seorang perwira tentara yang memiliki masa lalu kelam dengan ayahnya dan akhirnya dia menemukan cinta pertamanya
* maaf ya kalo jelek pemula soalnya😁
semua isi cerita ini hanya fiksi belaka. tempat kejadian, nama tokoh, musuh dan lainnya merupakan ide dari author itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirput10i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perasaan hati
Bab 8
Tidak terasa sudah pagi saja aku terjaga semalaman karena kebisingan di luar dan dengkuran Raka.
Suara ayam yang berkokok dan burung berkicau membuatku terbangun, ternyata masih jam 5 AM aku memutuskan untuk melakukan ibadah.
Aku juga membangunkan Raka yang masih terlelap agak susah untuk membangunkannya.
Dia ini seperti habis minum obat tidur saja tapi aku tetap mencoba membangunkannya. Akhirnya di terbangun.
" Akhirnyaaaa.....lu bangun juga! " Kataku dengan lelah
Dia melihat ke dua mataku dan berkata
" Eyy....mata lu kenapa? Kayak abis tawuran " tanya Raka dengan menunjuk mataku
" Oh gpp cuma engga bisa tidur semalem..." Jawabku dengan berdiri
Kami bangun dan ibadah sekalian bersiap-siap untuk berangkat ke markas hahh...aku bakal kangen rumah ini dan emakku.
Karena kemungkinan aku engga bakal bisa balik ke rumah ini lagi untuk waktu yang lama.
Aku dan Raka pamit dengan ibuku, jujur wajah ibuku agak sedih. Melihat anak laki-laki satu-satunya akan pergi.
" Hati-hati ya....kalo bisa balik, ya balik " kata ibuku dengan mata berkaca-kaca
Aku sebenarnya tidak tega melihat ibuku seperti itu aku tidak ingin meninggalkannya tapi ini sudah konsekuensi dari pekerjaanku.
" Iya Mak...makasih...." Jawabku agak sedih
Raka hanya melihat kami berdua apa lagi saat aku berpelukan dengan ibuku dia seperti melihat sinetron sedih.
" Sal..." Suara Raka sambil menepuk pundakku
Aku hanya mengangguk dan memberi salam pada ibuku dan memberinya pesan.
" Emak jaga kesehatan ya...jangan sering makan yang terlalu manis, pedas sama asin...." Pesanku
" Iya nak...." Jawab ibuku
Aku melangkah ke arah pintu dan menuju mobilku. Saat aku sudah sampai mobilku emak memanggilku.
" Faisal...." Panggilnya
Aku menoleh kearahnya dan ibuku membawakan ku sebuah wadah yang sangat panjang kira-kira satu setengah meter.
Aku bingung mengapa ibuku membawakan wadah sepanjang ini. Aku ingin membukanya namun ibuku menahanku sambil berkata.
" Bukanya nanti.....di saat kamu berada dalam kondisi yang mendesak dan tidak ada senjata "
Jujur saja aku agak syok waktu mendengar kalau ini adalah senjata, astaga aku kira ini apaan.
" I-ini...se-senjata Mak?....." Tanyaku agak takut
Ibuku hanya tertawa dan tersenyum saat mendengar pertanyaanku.
" Udah....kamu berangkat gih....nanti telat loh..." Jawabnya
Aku menurutinya dan berangkat menuju markas sebenarnya aku bisa jalan kaki tapi aku agak malas sekarang.
Raka seperti terheran-heran mengapa aku membawa wadah sepanjang itu. Karena tidak sabaran dia bertanya padaku.
" Eyy.....itu wadah mau lu buat apaan? Panjang bener kaya jalan tol..."
Aku hanya menghela nafas dan berkomuk tentang pertanyaannya.
" Gua sendiri juga engga tau....emak gua yang ngasih...."
Dia hanya diam dan melanjutkan mengemudi, namun ada suara dering dari kantong celanaku.
Saat aku ingin mengambilnya dan melihatnya aku tidak mengenal nomor asing ini.
Kurasa ini penipuan hah! Dia tidak tau sedang menelpon siapa.
Lalu aku mengangkatnya dan mulai berbicara siapa ini.
" Siapa ini....kalau mau minta uang.....maaf saya bukan bank! " celetusku
Namun aku langsung terdiam saat mendengar penelponnya, penelponnya adalah Irma.
Di dalam telepon dia berbicara.
" Faisal ini Irma...."
Aku tidak langsung percaya kalau ini Irma bisa saja dia ini penipu yang sedang menyamar.
" Hah! Jangan mencoba menipu saya dengan atas nama Irma! "
Lalu suara yang awalnya adalah wanita berubah menjadi suara pria yang berat.
" Oyy Faisal! Ini Irma...dia minta no lu dari hp gua! " Jawabnya dengan cepat
" Amir?....ini lu? " Tanyaku dengan tidak percaya
" Siapa lagi kalo bukan gua...." Jawabnya dengan nada panjang
" Bisa kasih hpnya ke Irma lagi? " Saranku dengan malu
" Hmmmm....gimana yah...."
Aku terus memohon agar hpnya di kembalikan ke Irma namun Amir sepertinya tidak mudah untuk mengembalikannya.
Akhirnya dia mau memberikan hpnya ke Irma, di situlah kami berbicara. Entah kenapa aku masih sedikit gugup saat berbicara dengannya.
" Emmm.....Irma...." Kataku dengan malu
" Iya Faisal? " Tanyannya dalam telepon
Aku masih malu atas apa yang terjadi, aku tidak tau harus berkata apa tapi Raka malah membuatku lebih khawatir dengan ejekannya.
" Alalala.....gua sih malu ya hahaha....."
Aku langsung menatapnya dengan tajam dan penuh ancaman karena merasa kesal.
Dia langsung membuang mukanya dan lanjut mengemudi. Aku yang masih bingung harus memulai pembicaraan dari mana namun Irma mulai berbicara seolah-olah dia tau apa yang aku pikirkan.
" Faisal....kamu engga usah khawatir...aku udah balik ke ayahku...." Katanya dengan lembut
Lalu aku yang terheran-heran dengan perkataannya. Bagaimana dia tau kalau aku memang khawatir dengannya kemarin.
" Irma......kamu tau dari mana kalo aku nyari kamu? " Tanyaku dengan penasaran
Namun belum selesai Irma menjawab suaranya berubah menjadi suara Amir. Amir menjawab dengan ceplosnya.
" Hah?....lu beneran nyari Irma? Gua cuma ngarang si...bilang ke Irma kalo lu nyariin dia haha...." Jawabnya dengan nada cepat
Jadi selama ini dia yang memberi tau Irma, ya ampun apalah nasibku mendapat teman seperti ini tapi yasudah lah.
" Oke...boleh gua ngobrol Ama Irma lagi? " Tanyaku
" Oke " jawab singkatnya
Aku dan Irma mulai berbincang-bincang, awalnya aku agak gugup tetapi lama-kelamaan aku merasa nyaman.
" Irma...kamu sekarang ada di angkatan laut? " Tanyaku
" Iya....aku disini buat ketemu sama ayah sekalian minta no kamu..."
Entah kenapa mendengar dia bicara rasanya jantungku terus berdetak kencang dan aku juga mulai tersenyum sedikit.
Raka menyadarinya dan berbicara kepadaku
" Ishhh...... kenapa sal?...senyum dewek " tanya Raka dengan senyum
Aku langsung menoleh ke arah Raka dan merasa bingung dengan perkataannya.
" Gua tau lu suka kan sama Irma? Udah jujur aja..." Tanyanya dengan memegang kemudi
Aku tidak menjawabnya malah aku berpikir tentang perasaanku dengan Irma apakah aku menyukainya atau hanya sekedar mengaguminya.
Karena banyak wanita yang menurutku lebih baik darinya tapi kenapa aku hanya tertarik dengannya seorang gadis kampung yang sederhana dan bukan selebritis walaupun dia anak jendral si...tapi...
" Gua tau apa yang lu pikirin.."
" Maksud lu? " Tanyaku
" Lu pasti bertanya-tanya kan soal perasaan lu...."
Aku hanya mengangguk dengan perkataannya. Dia kemudian melanjutkan.
" Gua awalnya engga percaya kalo lu bisa tertarik sama cewe....soalnya banyak cewek terkenal yang ngedeketin lu tapi lu engga ngerespon mereka kaya lu ke Irma..."
" Jadi....gua engga percaya kalo lu bakal ngedeketin cewe...."
" Tapi kayaknya alasan lu engga tertarik Ama cewe-cewe sebelumnya itu karena hati lu engga gerak buat mereka..."
" tapi Pas gua ngeliat kelakuan lu ke irma gua ngerti.....hati lu tertarik sama cewe itu karena dia sederhana dan engga terlalu foya-foya walaupun dia anak jendral "
" Lu ngerti kan maksud gua..."
Dari penjelasan Raka yang sangat panjang itu, kurasa ada benarnya ini hanya masalah hatiku menyukai tipe yang mana.
" Lu bener...." Jawab singkatku
Karena aku sibuk mendengar penjelasan Raka soal perasaanku aku terlupa dengan teleponku.
" Alamak! Gua lupa lagi telponan Ama Irma..."
" Halo? maaf Irma aku engga nyaut...."
" Gpp....aku mau ke ayah aku....semoga bisa ketemu lagi....." Jawabnya dengan menutup telepon
Aku hanya bisa salting dengan perkataannya. Rasanya kayak akkkkhhhhh tanpa sadar aku bertingkah aneh sampai mobil ini goyang
" O-oy santai bos...." Kata Raka
Aku langsung bersikap normal dan memperbaiki posisi dudukku.
" Maaf "
" Santuy aja....ini kan cinta pertama Lo...haha! " Jawabnya dengan mengemudi
" Lo mau ditampar atau di tonjok? " Tanyaku dengan mengkretek tanganku
" Engga ke duanya sal..." Jawabnya dengan berwajah takut
dynamic Irma and Faisal lucu kalii, tpi kasihani lh si Raka, ditampar muluw :'D
baguss omagahh, gk nyangka sebagus itu jujur. Keep growin' !!