NovelToon NovelToon
Di Bawah Langit Yang Sama

Di Bawah Langit Yang Sama

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / CEO / Cinta Seiring Waktu / Balas dendam pengganti / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Dinar

" Sekali berkhianat maka sampai kapanpun akan terus menjadi pengkhianat".

Begitulah kalimat yang menjadi salah satu sumber ujian dari sebuah hubungan yang sudah terjalin dengan sangat kokoh.

" Orangtua mu telah menghancurkan masa depanku, makan tidak menutup kemungkinan jika kamu akan menghancurkan pula anakku. Sebelum itu terjadi aku akan mengambil anakku dari hubungan tidak jelas kalian berdua".

Cinta yang sudah terbentuk dari sebuah kesederhanaan sampai akhirnya tumbuh dengan kuat dan kokoh, ternyata kalah dengan sebuah " Restu" dan "keegoisan" di masa muda adalah sebuah penyelesalan tiada akhir.

Berharap pada takdir dan semesta adalah sebuah titik paling menyakitkan secara sederhana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Pagi ini disambut dengan wajah Liora yang sedang gudang gelisah ada perasaan panik yang tersembunyi dibalik senyuman kaku, sarapan pagi kali ini terasa lebih lega di dada Pradana setelah terjalin kembali keterbukaan antara dirinya dan Liora.

Pradana mengetahui jika sang anak pagi ini merasa gelisah, karena permintaan dirinya untuk membawa Arga datang kerumah. Tidak ada yang ingin dijelaskan saat ini oleh Pradana, membiarkan sang anak bungsu berperang dengan asumsi dirinya sendiri.

Liora berangkat diantar oleh sang Papa karena Rayyan pagi ini sedang sibuk dengan persiapan pernikahannya dengan sang kekasih Nagista yang akan dilakukan dua Minggu mendatang, semakin gelisah perasaan Liora karena sang Papa yang mengantar ada kemungkinan jika Pradana bisa bertemu dengan Arga mengingat ini adalah jam masuk kerja.

" Gelisah banget sih Dek, gak suka Papa anter?". Pradana sebenernya tidak tega hanya saja untuk saat ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan maksud dari pemanggilan sang mantan kekasih anaknya itu.

" Hahh, enggak kok Pah. Adek seneng dianter Papa berasa kaya mau berangkat sekolah hehe". Tawa kecil itu bisa menutupi perasaannya kali ini, namun tidak bisa membohongi sang Papa.

35 menit berlalu...

Pagi ini entah mengapa pekerjaan Liora mendadak menjadi banyak dan tidak selesai-selesai, mungkin karena pikiran Liora yang tengah melanglang buana sehingga fokusnya terpecah atau mungkin memang pekerjaannya benar-benar sedang banyak.

Pergerakan kaku Liora terlihat jelas oleh Ezra, sedangkan Adit dan Nami terlihat sedang sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak sempat untuk memperhatikan Liora.

" Nin, kamu baik-baik aja kan?"

Ezra yang sudah tidak tahan kini menghampiri Liora, dengan setengah berbisik Ezra menanyakan kondisi Liora pagi ini.

" Hah, aku baik-baik aja kok. Apakah ada yang perlu aku selesaikan lagi?". Liora kini menatap heran wajah Ezra dihadapannya.

" Masih pagi woy, bucin liat tempat dong". Adit sengaja menggoda keduanya, merasa gemas karena tidak ada pergerakan dari Ezra membuat Adit dan Nami gemas sendiri.

" Ngaco banget, kalau ngantuk tidur Dit jangan rewel kaya anak bayi". Liora langsung membantahnya dengan tegas.

" Udah-udah, sesama bayi jangan rewel ayok kerja lagi semangat...semangat... Kopi mahal jadi kudu kerja keras". Nami langsung mencegah perdebatan panjang, bukan permasalahan besar ini hanya bercanda orang dewasa yang tengah dipusingkan oleh pekerjaan.

" Kamu tenang aja, aku baik-baik aja cuma memang lagi banyak kerjaan jadi mungkin sedikit lelah". Liora langsung menjelaskan kepada Ezra agar dirinya tidak lagi diberondong pertanyaan.

Bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan agar Arga bisa datang kerumah...

Apakah aku salah jika masih berharap Arga akan kembali berjuang untuk kita, bukankah kemarin Arga mengatakan jika biarkan dirinya yang berjuang...

Kini pikiran Liora benar-benar berperang penuh dengan segala asumsi yang sedang berkeliaran dikepalanya, memikirkan cara menyampaikan dan juga ketakutan akan hal buruk yang terjadi kini semakin berat.

Di ruangan seberang sana Arga sama mengalami kegundahan, tentang cara yang baik untuk kembali meyakinkan Liora. Sedangkan dirinya sudah tidak bisa basa-basi lagi, lima tahun tanpa Liora sudah sangat menyiksa dan kini dirinya tidak ingin kehilangan lagi.

" Panggil aja kesini Ga, dari pada galau terus pusing Gue". Dimas yang melihat kegelisahan Arga merasa risih, bukan tidak suka hanya saja gemas karena Arga tidak bergerak cepat.

" Jam makan siang minta tolong Liora menghadap keruangaku Dim". Seolah mendapatkan ide cemerlang, tanpa berpikir panjang Arga langsung menyetujui ucapan Dimas.

Jam makan siang sudah masuk, Liora dengan langkah berat kini berjalan menuju ruangan Arga. Seharusnya Liora merasa senang karena mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan permintaan sang Papa, tetapi entah mengapa kali ini dirinya malah takut jika Arga akan menolak dan menyerah seperti lima tahun lalu.

Suara ketukan pintu sudah terdengar, Arga yang sedang menata makanan di meja ruangannya kini memberikan izin seseorang dibalik pintu untuk masuk.

Liora kini tengah berdiri tegak diambang pintu, menatapnya dengan tatapan sendu. Kedua pasangan yang telah lama berpisah kini merasakan kembali detak jantung yang cepat, namun Arga segera mengontrol ekspresinya dengan meminta Liora untuk duduk.

Pintu ruangan terkunci sempurna " Makan dulu Sayang, setelah ini kita akan berbicara sebagai dua orang secara pribadi bukan atasan dan bawahan".

Mendengar Arga memanggil dirinya dengan panggilan Sayang, Liora merasa seperti seorang wanita bodoh bahkan terkesan murahan sekali. Baru bertemu sudah mau saja dipeluk bahkan dipanggil sayang, padahal keduanya belum ada status resmi dan kesepakatan apapun.

" Maaf Pak Ar..."

" Panggil aku Honey, kita sedang berdua dan seperti yang aku bilang kita bertemu dan bicara secara pribadi Sayang. Sudah makan dulu setelah ini mari kita selesaikan yang sempat tertunda kemarin".

Tatapan Arga cukup tajam dan Liora tahu arti dari tatapan sang mantan kekasih, tidak ingin terjadi keributan kini Liora menurut saja.

Keduanya makan dalam diam, seperti biasa Arga masih mengingat makanan kesukaan mereka berdua jika makan siang dan kali ini setelah lima tahun keduanya kembali makan dengan menu favorit.

" Sayang, minum dulu". Arga menyiapkan minum dan diberikan kepada Liora yang disambut dengan baik tanpa protes.

" Pak Arga, tolong jangan seperti ini saya takut istri dan anak Bapak salah paham".

Sebenarnya bukan karena takut tapi lebih tepatnya Liora ingin tahu apa status Arga saat ini, tidak mungkin jika selama lima tahun Arga tidak memiliki kekasih bukan? Bahkan mungkin telah menikah dan memiliki anak.

Arga yang mengetahui jika perempuan dihadapannya ini sedang cemburu dengan asumsinya sendiri merasa sangat senang, ternyata perasaannya tidak sepihak karena Liora masih menyimpan perasaan yang sama kepada dirinya.

" Aku masih setia menunggu kamu Sayang, sama seperti kamu yang masih setia menunggu kehadiranku selama lima tahun ini". Arga merapihkan anak rambut Liora yang membuat tubuh Liora seketika kaku, mendapatkan kembali perhatian hangat membuat hatinya kini terasa sangat bahagia.

" Kebohongan mana lagi yang harus aku percaya?". Masih mempertahankan egonya kini Liora masih terlihat dingin dan ketuk, namun sebenarnya didalam hatinya merasa bahagia.

" Apakah selama tiga tahun bersama, aku pernah membohongi kamu Sayang? Maafkan aku jika lima tahun lalu memilih untuk menyerah dan meninggalkan kamu, aku memohon ampun atas keegoisanku Sayang". Kini Arga menjatuhkan wajahnya dibahu Liora, terdengar nafas dalam dan panjang seolah sedang menumpahkan bebannya yang selama ini ia pikul.

" Kamu tega Arga... Kamu membiarkan aku sendiri bahkan lima tahun aku seolah seperti mayat hidup yang menjalani semuanya tanpa arah dan tujuan". Kini lirihan suara itu diiringi tangis ringan, tidak ada teriakan bahkan raungan namun ini terasa lebih menyakitkan.

Brruuggghh.....

" Sayang.."

1
Wang Lee
Iklan untukmu
Wang Lee
Semangat dek🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Wang Lee
Ngak, itu namanya cengeng
Wang Lee
Makanya jangan
Wang Lee
Lagi kok nangis
Wang Lee
Ngobrol saja
Wang Lee
Hehehe
Wang Lee
Usahlah
Wang Lee
Habiskan saja
Wang Lee
Iya...
Wang Lee
Nah....sekarang baru
Wang Lee
Kok bisa begitu
Wang Lee
Jadi elo juga
Wang Lee
Alah elo
Wang Lee
Nah...
Wang Lee
itulah aku
Wang Lee
Makasih
Wang Lee
Justru itu...
Wang Lee
Berubah gimana
Wang Lee
Iya, itulah permasalah kamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!