NovelToon NovelToon
Chased By Love: My Hot Ex'S Uncle

Chased By Love: My Hot Ex'S Uncle

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Seiring Waktu / Menikah Karena Anak / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:632
Nilai: 5
Nama Author: Neogena Girl

Keputusan berlibur selama sebulan penuh untuk memulihkan patah hati sukses besar. Rhea De Santiago tidak lagi menyalahkan dirinya atas perselingkuhan yang dilakukan oleh mantan kekasih. dia benar-benar sudah pulih dan siap menjalani kehidupan baru.

Namun sehari sebelum pulang ke Meksiko, Rhea menghabiskan malam panas tanpa paksaan dengan William Riagen. Paman dari mantan kekasihnya. Setelah bercinta dengan intens, Rhea langsung terbang ke Meksiko dengan anggapan William tidak mungkin peduli dengan hubungan satu malam yang telah terjadi. Dia tidak tahu tentang William yang sudah menaruh rasa sejak lama.

“... Usai bertemu lagi dengan Mu setelah sekian lama, bahkan menghabiskan malam panas bersama, Aku ingin memiliki Mu seutuhnya. Aku ingin Diri Mu. Rhea De Santiago, Aku akan mengejar Mu tidak peduli jika harus sampai ke ujung Dunia sekalipun. Aku akan menangkap Mu dengan kedua tangan ini, dan menjadikan Mu milik Ku. Milik William Riagen!”

=>Kalau suka, Silahkan dibaca♥️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 08

“Rhea ?Ughh, apa Aku berhalusinasi lagi ?” Ucap William sambil mengusap wajah nya dengan kasar.

“Uncle William, apa Kau mengalami syok ringan ? Come on, Uncle. Jangan membuat Ku tertawa. Jangan bilang Kau punya alergi pada wanita dan akan bereaksi seperti ini ? Wait, tapi selama ini Kau berhubungan dengan baik kok kalau tentang lawan jenis. Contoh nya Aku.”

Yang berbicara saat ini sungguh Rhea yang asli, bukan versi halusinasi. William benar-benar bersuka cita akan fakta ini. Finally, Dia bisa bertemu dengan Rhea lagi setelah sekian lama. Sialnya, kondisi tubuh William tidak mendukung sama sekali.

“Hahh... Haahh... Aku harus pergi Rhea. Aku hanya akan membahayakan diri Mu jika terus—”

“Astaga Uncle William.” Potong Rhea sambil menggandeng tangan nya yang terasa panas. “... Aku dan Rafael memang tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Tetapi Aku ingin orang-orang dari keluarga Riagen tetap berhubungan baik dengan Ku. Dan perkataan ini bukan menandakan bahwa Aku belum move on dari si sampah satu itu. Hanya saja Uncle salah satu orang yang Aku sukai di keluarga Riagen. Jadi mari terus menjalin hubungan baik walau jarang bertemu. Hm ?”

Rhea memiringkan kepala. Suhu tubuh yang terasa dari tangan yang Dia pegang terasa memanas. “Uncle, Kau pasti sakit. Ayo masuk ke dalam dulu. Aku akan menghubungi pihak hotel untuk membawa Mu ke rumah sakit.” Tutur nya dan menarik William masuk ke dalam kamar tanpa memikirkan apapun.

William bisa saja menolak Rhea seperti Dia menolak wanita tadi, tapi Dia tidak bisa. Entah di ancam menggunakan pistol pun Dia tidak bisa menolak Rhea dengan intonasi suara yang tinggi dan perlakuan yang kasar. Walau kewarasan nya yang menipis tengah melarang, seluruh kesadaran tubuh William memberikan lampu hijau pada tindakan William yang mengikuti Rhea masuk ke dalam kamar.

“Okay, Uncle duduk dulu di sini. Aku akan menghubungi pihak hotel.”

Sembari Rhea menuju ke telepon yang berada di atas nakas, setiap pergerakan kecilnya benar-benar di rekam dengan baik oleh mata William.

Dengan dukungan di bawah pengaruh obat dan juga karena Rhea yang berada di hadapan nya saat ini, membuat William bergerak sesuai insting.

Saat tangan Rhea masih mengudara, pergerakan nya langsung terhenti lantaran Wiliam melingkarkan satu tangan di pinggangnya yang ramping, juga menuntunnya ke tembok. Tangan yang lain sudah mendarat dengan sempurna di Tengkuk dan mengunci pergerakan Rhea.

“Can I kiss you ?” Ijin William tepat di depan kuping Rhea dengan suara nya yang berat dan rendah. Nafas nya yang tak teratur membuat Rhea menerima sinyal yang aneh.

“Wait... Apa yang terjadi dengan Mu, Uncle William ?” Tanya Rhea berusaha melempar atensi ke arah lain, tak kuat menerima semua fokus iris mata milik Wiliam.

Namun William tidak suka dengan hal itu. Dia kembali mengunci iris mata Rhea hanya kedepan, hanya untuk nya saat ini.

“Can I ?” Tutur nya lagi sambil membuang tatapan ke mata kanan, mata kiri dan pandangan terakhir mendarat di bibir Rhea yang nampak sangat kenyal dan manis.

“!” Rhea hanya mematung. Dia tidak bisa mendapat kejutan seperti ini.

Karena jujur saja, sejak diperkenalkan pada keluarga Riagen, Uncle William adalah Pria yang Rhea akui ketampanan nya. Entah parasnya, tubuh nya, maupun karakter nya. Dia lebih baik seribu kali lipat dari Rafael, namun saat itu cinta membuat Rhea buta. Sampai-sampai Dia dengan percaya diri mengakui bahwa Rafael lebih tampan dari pada Uncle William.

Alhasil, saat mendapat atensi penuh dari Uncle William, jantung Rhea langsung terguncang. Tak kuat menerima serangan ketampanan ini.

“Hahhh..” Hembusan nafas panjang pun terdengar. William mendaratkan kening nya di bahu Rhea, dan berucap dengan nada rendah penuh keputusasaan. “...Rhea, wanita sialan tadi memberiku obat perangsang. Sialnya, obat itu sudah bereaksi saat ini. Tidak hanya itu, karena diri Mu yang berada di depan Ku saat ini dan alhasil Aku jadi kesulitan utuk mengontrol diri. Jika Kau menampar dan juga memaki ku saat ini, Kurasa kewarasan Ku akan kembali.”

Rhea masih terdiam. Atensi mata nya jatuh ke bawah. Namun di situasi menegangkan seperti ini, mata nya malah menangkap hal lain. Kepunyaan milik William sudah menegang. Tampak sangat kencang dan terkesan hampir meledak.

“Dia menahan alat itu sekeras ini ? Apa Dia baik-baik saja ?” Batin Rhea syok dan saat merasakan suhu tubuhnya yang kian memanas, Rhea tau bahwa William saat ini benar-benar tengah tersiksa. Bahkan Rhea terkagum-kagum pada William yang masih menahan diri dan meminta ijin baik-baik. Apa Dia bisa menemukan karakter ini pada Pria lain ?

“Haahhh.... Aku sudah berada di usia yang legal untuk melakukan hal ini.” Ucap Rhea sambil meletakkan kedua tangan di pipi dan mengangkat wajah William agar netra Mereka saling bertemu. “...Walau Aku tidak punya pengalaman langsung di atas ranjang, tapi setidaknya ilmu yang ku dapat dari menonton bo*kep saat remaja akan berguna malam ini. Uncle William, Kau pasti berpengalaman kan ? Tolong jangan terlalu kasar.”

“Hahh.. Rhea, Kau membuat Ku gila!” Ucap nya dan langsung menempelkan bibir tanpa menunggu sedetik pun.

William kecup bibir Rhea berkali-kali, menyesapnya dengan lembut dan lanjut menautkan lidah Mereka berdua.

Kedua lidah yang bertarung lembut itu kian menunjukkan pergerakan intens, bahkan sampai menciptakan suara decapan yang kian menggema. William seperti seorang pecandu usai merasakan bibir manis Rhea dan membuat diri nya terus menautkan lidah kemudian membuat oksigen di paru-paru Rhea menipis.

“Haah.. Hahh... Hahh... Kau sangat pandai memakai lidah Mu, Uncle.” Cetus Rhea dengan wajah yang kian merona. Kian menikmati sensasi baru ini dengan kesadaran penuh.

“..Hahh.. My Love.. Rhea..” Tutur Wiliam sambil mengecup lembut leher jenjang Rhea, tanpa melewatkan satu jengkal pun. Lagi dan lagi, hembusan nafas yang berantakan itu benar-benar mengacaukan kewarasan Rhea. Dia menginginkan hal yang lebih.

“Hmppt!!” Kembali William mengulum kan lidahnya. Menikmati ciuman yang semakin intens, semakin menjadi-jadi, seolah ingin memakan Rhea hidup-hidup.

Dua tangan yang besar nan berotot itu mengangkat tubuh Rhea, sambil melanjutkan ciuman intens, William melangkah ke arah ranjang, membaringkan tubuh Rhea dengan perlahan.

Jemari lentik milik Rhea berkelana, dengan lihai melepaskan kancing kemeja William, dan memaparkan da*da yang bidang dan perut nya yang berotot.

Rhea reflek menggigit bibir bawah nya saat memandangi keindahan tubuh yang tidak pernah Dia rasakan saat melihat Rafael yang sudah berulang-ulang kali bertelan*jang dada di pantai.

“Kau menikmati pemandangan ini ? Tunjukkan juga milik Mu, My Love.” Pinta William dengan suara baritonnya.

“Hmm ?” Rhea menaikkan satu alis, kemudian Dia meletakkan kedua tangan diatas kepalanya dan kembali berucap. “...Tolong bukakan untuk Ku, Uncle William.”

“Holy moly!” Tutur William merasa akan dibuat gila oleh Rhea.

Usai memegang ujung pakaian Rhea yang Oversize, William langsung menariknya ke atas dan lekukan tubuh Rhea pun terpampang dengan jelas.

Dua tumpukan kenyal yang menonjol dan tertutup dengan Br*a itu sangat memabukkan. Dalam satu gerakan, B*ra pun terlepas, dan William langsung mencicipi tumpukan kenyal itu dengan lidah maupun dengan jari tangan. Membuat desa*han-desa*han kenikmatan keluar dari mulut Rhea maupun diri nya.

“Rhea, Kau sungguh manis.” Ucap William kemudian perlahan lidahnya menurun, pergi ke tempat yang sudah berair.

“Manis ? Tapi Aku tidak memakai gula.” Jawab Rhea yang berusaha mengatur nafas.

“Tunggu— Uncle jangan bilang Kau, ugghh!!” Rhea mende*sah saat lidah William sudah berkelana di atas kepunyaan nya. Menggunakan lidah untuk menjilati benda yang mirip biji kacang, sedang kan dengan jarinya berkelana masuk kedalam. Berusaha melonggarkan milik Rhea.

Walau mulut Rhea terus menyuruh William untuk menghentikan pergerakan lidah, tetapi tubuhnya bereaksi dengan sentuhan William. Terus menerus.

...***...

Kemudian,

“Agghhh!!” Pekik Rhea lantaran merasa kesakitan saat seluruh kepunyaan milik William sudah masuk ke dalam dirinya. Perutnya terasa penuh, lantaran ukuran William memang di luar perkiraan Rhea.

Bagian kewanitaan nya berdarah, karena selain besar dan panjang, ini merupakan kali pertama Dia melakukan adengan di atas ranjang. Secara perlahan, William mulai menggerakkan pinggulnya.

Rhea semakin menjerit kesakitan. Namun setelah beberapa menit berlalu, rasa sakit itu berganti menjadi rasa nikmat. Desa*han-desa*han yang menikmati gerakan William pun terdengar. Sambil terus menggerakkan pinggulnya, lidah keduanya kembali tertaut. Sedangkan satu tangan William sibuk memainkan tumpukan kenyal milik Rhea.

Kemudian, hentakan William semakin cepat dan kuat. Rhea pun merasakannya, Mereka berdua akan menemui kli*maks bersama.

“!!!!”

Nafas keduanya berantakan. William tanpa sadar menumpahkan semua cairannya di dalam tubuh Rhea. Melihat hal itu, membuat Rhea melirik tisu yang ada di atas meja.

“Aku membutuhkan tisu,” kata nya dan merangkak ke arah nakas.

Posisi itu justru membuat William kembali berdiri tegak. Dua tangan kekarnya langsung mendarat di pinggul, dan William kembali memasukan kepunyaan nya.

“Aghh.!! Uncle.. Wait.. Haahh.. Hahh... Kau baru saja keluar kan ? Wait...”

Perkataan Rhea tak dihiraukan lagi. Setelah kembali menemui klim*aks lagi, ternyata terasa belum cukup bagi William maupun Rhea. Mereka berdua kembali melakukan adegan itu lagi dan lagi, berkali-kali, ber-ronde-ronde. Dengan telaten William mengajarkan semua gaya yang Dia ketahui, dan dengan pemahaman yang cepat, Rhea bisa memahami dan mempraktekkan nya sesuai instruksi William.

Peluh yang menghiasi tubuh, nafas yang berantakan, suara decapan, tanda-tanda kemerahan yang menghiasi tubuh William maupun Rhea, di tambah dengan bekas cakaran di pundak William menunjukkan dengan jelas kedua insan itu benar-benar lepas kendali. Malam terasa panjang oleh Mereka yang sedang melakukan olahraga ranjang.

...***...

...Yooo Guyss😩🫵 Jangan lupa tinggalkan komentar ya. Neo penasaran🫠, bagaimana tanggapan kalian tentang chapter ini ?😍 Jangan lupa like dan komen ya. Ingat! Jangan lupa! Silahkan pergi ke chapter selanjutnya gih♥️...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!