Aku Selingkuhan Bosku

Tante Lusi sedang menyiapkan sarapan, saat Leo berlalu begitu saja tante Lusi merasa heran, tak lama Jenny pun datang dengan setelan piyama nya.

"Pagi mah" sapa Jenny.

"Pagi, Leo mau kemana kayaknya buru-buru sekali? "

"Ngga tau tuh mah, Jenny ajak sarapan aja di tolak, katanya mau sarapan di kantor aja" ucap Jenny sambil meminum susu nya.

Tante Lusi semakin merasa kasihan terhadap Leo, semakin kesini kehidupan Leo semakin berantakan. Bahkan saat ini seperti nya dia dan Jenny terlihat sedang tidak akur.

"Mah, lusa Jenny mau visit ke luar kota. Mungkin Jenny di sana selama satu minggu" ucap Jenny.

"Leo sudah tahu belum kamu mau pergi? " tanya tante Lusi.

"Belum mah, Jenny baru cerita ke mama" jawab Jenny.

"Sebaiknya kamu juga bilang ke Leo, agar dia tidak khawatir saat kamu pergi " saran tante Lusi.

"Mas Leo itu udah biasa mah Jenny tinggal-tinggal, dia udah maklumin kok kalau Jenny itu sibuk" ucap Jenny menyombongkan dirinya.

"Terserah kamu sih, tapi saran mama lebih baik kamu bilang ke Leo" Jenny pun terdiam, mungkin ucapan mama mertua nya ada benarnya.

"Baiklah nanti sebelum ke studio, Jenny mampir dulu ke kantor mas Leo" Jenny pun menyudahi sarapan nya dan bergegas untuk bersiap.

.

.

Leo tiba di kantor, dia pun sangat bersemangat karena hari ini dia akan sarapan makanan buatan Bella, entah kenapa baru membayangkan saja sudah membuat nya lapar.

Leo tiba di ruangan nya, dia membuka pintu dan tidak melihat keberadaan Bella, Leo merasa kebingungan kenapa Bella belum datang.

Tak lama terdengar suara langkah sepatu yg seperti setengah berlari, ternyata itu adalah suara langkah Bella. Bella datang terlambat karena tadi bus yg dia naiki mogok.

"Selamat pagi pak, maaf saya telat" sapa Bella sambil terengah-engah.

'Bagaimana bisa aku berdesir saat melihat dia terengah-engah seperti itu? 'Maki Leo dalam hati.

"Pagi, iya gak apa-apa Bella, apa kamu membawa yg saya minta semalam? " tanya Leo tanpa basa basi karena perutnya sudah sangat lapar.

"Sudah pak" Bella pun mendekati meja Leo dan menaruh kotak makannya di atas meja, Leo menatap Bella tanpa berkedip saat melihat Bella dengan sigap mempersiapkan sarapan untuk nya.

"Maaf ya pak saya hanya membuat ini saja, semoga bapak suka" ucap Bella sambil menggigit bibir bawahnya.

"Jika saya tak suka saya tak akan meminta kamu untuk memasak, kamu sudah sarapan? "

"Sudah pak, silakan bapak sarapan saya mau membuat kopi dulu" ucap Bella sambil melangkah.

"Tunggu Bella" tahan Leo. Bella pun menoleh.

"Jangan kopi, coklat panas saja" ucap Leo membuat Bella melongo.

"Baik Pak" Bella pun keluar sambil bertanya-tanya, tak biasanya dia meminta coklat panas, biasanya kalau tidak ada kopi Leo pasti suka mencak-mencak.

Leo langsung menyantap masakan yg Bella bawa, dia sampai merem melek saking nikmat nya, masakan Bella membuatnya kecanduan. Leo bukan tipe pria yg pemilih dalam makanan tapi masakan Bella sungguh berbeda di lidahnya.

Bella kembali sambil membawa coklat panas dan juga air mineral. Dia tersenyum saat melihat Leo makan dengan lahap.

"Terima kasih Bella, masakan kamu memang juara" puji Leo.

"Bapak terlalu memuji, saya jadi malu" ucap Bella.

"Saya serius, kalau nanti kamu sudah menikah pasti suami kamu akan sangat bahagia karena mempunyai istri yg pintar masak seperti kamu" ucap Leo membuat Bella semakin tersipu.

"Aamiin, semoga pak" ucap Bella.

Leo menghabiskan semua makanan tersebut, dia pun bersandar di kursinya karena kekenyangan.

"Alhamdulillah" ucap Leo, tak lama dia pun bersendawa membuat Bella terkekeh.

"Maaf saya kekenyangan" ucap Leo merasa malu.

"Hehe iya gak apa-apa pak" ucap Bella sambil tertawa.

Bella pun bangkit dan membereskan kembali kotak makan miliknya, dan menyimpan nya kembali di laci nya. Bella pun melanjutkan kembali pekerjaan nya dengan fokus. Sementara Leo sesekali curi curi pandang ke arah Bella. Rasa kagumnya kepada Bella semakin kuat.

'Andai Bella mau menikah dengan ku, tapi rasanya tidak mungkin karena Bella orang yg berprinsip ' batin Leo sambil menatap Bella.

Tak lama terdengar suara pintu di ketuk, saat pintu itu di buka Leo terkejut saat melihat Jenny datang menemuinya. Bella dengan sigap langsung berdiri dan menyapa Jenny.

"Selamat pagi ibu Jenny"

"Selamat pagi Bella" kebetulan Jenny sudah tahu kalau Bella adalah sekertaris nya Leo, karena Bella sudah 2 tahun bekerja untuk Leo.

"Tumben kamu kesini? Ada angin apa? " tanya Leo dengan nada datar.

"Mas ini, istri datang bukan di sambut kek, di peluk kek, malah di cecar pertanyaan seperti wartawan" sindir Bella.

"Terus aku harus seperti apa menyambut mu? Karena biasanya kamu gak pernah mau kalau aku minta datang kesini kan" sindir Leo balik.

"Permisi saya mau buatkan minuman dulu untuk ibu" Bella berkata sambil menundukkan kepala nya, Jenny pun melambaikan tangannya kepada Bella dan Bella pun segera keluar.

"Aku kesini ingin memberitahukan padamu kalau lusa aku akan visit keluar kota" ucap Jenny, bukan nya terkejut tapi reaksi Leo nampak biasa saja.

"Kamu gak mau komentar apa-apa mas? " tanya Jenny bingung.

"Hmm, komentar apa ya? " ucap Leo sambil memegang dagunya.

"Biasanya kamu kalau pergi gak pernah izin dulu kan sama aku, biasanya juga kamu kalau pergi gak pernah mau aku larang kan? Pergi lah jika memang itu bagian pekerjaan mu" ucap Leo dengan wajah datar.

Jenny yg awalnya berpikir kalau Leo akan terkejut atau melarang nya pergi ternyata dugaan nya salah, Leo nampak biasa saja bahkan tidak terlihat khawatir sama sekali.

"Kamu ngga khawatir gitu mas kalau aku pergi selama seminggu? "

"Kenapa aku mesti khawatir, kan ada Sehun yg jagain kamu, begitu kan biasanya" ejek Leo, terkadang Leo suka berpikir sebenarnya yg suami Jenny itu dirinya atau Sehun, karena Jenny lebih banyak menghabiskan waktu dengan Sehun ketimbang dirinya.

"Ya seenggaknya kamu kasih perhatian kek ke aku, jangan cuek seperti ini" rengek Jenny.

Bella pun masuk sambil membawa segelas jus, tapi Jenny tak ingin meminum nya.

"Saya sedang diet Bella, buat kamu aja" tolak Jenny membuat Bella merasa tak enak.

"Maafkan saya bu, saya tidak tahu kalau ibu sedang diet" ucap Bella.

"Iya gak apa-apa kok" ucap Jenny.

Akhirnya Bella membawa gelas tersebut ke mejanya, dia duduk kembali di kursinya dan kembali fokus mengerjakan pekerjaan nya.

"Mau kamu sebenarnya apa? Tidak usah berbelit- belit aku sedang sibuk" ucap Leo.

"Aku hanya minta kamu memperhatikan aku, Leo " rengek Jenny.

"Perhatian? Apa kamu pernah memperhatikan aku Jenny? Apa kamu tahu apa yg aku butuhkan dan aku perlukan? Apa selama ini kamu selalu mengerti apa yg aku mau? " ucap Leo dengan nada sedikit meninggi.

"Kenapa kamu jadi malah merembet kemana-mana? Apa hubungan nya dengan aku minta perhatian? "

"Jelas ada, kamu minta aku selalu memaklumi kamu, mengerti kamu tapi apa kamu pergi melakukan hal yg sama? " tanya Leo sambil menatap Jenny intens, Jenny tak biasa di tatap oleh Leo langsung membuang wajahnya ke samping.

Mereka berdua pun terdiam untuk beberapa saat, membuat Bella sedikit tegang, dia takut jika kedua bos nya ini akan bertengkar di kantor.

"Pergilah, jaga dirimu saat kau sudah disana, jika sudah beres cepat kembali" ucap Leo pada akhir nya, membuat Jenny tersenyum senang, dia pun bangkit lalu memeluk tubuh Leo, Bella langsung mengalihkan pandangan nya karena merasa tak pantas melihat nya.

"Terima kasih sayang, kalau begitu aku pergi dulu ya" Jenny mengecup pipi Leo lalu dia berlenggang pergi meninggalkan ruangan Leo.

Leo mengendurkan dasinya, dadanya terasa sesak karena menahan kesal. Dia pun menyeruput coklat panas yg ada di atas meja untuk menenangkan diri nya.

Bella yg menatap bos nya merasa iba, karena baru kali ini dia melihat langsung ekspresi Leo saat berhadapan dengan istrinya, entah itu hanya gimmick atau memang seperti itu tapi yg dapat Bella tangkap kalau Leo tak bahagia menikah dengan Jenny.

Bella akui Jenny adalah sosok yg cantik, tubuhnya tinggi dan langsing, kulit nya putih mulus tanpa noda, rambutnya terurai panjang dengan poni bak artis Korea, Jenny hampir tanpa cela tapi seperti nya Leo tak bahagia terlihat dari cara Leo menatap dan berbicara dengan Jenny, Bella langsung memahami nya.