Ia menutup matanya, dan dunia sekitarnya menyala dalam merah darah.
Kabut merah pekat menggantung di udara. Dunia seperti membeku di sekeliling pria berjubah merah itu dia adalah Zingtian. Di pelukannya, tubuh Chen Yu yang tak bernyawa terbaring dengan tenang, seolah hanya tertidur.
Zingtian menatap ke arah langit yang berwarna darah, matanya penuh gejolak emosional yang rumit. campuran amarah, kesedihan, dan kerinduan.
Ia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata pelan namun penuh tekanan:
"Tubuh utama begitu kejam."
Tangannya menggenggam erat bahu Chen Yu, menggigil seperti menahan sesuatu yang tak mampu dia kendalikan.
“Dia menciptakanmu dari sumber kehidupan Yin’er dan dirinya sendiri. Menggabungkan dua keberadaan suci dan kuno. menciptakan janin jiwa yang paling sempurna dalam sejarah kekosongan.”
Matanya menatap langit, penuh dendam dan kekaguman yang bertabrakan.
“Tapi kenapa dia mengirimkanmu ke dunia kecil ini. Memasukkanmu ke dalam tubuh seorang yang lemah bernama Chen Yu, menyegel kekuatanmu...bakatmu… bahkan ingatanmu. semuanya. Seolah kau hanya manusia biasa.”
Suara Zingtian mulai pecah, marah sekaligus kecewa.
“Tubuh utama mengorbankan dirimu untuk rencana yang bahkan aku… tidak mengerti. Apa tujuan nya? Lalu Apa yang dia sembunyikan?”
Tiba-tiba…
Suatu suara lembut muncul dari dalam dada Chen Yu. Suara itu tenang dan hangat… suara seorang wanita yang penuh kasih sayang, namun terasa memiliki kekuatan tak tergambarkan.
“Zingtian... tenanglah.”
Zingtian membeku. Matanya melebar. Suara itu…
“Yin'er...?” gumamnya, suaranya bergetar.
Namun suara itu tidak memberinya waktu untuk menjawab.
“Jangan banyak bertanya… bukan saatnya. Saat waktunya tiba… kau akan mengerti segalanya.”
Zingtian menatap tubuh Chen Yu dalam diam. Dunia seakan berhenti berputar untuk mendengarkan.
“Untuk sekarang... sembuhkanlah luka di tubuhnya. Janin jiwa ada bersamaku. Dia baik-baik saja.”
Seketika itu juga, suara itu lenyap. Seperti angin lembut yang berlalu tanpa jejak.
Zingtian terdiam sejenak, matanya berkaca-kaca.
“Yin'er… kau masih hidup... dan kau menyelamatkan anak ini…”
Lalu Ia menunduk, menempelkan telapak tangan ke dada Chen Yu. Cahaya merah dan putih bergelombang keluar dari telapak tangannya, menutupi tubuh Chen Yu seperti pusaran cahaya penyembuhan yang sangat kuno.
Simbol-simbol kuno mulai bermunculan di udara, membentuk lingkaran pelindung di sekeliling mereka. Tanah yang retak mulai menyatu. Aroma aneh seperti dupa langit memenuhi udara.
“Chen Yu... ”
“Dunia ini belum siap untukmu. Tapi saat itu tiba biarlah langit dan bumi menggigil.”
Angin berhenti. Cahaya menyala lembut. Nafas tipis mulai terdengar…
Chen Yu perlahan menarik napas. Matanya masih tertutup, namun nadinya kembali berdetak.
Zingtian menatapnya dalam diam. Senyumnya pelan namun penuh tekad.
“Satu hal yang pasti.. dengan adanya manifestasi Yin'er di dalam tubumu, kau tidak akan pernah mati."
dusah GHOBLOK lembek lagi,
mendingan gak usah di lanjutkan lagi ini alur ceritanya