NovelToon NovelToon
Dia Yang Kau Pilih

Dia Yang Kau Pilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor / Cerai / Penyesalan Suami / Selingkuh / Berondong
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Rika Nurbaya adalah seorang guru honorer yang mendapat perlakuan tak mengenakan dari rekan sesama guru di sekolahnya. Ditengah huru-hara yang memuncak dengan rekan sesama guru yang tak suka dengan kehadirannya, Rika juga harus menghadapi kenyataan bahwa suaminya, Ramdhan memilih wanita lain yang jauh lebih muda darinya. Hati Rika hancur, pernikahannya yang sudah berjalan selama 4 tahun hancur begitu saja ditambah sikap ibu mertuanya yang selalu menghinanya. Rika pun pergi akan tetapi ia akan membuktikan bahwa Ramdhan telah salah meninggalkannya dan memilih wanita lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melawan Mertua

Perjalanan menuju bengkel terasa lebih damai, meskipun Rika harus mengikuti motor yang didorong Arya Dewandaru dari belakang dengan taksi online. Rika terus memandangi punggung motor maticnya yang didorong dengan hati-hati oleh Arya, sesekali ia melihat Arya tersenyum pada pengguna jalan lain yang memberi klakson. Pria itu memancarkan aura tenang yang kontras dengan hiruk pikuk jalanan dan kekacauan emosional yang dialami Rika seharian ini.

Ketika tiba di bengkel besar di pinggiran kota, Arya langsung berbicara dengan montir. Ia menjelaskan masalah busi motor Rika dengan bahasa teknis yang fasih. Rika mendengarkan, merasa semakin berhutang budi.

“Ini totalnya, Mas,” ujar sang montir, menyerahkan kertas tagihan kepada Arya.

Rika segera meraih dompetnya. “Biar saya bayar, Pak Arya. Terima kasih banyak,” kata Rika, merasa tidak enak.

“Sudah beres, Bu Rika,” sahut Arya, melipat tangannya. Ia menyerahkan uang tunai pada montir bahkan sebelum Rika sempat membuka dompet.

Rika terkejut. “Pak Arya! Astaga, kenapa repot-repot? Saya sangat tidak enak. Biar saya ganti uangnya!”

Arya tersenyum, senyum yang meyakinkan. “Anggap saja hadiah untuk guru yang berjuang keras. Tidak usah dipikirkan. Busi baru dan service ringan hari ini tanggung jawab saya. Paling lambat besok sore motornya sudah bisa diambil.”

Rika merasa matanya kembali hangat. Ia menatap Arya, tidak tahu harus berkata apa. Kebaikan ini terasa seperti oasis di tengah gurun kekejaman yang ia hadapi.

“Tapi motor saya... saya tidak ada kendaraan, Pak Arya,” ujar Rika, rasa khawatir kembali muncul di wajahnya.

Arya mengangguk, melirik jam tangannya. “Tentu saja. Ini sudah sore. Tidak mungkin Anda naik angkutan umum ke rumah, apalagi di lingkungan Anda sepertinya sudah sepi. Saya antar saja.”

Rika langsung menggeleng. “Jangan, Pak Arya. Tidak usah. Saya naik taksi online saja. Saya sungguh sudah sangat merepotkan Bapak.”

"Merepotkan apanya? Saya hanya mengantar pulang. Lagipula, saya tadi sedang menuju ke arah sana. Anggap saja ini detour yang menyenangkan,” bujuk Arya dengan nada ringan, namun sorot matanya menunjukkan bahwa ia tidak menerima penolakan. “Ayo, Bu Rika. Saya tidak akan membiarkan seorang wanita pulang sendirian setelah menghadapi hari yang berat.”

Rika terdiam. Ia menimbang-nimbang. Di satu sisi, ia takut jika Ibu Cahya melihatnya turun dari mobil mewah bersama pria asing. Di sisi lain, ia sangat lelah dan tidak ingin berlama-lama di jalanan. Dan, ada rasa nyaman yang aneh muncul di dekat Arya.

****

"Baiklah, Pak Arya,” Rika mengangguk pelan. “Tapi tolong, antarkan saya hanya sampai depan gang. Tidak usah sampai depan rumah.”

“Deal,” kata Arya, tersenyum.

Rika masuk ke mobil Arya. Interior mobil itu sunyi, mewah, dan dipenuhi aroma maskulin yang menenangkan. Selama perjalanan, mereka hanya berbincang ringan tentang profesi Rika sebagai guru. Arya mendengarkan dengan penuh perhatian, seolah setiap kata Rika adalah hal yang paling penting di dunia. Kontras sekali dengan Bu Rosba dan Ibu Cahya yang selalu meremehkannya.

Mobil Arya berhenti tepat di mulut gang menuju rumah kontrakan Rika.

“Terima kasih banyak, Pak Arya,” kata Rika, menoleh padanya. “Saya akan ganti semua uang Bapak besok.”

“Tidak perlu, Rika,” kata Arya lembut. “Saya senang bisa membantu. Besok saya akan kabari kalau motornya sudah selesai. Hati-hati di rumah. Dan ingat, You are a great teacher.”

Rika tersenyum tulus, rasa hangat menjalar di hatinya.

Ia baru saja turun dari mobil dan melangkah dua langkah di dalam gang, ketika suara melengking menghantamnya.

“Rika! Apa-apaan ini?!”

Ibu Cahya sudah berdiri di depan pintu rumah, wajahnya merah padam. Rupanya ia sudah mengintip dari jendela dan melihat menantunya turun dari mobil mewah bersama seorang pria asing.

Arya, yang baru saja hendak menjalankan mobil, ikut terkejut, namun ia memilih diam sejenak.

“Ibu?” Rika menoleh, semua rasa damai yang ia rasakan menguap seketika.

****

Cahya berjalan cepat mendekati Rika, tangannya terangkat menunjuk ke arah mobil Arya yang masih terlihat di mulut gang.

“Siapa laki-laki itu?! Kamu pikir kamu ini siapa?! Baru mau diceraikan anak saya, kamu sudah berkeliaran dengan pria lain?! Wanita tidak tahu malu!” sembur Cahya, suaranya dipenuhi kemarahan dan tuduhan.

Rika merasakan gejolak kemarahan. Cukup sudah. Ia tidak akan pasrah lagi.

“Ibu, jangan sembarangan bicara!” Rika maju selangkah, menatap Cahya dengan mata yang tajam. “Itu bukan seperti yang Ibu pikirkan! Motor saya mogok, dan beliau menolong saya. Beliau sudah membayar perbaikan motor saya di bengkel!”

“Motor mogok? Alasan basi!” Cahya menyeringai sinis. “Semua wanita rendahan juga menggunakan alasan yang sama! Kamu pikir Ibu bodoh? Kamu sengaja mencari-cari kesempatan untuk bersenang-senang di luar, kan? Pantas saja kamu tidak punya waktu untuk mengurus rumah dan hamil!”

“Berhenti, Bu!” bentak Rika, suaranya keras dan tegas, membuat Cahya terkejut. Ini adalah pertama kalinya Rika melawan dengan nada setinggi itu.

“Saya bukan wanita murahan! Saya baru saja diusir dari rumah ini secara tidak langsung! Saya baru saja dihina oleh Ibu dan dicampakkan oleh suami saya! Apa Ibu pikir saya punya waktu untuk bermain-main?” Rika menunjuk seragamnya. “Saya baru pulang kerja, Bu! Saya lelah! Dan beliau menolong saya murni karena kebaikan hati!”

****

Cahya menggeleng, menyilangkan tangan di dada. “Kebaikan hati? Di dunia ini tidak ada makan siang gratis, Rika! Pasti kamu sudah merayunya! Kamu itu memang pintar merayu pria, ya? Dulu anak saya, sekarang pria kaya itu!”

Rika merasakan air mata amarah mendidih di matanya. Ia tidak bisa lagi menahan semua tuduhan yang memuakkan ini.

“Dengar sini, Bu Cahya!” Rika melangkah maju, jarak mereka kini hanya sejengkal. “Saya datang ke sini dengan niat baik dan kepala tegak, meskipun anak Ibu sudah menalak saya!”

“Saya tidak peduli Ibu membenci saya karena saya honorer, saya tidak peduli Ibu mencap saya menantu tidak berguna karena belum bisa punya anak. Tapi tolong, jangan pernah Ibu rendahkan harga diri saya sebagai seorang wanita!”

“Saya lebih terhormat didampingi oleh seorang pria asing yang baik hati daripada harus kembali ke rumah yang isinya hanya cacian dan kebencian! Saya tidak takut Ibu adukan lagi ke Ramdhan! Silakan! Karena sebentar lagi, Ibu tidak akan punya hak lagi untuk menghina saya!”

Rika mengucapkan kata-kata itu dengan napas tersengal-sengal, penuh kesakitan dan keberanian yang baru ia temukan. Ia berbalik, melangkah menuju pintu.

Cahya terpaku di tempatnya, terkejut melihat perlawanan Rika yang begitu keras dan terang-terangan. Wajahnya berubah dari marah menjadi kaget, lalu menjadi murka yang membara.

“Kamu akan menyesal, Rika! Kamu akan menyesal sudah melawan saya!” teriak Cahya, namun Rika sudah masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah, Rika menyandarkan punggung ke pintu yang tertutup. Tangannya gemetar. Ia telah membakar jembatan terakhirnya, tetapi ia tidak merasa menyesal. Ia telah memilih untuk berjuang. Ia telah memilih untuk hidup. Dan kali ini, ia akan berjuang hanya untuk dirinya sendiri.

1
Purnama Pasedu
nggak lelah Bu cahaya
Aretha Shanum
ada orang gila lewat thor
La Rue
Ceritanya bagus tentang perjuangan seorang perempuan yang bermartabat dalam meperjuangkan mimpi dan dedikasi sebagai seorang perempuan dan guru. Semangat buat penulis 👍❤️
neur
👍🌹☕
Purnama Pasedu
Shok ya
Purnama Pasedu
Bu rosba panik
Purnama Pasedu
bo rosba nggak kapok ya
Purnama Pasedu
Bu rosba,,,itu Bu riika bukan selingkuh,kan dah cerai
Purnama Pasedu
benar itu Bu Guru
Purnama Pasedu
wanita yg kuat
Purnama Pasedu
lah Bu rosba sendiri,bagaimana
Purnama Pasedu
bener ya bu
Jemiiima__: Halo sahabat pembaca ✨
‎Aku baru merilis cerita terbaru berjudul BUKAN BERONDONG BIASA
‎Semua ini tentang Lucyana yang pernah disakiti, dihancurkan, dan ditinggalkan.
‎Tapi muncul seseorang dengan segala spontanitas dan ketulusannya.
‎Apakah Lucy berani jatuh cinta lagi? Kali ini pada seorang Sadewa yang jauh lebih muda darinya.
‎Mampir, ya… siapa tahu kamu ikut jatuh hati pada perjalanan mereka.
‎Dukung dengan like ❤️ & komentar 🤗, karena setiap dukunganmu berarti sekali buatku. Terimakasih💕
total 1 replies
Purnama Pasedu
lawan yg manis ya
Purnama Pasedu
bawaannya marah terus ya
Purnama Pasedu
Bu rosba iri
Purnama Pasedu
jahat ya
Purnama Pasedu
kalo telat,di marahin ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!